BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

III. MATERI DAN METODE

PERBAIKAN PERTUMBUHAN TANAMAN PINUS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pemupukan lanjutan

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. MATERI DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tanaman Tebu (P3T) Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama

III. MATERI DAN METODE

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2013 Januari 2014 di Dusun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Transkripsi:

8 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Holcim Tbk, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012 dengan lama pengamatan 13 minggu. 4.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, peta lokasi, garpu tanah, meteran 100 m, gembor, label tanaman, pita/tali rafia, kaliper digital, patok, tally sheet, ember, gayung, kamera digital, komputer, alat tulis, pengaduk, golok, spidol permanaen, spayer, gunting stek, pisau, dan sarung tangan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman dalam kondisi stagnan berumur 2,5 tahun, pupuk polimer Terabuster, HSC, Bioremedy konsentrasi, 60 Kg arang sekam, dan 60 Kg kompos. a b Gambar 2 Bahan-bahan penelitian: a) Terabuster; b) HSC 4.3 Prosedur kerja 4.3.1 Pemilihan dan pemblokan lokasi penelitian Pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada lokasi yang terdapat tanaman stagnasi di PT Holcim Tbk, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Lokasi yang terpilih kemudian dibagi menjadi beberapa blok. Pemblokan lokasi didasari pada perbedaan penampakan visual (image) areal penanaman pinus. Perbedaan antar

9 lokasi meliputi perbedaan penutupan tanah oleh tumbuhan bawah dan genangan air. Selanjutnya dilakukan pemasangan patok serta tali rafia di sekeliling areal lokasi penelitian yang telah ditentukan sebagai batas lokasi. Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan denah lokasi penelitian dilakukan dengan memberi label bertuliskan kode perlakuan pada tiap tanaman yang akan diberi perlakuan dan selanjutnya dibuat denah berdasarkan letak tanaman dan keterangan perlakuan yang diberikan. 4.3.2 Pencampuran HSC, Kompos, dan Arang Sekam HSC diberikan dalam tiga konsentrasi berbeda 0%, 2,5%, dan 5%. Pemberian HSC pada tanaman dilakukan dengan cara mencampurkan larutan HSC dengan arang sekam, dan kompos. Pencampuran HSC dengan arang sekam bertujuan agar HSC terserap dengan sempurna. Sedangkan pencampuran dengan kompos dilakukan untuk menambahkan bahan organik yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba tanah. Berikut adalah tahap-tahap pencampuran 1. Membuat larutan HSC konsentrasi 0%, 2,5%, dan 5%. Larutan dibuat dengan mencampurkan konsentrat HSC dengan air. Larutan HSC untuk masingmasing konsentrasi dibuat sebanyak 15 L. 2. Menyiapkan kompos dan arang sekam. Perbandingan komposisi kompos dan arang sekam yang digunakan adalah 1:1. Membagi kompos dan arang sekam masing-masing menjadi tiga bagian (sesuai konsentrasi HSC). 3. Menyebarkan setengah dari 1/3 bagian kompos pada terpal sampai rata kemudian menyiramkan 3L larutan HSC konsentrasi 0%. Mengaduk campuran kompos dan HSC kemudian meratakannya kembali. 4. Menyebarkan setengah dari 1/3 bagian arang sekam di atas campuran kompos dan HSC hingga merata. Menyiramkan 3L larutan HSC 0%. Campuran ini kemudian diaduk-aduk dan diratakan kembali 5. Menyebarkan kembali kompos yang tersisa dari 1/3 bagian kompos di atas campuran dan menyiramkan 3L HSC konsentrasi 0%. Campuran lalu diadukaduk dan diratakan kembali. 6. Menyebarkan kembali arang sekam yang tersisa dari 1/3 bagian arang sekam di atas campuran dan menyiramkan 3L HSC konsentrasi 0%. Campuran lalu diaduk-aduk dan diratakan kembali.

10 7. Menyiramkan sisa HSC pada campuran kemudian meletakkan campuran di tempat yang terlindung. Campuran didiamkan selama 3 hari sebelum diaplikasikan pada tanaman. 8. Tahap pada poin 3 sampai 7 dilakukan juga untuk larutan HSC konsentrasi 2,5% dan 5%. 4.3.3 Pelaksanaan LRM (Lateral Root Manipulation) Tahapan-tahapan pelaksanaan LRM sebagai berikut (Setiadi 2009) : 1. Memperhatikan posisi tajuk dari tanaman yang akan diberi perlakuan, terutama bagi tanaman yang telah berumur 2 3 tahun dan membersihkan daerah sekitar akar tanaman dari gulma. 2. Membuat koakan (galian) dibuat mengelilingi tanaman selebar 20 cm dengan kedalaman 10 20 cm berdasarkan proyeksi tajuk terluar tanaman. 3. Memutuskan semua akar lateral yang muncul pada saat pembuatan galian. Perlakuan ini tidak diberikan pada kontrol. 4. Menyiramkan Bioremedy pada lubang galian sebanyak 1000 ml/tanaman dengan konsentrasi 5%. Perlakuan ini diberikan pada setiap tanaman, termasuk kontrol. 5. Memberikan campuran HSC sebanyak 2 Kg/tanaman sesuai konsentrasi perlakuan di dalam lubang galian. Menutup lubang galian dan menyiramkan sebanyak 2000 ml Terabuster di sekitar akar, batang, dan daun tanaman sesuai konsentrasi perlakuan. a b Gambar 3 Prosedur kerja a) pembersihan gulma; b) pemotongan akar lateral

11 4.3.4 Pemupukan dengan Terabuster Pemupukan dengan Terabuster dilakukan setiap minggu di pagi hari antara pukul 06.00 09.30 WIB. Terabuster diaplikasikan pada tanaman dengan cara melarutkan konsentrat Terabuster sesuai dengan konsentrasi perlakuan, yaitu 0%, 5%, dan 10%. Pupuk polimer Terabuster disiramkan pada sekitar akar tanaman sebanyak 2000 ml/tanaman. 4.3.5 Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan tanah terusik. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada ketiga blok penelitian. Contoh tanah di setiap blok diambil dari empat titik (point sampling). Kemudian dilakukan pengambilan contoh tanah di masing-masing titik (point sampling) pada kedalamaan 0 30 cm dan 30 60 cm. Selanjutnya tanah pada kedalaman yang sama dicampurkan hingga komposit, dari contoh tanah komposit ini diambil sekitar 250 gram sampel tanah untuk dilakukan analisis tanah. Hal serupa juga dilakukan pada blok lainnya. Sampel tanah yang siap dianalisis dimasukkan pada plastik kedap udara dan diberi label. Label ini memuat informasi tentang tanggal pengambilan sampel tanah, lokasi, serta kedalaman pengambilan sampel tanah. Tanah disimpan pada wadah terlindung seperti tabung es agar suhu dan kelembaban tanah tetap terjaga selama proses transportasi dari lokasi pengambilan sampel menuju laboratorium analisis tanah. 4.3.6 Pengukuran dan pengamatan Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur secara langsung setiap satu minggu sekali setelah perlakuan. Parameter yang diamati dan diukur adalah sebagai berikut : 1. Diameter batang Pengukuran diameter tanaman dilakukan setiap satu minggu setelah diberi perlakuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong (calipers) pada ketinggian batang 10 cm dari pangkal akar yang sudah ditandai. 2. Tinggi tanaman

12 Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap satu minggu setelah diberi perlakuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran mulai dari pangkal batang yang telah ditandai hingga titik tumbuh pucuk tanaman. 4.3.7 Pemeliharaan Tanaman Kegiatan pemeliharaan tanaman dalam penelitian ini meliputi penyiraman, penyiangan gulma, dan pendangiran. Penyiraman tanaman dilakukan dua hari sekali di waktu sore hari. Sedangkan penyiangan gulma dan pendangiran dilakukan 3 minggu sekali. Penyiangan gulma dimaksudkan untuk mengurangi persaingan hara dan air antara tanaman pinus dan gulma penggangu, sedangkan kegiatan pendangiran dimaksudkan untuk menggemburkan tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. 4.4 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan petak dengan model Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 3 faktor. Faktor pertama, yaitu perlakuan pemotongan akar lateral terdiri dari 2 taraf; faktor kedua yaitu HSC yang terdiri dari 3 taraf; dan faktor ketiga, yaitu Terabuster yang terdiri dari 3 taraf. Penelitian ini terdiri dari 18 taraf perlakuan yang diulang sebanyak 3 blok dan setiap taraf perlakuan terdiri dari 1 tanaman. Total bibit yang digunakan sebanyak 54 tanaman pinus. Pemberian perlakuan dilakukan secara acak. Untuk masing-masing faktor di rinci sebagai berikut: Faktor 1 : perlakuan pemotongan akar lateral P0 : Pinus yang tidak mendapat perlakuan pemangkasan akar P1 : Pinus yang mendapat perlakuan pemangkasan akar Faktor 2 :Pemberian HSC (humate substance complex) H0 : Diberi HSC konsentrasi 0% H1 : Diberi HSC konsentrasi 2,5% H2 : Diberi HSC konsentrasi 5% Faktor 3 : Pemberian Terabuster : Diberi Terabuster konsentrasi 0% : Diberi Terabuster konsentrasi 5% : Diberi Terabuster konsentrasi 10%

13 Untuk memudahkan analisis data, maka dibuat bagan pengamatan sebagai berikut: Tabel 2 Bagan Pengamatan Penelitian KODE P0 P1 BLOK H0 (HSC KONSENTRASI 0%) H1 (HSC KONSENTRASI 1%) H2 (HSC KONSENTRASI 2%) 1 P0H0 P0H0 P0H0 P0H1 P0H1 P0H1 P0H2 P0H2 P0H2 2 P0H0 P0H0 P0H0 P0H1 P0H1 P0H1 P0H2 P0H2 P0H2 3 P0H0 P0H0 P0H0 P0H1 P0H1 P0H1 P0H2 P0H2 P0H2 1 P1H0 P1H0 P1H0 P1H1 P1H1 P1H1 P1H2 P1H2 P1H2 2 P1H0 P1H0 P1H0 P1H1 P1H1 P1H1 P1H2 P1H2 P1H2 3 P1H0 P1H0 P1H0 P1H1 P1H1 P1H1 P1H2 P1H2 P1H2 Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan dianalisis dengan menggunakan rancangan percobaan, dimana dapat digambarkan dalam metode linear (Mattjik dan Sumertajaya 2006): Yijk = µ + αi+ βj + γk + (αβ)ij + (αγ)ik + (βγ)jk + (αβγ) ijk + + εijk Keterangan i = 1, 2 j = 1, 2, 3 k = 1, 2, 3 Yijk = Pengamatan pada perlakuan ke-i, j, dan k µ = Rataan umum αi = Pengaruh faktor utama (pemotongan akar) ke-i βj = Pengaruh faktor perlakuan HSC ke-j γk = Pengaruh faktor pemberian Terabuster ke-k (αβ)ij = Pengaruh interaksi pemotongan akar dan perlakuan HSC (αγ)ik = Pengaruh interaksi pemotongan akar dan perlakuan Terabuster (βγ)jk = Pengaruh interaksi perlakuan HSC dan perlakuan Terabuster (αβγ)ijk = Pengaruh interaksi pemotongan akar, perlakuan HSC, dan perlakuan Terabuster = Pengaruh aditif dari kelompok konsentrasi εijk = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i, kelompok ke-j, dan kelompok ke-k

14 Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, dilakukan analisis keragaman yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik SAS 9.1.3 Portable Untuk mengetahui adanya pengaruh yang berbeda dalam masing-masing perlakuan dilakukan uji berganda Duncan Multiple Range Test pada taraf kepercayaan 95%.