BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX MACAM - MACAM SUJUD

SUJUD KEPADA ALLAH SWT

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB IV ANALISIS. A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-nisa> ayat 119. mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka akan mengubahnya).

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

Memburu Malam Seribu Bulan

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

Takabur, Sikap Sombong Kepada Allah

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM

BAB I PENDAHULUAN. adanya hari pembalasan; syari ah, yaitu ajaran tentang hubungan manusia dengan

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

Mentadabburi Nama Allah, Al-Ghani (Maha Kaya)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

M ENCERMATI K ONDISI B ATIN: KETIKA KITA MELAKUKAN DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

Definisi sombong. PENGERTIAN SOMBONG Definisi sombong sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah J dalam sebuah hadits:

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Nama : Irma wati Kelas : XI IPA 2 Matpel : Pend. Agama Islam

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB V PELAKSANAAN SELEBRASI SUJUD SYUKUR OLEH PEMAIN SEMEN PADANG FC (FOOTBALL CLUB)

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KMERSIL

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

MACAM-MACAM SUJUD A. MATERI POKOK

Minggu 4 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rasul terakhir melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf dan sampai

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Istiqomah dalam menjaga ibadah ********************

BAB V MATAHARI TERBIT DARI BARAT DAN TAUBATNYA IBLIS. yang pertama kali mengetahui adalah orang yang ahli

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.

Berpaling Ketika Senang, Berputus Asa Ketika Susah

2. Barang siapa bersumpah dengan Laata dan Uzzaa, maka hendaknya dia segera mengucapkan "laa ilaaha illallah"

MENGGAPAI KHUSYU. Publication : 1439 H_2017 M

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

Hak Cipta Terpelihara :

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB V PENUTUP. Dari seluruh apa yang diuraikan terdahulu> dapat di. 1. Metode penafsiran para muffasir (sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Khutbah Jum'at. Memakmurkan Masjid. Bersama Dakwah 1

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril (ruh al-amin). Al-Qur an. menata kehidupan di dunia dan di akhirat. Dalam memperkenalkan dirinyaal-

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

CARA TINGKATKAN IMAN

PENGERTIAN TENTANG PUASA

NIAT DAN BACAAN SHALAT

TENTANG MA MUM MASBUQ

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mitra wahyu, terj. Sahid HM, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1996), hlm. 41.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. 1. Syaikh Abu Bakar Jabir al-jazairi merupakan salah satu ulama yang

Transkripsi:

95 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH A. Analisis Komparatif al-qurt{ubi> dan Sayyid Qut{b 1. Analisis Komparatif Surat al-a raf ayat 206 Al-Qurtu{bi> dalam menafsirkan al-qur an lebih condong menggunakan metode tahlili, yaitu menjelaskan kandungan al-qur an dari berbagai aspek, ayat sesuai dengan tartib mushafi dengan mengemukakan kosa kata, penjelasan global ayat, asba>b al-nuzu>l (jika ada), muna>sabah, dan lain sebagainya. Al-Qurtu{bi> merupakan ulama tafsir yang bercorak fiqh, ini terbukti karena dalam tafsirannya memakai pendapat para ulama yang dianggap shahih. Berikut ini adalah penafsiran Al-Qurtu{bi> tentang Ayat Sajdah dalam surat al-a raf ayat 206. a. Al-Qurtu{bi> dalam memaknai lafad و ل ه ي س جد ون tidak menggunakan ilmu bala>ghah, akan tetapi lebih menggunakan kosa kata yang dalam : ي س ج د ون kepada-nya, : dan hanya و ل ه menafsirkannya masih global. Yaitu mereka bersujud. 95

96 Al-Qurtu{bi> menafsirkan lafad ي س جد ون (mereka bersujud) diartikan sebagai mereka sholat, yaitu dihubungkan dengan adanya anjuran sujud tilawah. Sujud tilawah yang dilakukan ketika mendengar atau membaca ayat sajdah dilakukan layaknya seperti akan melaksanakan sholat, yaitu harus suci dari hadas dan najis, menghadap kiblat dan waktu melakukan, diawali dengan takbirotul ihram dan diakhiri salam. Al-Qurtu{bi> dalam menafsirkan ini menggunakan pendapat semua ulama yang dianggap kuat. Dengan mencantumkan hadis sebagai pendukungnya. b. Dalam menafsirkan surat al-a raf ayat 206 ini, Al-Qurtu{bi> tidak menggunakan asba>b al-nuzu>l, yaitu menghubungkan sebab yang terjadi dengan ayat-ayat yang turun. analisis penulis dalam melacak kitab tafsir lain, tafsir at-tabari, tafsir al-misbah, tafsir al-qur an al az}im karya Ibnu Katsir, tafsir Hamka, tafsir al-maraghi, tidak ditemukan asba>b al-nuzu>l pada ayat ini. padahal asba>b al-nuzu>l dianggap penting karena sangat erat kaitannya dengan perbedaan pemahaman suatu ayat, apakah berlaku secara bi umu>m allafd atau bi khusshu>s as-saba>b. tapi harus diakui pula bahwa Allah menurunkan ayat al-qur an tidak semua ayat ada asba>b al-nuzu>l-nya. c. Al-Qurtu{bi> dalam menafsirkan ayat menggunakan muna>sabah yaitu menghubungkan antara suatu ayat dengan hadis, yaitu berkaitan dengan perintah sujud dan hadis riwayat Muslim yang menjelaskan perintah sujud, apabila anak Adam membaca ayat sujud, lalu dia sujud maka setan segera menjauh sambil menangis dan berkata, duh celakanya.

97 d. Selain itu terdapat muna>sabah dengan ayat sebelumnya yaitu surat al-a raf ayat 204-205. Ayat 204 memerintahkan untuk mendengar bacaan al-qur an dari siapapun dan bacaan al-qur an adalah salah satu dzikir, kemudian dilanjutkan ayat 205 memerintahkan untuk berdzikir menyebut nama Allah dengan merendahkan diri dan rasa takut. Dilanjutkan dengan ayat 206 memerintahkan bahwa janganlah enggan berdzikir mengingat Allah, jangan enggan membaca al-qur an dan mempelajari petunjuk-petunjuknya, karena sesungguhnya malaikat-malaikat dan hamba yang dekat disisi Allah tidak sesaatpun menyombongkan diri tapi terus menerus mensucikan Allah dan bersujud pada-nya. Ayat ini melukiskan tiga sifat malaikat, yaitu pertama, tidak sombong atau enggan beribadah karena keangkuhan mengantar kepada kedurhakaan;. Kedua, bertasbih mensucikan Allah dari segala kekurangan; dan ketiga, selalu sujud dan patuh kepada Allah. e. Dalam menafsirkan surat al-a raf ayat 206 tentang makna sujud, banyak didominasi oleh madzab Maliki. Meskipun ia mengatakan tidak memihak pada semua madzab fiqh akan tetapi setiap penafsirannya diikut sertakan pendapat madzab Maliki. Sedangkan Sayyid Qut{b setelah penulis teliti analisisnya menggunakan metode tahlili yaitu mengurutkan ayat-ayat dan surat dalam mushaf kemudian menonjolkan pengertian dan kandungan lafad-lafad, asba>b al-nuzu>l (jika ada), muna>sabah, dan hadis-hadis Nabi. Secara umum dalam tafsirnya ia menggunakan keindahan seni sastra al-qur an, serta kandungan isinya yang berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan, baik dari aspek ekonomi, sosial dan politik, hal

98 ini menunjukkan bahwa corak yang digunakan oleh Sayyid Qut{b dalam menafsirkan adalah bercorak adabi ijtima i. sedangkan arah penafsirannya cenderung lebih simple dan menggunakan metode ijmali yaitu menjelaskan ayatayat al-qur an secara singkat tapi mencakup, dengan bahasa popular yang mudah dimengerti. 206. Berikut penafsiran Sayyid Qut{b tentang ayat sajdah surat al-a raf ayat a. Sayyid Qut{b dalam memaknai lafad ي س جد ون memaknai kata bersujud yaitu menyungkurkan atas muka mereka. Kemudian lidah-lidah mereka berucap dengan lafad-lafad yang menggetarkan perasaan-perasaan yang keluar dari diri rasa mengagunggkan Allah. b. Sayyid Qut{b dalam menafsirkan surat al-a raf ayat 206 ini tidak menggunakan asba>b al-nuzu>l, ia lebih menggunakan muna>sabah. hal ini terbukti tidak adanya penjelasan sebab turunnya ayat ini, akan tetapi dalam menafsirkan ayat ini ia masih menghubungkan sebab yang terjadi dengan ayat yang turun. hal ini agar menemukan perbedaan pemahaman tentang suatu ayat yang berlaku pada masyarakat. Sehingga ia lebih dipahami dengan penafsirannya yang bercorak adabi> ijtima i>. c. Dalam penafsirannya, muna>sabah antara surat al-a raf ayat 200-206 saling berkesinambungan yakni surat sebelumnya memaparkan peperangan antara manusia dengan setan pada permulaannya. Kemudian adanya masalah godaan setan dan perintah untuk berlindung kepada Allah. Dan diakhiri dengan

99 pengarahan untuk berdzikir kepada Allah dengan merendahkan diri dan rasa takut. Dan kemudian Allah membuat perumpamaan dengan malaikatmalaikat yang didekatkan kepada-nya, yang setan tidak dapat menimbulkan godaan padanya. Perumpamaan malaikat disini hanyalah dijadikan panutan dalam hal ketaatan dan ibadahnya. d. Ibadah menurut Sayyid Qut{b terdiri dari dua hal, yaitu rohani dan jasmani. Yang berkaitan dengan rohani yaitu berkaitan dengan hati yang menyucikan Allah, dan yang berkaitan dengan jasmani yaitu sujud kepada-nya. Karena itu ayat di atas diakhiri dengan menyebut kedua hal, mensucikan Allah dan bersujud. 2. Analisis Komparatif Surat ar-ra d ayat 15 Berikut ini adalah penafsiran Al-Qurt}ubi> tentang Ayat sajdah dalam surat ar-ra d ayat 15. a. Dalam mengartikan lafad ي س ج د tidak menggunakan ilmu bala>ghah, yaitu lebih menggunakan kosa kata dalam menafsirkannya masih global. Mengartikan yasjudu dengan patuh. Maka bersujudlah kepada-nya dengan suka hati orang-orang yang beriman maupun yang tidak beriman. b. Al-Qurt}ubi> dalam menafsirkan ayat menggunakan muna>sabah yaitu menghubungkan antara suatu ayat dengan hadis, yaitu berkaitan dengan perintah sujud dan hadis pendukung yang dijadikan sebagai pegangan.

100 c. Dalam menafsirkan surat ar-ra d ayat 15 ini Al-Qurt}ubi> tidak menggunakan asba>b al-nuzu>l, yaitu menghubungkan sebab yang terjadi dengan ayat-ayat yang turun. analisis penulis dalam melacak kitab tafsir lain, tafsir at-tabari, tafsir al-misbah, tafsir al-qur an al az}im karya Ibnu Katsir, tafsir Hamka, tafsir al-maraghi, tidak ditemukan asba>b al-nuzu>l pada ayat ini. ayat 15: Berikut penafsiran Sayyid Qut}b tentang ayat sajdah dalam surat ar-ra d a. Dalam mengartikan lafad ي س ج د adalah patuh. Sujudnya langit dan bumi berarti kepatuhannya memenuhi ketetapan-ketetapan Allah yang berkaitan dengan alam raya. b. Sayyid Qut}b dalam menafsirkan ayat 15 ini tidak menggunakan asba>b alnuzu>l, ia lebih menggunakan muna>sabah. Surat ar-ra d ayat 13-14 menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir itu gagal dalam mengambil Tuhan selain Allah, karena yang dipatuhi (benda selain Allah) tunduk dan patuh kepada Allah. Kemudian ayat ini menjelaskan bahwa segala yang ada dilangit dan bumi tunduk, patuh kepada Allah.

101 B. Persamaan dan Perbedaan al-qurt}ubi> dan Sayyid Qut}b dalam Menafsirkan Ayat Sajdah. Al-Qurtu{bi> dalam menafsirkan ayat sajdah menggunakan metode bil ma tsur yang bercorak fiqh, hal ini terbukti dengan penafsirannya menggunakan hadis, riwayah para tabi in, dan pendapat para ulama. Sedangkan Sayyid Qut}b menggunakan metode bil ma tsur dengan corak adabi ijtima i, dengan menjelaskan dalam tafsirnya yang singkat dan jelas sesuai dengan kondisi masyarakat. Sistematika Al-Qurtu{bi> diawali dengan mengetengahkan ayat-ayat yang relevan untuk dibandingkan. Kemudian menjelaskan kosa kata yang sukar, menafsirkannya dengan merujuk pada hadis-hadis Nabi dan pendapat para sahabat dan tabi in kemudian mengkompromikannya. Sedangkan sistematika Sayyid Qut}b tidak tercantumkan kosa kata yang sukar dipahami, menafsirkan satu, dua atau kelompok ayat yang akan ditafsirkan dengan melihat kesatuan inti pembahasan, ayat-ayatnya sesuai tartib dan berusaha menggambarkan ayat secara global agar pembaca dapat memahami lebih rinci, dan memiliki pandangan hukum yang digunakan dalam menjalani kehidupan. Dalam menafsirkan surat al-a raf ayat 206, Al-Qurtu{bi> menafsirkan kata sujud dengan makna shalat, yang cara melakukannya sama seperti shalat. Sedangkan Sayyid Qut}b dalam memaknai sujud yaitu menyungkurkan atas muka mereka, kemudian lidah-lidah mereka berucap dengan lafad-lafad yang menggetarkan perasaan-perasaan yang keluar dari diri rasa mengagunggkan Allah.

102 Dalam menafsirkan surat ar-ra d ayat 15, kedua mufassir sama-sama mengartikan ketundukan dan kepatuhan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi. Letak perbedaannya hanya pada kata karha memeluk islam karena terpaksa atau dipaksa. Al-Qurtu{bi> menafsirkan ayat itu karena dipaksa sujud dengan pedang. Sedangkan Sayyid Qut{b menafsirkan ayat itu karena terpaksa. Jadi antara mufassir tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan pendapat terkait dengan makna sujud yang ketika membaca kita dianjurkan bersujud. Akan tetapi kedua mufassir ini mempunyai tujuan yang sama dalam mengartikan makna sujud dalam ayat sajdah, yaitu dalam hal ketundukan dan kepatuhan diri kepada Allah. Al-Qurt}u{bi> mengartikan sujud yaitu shalat yaitu bertujuan untuk menyembah Allah, patuh dan tunduk kepada-nya. Dan Sayyid Qut{b mengartikan sujud dengan menyungkurkan atas muka mereka bertujuan untuk menyembah Allah, mengagungkan nama-nya, patuh dan tunduk kepada- Nya. Cara sujudnya setiap makhluk pun juga berbeda, sujudnya langit dan bumi berarti kepatuhannya memenuhi ketetapan-ketetapan Allah yang berkaitan dengan alam raya. Air misalnya, ditetapkan oleh Allah untuk selalu mengalir ketempat yang rendah. Allah menegaskan bahwa bayang-bayang pun sujud kepada Allah, hal ini merupakan kekuasaan Allah dan betapa besar kepatuhan makhluk-makhluk-nya. Seandainya Allah menjadikan bumi ini transparan dan mengkilat seperti air yang terkena sinar matahari maka bayangan tidak akan nampak. Ini menunjukkan

103 betapa besar kuasanya Allah dan meskipun terdapat manusia yang tidak mau bersujud, tetapi bayangannya tetap sujud dan patuh kepada-nya. Hal ini sebagai bukti bahwa Allah yang menguasai segala sesuatu, dan menundukkannya sesuai kehendak-nya. Karena Allah Maha Perkasa. C. Relevansi Ayat Sajdah dengan Sujud Tilawah Dalam kaitannya dengan sujud tilawah, sujud dalam arti yang khusus yaitu ibadah yang dilakukan dengan cara meletakkan dahi pada bumi. Perbuatan ini dilakukan pada tempat dan kondisi tertentu yang langsung dicontohkan oleh Rasulullah, salah satunya adalah sujud ketika membaca atau mendengar bacaan ayat sajdah dalam al-qur an. Dalam surat al-a ra>f ayat 206, berisi tentang sifat malaikat yang mempunyai derajat yang tinggi dan dekat dengan Allah SWT, yang selalu menyucikannya, selalu bersujud dan tunduk tanpa ada rasa sombong sedikitpun dihatinya. Dalam ayat ini mengandung pesan moral bagi manusia bahwa adanya anjuran pada manusia agar memiliki sifat dan perilaku seperti malaikat. Bahkan dalam hadis dijelaskan dalam sebuah riwayat Ma da>n bin Abi> T{alh{ah{ menyebutkan dari Ma da>n bin Abi T{alh{ah{ ia berkata aku menjumpai Sauban, lalu aku berkata kepadanya. Ucapkan kepadaku hadis yang semoga Allah memberikan manfaat bagiku, lalu dia diam, kemudian aku mengulang pertanyaan itu dia diam sampai tiga kali, lalu dia berkata kepadaku: Bersujudlah karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda: tidaklah seorang hamba yang

104 bersujud sekali karena Allah melainkan Dia akan mengangkatnya satu derajat dan mengurangi satu kesalahan. Dengan demikian, sujudnya pembaca atau pendengar pada ayat ini diumpamakan sujudnya para malaikat kepada Allah. Adapun tentang perilaku dan sifat para malaikat tertuang di berbagai ayat al-qur an. Dilain sisi, dalam surah al-ra d ayat 15, berbicara tentang keadaan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi tunduk dan bersujud kepada Allah SWT., tanpa menyombongkan diri, baik dengan sukarela maupun terpaksa bahkan bayang-bayang mereka pun bersujud karena semua makhluk pada dasarnya dalam genggaman Al.lah SWT. selain itu, anjuran bersujud tidak diberlakukan hanya kepada malaikat saja, tetapi untuk semua makhluk Allah agar patuh dan tunduk kepada Allah SWT. Keseluruhan makhluk-nya yaitu meliputi makhluk yang hidup ataupun yang mati. Dari sini dapat diambil dua pemahaman bahwa, sujud ibadah dan taat merupakan sujudnya malaikat dan orang-orang yang beriman, sedangkan patuh dan tunduk adalah sujudnya makhluk lain. Dalam surat al-ra d ayat 15 ini adanya anjuran melakukan sujud karena sebagai pembenaran kabar Allah tentang sujudnya semua makhluk. Semua makhluk diperintahkan untuk bersujud dengan cara masing-masing. Seluruh anggota tubuh bersujud kepada Allah. Cara sujudnya manusia dalam kondisinya ada dua yaitu pertama, sujud karena sukarela, suatu ibadah yang dilakukan dengan ikhlas karena patuh dan takut kepada Allah. Kedua, sujud terpaksa, sujudnya orang kafir yang hanya berpura-pura saja karena adanya rasa takut terhadap orang mukmin, bukan kepada Allah SWT.

105 Adamnya anjuran sujud tilawah dalam surat ar-ra d ayat 15 karena didalamnya berisi tentang kabar sujudnya semua makhluk ciptaan Allah SWT. oleh karena itu, dianjurkan bagi manusia untuk membenarkan kabar dari Allah tersebut dengan melakukan sujud tilawah kepada Allah SWT. Pada ayat-ayat sajdah tersirat sebuah pesan moral bahwa sesungguhnya hanyalah Allah yang pantas disujudi. Sehingga sujud tilawah ketika membaca atau mendengar ayat-ayat yang dijadikan sajdah itu adalah sebuah pengakuan penyifatan diri oleh Allah SWT, bahwa hanyalah Allah yang pantas disujudi. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa dalam ayat-ayat sajdah mengandung dua pesan moral, pertama, berita tentang ahli sujud dan pujian terhadap mereka. Kedua, perintah melakukan sujud dan ancaman terhadap siapa saja yang meninggalkannya. Selain itu, hal ini menujukkan bahwa sujud sangat penting bagi manusia. Salah satu sujud yang dianjurkan oleh Allah melalui Rasulullah adalah sujud tilawah. Bagi orang yang membaca atau mendengar ayat sajdah seyogyanya melakukan sujud. Karena perbuatan itu adalah ungkapan sebuah keimanan, ketundukan, kepatuhan, dan kerendahan hati manusia. Sujud adalah bentuk ungkapan eksistensial jasad dari hubungan antara Abid (hamba) dan Ma bud (Allah), simbol dari sujud adalah menundukkan kepala sampai menyentuh bumi. Yang dikehendaki dalam sujud adalah mutlaknya ketundukan dan kerendahan hati. Tingkat kekhusyu an manusia akan terlihat jika ia melakukan sujud. Allah menggambarkan dua golongan yang terdapat dalam ayat-ayat sajdah, yaitu mereka yang beriman dan patuh kepada Allah SWT, dan

106 mereka yang dikecam oleh Allah karena kekufuran dan menolak untuk bersujud pada Allah.