BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2*

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

Kajian Batik Tulis Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

Teknik dasar BATIK TULIS

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sering dipersepsikan dan selalu diasosiasikan sebagai hewan,

INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA ABSTRAK

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG

BAB IV RAGAM HIAS RUMAH BAGHI DI DESA GUNUNG AGUNG PAUH KECAMATAN DEMPO UTARA KOTA PAGARALAM

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara

Kreasi Ragam Hias Uis Barat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak

Gambar Cover buku

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Gambar 5.1 Logo Pertunjukan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kedudukan Motif Batik Gajah Oling di Dalam Masyarakat Banyuwangi

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN...

RAGAM HIAS ULOS SADUM MANDAILING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau

TINJAUAN UMUM. Kesultanan Siak oleh Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi. Sultan

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

Galeri Songket Di Palembang BAB I PENDAHULUAN

Body Copy Ilustrasi/ Gambar. Gambar III.1 Anatomi papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli kain songket atau sungkit merupakan nama dari hasil tenunan yang menggunakan teknik benang pakan (emas/perak) yang disungkit kepada benang lungsi (benang yang menunggu). Dari sungkitan antara benang pakan dan benang lungsi itulah yang menjadi hasil tenunan yang dikenam dengan sebutan kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan Negeri Langkat hal ini dapat dilihat dengan masih berdirinya masjid Adzizi dan puing-puing istana. Di era pemerintahan Indonesia kota Tanjung Pura menjadi salah satu kecamatan yang ada dikabupaten Langkat. Di era kesultanan penggunaan pakaian tradisional Melayu menggunakan kain samping yang berbahan songket untuk pria dan baju berbahan tenunan songket bagi kaum perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibeberapa wilayah kesultanan memiliki pengrajin penghasil tenuan songket. Motif dan corak masing-masing pengrajin songket memiliki pola dan motif yang berbeda antara kesultanan dengan lainnya di Sumatera Timur. Kain tenun songket Melayu Langkat menjadi salah satu peninggalan budaya yang masih terpelihara dan masih dimintai oleh masyarakat. Penggunaan kain tenun songket Langkat dipakai diacara kegiatan pernikahan dan acara adat. kemudian Kurangnya pemakaian songket Melayu 1

2 Langkat pada berbagai acara Melayu Langkat menjadi bahan yang harus di perhatikan juga. Melalui pengamatan peneliti sebagai warga Langkat, masih banyak masyarakat khususnya daerah Langkat yang memiliki darah keturunan melayu tetapi masih tidak menggunakan songket melayu sebagai asesoris yang di gunakan dalam acara Melayu Langkat. Warna mempunyai pengaruh terhadap emosi dan asosiasinya terhadap macam-macam pengalaman, maka setiap warna mempunyai arti perlambangan dan makna yang bersifat mistik. Adapun dalam songket Langkat yang menjadi warna dominan adalah warna merah bersifat agresif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta, kebahagiaan. Warna hijau pada umumnya menandakan sebuah ketenangan, kesegaran, dan melegakan. Selain itu juga dapat melambangkan harapan, syukur, dan kesuburan. Warna hijau melambangkan perenungan, kepercayaan (agama), dan keabadian. Pada mitologi warna hijau dilambangkan dengan datuk-datuk dalam alim ulama sebagai lambang agama Islam. Warna biru merupakan perspektif, menarik kita pada kesendirian, dingin, membuat kesendirian. Biru melambangkan kesucian, harapan, dan perdamaian. sebagai warna yang mempesona, spiritual, dan kesepian. Dalam kebudayaan Melayu warna biru digunakan untuk para hartawan dan orang besar kerajaan sebagai lambang orang pantas. Warna kuning adalah kumpulan dua fenomenal penting dalam kehidupan manusia, yaitu kehidupan yang diberikan oleh matahari. Warna kuning mengungkapkan kemuliaan, kemenangan, dan kegembiraan. Warna kuning umumnya dilihat sebagai warna yang mencolok sehingga lebih kuat menunjukkan

3 makna kemuliaan. Warna kuning untuk kebudayaan Melayu digunakan untuk raja-raja, bangsawan, dan keturunannya sebagai lambang kekuasaan.warna putih mengungkapkan kegembiaraan dan kesucian. Warna putih juga dikaitkan dengan kehidupan baru. Selain itu juga warna putih dapat melambangkan suatu kesempurnaan, kejayaan dan kemuliaan abadi. Biasanya warna ini dipertukarkan atau digunakan bersama-sama dengan warna kuning. Dan Warna hitam biasanya dipakai untuk melambangkan kematian, kegelapan, kesedihan dan kedukaan. Warna ini digunakan pada saat ibadah atau peristiwa kematian. Warna hitam dalam kebudaayn Melayu digunakan oleh pemangku dan pemuka adat sebagai lambang hidup di kandung adat, mati di kandung tanah. Warna hitam dipakai sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima. Kurangnya pengetahuan masyarakat Langkat tentang makna warna yang terkandung pada pakaian tradisional songket melayu langkat menjadi salah satu hal yang perlu di perhatikan, karna masih banyak dilihat masyarakat sendiri khususnya daerah langkat masih banyak yang belum mengetahui mengenai makna warna songket melayu langkat, karna masih kurangnya media seperti majalah, buku dan juga internet yang dikatakan masih sedikit yang membahas mengenai makna warna dari songket Melayu Langkat. Berdasarkan motif hiasnya, ornamen tradisional Melayu yang dominan dipakai dalam kain songket Melayu Langkat dibagi menjadi beberapa jenis, adapun jenis-jenis ornamen tersebut yaitu Motif tumbuh-tumbuhan (flora). Motif hias tumbuh-tumbuhan merupakan motif hias yang diambil dari berbagai jenisjenis tumbuhan seperti bentuk daun, batang dan bunga. Kemudian di stilisasi

4 menjadi bentuk hiasan yang merambat bersulur meliuk ke kiri dan ke kanan. Motif tumbuhan-tumbuhan diterapkan secara luas sebagai ornamen yang di pahat pada batu untuk hiasan candi, pada benda-benda pakai mulai dari yang terbuat dari tanah liat atau keramik, kain sulam, border tenun, batik, barang-barang yang terbuat dari emas, perak, kuningan, perunggu, sampai benda-benda berukir kayu. Hiasan menstilir tumbuh-tumbuhan sangat banyak dipergunakan. Motif tumbuh-tumbahan hampir menguasai setiap bentuk hiasan yang dibuat. Namun, secara umum berbagai ukiran itu dimasukkan kedalam tiga kelompok induk, yaitu kelompok Kaluk Pakis, kelompok Bunga-bungaan, dan kelompok Pucuk Rebung. Kemudian motif kaligrafi agama Islam dianut oleh sebagian besar masyarakat Melayu sehingga Islam sangat menonjol. Pengaruh kebudyaan Islam antara lain tampak pada bentuk kubah masjid yang diterapkan pada ragam hias Pucuk Rebung. Pengaruh Islam juga terlihat pada motif kaligrafi arab yang lazim disebut kalimah. Bentuk kaligrafi adalah huruf-huruf arab yag dibuat dalam berbagai variasi. Jalinan huruf-huruf ini dibentuk menyerupai burung, orang dan sebagainya. Ornamen ini biasanya diletakkan pada tempat ketinggian, terutama di atas ambang pintu. Dirumah tempat tinggi, ornamen ini biasanya ditempatkan di ruang muka dan di ruang tengah, sedangkan di rumah ibadah (Masjid) terutama diletakkan di mimbar dan dinding Masjid. Ragam motif pada kain songket umumnya diambil dari lingkungan sekitar yang dilihat sehari-hari, seperti motif tumbuh-tumbuhan yang direalisasikan dalam tenunan songket dengan memadukan setiap satu motif kemotif lain. Adapun jenis-jenis motif songket Melayu Langkat antara lain, Motif Lancang

5 Kuning, Motif Pulut Manis, Motif Lebah Bergantung Gunung, Motif Putri 2 Segirik, Motif Bunga Kol dan Motif Tampuk Manggis. Menurut penulis masih di katakan masih kurangnya terhadap pengetahuan masyarakat Langkat mengenai makna simbol songket Melayu Langkat, kurangnya pengetahuan masyarakat di karenakan kurangnya literature atau media cetak dan media internet mengenai makna simbol songket Melayu Langkat. Istilah estetika baru muncul tahun 1750 oleh seorang filsuf minor bernama A. G. Baumgarten ( 1714-1762). Istilah itu dipungut dari bahasa Yunani kuno, aistheton, yang berarti kemampuan melihat lewat pengindra. Makna nilai-nilai yang terdapat pada songket melayu langkat meliputi harmoni garis, warna dan bentuk dan juga meliputi proposi garis dan bentuk pada songket Melayu Langkat perlu di ketahui juga Secara umum masyakarakat Langkat belum mengetahui nilai-nilai estetika yang terkandung pada songket Melayu Langkat tersebut di mana yang perlu dilihat dari segi waktu penggunaan jenis kain songket Melayu tersebut, ada kesalahan waktu penggunaan kain songket menjadi hal yang harus di perhatikan seperti masalah corak, warna yang memang waktunya wajar digunakan dan tidak wajar digunakan. Pentingnya pengrajin tenun songket Melayu Langkat dalam melestarikan budaya songket Melayu Langkat di rasakan sangat berperan, karena dengan masih adanya pengrajin songket Melayu Langkat diharapkan di kedepannya masih di temukan songket Melayu Langkat. Tetapi menurut data lapangan yang sementara penulis dapatkan ternyata angka pengrajin songket Melayu Langkat masih di katakan sedikit karena hanya terdapat 1 kelompok kerja yang memperoduksi

6 songket Melayu Langkat yaitu berada di desa Kubuan kecamatan Tanjung Pura. Perhatian pemerintah dalam penyedia bantuan untuk kelompok kerja peroduksi songket Melayu Langkat di rasa kurang, karena dapat di lihat pengrajin songket Melayu Langkat hanya memiliki 1 kelompok kerja, jadi cukup di sayangkan atas apa yang terjadi, kurangnya perhatian pemerintah dalam melestarikan songket Melayu Langkat tersebut. Penelitian yang terkait dengan songket Melayu Langkat melalui penelusuran literatur penelitian masih rendah atau kurangnya literatur penelitian yang membahas mengenai songket Melayu Langkat. Buku-buku yang terkait dengan songket Melayu Langkat juga masih kurang dan sulit ditemukan di perpustakaan, maupun toko buku. Melalui uraian di atas yang terkait dengan songket Melayu Langkat peneliti tertarik untuk menelaah lebih jauh tentang keberadaan kain songket Melayu Langkat dari bentuk, warna, makna simboliknya dan nilai-nilai estetika yang terdapat pada songket Melayu Langkat. Penelitian dilakukan untuk mengangkat kembali makna warna, motif, makna simbolik dan nilai-nilai estetika pada songket Melayu Langkat yang saat ini kurang dikenal pada masyarakat Langkat, terutama generasi muda melayu langkat sebagai penerus kebudayaan Melayu Langkat pada umumnya dan Tanjung Pura khususnya. Songket Melayu Langkat sebagai busana dan hiasan terdapat berbagai jenis dan corak yang terdapat pada motif yang menghiasi setiap bagian dari kain songket yang dapat dijadikan panutan dan diterapkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bentuk-bentuk ornamen yang diterapkan pada kain songket Melayu Langkat banyak karakternya belum diketahui. 2. Jenis-jenis warna ornamen tenun songket Melayu Langkat yang masih kurang belum diketahui. 3.Makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu Langkat tidak diketahui oleh masyarakat Langkat. 4.Kurangnya pengetahuan masyarakat Langkat tentang pakaian tradisional songket Melayu Langkat. 5.Kurangnya pemakaian songket Melayu Langkat pada berbagai acara Melayu Langkat. 6.Kurangnya pegrajin songket Melayu Langkat. 7. Secara umum masyakarakat Langkat belum mengetahui nilai-nilai estetika yang terkandung pada songket Melayu Langkat. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas penulis membuat batasan atau fokus masalah hanya pada masalah bentuk-bentuk ornamen yangditerapkan pada kain songket Melayu Langkat, jenis-jenis warna dalam ornamen tenun songket Melayu Langkat, makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu Langkat dan nilai-nilai estetika yang terkandung dalam songket Melayu Langkat

8 yang berada di Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Batasan masalah ini untuk menghindari agar penelitian jangan sampai melebar. D. Rumusan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas penulis membuat batasan atau fokus masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk ornamen yang diterapkan pada kain songket Melayu Langkat? 2. Bagaimanakah jenis-jenis warna yang terdapat pada ornamen tenun songket Melayu Langkat? 3. Bagaimakah makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu Langkat? 4. Bagaimana nilai-nilai estetika yang terkandung pada kain songket Melayu Langkat? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk ornament yang diterapkan pada kain songket Melayu Langkat 2. Untuk mengetahui jenis warna ornamen tenun songket Melayu Langkat

9 3. Untuk mengetahui makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu Langkat 4. Untuk mengetahui nilai-nilai estetika yang terkandung pada kain songket Melayu Langkat F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentu memliki manfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Adapun manfaat penelitian ini dapat bermanfaat untuk : 1. Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa menjadi pedoman kehidupan dengan memahami ornamen dan warna pada tenun songket Melayu Langkat di Kabupaten Langkat. 2. Bagi pemerintah kabupaten langkat sebagai bahan informasi tentang hambatan-hambatan dalam pengembangan industry 3. Bagi akademisi sebgai bahan literatu atau refrensi tentang pakain tradisional pakaian songket melayu langkat 4. Sebagai ilmu pengetahuan, khususnya bagi pendidikan seni rupa 5. Bagi masyarakat untuk dapat dengan mudah memahami bentuk ornamen Melayu yang mengandung makna pada kain songket Melayu. 6. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber acuan referensi bagi peneliti lainnya yang hendak meneliti lebih jauh.di luar variable yang telah di teliti.