HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PEMILIK ANJING DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONGKAW KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

Fajarina Lathu INTISARI

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung

Bambang Sumiarto1, Heru Susetya1

PARTISIPASI PEMILIK HPR TERHADAP PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES DI DESA ABIANSEMAL DAN DESA BONGKASA PERTIWI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

BAB 1 : PENDAHULUAN. Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis yaitu penyakit hewan berdarah panas yang

tertentu, pengetahuan dapat menjadikan seseorang mampu melakukan perubahan

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PEMILIK ANJING DENGAN PEMELIHARAAN ANJING DALAM UPAYA MENCEGAH RABIES DI KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

KEPADATAN POPULASI ANJING SEBAGAI PENULAR RABIES DI DKI JAKARTA, BEKASI, DAN KARAWANG, Salma Maroef *) '4B STRACT

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Pemelihara Anjing Tentang Bahaya Rabies Terhadap Partisipasi Pencegahan

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

Cakupan Vaksinasi Anti Rabies pada Anjing dan Profil Pemilik Anjing Di Daerah Kecamatan Baturiti, Tabanan

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Sebaran Umur Korban Gigitan Anjing Diduga Berpenyakit Rabies pada Manusia di Bali. (The Distribution of Ages on Victims of Rabies in Bali)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Dewiarti AN, Wahyuni A, Dewi AM Faculty of Medicine Lampung University. Keywords: Diarrhea, education, knowledge, mother, prevention

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA DI YAYASAN LANTERA MINANGKABAU SUPPORT PADANG TAHUN 2016

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RABIES

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Factors Associated with Rabies Dog Vaccination Practices in Bebandem

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA Julien Patricya Lesnussa Mulyadi Reginus Malara Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado julienpatricya@yahoo.com Abstract: Rabies is a viral disease of the nervous system that could attack all type of warm-blooded animals ( especially dogs), and humans. Character is a personality that s affected by motivation, which induces need to execute something. The prevention of rabies not only depends on animal problems, but also human problems. The success of rabies termination depends on the level of understanding about the rabies disease and awareness of the society. Objective to analyze the characteristic relationship between dog owner and the effort of rabies prevention in Puskesmas Tobelo, region of South Halmahera. Research Design : descriptive analytical by using approach of cross sectional and sampling technic usingpurposive sampling with total of50 samples. Results: Using chi-square test on Fisher exact with mean value α = 0.05 or 95 % and found value of P (age of dog owners 0.023, goal keeping dogs 0,000, breed of dog 0,005 and the origin of the dog 0,000). ConclusionThere are characteristic relationship between dog owner and the effort of rabies prevention in Tobelo Puskesmas, region of South Halmahera. Advice : Give more motivation to the dog owner in preventing rabies. Keywords : Characteristic dog owner, prevention rabies Abstrak: Rabies adalah suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua jenis binatang berdarah panas dan pada manusia, terutama pada anjing. Karakter (watak) adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan sehingga bertindak. Pencegahan rabies tidak hanya bergantung pada masalah hewan tetapi juga menyangkut masalah manusia. Keberhasilan pemberantasan rabies bergantung pada tingkat pemahaman tentang penyakit rabies dan kesadaran masyarakat.tujuan untuk Menganalisis HubunganKarakteristik Pemilik Dengan di Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Desain Penelitian: dekriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel dengan cara purposivesampling berjumlah 50 sampel. Hasil penelitian: Menggunakan uji Chi-Square pada Fisher exact dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau 95% didapatkan nilai P (umur pemilik anjing 0,023, tujuan memelihara anjing 0,000, jenis anjing 0, 005, dan asal anjing 0,000). Kesimpulan yaitu ada hubungan karakteristik pemilik anjing dengan upaya pencegahan rabies di Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Saran : Lebih memotivasi pemilik anjing dalam melakukan pencegahan rabies. Kata kunci : Karakteristik pemilik anjing, pencegahan rabies 1

PENDAHULUAN Rabies telah menjadi endemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Berdasarkan surveilans laboratorium kesehatan hewan yang dilakukan sejak 2011 sampai 2013 terhadap virus rabies, Propinsi Maluku Utara masuk dalam kategori kriteria ancaman rabies bagi masyarakat dikategorikan tinggi dengan hasil positif rabies pada hewan yaitu berkisar 114-238 kasus (Menkokesra, 2013). Propinsi Maluku Utara merupakan salah satu daerah endemis rabies di Indonesia dengan jumlah kasus gigitan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Salah satu Kabupaten yang endemis rabies di Propinsi Maluku Utara adalah Kabupaten Halmahera Utara dengan jumlah kasus gigitan 538 dan yang meninggal 5 orang(dinas Kesehatan Maluku Utara, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kardiwinata tahun 2011 mengatakan bahwa yang memegang peranan penting terkait dengan tingginya kasus gigitan hewan penular rabies pada manusia adalah kepemilikan, sistem atau cara pemeliharaan dan status vaksinasi hewan penular rabies yang kurang baik.sistem pemeliharaan anjing yang dimaksud yaitu anjing yang masih dilepas oleh pemilik anjing, status vaksinasi anjing, jenis anjing yang dipelihara, pengetahuan tentang rabies, pengalaman memelihara anjing, jenis anjing apa yang dipelihara, tujuan pemeliharaan anjing serta asal anjing peliharaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moningka tahun 2013 bahwa pengetahuan masyarakat merupakan domain yang sangat penting dalam tindakan pencegahan rabies. Mengingat akan bahaya rabies terhadap kesehatan dan ketenteraman masyarakat karena dampak buruknya selalu diakhiri kematian maka usaha pengendalian penyakit berupa pencegahan dan pemberantasan perlu dilaksanakan seintensif mungkin bahkan menuju pada program pembebasan. Puskesmas Tobelo adalah bagian dari wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Utara yang berada di Kecamatan Tobelo dan merupakan Puskesmas Rabies Center di Kecamatan Tobelo. Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo yaitu 31.421 jiwa atau 6.284 kepala keluarga. Desa Tobelo merupakan desa yang memiliki kasus gigitan tertinggi yaitu tahun 2014 2015 bulan agustus dengan jumlah kasus gigitan 538 kasus dan yang meninggal 5 orang. Upaya pencegahan yang telah dilakukan di Puskesmas Tobelo yaitu pemberian vaksin anti rabies kepada pasien yang digigit hewan penular rabies, apabila ada luka diberi alkohol atau povidion dan selanjutnya diberi edukasi berupa penyuluhan tentang penyakit rabies dan jadwal kembali untuk suntikan vaksin berikut (Profil Puskesmas Tobelo, 2014). Berdasarkan observasi tentang karakteristik kepemilikan anjing di Tobelo bahwa pemilik anjing masih membiarkan anjing berkeliaran di luar rumah, anjing yang tidak mau divaksinasi oleh pemiliknya serta tidak ada laporan dari pemilik anjing tentang korban gigitan hewan penular rabies. Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang apakah terdapat hubungankarakteristik pemilik anjing dengan upaya pencegahan penyakit rabies di Puskesmas Tobelo kabupaten Halmahera Utara. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengumpulan data variabel independen dan dependen dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini pengumpulan data untuk variabel independen (karakteristik pemilik anjing) dan variabel dependen (pencegahan rabies). Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara dari bulan November hingga bulan Desember 2015. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang memiliki hewan penular rabies yaitu anjing. Sampel yang digunakan adalah pemilik anjing yang berdomisili di wilayah kerja Total pemilik anjing berjumlah 250 orang, maka peneliti 2

menetapkan sampel dengan rumus yang terdapat pada buku (Setiadi, 2013), yaitu : Jika besar populasi 1000, maka sampel bisa diambil 20-30%. Jadi, besar populasi dalam penelitian ini yaitu 250 maka 20% dari 250 yaitu: x 250 = 50. Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner yang telah digunakan Malahayati 2009 yang dimodifikasi oleh peneliti kemudian dilakukan uji validitas di Puskesmas Daruba.Lembar kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan diberi skor 2 untuk jawaban Ya, skor 1 untuk jawaban Tidak. Skor tertinggi nilai 30 dan skor terendah nilai 15. Kuesioner ditentukan dengan menggunakan skala gutman (Nursalam, 2008), yaitu menentukan skor berdasarkan nilai median. X = = = 22,5 = 23 Apabila jawaban responden 23 dinyatakan positif dan apabila jawaban < 23 dinyatakan negatif. HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat Tabel 5.1. Distribusi frekwensi berdasarkan umur pemilik anjing Umur Pemilik n % Tua 40 80,0 Muda 10 20,0 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 didapatkan bahwa yang berumur tua adalah yang terbanyak berjumlah 40 responden (80,0%). Tabel 5.2. Distribusi frekwensi berdasarkan tujuan memelihara anjing Tujuan Memelihara n % Penjaga Rumah 41 82,0 Berburu 9 18,0 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 didapatkan bahwa yang tujuan memelihara anjing sebagai penjaga rumah adalah yang terbanyak berjumlah 41 responden (82,0%). Tabel 5.3. Distribusi frekwensi berdasarkan jenis anjing Jenis n % Liar 7 14,0 Rumahan 43 86,0 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 didapatkan bahwa yang mempunyai anjing rumahan lebih banyak berjumlah 43 responden (86,0%). Tabel 5.4. Distribusi frekwensi berdasarkan asal anjing Asal n % Dipelihara sejak lahir 42 84,0 Ditemukan/Pemberian 8 16,0 3

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 didapatkan bahwa anjing yang dipelihara sejak lahir lebih banyak dengan jumlah 42 responden (84,0%). Tabel 5.5. Distribusi frekwensi berdasarkan upaya pencegahan rabies Upaya Pencegahan Rabies n % Baik 43 86,0 Tidak Baik 7 14,0 Dari hasil penelitian pada tabel 5.5 didapatkan bahwa yang baik adalah 43 responden (86,0%). 2. Analisa Bivariat Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik pemilik anjing dengan upaya pencegahan rabies di Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara., maka didapatkan hasil pengujian analisis bivariat menggunakan uji korelasi chi square dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05) dengan hasil sebagai berikut: Tabel 5.6. Hubungan umur pemilik anjing dengan upaya pencegahan rabies Berdasarkan hasil uji statistik chi-square maka didapatkan (nilai p = 0,023 dan nilai OR = 8,222) dan pengujian statistik menggunakan Fisher s Exact yang menunjukkan adanya hubungan umur pemilik anjing dengan upaya pencegahan rabies. Tabel 5.7. Hubungan tujuan memelihara anjing dengan upaya pencegahan rabies Tujuan Memelihara Penjaga Rumah Baik Tidak Baik Total n % n % n % 40 97,6 1 2,4 41 100 Berburu 3 33,3 6 66,7 9 100 Jumlah 43 86,0 7 14,0 50 100 OR P 80,000 0,000 Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang memelihara anjing sebagai penjaga rumah dan melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik yaitu 40 responden (97,6%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square maka didapatkan (nilai p = 0,000 dan nilai OR = 80,000) dan pengujian statistik menggunakan Fisher s Exact yang menunjukkan adanya hubungan tujuan memelihara anjing dengan upaya pencegahan rabies. Umur Total Pemilik Baik Tidak Baik n % n % n % Tua 37 92,5 3 7,5 40 100 Muda 6 60,0 4 40,0 10 100 OR P 8,222 0,023 Tabel 5.8. Hubungan jenis anjing dengan upaya pencegahan rabies Jenis Baik Tidak Baik Total n % n % n % OR P Jumlah 43 86,0 7 14,0 50 100 Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang tua dan yang melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik yaitu 37 responden (92,5%). 4 Rumahan 40 93,0 3 7,0 43 100 17,778 0,005 Liar 3 42,9 4 57,1 7 100 Jumlah 43 86,0 7 14,0 50 100

Dari tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang memiliki anjing rumahan dan melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik yaitu 40 responden (93,0%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square maka didapatkan (nilai p = 0,005 dan nilai OR = 17,778) dan pengujian statistik menggunakan Fisher s Exact yang menunjukan adanya hubungan jenis anjing dengan upaya pencegahan rabies. Tabel 5.9. Hubungan jenis anjing dengan upaya pencegahan rabies Asal Dipelihara sejak lahir Baik Tidak Baik Total n % n % n % 40 95,2 2 4,8 42 100 Ditemuka/ Pemberian 3 37,5 5 62,5 8 100 Jumlah 43 86,0 7 14,0 50 100 OR P 33,333 0,000 Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang memiliki anjing yang dipelihara sejak lahir dan melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik yaitu berjumlah 40 responden (95,2%). Berdasarkan hasil uji statistik chisquare maka didapatkan (nilai p = 0,000 dan nilai OR = 33,333) dan pengujian statistik menggunakan Fisher s Exactyang menunjukkan adanya hubungan asal anjing dengan upaya pencegahan rabies. PEMBAHASAN a. Umur Pemilik Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berumur tua berjumlah 37 responden (92,5%) yang melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik di Umur seseorang dapat mempengaruhi dalam upaya pencegahan rabies. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Malahayati, 2010 mengatakan bahwa adanya perbedaan partisipasi responden dalam melaksanakan program pencegahan penyakit rabies berdasarkan variabel umur. Responden yang berada pada umur 50 tahun ke atas terlihat lebih baik pertisipasinya dibandingkan yang berada pada umur 25-49 tahun. Hal ini dikarenakan responden 50 tahun ke atas mengaku lebih suka mengikat anjing peliharaannya agar tidak mengganggu orang lain. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian dari Mutiara, 2011 yang mengatakan bahwa diperkirakan umur seseorang akan mempengaruhi tindakannya yang dalam hal ini partisipasi pemilik anjing dalam program pencegahan penyakit rabies, karena dengan meningkatnya umur, berarti pengalaman dalam memelihara anjing terkait tentang penyakit rabies juga akan meningkat terutama pemilik anjing yang tinggal di daerah endemis rabies. b. Tujuan Memelihara Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tobelo, menunjukkan sebagian besar responden yang memelihara anjing bertujuan sebagai penjaga rumah dengan jumlah responden 40 responden (97,6%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Tagueha, 2012 yang menyatakan bahwa anjing yang dipelihara sebagai penjaga rumah dan dalam jangka waktu lama oleh masyarakat memiliki kekebalan lebih tinggi dari pada yang dipelihara sebagai berburu. c. Jenis Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tobelo, menunjukkan sebagian besar responden memiliki anjing yaitu anjing rumahan (Family Dog) dengan jumlah responden berjumlah 40 responden (93,0%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung, 2010 yang mengatakan bahwa anjing rumahan lebih banyak dipelihara karena dapat dikontrol kesehatan dibandingkan anjing liar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suartha, 2012 yang 5

menyatakan bahwa tingginya jumlah kasus rabies pada kelompok anjing liar (81%) dibandingkan anjing rumahan (2%). Hal ini dikarenakan untuk menangkap anjing liar cukup sulit sedangkan anjing rumahan mudah ditangkap dan diberi vaksin. d. Asal Peliharaan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tobelo, menunjukkan sebagian besar responden memiliki anjing yang dipelihara sejak lahir berjumlah 40 responden (95,2%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tagueha, 2012 menyatakan bahwa asal anjing paling banyak dipelihara sejak lahir (56,70%) sedangkan ditemukan/pemberian (38,76%). e. Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tobelo menunjukkan responden yang melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik berjumlah 43 responden (86,0%). Penyakit menular dapat dicegah dan dikontrol. Program kontrol penyakit menular adalah mengurangi prevalensi suatu penyakit yang dapat dilakukan dengan berfokus pada hilangnya suatu penyakit dari area geografik. Pencegahan ditekankan pada pemutusan rantai penularan penyakit (Sumijatun, 2006). f. Hubungan Umur Pemilik dengan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan umur pemilik anjing dengan upaya pencegahan rabies menunjukkan dari 50 responden yang berumur tua dan yang melakukan upaya pencegahan dengan baik yaitu berjumlah 42 responden (97,7%). Dari hasil uji chi-square dengan menggunakan Fisher Exact Test maka diperoleh p = 0,023 artinya nilai p < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur pemilik anjing dengan upaya pencegahan rabies di Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malahayati, 2010 mengatakan bahwa variabel umur berpengaruh terhadap partisipasi pemilik anjing dalam program pencegahan penyakit rabies dan penelitian lain yang sejalan dengan Sunaryo (2004) yang mengatakan bahwa umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan dan kematangan seseorang akan lebih tinggi dalam berpikir dan menerima informasi. g. Hubungan Tujuan Memelihara dengan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tujuan memelihara anjing dengan upaya pencegahan rabies di Puskesmas Tobelo menunjukkan bahwa dari 50 responden yang tujuan memelihara anjing sebagai penjaga rumah dan melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik yaitu berjumlah 40 responden (97,6%). Dari hasil uji chi-square dengan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh p = 0,000 artinya nilai p < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tujuan memelihara anjing dengan upaya pencegahan rabies di Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tagueha (2012) mengatakan bahwa anjing yang dipelihara dengan tujuan sebagai penjaga rumah memiliki kecenderungan untuk divaksin 1,59 kali lebih sering dibandingkan dengan tujuan memelihara sebagai berburu. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Utami (2008) mengatakan bahwa terdapat asosiasi yang kuat antara cara pemeliharaan anjing dengan pelaksanaan program vaksinasi, pemilik yang memelihara anjingnya sebagai penjaga rumah lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan anjingnya, bukan hanya sekedar bertanggung jawab dalam memberi makan tetapi juga dalam menjaga kesehatan dan rutin melakukan vaksinasi. 6

h. Hubungan Jenis dengan Upaya Pencegahan Rabies Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan jenis anjing dengan upaya pencegahan rabies di Puskesmas Tobelo menunjukkan bahwa dari 50 responden yang memelihara jenis anjing rumahan dan melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik berjumlah 40 responden (93,0%). Dari hasil uji chi-square dengan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh p = 0,005 artinya nilai p < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara jenis anjing peliharaan dengan upaya pencegahan rabies di Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung (2010) yang mengatakan bahwa lebih dari 2,5 juta ekor anjing yang berada di daerah tertular rabies hampir keseluruhannya merupakan anjing liar. liar yang terdapat di Indonesia berpotensi sebagai reservoir rabies. i. Hubungan Asal Peliharaan dengan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan asal anjing peliharaan dengan upaya pencegahan rabies menunjukkan bahwa dari 50 responden yang memelihara anjing sejak lahir dan melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik berjumlah 40 responden (95,2%). Dari hasil uji chi-square dengan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh p = 0,000 artinya nilai p < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asal anjing peliharaan dengan upaya pencegahan rabies di Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tagueha (2012) mengatakan bahwa asal anjing dipelihara sejak lahir (56,70%), anjing yang dipelihara sejak lahir pemilik lebih memperhatikan kesehatan hewan peliharaannya sehingga hewan peliharaannya memiliki kekebalan yang tinggi. 7 SIMPULAN 1. Dari hasil penelitian di Puskesmas Tobelo diperoleh bahwa dari kategori umur yang paling banyak responden ada pada kategori dengan umur tua. 2. Dari hasil penelitian di Puskesmas Tobelo diperoleh bahwa dari kategori tujuan memelihara anjing yang paling banyak ada pada kategori sebagai penjaga rumah. 3. Dari hasil penelitian di Puskesmas Tobelo diperoleh bahwa dari kategori jenis anjing yang paling banyak ada pada kategori anjing rumahan (Family Dog). 4. Dari hasil penelitian di Puskesmas Tobelo diperoleh bahwa dari kategori asal anjing yang paling banyak ada pada kategori dipelihara sejak lahir. 5. Dari hasil penelitian di Puskesmas Tobelo diperoleh paling banyak responden yang melakukan upaya pencegahan rabies dengan baik. 6. Dari hasil penelitian ini diperoleh adanya hubungan karakteristik pemilik anjing(umur pemilik anjing, tujuan memelihara anjing, jenis anjing, dan asal anjing) dengan upaya pencegahan rabies di DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Maluku Utara. (2014). Profil Dinas Kesehatan Maluku Utara. Sofifi. Harmani, N. (2013). Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit DBD Di Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Jawa Barat: UHAMKA. Hasdianah & Dewi. (2014). Virologi: mengenal virus, penyakit, dan pencegahannya. Jogjakarta: Nuha Medika. Insikhnas. (2012). Manual Penyakit Hewan Mamalia. Jakarta. Kardiwinata. (2011). Sistem Pemeliharaan sebagai Salah Satu Hewan Penular Rabies pada Penderita

Rabies di Propinsi Bali Tahun 2011. Bali: Universitas Udayana Kemenkes.(2014). Pusat Data dan Informasi Rabies. Jakarta. Kemenkes. (2015). Strategi Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2015-2019. Jakarta. Malahayati. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemilik terhadap Partisipasinya dalam Program Pencegahan Rabies di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan tahun 2009. Medan: USU Marpaung. (2010). Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pemilik Dengan Pemeliharaan Dalam Upaya Mencegah Rabies Di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi tahun 2009. Medan: USU. Menkokesra. (2013). Laporan Pengendalian Zoonosis. Jakarta Moningka. (2013). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Pemilik dengan Upaya Pencegahan Rabies di Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw Kabupaten Minahasa Selatan. Manado: Universitas Sam Ratulangi Mutiara. (2011). Karakteristik Orang Tersangka Rabies di Klinik Bestari Medan tahun 2011. Medan: USU. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman skirpsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. PSIK Universitas Sam Ratulangi. (2013). Panduan Penulisan Tugas Akhir Proposal dan Skripsi. Manado. (2014). Profil Puskesmas Tobelo. Tobelo. Rachmat. (2013). Ringkasan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Grasindo. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sri Utami. (2008). Status Vaksinasi Rabies Pada Di Kota Makassar. Yogyakarta: UGM. Suartha. (2012). Pengetahuan Masyarakat tentang Rabies dalam Upaya Bali Bebas Rabies. Bali: Universitas Udayana. Subronto. (2006). Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada dan Kucing. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sumijatun. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Tagueha, A. (2012). Tingkat Kekebalan Terhadap Rabies di Kota Ambon Tahun 2012. Yogyakarta: UGM. Tarigan, I. (2012). Cakupan Vaksinasi Anti Rabies Pada dan Profil Pemilik di Daerah Kecamatan Baturiti Tabanan tahun 2012. Bali: Udayana. WHO (World Health Organization). (2013). Sub Bidang Pengendalian Penyakit Zoonosis. Jakarta Williams & Willkins. (2011). Nursing: Memahami berbagai macam penyakit. Jakarta. Indeks. Yusuf, S & Purba, F. (2008). Semua Tentang. Yogyakarta: Media Pressindo. 8