TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

III. TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

LAMPIRAN LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema penelitian. Tahap 1 pengomposan. - Enceng gondok - Batang pisang - Jerami padi. - Em4 - Molase - Dedak

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

LAMPIRAN- LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 April 2016 yang

3. METODE DAN PELAKSANAAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. METODE PENELITIAN A.

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Peneltian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. MATERI DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Green House

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

Transkripsi:

21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten sebagai tempat pembuatan kompos dan di lahan untuk mengetahui pengaruh terhadap tanaman sawi putih. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain limbah daun jati kering, rumen sapi, kambing dan kerbau, EM4, air, bekatul, gula jawa, abu, kapur, Urea, Sp-36, KCl dan benih sawi putih. Alat yang digunakan yaitu timbangan, seprayer, penggaris, oven, pengaduk kompos dan ember pengomposan. C. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap yaitu tahap pertama pengomposan daun jati dan tahap kedua yaitu aplikasi kompos pada tanaman sawi putih. Tahap pertama pengomposan daun jati dengan berbagai bioaktivator memiliki perlakuan sebagai berikut: Kompos A = Pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator rumen sapi Kompos B = Pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator rumen kerbau Kompos C = pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator rumen kambing Kompos D = Pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator EM4 21

22 Kompos E = Pengomposan daun jati tanpa menggunakan bioaktivator Penelitian tahap kedua aplikasi kompos pada tanaman sawi menggunakan metode percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), perlakuan pemupukan kompos pada tanaman sawi putih adalah sebagai berikut: P1= Pemupukan kompos A 5 ton/hektar P2 = Pemupukan kompos A 10 ton/hektar P3 = Pemupukan kompos B 5 ton/hektar P4 = Pemupukan kompos B 10 ton/hektar P5 = Pemupukan kompos C 5 ton/hektar P6 = Pemupukan kompos C 10 ton/hektar P7 = Pemupukan kompos D 5 ton/hektar P8 = Pemupukan kompos D 10 ton/hektar P9 = Pemupukan kompos E 5 ton/hektar P10 = Pemupukan kompos E 10 ton/hektar Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 40 unit percobaan dengan 1 unit percobaan menggunakan 3 tanaman. D. Tata Cara Penelitian Penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pengomposan daun jati dengan berbagai macam bioaktivator dan tahap kedua yaitu aplikasi kompos daun jati pada tanaman sawi putih. Tahap-tahap penelitian dapat dilihat sebagai berikut. 22

23 1. Pengomposan daun jati Pada proses pengomposan, daun jati yang digunakan yaitu daun jati kering. Sebelum dikomposkan daun jati terlebih dahulu dilakukan beberapa proses yaitu: a. Pemilahan Pemilahan dilakukan dengan cara membuang kotoran yang terdapat dalam daun jati yang sudah dikumpulkan, baik dengan membuang plastik, daun lainnya dan kayu yang terdapat pada daun jati. b. Pencacahan daun jati Pencacahan dilakukan dengan cara mencacah daun jati menjadi ukuran kecil yaitu sekitar 1-5 cm. c. Perendaman Perendaman ini dilakukan dengan merendam daun jati kering yang sudah dimasukan ke sak/bagor selama 1 minggu. d. Pembuatan bioaktivator Alat yang digunakan dalam pembuatan bioaktivator adalah pengaduk dan ember, sedangkan bahan yang digunakan yaitu isi rumen yang berasal dari usus halus/besar hewan sapi, kerbau dan kambing sebanyak 5 kg, air 10 liter, bekatul 2 kg dan gula jawa 2 kg (Hardono, 2012). Proses pembuatan bioaktivator sebagai berikut: 1) Mengencerkan 2 kg gula jawa kedalam 10 liter air. 23

24 2) Mensterilkan 2 kg bekatul dengan cara dikukus. 3) Memasukan bekatul kedalam larutan nomor 1 4) Memasukan isi rumen sebanyak 5 kg kedalam campuran larutan. 5) Mengaduk campuran sampai homogen dan menutupnya rapat 6) Mendiamkan selama 7 hari. 7) Menyaring bioaktivator. e. Pengomposan daun jati Pengomposan dilakukan secara anaerob dengan menggunakan ember dan ditutup rapat. Daun jati kering yang sudah direndam kemudian dikomposkan sesuai dengan perlakuan yang digunakan. Penggunaan dosis bioaktivator isi rumen pada masing-masing perlakuan adalah 40% (Stevia, 2013). Proses pengomposan bahan yang digunakan yaitu bahan utama 100%, dedak/bekatul 10%, abu 10% dan kapur/dolomit 2% (Murbandono, 2006). Langkah pengomposan yang digunakan pada pengomposan daun jati yaitu: 1) Menimbang bahan utama (daun jati) sebanyak 5 kg, dedak 10%, abu 10% dan dolomit 2%. 2) Mencampur semua bahan dan diaduk sampai homogen. 3) Mengambil bioaktivator isi rumen sebanyak 40% dari bahan utama (daun jati). 4) Memasukan bahan kedalam ember secara berlapis, setiap lapis diberi bioaktivator sesuai perlakuan. 24

25 5) Memberikan air untuk menjaga kadar air dan kelembaban berkisar antara 50%-60%. 6) Menutup rapat ember dan disimpan selama 1 bulan atau sampai kompos matang dengan dicirikan perubahan pada warna kompos menjadi coklat kehitaman, tak berbau, remah dan tidak panas. Selama proses penyimpanan dilakukan pembalikan 1 minggu sekali untuk menjaga suhu kompos tidak terlalu panas. f. Analisis pengomposan Aalisis pengomposan digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada kompos. Analisis pengomposan yang dilakukan diantaranya suhu, ph, warna, bau/aroma dan rasio C/N kompos. 2. Aplikasi kompos pada tanaman sawi putih Aplikasi kompos pada tanaman sawi putih dilakukan dengan cara mencampur kompos dengan tanah sesuai dengan perlakuan pada saat penyiapan media tanam sawi putih dalam polybag. a. Penyemaian sawi putih Sawi putih terlebih dahulu disemai pada bak semai sebelum dilakukan penanaman ke media polybag. Media semai yang digunakan yaitu dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Semaian sawi putih dipelihara sampai berumur 2 minggu dan memiliki 2 helai daun. 25

26 b. Penanaman Sawi putih yang sudah berumur ± 2 minggu kemudian dipindahkan ke dalam media tanam polybag sesuai dengan perlakuan yang digunakan. c. Pemeliharaan 1) Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap 1 hari sekali. Penyiraman ini dilakukan pada saat sore hari. 2) Pemupukan susulan Pemupukan susulan dilakukan setelah 2 dan 4 minggu setelah tanam, pupuk yang digunakan yaitu Urea sebanyak 0,86 gram/tanaman, ZA 1,87 gram/tanaman dan KCl 0,9 gram/tanaman, sebagaimana dicantumkan dalam lampiran. 3) Pengendalian OPT Pengendalian OPT dilakukan apabila tanaman sawi putih teridentifikasi terkena serangan. Pengendalian dilakukan dengan pestisida dengan menggunakan sprayer. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan tanaman sawi putih teridentifikasi ada serangan hama berupa belalang dan ulat daun, akan tetapi pengendalian yang dilakukan hanya sebatas pengendalian manual dengan cara membuang hama secara langsung karena jumlah hama yang menyerang hanya kecil atau kurang dari ambang batas. 26

27 d. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih. Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Selain itu pada akhir penelitian dilakukan pengamatan terhadap berat basah dan kering tanaman, berat basah dan kering akar tanaman, dan panjang akar. E. Parameter yang Diamati 1. Tingkat kematangan kompos a. Suhu kompos (ºC) Suhu kompos diukur dengan menggunakan thermometer. Pengukuran suhu kompos ini dilakukan 3 hari sekali sampai akhir penelitian dengan menggunakan thermometer. Kompos yang sudah matang mengalami perubahan suhu dari suhu rendah ke tinggi dan turun kembali. b. ph kompos ph kompos merupakan pengukuran tingkat kemasaman kompos. pengamatan ph kompos ini dilakukan 1 minggu sekali dengan cara mengamati ph kompos dengan menggunakan alat pengukur ph / ph meter. c. Warna kompos Parameter warna kompos diamati setiap 1 minggu sekali. Pengamatan warna kompos ini dilakukan dengan cara mengamati perubahan warna pada kompos dari awal pembuatan sampai akhir penelitian. Kompos yang sudah matang 27

28 pada umumnya berwarna coklat sampai kehitaman. Pengamatan warna kompos ditentukan dengan menggunakan Muusel color chart, dengan cara mecocokan warna kompos terhadap Muusel color chart tersebut. d. Bau kompos (bau +, sedang ++, tak berbau +++) Bau kompos diamati setiap 1 minggu sekali sampai akhir penelitian, dengan cara mencium aroma pada kompos. Pada proses pengomposan akan terjadi perubahan dari bau yang busuk/bau seperti bahan awal sampai tak berbau/tidak busuk setelah kompos matang. Bau kompos ditentukan dengan skor, pada kompos yang masih berbau seperti bahan awal akan diberi skor (+) dan apabila bau kompos sudah turun diberi skor (++), sedangkan kompos yang sudah tak berbau diberi skor (+++). e. Rasio C/N Rasio C/N merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kematangan suatu kompos. Kompos yang sudah memenuhi syarat untuk diaplikasikan pada tanaman harus sudah mencapai tingkat kematangan, dengan rasio C/N kurang dari 20%. 2. Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih a. Tinggi tanaman (cm) Parameter tinggi tanaman diukur setiap 1 minggu sekali dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal sampai ujung daun. 28

29 b. Jumlah daun (Helai) Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan menghitung daun pada tanaman sawi putih. c. Berat segar tanaman (gram) Parameter berat segar tanaman diamati setelah akhir penelitian atau setelah dipanen. Pengamatan berat segar tanaman ini dilakukan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman dengan menggunakan timbangan analitik. d. Berat segar akar (gram) Pengamatan berat segar akar dilakukan pada akhir penelitian bersamaan dengan pengamatan berat segar tanaman. Pengukuran berat segar akar ini dilakukan dengan cara menimbang akar tanaman sawi putih dengan menggunaka timbangan analitik. e. Panjang akar (cm) Panjang akar diamati pada akhir pengamatan dengan cara mengukur panjang akar tanaman sawi putih menggunakan penggaris. f. Berat kering tanaman (gram) Sebelum dilakukan pengamatan berat kering, terlebih dahulu tanaman sawi putih dikering anginkan dan dioven sampai konstan sekitar 12 jam. Pengamatan berat kering ini dilakukan dengan cara menimbang tanaman yang sudah dioven menggunakan timbangan analitik. 29

30 g. Berat kering akar (gram) Berat kering akar diukur dengan menimbang akar tanaman sawi putih yang sudah kering oven selama 12 jam dengan menggunakan timbangan analitik. F. Analisis Data Hasil pengamatan disidik ragam pada taraf kepercayaan 5%. Rata-rata perlakuan yang berbeda nyata diuji jarak berganda Duncan s 5%. 30