Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

Kuesioner Penelitian

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ayat (1) yang menyatakan bahwa Penggunaan pestisida dalam rangka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan masyarakat pekerja Indonesia di masa depan, yang penduduknya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan

PENERAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PERUSAHAAN KECAP CAP BAWANG DI NGAWI

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

PERLINDUNGAN BAHAYA KEBAKARAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

Transkripsi:

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU Andi Bungawati Bagian Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Palu ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K 3 ) pada petugas penanganan sampah rumah sakit di kota Palu Tahun 009. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas penanganan sampah rumah sakit di Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan di 3 (tiga) rumah sakit yang ada di kota Palu, yaitu; Rumah Undata, Rumah Sakit Anutapura dan Rumah Sakit Madani. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas penanganan sampah yang ada pada 3 rumah sakit di Kota Palu yang berjumlah 75 orang. Teknik pengambilan sampel adalah sample jenuh (total populasi). Hasil penelitian ini menunjukkan Penggunaan alat pelindung diri bagi responden di kota Palu, hanya sebagian kecil (5 %). Sebanyak 7 % responden bekerja dengan keamanan kerja yang kurang aman dan % responden pernah mengalami penyakit umum. Keselamatan kerja responden, 9% kurang baik dan 5% responden pernah mengalami kecelakaan akibat tertusuk/tergores benda tajam. Diharapkan agar manajemen rumah sakit mempunyai komitmen dalam menerapkan K3, Bagi Petugas Penanganan Sampah. Diharapkan agar dalam bekerja dapat mengikuti aturan K3, sehingga dapat mencegah atau mengurangi risiko akibat penyakit maupun kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi di tempat kerja. Kata Kunci : Sampah, APD, Keselamatan Kerja Daftar Pustaka : (990 008) PENDAHULUAN Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah lingkungan sehat, antara lain rumah sakit. Rumah sakit sebagai sasaran pelayanan umum dibidang kesehatan, mengutamakan kegiatan penyembuhan (kuratif) penderita dan pemulihan (rehabilitatif) keadaan cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan (Depkes RI, 99). Karena sifat pelayanan dan kegiatan yang diberikan oleh rumah sakit, menjadikan rumah sakit merupakan depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, juga dapat sebagai sumber distribusi dari penyakit karena rumah sakit selalu di huni, dipergunakan dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit (Noegroho, 994). Dalam upaya pengelolaan sampah, setiap rumah sakit diharapkan mempunyai petugas kebersihan yang akan mengelola sampah, adapun kegiatan pengeloloan sampah medis dimulai sejak fase penimbunan, penyimpanan setempat, pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan di incenarator. Karena begitu besarnya resiko yang dihadapi oleh tenaga penanganan sampah medis ini, maka perlu perlindungan bagi tenaga kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) agar tidak terjadi resiko penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja, alat pelindung diri (APD) yang seharusnya digunakan 39

oleh petugas penanganan sampah medis yaitu berupa helm, masker, sarung tangan, pakaian kerja khusus, sepatu khusus. Di Provinsi Sulawesi Tengah terdapat 8 buah rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Di kota Palu terdapat 8 rumah sakit umum dan 5 rumah sakit khusus. Pada survey awal tanggal 7 Mei 008 diketahui bahwa penanganan sampah rumah sakit di kota Palu dilakukan oleh pekarya dan cleaning service dibawah Instalasi Pengelolaan Sanitasi (IPS). Kegiatan penanganannya dimulai dari pengumpulan dan pemilahan sampah dari tiap ruangan, dengan menggunakan kantong-kantong yang berwarna sesuai ketentuan, kemudian dikumpulkan pada container/bak sampah yang tersedia. Dalam container/ bak sampah dilapisi kantong plastik berwarna hitam yang mempunyai ukuran tertentu. Setiap hari petugas mengambil sampah yang ada dalam kantong plastik hitam kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara sambil menunggu truk dari dinas kebersihan untuk di buang ke TPA. Sedangkan sampah medis langsung dibawa ke incinerator untuk dibakar. Disamping itu, para petugas penanganan sampah dalam melakukan tugasnya kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan dirinya, sehingga memungkinkan akan mengalami dampak yang merugikan akibat kegiatan tersebut, sebab sampah medis yang tangani sangat berpotensi HASIL. Tenaga penanganan sampah 40 menimbulkan penyakit maupun kecelakaan bagi petugas. BAHAN DAN METODE Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas penanganan sampah rumah sakit di Kota Palu. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 3 (tiga) rumah sakit yang ada di kota Palu, yaitu; Rumah Undata, Rumah Sakit Anutapura dan Rumah Sakit Madani. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas penanganan sampah yang ada pada 3 rumah sakit di Kota Palu yang berjumlah 75 orang. Sedangkan sample dalam penelitian ini adalah sample jenuh (total populasi). Metode Pengumpulan Data. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dengan cara konsultasi, telah laporan kegiatan, telah laporan penelitian. Data Primer Data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara. Pengolahan Dan Penyajian Data Pengolahan data dilakukan secara manual dengan bantuan computer, selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi. Tabel Distribusi Responden Di Masing-Masing Rumah Sakit Tahun 009 No Rumah Sakit Jumlah (orang) 3 RS. Undata Palu RS Anutapura Palu RS Madani Palu 30 7 8 Total 75 Sumber : Data primer yang diolah

. Ketersediaan alat pelindung diri Tabel Jenis Dan Jumlah Alat Pelindung Diri Di Masing-Masing Rumah Sakit Tahun 009 No Jenis APD RS Undata RS Anutapura RS Madani 3 4 5 6 Pakaian kerja Celemek Sepatu boot Masker Sarung tangan Topi 30 psg 3 psg 5 psg 30 bh 30 psg 7 bh 7 psg 5 psg 5 psg 7 bh 7 psg 5 bh 8 psg psg 3 psg 8 bh 8 psg 5 bh Sumber : Data primer yang diolah. 3. Penggunaan alat pelindung diri Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Penggunaan Alat Pelindung Diri Tahun 009 No. 0. 0. Penggunaan APD Menggunakan Tidak menggunakan Undata n % 8 6 Anutapura n % 9 33 Madani n % 4 74 8 67 4 78 Total 30 00 7 00 8 00 Sumber : Data primer yang diolah 4. Keamanan kerja Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Keamanan Kerja Tahun 009 No. Keamanan Kerja Jumlah % Aman Kurang aman 54 73 7 Total 75 00 Sumber : Data primer yang diolah. 5. Keselamatan kerja Distribusi responden menurut keselamatan kerja dapat terlihat pada table berikut : Tabel 5 Distribusi Responden Menurut Keselamatan Kerja Tahun 009 No. Keselamatan Kerja Jumlah (% Baik Kurang baik 6 4 8 9 Total 75 00 Sumber : Data primer yang diolah PEMBAHASAN Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri yang disediakan oleh pihak rumah sakit terdiri dari masker, sarung tangan, dan baju kerja yang secara kualitas kurang memenuhi syarat, sedangkan secara kuantitas tidak cukup dengan jumlah petugas penanganan sampah. Jenis alat 4

pelindung diri yang seharus tersedia meliputi; sarung tangan tebal, sepatu boot, masker, celemek plastik/baju kerja. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen rumah sakit dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja belum dilaksanakan sepenuhnya. Akreditasi rumah sakit yang merupakan pengakuan yang diberikan oleh pemerintah kepada rumah sakit yang telah memenuhi syarat standar, didalamnya mencakup pula pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja. Disisi lain, dirasakan perlunya kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit oleh Departemen Kesehatan dalam rangka perlindungan pekerja untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit. Penggunaan Alat Pelindung Diri Penggunaan alat pelindung diri merupakan masalah karena dari 75 reponden hanya 5 % (0 responden) yang menggunakan dengan kondisi alat pelindung diri yang tidak lengkap. Faktor kesadaran individu memegang peranan penting, apa fungsi penggunaaan alat pelindung diri selama melakukan pekerjaan. Ada beberapa alasan, seperti mengganggu, tidak biasa, dan panas yang membuat responden tidak menggunakan alat pelindung diri. Responden harus diberikan pemahanan, bahwa pekerjaannya mengandung resiko/bahaya terhadap kesehatan, sehingga perlu perlindungan diri, dimana salah satu cara adalah dengan penggunaan alat pelindung diri. Dalam Undang-Undang Nomor Tahun 970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 menyatakan bahwa barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan. Hal ini dimaksudkan agar setiap responden terlindung dari resiko yang berasal dari tempat kerja/lingkungan kerja.. Keamanan Kerja Berdasarkan table 4, responden yang kurang aman dalam bekerja sebanyak 7 %. Kesadaran responden untuk menjaga kesehatan individu selama bekerja harus ditingkatkan agar kinerja juga meningkat. Rumah sakit sebagai tempat kerja, terdapat bahayabahaya yang memungkinkan responden mengalami penyakit akibat kerja atau berhubungan dengan kerja. Sampah yang dihasilkan dari ruangan perawatan merupakan sampah medis yang berpotensi mengakibatkan penyakit. Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 99 tentang Kesehatan, pasal 3 ayat () menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya sesuai dengan program perlindungan pekerja. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan-undangan, harus dijadikan komitmen dari pihak rumah sakit, karyawan, termasuk tenaga penanganan sampah, agar resiko penyakit dapat dihindari sedini mungkin. Keluhan penyakit yang pernah dialami responden sebanyak % (8 orang) bersifat penyakit umum, sehingga perlu dijaga dan ditingkatkan agar terhindar dari penyakit akibat kerja. Menurut asumsi peneliti, penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh factor pekerjaan, dan oleh potensi bahaya di lingkungan kerja, baik secara fisik, biologi, kimia maupun ergonomic ditempat kerja termasuk kondisi psikososial. Keselamatan Kerja Upaya perlindungan terhadap responden, rumah sakit perlu menerapkan dan melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja (K 3 ), mengingat K 3 bertujuan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatan. Namun masih terdapat 9% responden yang dalam 4

melaksanakan pekerjaan, bertindak kurang baik sehingga berbahaya bagi keselamatannya. Kecelakaan kerja yang pernah dialami oleh responden selama melaksanakan pekerja adalah tertusuk/tergores benda tajam sebanyak 5 % (4 orang). Upaya-upaya sudah dilakukan sesuai dasar pemikiran K 3, yaitu pertama aspek filosofi dimana sudah merupakan hak-hak asasi manusia untuk hidup dalam lingkungan yang aman dan sehat, kedua aspek legal berupa telah diterbitkannya Peraturan Perundang-Undangan setingkat Menteri sampai Peraturan Daerah maupun kebijakan-kebijakan yang dibuat di tempat kerja, dan ketiga aspek ekonomi dimana dengan penerapan K 3 akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan serta meningkatkan produktivitas. Agar pelaksanaan K 3 lebih memberikan hasil, maka rumah sakit perlu menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kerja (SMK 3 ), hal ini didasarkan pertimbangan bahwa; ) terjadi kecelakaan kerja sebagian besar disebabkan oleh factor manusia dan sebagian kecil oleh factor teknik; ) untuk menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman; 3) dengan penerapan SMK 3 dapat mengantisipasi hambatan tehnis dalam era globalisasi. KESIMPULAN. Ketersediaan alat pelindung diri bagi responden di kota Palu, belum mencukupi baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas.. Penggunaan alat pelindung diri bagi responden di kota Palu, hanya sebagian kecil (5 %). 3. Sebanyak 7 % responden bekerja dengan keamanan kerja yang kurang aman dan % responden pernah mengalami penyakit umum. 4. Keselamatan kerja responden, 9% kurang baik dan 5% responden pernah mengalami kecelakaan akibat tertusuk/tergores benda tajam. SARAN. Bagi Rumah Sakit Diharapkan agar manajemen rumah sakit mempunyai komitmen dalam menerapkan K3, mengingat hal tersebut merupakan bagian dari akreditasi rumah sakit.. Bagi Petugas Penanganan Sampah. Diharapkan agar dalam bekerja dapat mengikuti aturan K3, sehingga dapat mencegah atau mengurangi risiko akibat penyakit maupun kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi di tempat kerja. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 99, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Dirjen PPM & PLP Depkes RI, Jakarta. Anonim, 99., Pengelolaan Limbah Klinis, Dirjen PPM & PLP Depkes RI, Jakarta. Anonim, 993., Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 85, tentang Komite K3 Depkes RI, Jakarta. Anonim, 998., Pedoman Pengelolaan Sampah Medis, Dirjen PPM & PLP Depkes RI, Jakarta. Budiharjo, 000., Kebijakan Penanganan Limbah di Rumah Sakit dan Institusi Kesehatan Lain, Makalah Kursus K3 Rumah Sakit, Jakarta. Hari Kusnanto, 000., Penyakit Infeksi Akibat Kerja di Rumah Sakit dan Institusi Kesehatan Lain Makalah Kursus K3 Rumah Sakit, Jakarta. Manulang. S. H, 990, Pokok-Pokok Hukum Ketenaga Kerjaaan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta. Wikipedia, 009, Alat Pelindung Diri, http/id.wikipedia.org/wiki. tanggal diakses 5 Agustus 009. 43

Saryono, 008., Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendekia, Yogyakarta. Suma mur, 989, Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung, Jakarta Suardi. R, 005, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PPM, Jakarta. Ridley, J, 004, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Erlangga, Jakarta. 44