PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR HEWAN KELAS II SDN 35 TUMABANG LANDAK ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PETA DALAMPEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN STRATEGI POLAMATIKA DI SD ARTIKEL PENULISAN

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PEMANFAATAN VIDEO DALAM MATERI GEJALA ALAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROMIDA NIM F

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SDN 11 PINANG SINAWA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

Keywords: Learning Results, Discussion Methods, Social Learning

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA KONGKRET KELAS V SDN 07 NOYAN ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN DI KELAS II SD

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH DARWAWAN NIM F34212078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNG PURA PONTIANAK 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III SD Darwawan, Mastar Asran, Kaswari Program Studi Pendidikan Dasar FKIP UNTAN Email : benarfadarwawan84@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik menggunakan media gambar pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III SD Negeri 04 Kelumpang Kabupaten Kayong Utara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sampel penelitian ini berjumlah 6 orang. Hasil analisis data menunjukan bahwa peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 0,32. Peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 0,4. Peningkatan nilai aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 14,81%. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 5,83. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan membuat denah dan peta lingkungan pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Kelumpang. Kata kunci: Media gambar, Aktivitas, Hasil belajar. Abstract : This study aims to determine the increase in activity and learning outcomes of learners using instructional media images on social science in grade III Elementary School District 04 Kelumpang North Kayong. The method used in this research is descriptive method. While research is a form of class action. Sample size was 6 people. The results of data analysis showed that the increase in the ability of teachers in preparing lesson plans from the first cycle to the second cycle increased by 0.32. Increasing the capability of teachers in implementing the learning from the first cycle to the second cycle increased by 0.4. Increasing the value of learning activities of students from the first cycle to the second cycle increased by 14.81 %. Average increase student learning outcomes from the first cycle to the second cycle of 5.83. Thus, the results of this study indicate that the use of media images affect the ability to make plans and maps of the environment in class III State Elementary School 04 Kelumpang. Keywords : Media images, activities, learning outcomes.

K eberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran rendah. Di samping itu guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang bermakna, siswa sulit memahami materi, dan siswa kurang bersungguh-sungguh dalam pembelajaran, sehingga berimbas pada aktivitas dan hasil belajar yang rendah pula. Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi merupakan kegiatan guru mendidik, mengajar, membimbing atau memfasilitasi siswa menemukan pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Menurut S. Belen (dalam Rusna RA, 2003:17) dalam mengajar terkandung pesan mengembangkan potensi siswa yang beraneka ragam dan bukan menjadikan siswa sebagai penerima atau pemakai pasif (konsumen) ilmu pengetahuan yang dimiliki guru. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komperhensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih meningkatkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakan, menjelaskan gambaran ide dalam suatu materi. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran non eksak di Sekolah Dasar. Pembelajaran mata pelajaran ini biasanya diajarkan secara konvensional hampir di setiap SD dengan metode klasik seperti ceramah dan diskusi kelompok. Pada umumnya kurang memanfaatkan media belajar pada prosesnya. Sehingga menciptakan kejenuhan dalam lingkungan belajar yang pada akhirnya kurang membentuk sikap antusias pada sendiri siswa. Sehingga siswa cenderung bosan dan kurang memahami materi yang diajarkan. Terkait dengan permasalahan tersebut, berbekal kejujuran dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai pendidik, peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan alternatif pemecahan masalah Menggunakan media gambar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Kelumpang Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayong Utara. Berdasarkan hasil analisis pada latar belakang masalah, maka masalah secara umum dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas III SD Negeri 04 Kelumpang?. Selanjutnya dari masalah yang bersifat umum itu dikembangkan menjadi beberapa sub masalah yaitu sebagai berikut: 1). Bagaimanakah kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 04 Kelumpang? 2). Bagaimanakah kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 04 Kelumpang? 3). Apakah penggunaan media gambar dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas III SDN 04 Kelumpang? 4). Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas III SDN 04 Kelumpang? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran IPS, untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran IPS, untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran IPS di kelas III. untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 04 Kelumpang Manfaat penelitian ini sebagai berikut 1). bagi siswa adalah untuk membekali siswa cara menyelesaikan masalah membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah melalui peningkatkan pemahaman siswa dengan mengaktifkan siswa menggunakan media gambar tentang membuat denah dan peta lingkungan. 2). Bagi guru adalah untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Selain itu, guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pembelajaran akan lebih menarik. 3). Bagi sekolah adalah memberikan sumber yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 4). Bagi pendidikan secara umum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sumbangan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas. Oemar Hamalik (2009:179) mendefinisikan aktivitas belajar sebagai aktivitas yang diberikan kepada pembelajar dalam situasi belajar mengajar. Aktivitas belajar ini didesain agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan sehingga berbagai tujuan yang ditetapkan terutama maksud dan kurikulum dapat tercapai. Berdasarkan pendapat diatas, aktivitas belajar dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dalam hal ini adalah siswa dan mengakibatkan adanya perubahan pada dirinya baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich (dalam Oemar Hamalik 2010: 90-91) dikelompokan kedalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut: a). Kegiatan visual, misalnya: membaca, mengamati, memperhatikan gambar, eksperimen, percobaan, b). Kegiatan-kegiatan lisan, misalnya: bertanya memberikan saran, mengeluarkan pendapat dan diskusi, c). Kegiatan-kegiatan mendengarkan, misalnya: mendengarkan uraian dan diskusi percakapan, d). Kegiatan-kegiatan menulis, misalnya: menulis laporan, menyalin, e). Kegiatankegiatan menggambar, misalnya: menggambar, membuat grafik, membuat diagram, f). Kegiatan-kegiatan metrik, misalnya: melakukan percobaan, g). Kegiatan-kegiatan mental, misalnya: mengingat, menganalisis, mengambil keputusan. h). Kegiatan-kegiatan emosional, misalnya: gembira, berani, bergairah. Dari jenis-jenis aktivitas yang dikemukakan oleh Paul D. Dierich di

atas, peneliti mengadaptasikan jenis aktivitas yang menjadi masalah peneliti di kelas yaitu aktivitas fisik, aktivitas mental dan aktivitas emosional. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: a). Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode, b). Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari, c). Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip, d). Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang terkecil, e). Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program, f). Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil pada belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Membuat Denah dan Peta Lingkungan Rumah dan Sekolah. yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Sugihartono, dkk. (2007:76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: a). Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis, b). Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang Membuat Denah dan Peta Lingkungan Rumah dan Sekolah. Media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali Mohammad, 1993). Menurut Ibrahim dkk. (2004), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar (siswa) dalam

kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: gambar, bagan, model, film, video, komputer dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain. Menurut Basuki dan Farida (2001: 42), Kelebihan media gambar yaitu Umumnya murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, dapat memperjelas suatu masalah, lebih realistis, dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, dapat mengatasi keterbatasan ruang. Sedangkan kekurangan media gambar adalah semata-mata hanya medium visual, ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar, memerlukan ketersediaan sumber ketrampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya. METODE Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Hadari Nawawi (1998:63) mengartikan metode deskriptif sebagai metode penyelesaian masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek atau objek peneliti pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Suyanto dalam Mahmud (2011:199), yaitu suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. Berdasarkan pengertian di atas, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di desain untuk membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelasnya. Informasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan yang bijak tentang strategi yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran demi peningkatan profesionalisme guru, prestasi siswa, kelas dan sekolah secara keseluruhan. Penelitian dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Kelumpang Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayong Utara dengan Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SDN 04 Kelumpang Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayong Utara yang siswanya berjumlah 6 orang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Penelitian ini bersifat kolaboratif yang merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui kerjasama guru dengan teman sejawat (Kolaborator). Prosedur penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:17) berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planing (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi masalah. Siklus spiral dari tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari: Tahap Perencanaan yaitu mendiskusikan dengan teman sejawat tentang tindakan yang akan dilakukan, mengidentifikasi dan merumuskan merumuskan masalah

berdasarkan pengamatan di kelas oleh peneliti selama pembelajaran, membuat silabus dan RPP, mempersiapkan materi pembelajaran dan sumber bahan ajar, mempersiapkan metode dan media pembelajaran, mempersiapkan alat observasi, IPKG dan alat evaluasi (tes). Tahap Pelaksanaan adalah melaksanakan langkahlangkah kegiatan yang tertuang dalam RPP. Tahap Pengamatan dengan cara observasi langsung. Pada tahap ini, observer mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dengan lembar observasi. Data-data hasil observasi yang digunakan akan di refleksi untuk menentukan langkah selanjutnya. Tahap Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Dalam hal ini peneliti melakukan: a). Menganalisis tindakan yang telah dilakukan, b). Mengulas rencana dengan pelaksaan yang telah dilakukan, c). Membahas kendala-kendala yang ditemukan dari tindakan yang telah dilakukan, d). melakukan interpretasi, pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh dengan melihat relevansinya dengan teori serta rencana yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian tindakan kelas ini, maka diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah teknik observasi langsung. Hadari Nawawi (2007: 106) mengemukakan bahwa Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diteliti. Teknik observasi langsung pada penelitian ini digunakan untuk mengobservasi perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta mengobservasi aktivitas belajar siswa yang diobservasi oleh teman sejawat. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi yang terdiri dari a). Lembar observasi kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu IPKG 1, b). Lembar observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar yaitu IPKG 2, c). Lembar observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar, d). Soal evaluasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut : a). Untuk menjawab sub masalah penelitian yang pertama yaitu kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Data dianalisis dengan teknik rumus mean ( rata-rata) sebagai berikut: Jumlah Skor Total x = Jumlah Aspek yang Diamati (Nana Sudjana, 1989: 109) c). Untuk menjawab sub masalah penelitian yang ketiga yaitu mengenai aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS. Data dianalisis dengan rumus persentase sebagai berikut. P = f N 100%

Keterangan : P = angka persentase. f = frekuensi yang akan dicari persentasenya. N = jumlah individu. Sedangkan untuk menghitung % (frekuensi relatif) persentase nilai hasil belajar siswa materi membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah, dihitung dengan rumus persentase sebagai berikut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 10 September 2014 sampai 1 Oktober 2014. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 04 Kelumpang Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayong Utara Tahun Ajaran 2014/2015 dengan melibatkan 6 siswa sebagai subjek penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 4 kali pertemuan. Siklus I pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 10 September 2014, dan dilanjutkan dengan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan siklus berkutnya peneliti bersama guru kolaborator menetapkan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014 dan dilanjutkan untuk siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2014, dengan guru kolaborator Rahmad Fauzan, S.Pd. Hasil analisis data pada penelitian ini tentang kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran terdapat dalam lampiran (IPKG1) dapat diketahui bahwa kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (IPKG 1) siklus I sebesar 2,80 meningkat menjadi 3,12 pada siklus II. Jumlah peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 0,32. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran (IPKG 2) dapat diketahui bahwa pada siklus I sebesar 2,75 meningkat menjadi 3,15 pada siklus II. Jumlah peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 0,4. Rekapitulasi hasil analisis data aktivitas belajar belajar peserta didik diperoleh persentase peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari base line ke siklus I sebesar 31,46%, dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 14,81%. Rekapitulasi data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa ratarata nilai pada siklus 1 Pertemuan 1 = 60,83 meningkat pada siklus 1 pertemuan 2 menjadi 65,00. Rata-rata nilai pada siklus 1 adalah 62,92. Pada Siklus II pertemuan 1, rata-rata nilai siswa adalah 66,67 meningkat pada siklus II pertemuan 2 menjadi 70,83. Rata-rata nilai pada siklus II adalah 68,75. Jadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke Siklus II sebesar 5,83. Pembahasan Hasil analisis data pada penelitian ini tentang kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran terdapat dalam lampiran (IPKG1), Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran (IPKG 2) dan Pengumpulan data aktivitas dan hasil

belajar siswa yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 04 Kelumpang. Hasil analisis data pada penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Rekapitulasi penilaian kemampuan guru dalam menyusun Pelaksanaan pembelajaran (IPKG I) Pertemuan 1 Nilai Yang Diperoleh Pada Siklus I Jlh II Jlh Pertemuan Rata- Pertemuan Pertemuan Rata- 2 Rata 1 2 Rata Pening- Katan 2,70 2,84 2,80 3,00 3,25 3,12 0,32 Χ = 3,12 2,80 = 0,32 Berdasarkan hasil analisis data diatas, Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran (IPKG 1) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 3 membuat denah dan peta lingkungan pada SDN 04 Kelumpang dengan menggunakan media gambar pada siklus I sebesar 2,80 meningkat menjadi 3,12 pada siklus II. Jumlah peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 0,32. Peningkatan nilai dari kegiatan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran dikarenakan dalam menyusun rencana pembelajaran peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam siklus sebelumnya yang sudah direfleksi bersama guru kolaborator dan melaksanakan perbaikan-perbaikan tersebut pada siklus-siklus berikutnya. No Pertemuan 1 Tabel 2 Rekapitulasi penilaian kemampuan guru dalam melaksanaan Pembelajaran (IPKG II) I Pertemuan 2 Nilai Yang Diperoleh Pada Siklus Jlh Ratarata Pertemuan 1 II Pertemuan 2 Jlh Ratarata Peningkatan 1 2,60 2,90 2,75 3,10 3,20 3,15 0,4 Χ = 3,15-2,75 = 0,4 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (IPKG 2) siklus I sebesar 2,75 meningkat menjadi 3,15 pada siklus II. Jumlah peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 0,4, peningkatan nilai dalam kegiatan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dikarenakan dalam melaksanakan rencana pembelajaran peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam siklus sebelumnya yang sudah direfleksi bersama guru kolaborator dan melaksanakannya pada siklus-siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar peserta didik, maka dapat disajikan rekapitulasi hasil pengolahan data mengenai aktivitas belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II dalam tabel berikut: Tabel 3 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Aktivitas Base Line Persentase Aktivitas Belajar Siklus I Siklus II Rata- Pertemuan Pertemuan Rata 1 2 Jlh 1 2 Jlh Fisik 27,77% 61,11% 66,67% 63,89% 66,67% 83,33% 75% 11,11% Mental 16,7% 50% 61,11% 55,56% 66,67% 83,33% 75% 19,44% Emosional 38,9% 55,56% 61,11% 58,34% 72,22% 72,22% 72,22% 13,88% 166,67 188,89 205,56 238,88 222,22 Jumlah 83,37% 177,8% 44,43% % % % % % Rata-rata 27,80% 55,56% 62,96% 59,26% 68,52% 79,63% 74,07% 14,81% Penggunakan media gambar untuk meningkatan aktivitas belajar peseta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Kelumpang Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich (dalam Oemar Hamalik 2010: 90-91) dikelompokan kedalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut: a). Kegiatan visual, misalnya: membaca, mengamati, memperhatikan gambar, eksperimen, percobaan, b).kegiatan-kegiatan lisan, misalnya: bertanya memberikan saran, mengeluarkan pendapat dan diskusi, c). Kegiatan-kegiatan mendengarkan, misalnya: mendengarkan uraian dan diskusi percakapan, d). Kegiatan-kegiatan menulis, misalnya: menulis laporan, menyalin, e). Kegiatan-kegiatan menggambar, misalnya: menggambar, membuat grafik, membuat diagram, f). Kegiatan-kegiatan metrik, misalnya: melakukan percobaan, g). Kegiatan-kegiatan mental, misalnya: mengingat, menganalisis, mengambil keputusan. h). Kegiatan-kegiatan emosional, misalnya: gembira, berani, bergairah. Dari jenis-jenis aktivitas yang dikemukakan oleh Paul D. Dierich di atas, peneliti mengadaptasikan jenis aktivitas yang menjadi masalah peneliti di kelas yaitu aktivitas fisik, aktivitas mental dan aktivitas emosional. Berdasarkan rekapitulasi aktivitas belajar peserta didik pada tabel 3 diperoleh persentase peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari base line ke siklus I sebesar 31,46%, dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 14,81%. Ini dikarenakan Setelah upaya-upaya perbaikan dilakukan, kemudian siklus II dilaksanakan. Dari penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus I, diperoleh hasil observasi dalam catatan lapangan pada siklus II sebagai berikut: (1) Kebanyakan siswa sudah berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya tentang materi yang belum mereka pahami; (2) Kebanyakan siswa sudah memperhatikan penjelasan guru; (3) Kebanyakan siswa sudah mengerjakan pekerjaan rumah;

(4) Sudah terjadi kerjasama dalam kelompok dan aktivitas belajar dalam kelompoknya semakin aktif. Tabel 4 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa No Nama Nilai Yang Diperoleh Pada Siswa Siklus I Siklus II Pertemuan Pertemuan Peningkat- An 1 2 Rata- 1 2 Rata- Per Siklus rata rata 1 Diana 55 60 57,5 60 65 62,5 5 2 Haryanah 60 60 60 65 65 65 5 3 M. Basari 55 60 57,5 60 65 62,5 5 4 Sasta 70 75 72,5 75 80 77,5 5 5 Serli 70 75 72,5 80 85 82,5 10 6 Sri Devi 55 60 57,5 60 65 62,5 5 Jumlah 365 390 377,5 400 425 412,5 35 Rata-rata 60,83 65,00 62,92 66,67 70,83 68,75 5,83 Meningkatnya hasil belajar peseta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan media gambar di kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Kelumpang Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali Mohammad, 1993). Menurut Ibrahim dkk. (2004), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: gambar, bagan, model, film, video, komputer dan sebagainya. Dari tabel Rekapitulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pada siklus 1 Pertemuan 1 = 60,83 meningkat pada siklus 1 pertemuan 2 menjadi 65,00. Rata-rata nilai pada siklus 1 adalah 62,92. Dengan standar ketuntasan 65 maka siswa yang tuntas dalam pelaksanaan siklus I pembelajaran I berjumlah 2 dari 6 siswa, untuk siklus I pembelajaran 2 yang tuntas dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan. Tetapi secara rata-rata nilai mengalami peningkatan. Pada Siklus II pertemuan 1, rata-rata nilai siswa adalah 66,67 meningkat pada siklus II pertemuan 2 menjadi 70,83. Rata-rata nilai pada siklus II adalah 68,75. Jadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke Siklus II sebesar 5,83. Untuk ketuntasan pada siklus II pembelajaran 1

sebanyak 3 dari 6 siswa dan untuk pembelajaran 2 semua siswa tuntas dalam pembelajaran. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 68,75 62,92 5,83 Siklus I Siklus II peningkatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Grafik 1. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Hasil analisis data aktivitas belajar siswa sebelum dilakukan penelitian ini cenderung pasif, dapat dilihat dari rata-rata skor sebesar 27,79% saja siswa yang aktif. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar, aktivitas bealajar siswa mulai mengalami peningkatan yang terjadi pada siklus I dengan rata-rata nilai aktivitas belajar siswa 59,26% dan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 62,92. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (IPKG 1), kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas 3 materi membuat denah dan peta lingkungan belum memenuhi proses belajar mengajar yang optimal terutama pada aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Karena hasil tindakan pada siklus I belum memenuhi kriteria proses belajar mengajar (PBM) yang optimal, maka peneliti bersama teman sejawat melakukan refleksi untuk mengetahui kendala-kendala yang menjadi penyebab kurang berhasilnya PBM yang dilaksanakan pada siklus I. Dari hasil observasi yang dicatat dalam catatan lapangan bahwa: Kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I tersebut kemudian, dirumuskan perencanaan untuk menanggulangi kendala-kendala pada siklus I. (1) Siswa belum bisa bekerja secara spontan saat diberi tugas diduga karena terpengaruh oleh situasi bising di kelas sebelahnya. (2) Keberanian siswa bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat kepada guru masih sangat kurang, (3) Siswa belum terbiasa menyelesaikan tugas tanpa mendapat contoh dari guru terlebih dahulu, sehingga siswa yang kurang mampu cenderung menunggu siswa yang mampu untuk mengerjakan tugas tersebut, dan, (4) Siswa kurang lugas dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Disamping adanya kendala-kendala tersebut, belum optimalnya pembelajaran pada siklus I juga diduga disebabkan oleh belum maksimalnya penerapan media gambar dalam pembelajaran membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah. Selanjutnya sebelum masuk ke siklus II, perlu diupayakan langkah-

langkah perbaikan agar kendala-kendala yang terjadi pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Adapun upaya-upaya perbaikan tersebut meliputi 1). Guru memberitahu siswa untuk lebih fokus saat mengerjakan tugas serta tidak menghiraukan suasana di luar kelas, 2) Guru melakukan pendekatan dengan memberikan dorongan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri pada siswa, 3). Guru memotivasi siswa untuk membiasakan mengerjakan tugas-tugas yang tidak ada contoh penyelesaiannya. Misalnya, guru lebih banyak memberikan contoh-contoh soal yang bervariasi, dan 4). Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi dengan menggunakan kata-kata dan bahasanya sendiri yang mudah dipahami. Disamping langkah-langkah perbaikan ini juga diupayakan agar penggunaan media gambar dalam pembelajaran membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah dapat dilakukan semaksimal mungkin. Setelah upaya-upaya perbaikan dilakukan, kemudian siklus II dilaksanakan. Dari penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus I, diperoleh hasil observasi dalam catatan lapangan pada siklus II sebagai berikut: 1). Kebanyakan siswa sudah berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya tentang materi yang belum mereka pahami; 2). Kebanyakan siswa sudah memperhatikan penjelasan guru; 3). Kebanyakan siswa sudah mengerjakan pekerjaan rumah; 4). Sudah terjadi kerjasama dalam kelompok dan aktivitas belajar dalam kelompoknya semakin aktif. Dengan upaya-upaya perbaikan tersebut, ternyata dapat mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I, hal ini nampak dengan tidak ada kendala berarti dan adanya peningkatan pada hasil belajar siswa yang dicapai pada siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data rata-rata skor kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (IPKG 1), kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (IPKG 2), aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu: kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (IPKG 1) meningkat 0,32 dari 2,80 menjadi 3,12. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (IPKG 2) meningkat 0,4 dari 2,75 menjadi 3,15. Aktivitas belajar siswa meningkat 14,81% dari 59,26% menjadi 74,07% dan hasil belajar siswa meningkat 5,83 dari 62,92 menjadi 68,75. Sehingga dapat disimpulkan PBM pada siklus II telah berlangsung optimal karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS tentang membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I tersebut kemudian, dirumuskan perencanaan untuk menanggulangi kendala-kendala pada siklus I. (1) Siswa belum bisa bekerja secara spontan saat diberi tugas diduga karena terpengaruh oleh situasi bising di kelas sebelahnya. (2) Keberanian siswa bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat kepada guru masih sangat kurang, (3) Siswa belum terbiasa menyelesaikan tugas tanpa mendapat contoh dari guru terlebih dahulu, sehingga siswa yang kurang mampu cenderung menunggu siswa yang mampu untuk mengerjakan tugas tersebut, dan (4) Siswa kurang lugas dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Disamping adanya kendala-kendala tersebut, belum optimalnya pembelajaran pada siklus I

juga diduga disebabkan oleh belum maksimalnya penerapan media gambar dalam pembelajaran membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (IPKG 1) siklus I sebesar 2,80 meningkat menjadi 3,12 pada siklus II. Jumlah peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 0,32. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (IPKG 2) siklus I sebesar 2,75 meningkat menjadi 3,15 pada siklus II. Jumlah peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 0,4. Aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 04 Kelumpang meningkat dari siklus I sebesar 59,26% menjadi 74,07% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 14,81%. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 04 Kelumpang meningkat dari siklus I sebesar 62,92 meningkat menjadi 68,75 pada siklus II dengan peningkatan sebesar 5,83. Saran Adapun saran-saran sehubungan dengan simpulan di atas adalah sebagai berikut: Para guru khususnya guru di SD Negeri 04 Kelumpang disarankan untuk menggunakan media gambar sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial karena terbukti pada pembelajaran membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Kepada peneliti lain diharapkan untuk senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. dkk (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono (2006) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar (2009). Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Harapan.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:329).

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Basuki dan Farida (2001). Media Pembelajaran. Bandung: Rosda. Nawawi, Hadari. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rusna, R.A, (2003). Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya