Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

Keterangan Pers Presiden RI Mengenai Perpu Ttg MK, tgl 18 Des 2013, di TMII, Jakarta Rabu, 18 Desember 2013

Keterangan Pers Presiden RI Mengenai RUU Ttg Desa, tgl 18 Des 2013, di Kantor Presiden, Jakarta Rabu, 18 Desember 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan


- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Konferensi ke-7 Hakim Mahkamah Konstitusi Asia, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

Pengantar Presiden RI pada Silaturahim Presiden dg Pimp. Lembaga Negara tgl. 13 Nov 2013, di Jakarta Rabu, 13 November 2013

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Tgl. 17 April 2014 Kamis, 17 April 2014

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

Pengarahan Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 10 Januari 2013 Kamis, 10 Januari 2013

DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Bidang Polhukam, di Cipanas, Tgl. 30 Mei 2014 Jumat, 30 Mei 2014

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

I. UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konferensi Pers Presiden RI Setelah Ratas ttg Pangan, tgl 29 Okt 2013, di Sumbar Selasa, 29 Oktober 2013

-2- memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dipe

Sambutan Presiden RI pd Acara Buka Bersama dg DPD RI. di Jakarta, tgl.14 Juli 2014 Senin, 14 Juli 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 12 April 2011 Selasa, 12 April 2011

BAB III BAWASLU DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PEMILU. A. Kewenangan Bawaslu dalam Menyelesaikan Sengketa Pemilu

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Sambutan Presiden RI pd Syukuran Hari Bhayangkara ke-86 Tahun 2014, di Jakarta, tgl. 1 Juli 2014 Selasa, 01 Juli 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : RANTI SUDERLY

BAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian

KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG DIMILIKI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS UNDANG-UNDANG DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: TRIYONO EDY BUDHIARTO PANITERA MUDA I MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut :

RechtsVinding Online

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

Pengarahan Presiden RI pada Penyerahan DIPA TA 2012, Jakarta, 20 Desember 2011 Selasa, 20 Desember 2011

Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012

Analisis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Mengeluarkan Putusan Yang Bersifat Ultra Petita Berdasarkan Undang-Undangnomor 24 Tahun 2003

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterangan Pers Presiden RI Sebelum Berangkat ke London, Jakarta, 30 Oktober 2012 Selasa, 30 Oktober 2012

Konpers Presiden RI ttg Kebijakan dan Solusi Penanganan Korban Gn Sinambung, Tgl. 24 Jan 2014, Sumut Jumat, 24 Januari 2014

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

BAB I PENDAHULUAN. lain melakukan pengujian (judicial review) undang-undang terhadap Undang- disentuh oleh hukum untuk diuji substansinya.

Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas tentang Kejahatan Seksual, di Jakarta, Tgl. 14 Mei 2014 Rabu, 14 Mei 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XIV/2016 Penambahan Kewenangan Mahkamah Kontitusi untuk Mengadili Perkara Constitutional Complaint

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pidato Presiden - Menjelang HUT ke-71 RI pada Sidang Tahunan MPR, Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Pokok-pokok Pengantar PResiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 4 April 2013 Kamis, 04 April 2013

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENYELESAIKAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM MENURUT UU NO. 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.

Keterangan Pers Presiden RI tentang Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi, Jumat, 26 Juni 2009

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

BAB I PENDAHULUAN. tugas negara menegakkan hukum dan keadilan 1, dimana di dalamnya

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Pengantar Presiden RI pada Sidkab Menghadapi Puasa dan Idul Fitri, Jakarta, 8 Juli 2013 Senin, 08 Juli 2013

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

Mengenal Mahkamah Agung Lebih Dalam

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

Transkripsi:

Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KASUS HUKUM KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA TANGGAL 5 OKTOBER 2013 Â Â Â Â Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Saya dengan didampingi oleh wakil presiden dan para menteri terkait, baru saja melaksanakan pertemuan dengan para pimpinan lembaga-lembaga negara. Sebagaimana Saudara ketahui, hadir di sini Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Ketua DPD RI, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komisi Yudisial, dan Ketua BPK. Kami membicarakan dengan sangat serius, merespon apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, yang berkaitan dengan tindakan hukum atas nama Saudara Akil Mochtar, Ketua Mahkamah Konstitusi, untuk mencari solusi, untuk memikirkan agenda dan langkah-langkah ke depan untuk menyelamatkan Mahkamah Konstitusi, sebuah institusi yang memiliki peran, tanggung jawab, dan tugas yang penting dan sangat menentukan. Sebagaimana rakyat Indonesia ketahui dan rasakan sekarang ini, politik nasional kita sangat dipengaruhi oleh apa yang belum lama ini terjadi di jajaran Mahkamah Konstitusi, khususnya apa yang menimpa Ketua Mahkamah Konstitusi. Kami semua merasakan emosi dan kemarahan rakyat Indonesia, karena masing-masing dari kami juga mendapatkan banyak sekali pesan melalui SMS, telepon, pembicaraan langsung, dan juga melalui media sosial. Oleh karena itulah, menjadi tugas dan kewajiban kami untuk merespon apa yang dirasakan, diinginkan dan diharapkan oleh rakyat itu dengan respon yang tepat, respon yang rasional dan bukan yang emosional. Respon yang akhirnya bisa menyelesaikan masalah menjadi solusi yang membawa kebaikan, bukan hanya untuk Mahkamah Konstitusi tapi untuk tata kehidupan bernegara di negeri kita.

2 x 24 jam ini, terus terang saya sendiri banyak sekali mendapatkan pesan dari saudara-saudara kita di seluruh Tanah Air, baik yang menggunakan kalimat yang keras atau setengah keras, baik yang emosional maupun yang lebih rasional. Contoh, saya diminta oleh banyak pihak untuk mengeluarkan dekrit, dan dengan dekrit itu Presiden diminta membubarkan atau membekukan Makahmah Konstitusi. Tentu Presiden Republik Indonesia tidak memiliki kewenangan konstitusional untuk mengeluarkan dekrit, kemudian  membubarkan atau membekukan sebuah lembaga negara yang keberadaannya disahkan dan diatur oleh Undang-Undang Dasar. Yang kedua, banyak yang menyampaikan kepada saya, kolega saya para pimpinan lembaga negara juga mendapatkan pesan seperti itu, agar Presiden menetapkan hukuman mati saja kepada koruptor, dan disebutkan contoh Ketua MK tersebut. Untuk juga diketahui oleh rakyat indonesia, Presiden tidak bisa menetapkan seseorang katakanlah dihukum mati. Hukuman apa pun, hukuman mati, hukuman seumur hidup, hukuman yang berat, hukuman yang sedang, hukuman yang ringan, yang memutuskan, yang menetapkan adalah Majelis Hakim. Tidak seorang pun apakah ketua MPR, ketua DPR, siapa pun kecuali sekali lagi Majelis Hakim. Saya tahu rakyat ingin tindakan yang cepat dan tegas, saya setuju, kami semua setuju, tetapi tindakan ini tentu tidak boleh melanggar konstitusi, melanggar Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun dua hari lalu saya sudah mengeluarkan pernyataan, saya berinisiatif untuk mengundang para pimpinan lembaga negara, dan alhamdulillah meskipun semua memiliki jadwal yang sudah dirancang sebelumnya, kepadatan tugas masing-masing tapi para pemimpin lembaga negara bisa hadir pada pertemuan ini, saya anggap pertemuan yang penting dan menentukan. Tadi, sekali lagi kami telah membahas secara serius dan rasional untuk mencari solusi yang tepat. Kami tidak memilih beretorika, retorik, bukan. Karena mengelola

kehidupan bernegara kita harus bebas dari retorika ataupun pernyataan-pernyataan yang sebenarnya kurang mendidik, tugas dan tanggung jawab kami terutama saya sendiri sebagai kepala negara. Dengan pengantar awal itu, maka saya ingin menyampaikan apa yang telah kami bahas dan rumuskan dalam pertemuan hari ini. Sebelum saya menyampaikan butir-butir penting yang kami pandang perlu untuk dilakukan oleh kita ataupun oleh MK sendiri, saya harus menyampaikan bahwa untuk diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia, keberadaan Mahkamah Konstitusi itu adalah amanah Undang-Undang Dasar kita, amanah konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki peran yang penting, boleh saya katakan sangat penting, dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Kita harus jujur bahwa banyak yang telah dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi untuk kebaikan negara ini. Oleh karena itu, saya selaku kepala negara patut mengucapkan terima kasih. Namun, apa yang baruâ terjadi sungguh mencoreng wibawa lembaga negara di negeri kita. Persitiwa ini boleh saya katakan sebagai satu tragedi politk, juga tragedi penegakan hukum dan keadilan. Mengapa saya mengatakan begitu Saudarasaudara? MK merupakan institusi yang memiliki kewenangan atau power yang sangat besar. Memutus perkara atas hal-hal yang sangat strategis dan fundamental dan putusannya pun bersifat final, tidak ada lagi seperti PK (Peninjauan Kembali) apa yang telah diputuskan oleh Mahkamah Agung. Contohnya seperti itu tidak ada final, dan itu tersurat dalam UUD kita. Coba kalau kita

baca sekali lagi, pasal yang mengatur Mahkamah Konstitusi dalam undang-undang Dasar kita. Saya bacakan, Mahkamah Konstitusi berwewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar. Memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Ini semua adalah kehidupan yang sangat penting, yang sangat kritikel di negeri ini. Pemilu berkaitan dengan demokrasi, partai politik itu adalah pemeran utama dalam politik dan demokrasi kita. Undang-undang itu biasanya dipersiapkan bertahun-tahun, berbuan-bulan dibahas oleh DPR RI dengan Pemerintah dan sering pula mendapatkan masukan dari DPD RI, sangat penting. Dan itu yang mengatur sesungguhnya praktik kehidupan bernegara dan berpemerintahan, sangat fundamental keberadaan undang-undang di negara mana pun. Kalau ada sengketa kewenangan antara kami, DPR dengan DPD misalnya, MA dengan MK misalnya, yang memutus adalah Mahkamah Konstitusi. Kalau kita baca kembali, kita pahami kembali apa yang ada dalam Undang-Undang Dasar ini, maka saya katakan MK adalah lembaga yang memiliki kewenangan yang besar, peran yang menentukan, dan sekali lagi putusannya pun harus dijalankan oleh siapa pun- siapa pun. Memahami semua hal yang telah saya sampaikan tadi, setelah kami bertukar pikiran dan setelah saya sampaikan pandangan dan pemikiran saya kepada para pemimpin lembaga negara

ini, maka saya akan menyampaikan hasil pembahasan dan pertemuan kami hari ini, yang saya beri judul "Agenda dan Langkah-langkah Penyelamatan Mahkamah Konstitusi". Itu pandangan, pemikiran, dan rekomendasi saya selaku kepala negara bersama para pimpinan lembaga negara yang hadir pada pertemuan ini. Butir pertama, dalam persidangan atau peradilan di Mahkamah Konstitusi kita berharap dijalankan sangat hati-hati, jangan ada penyimpangan baru. Ingat kepercayaan rakyat sangat rendah kepada Mahkamah Konstitusi saat ini. Apakah dengan kemelut yang ada sekarang ini, dengan kepercayaan rakyat yang rendah sekarang ini, dengan konsolidasi yang tengah dilakukan oleh MK sekarang ini, MK akan melakukan penundaan persidangan jangka sangat pendek, saya serahkan sepenuhnya kepada MK sendiri. Dua, kami berharap penegakan hukum yang dilaksanakan oleh KPK dapat dilaksanakan secara lebih cepat dan konklusif. Untuk meyakinkan semua pihak termasuk rakyat bahwa jajaran MK yang lain bersih dari dugaan korupsi dan penyimpangan-penyimpangan lain. Hal ini penting agar kepercayaan atau trust dari rakyat terhadap MK segera pulih kembali. Tiga, saya Presiden berencana mempersiapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) untuk saya ajukan ke DPR RI, yang antara lain akan mengatur persyaratan, aturan, dan mekanisme seleksi dan pemilihan Hakim Mahkamah Konstitusi, ini penting. Sesuai semangat yang ada dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka, materi atau substansi PERPPU ini perlu mendapatkan masukan dari tiga pihak, Presiden sendiri, DPR, dan Mahkamah Agung. Karena dalam Undang-Undang Dasar sebenarnya yang diberikan kewenangan untuk menetapkan sembilan hakim Konstitusi adalah Presiden, Mahkamah Agung dan DPR. Oleh karena itulah, kalau kita ingin mengatur, menata dalam sebuah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan nantinya insya Allah menjadi undang-undang, maka tiga pihak inilah yang bertanggung jawab, dan kita harapkan aturan yang paling tepat. Tentu saya berharap, apabila perpu ini diberlakukan tidak mudah kemudian dijudicial review di MK sendiri, kemudian dibatalkan atau digugurkan. Kalau itu yang terjadi, tidak akan pernah ada sesuatu yang kita lakukan untuk melakukan koreksi dan perbaikan.

Kami merasakan, rakyat merasakan, banyak proses di negeri ini dalam pemilihan dan penetapan untuk jabatan-jabatan tertentu sangat dipengaruhi oleh kepentingan politik. Sangat berbahaya kalau ini lantas mencederai, lantas berpengaruh kepada tugas mereka yang dipilih dan diangkat karena lebih bersifat politis pertimbangannya kemudian harus menjalankan tugas dengan baik, sebagaimana tugas yang dijalankan oleh para Hakim Konstitusi ataupun oleh pejabat-pejabat yang lain, itu yang ketiga. Yang keempat, dalam PERPPU kami berpendapat perlu juga diatur pengawasan terhadap proses peradilan di Mahkamah Konstitusi. Saya berpendapat, para pemimpin lembaga negara juga berpendapat yang sama, Komisi Yudisial dapat diberikan kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap Hakim Konstitusi sebagaimana melakukan pengawasan terhadap hakim lainnya. Ini juga sesuai dengan semangat dan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Dasar 1945. Saya juga berharap, kewenangan pengawasan ini tidak kembali digugurkan ketika dibawa ke MK. Politik yang baik, manakala tidak ada satu pun kekuasaan yang tidak diawasi, power must not go uncheck. Kekuasaan siapa pun, kekuasan Presiden diawasi oleh banyak sekali lembaga negara, dan itu bagus. Oleh karena itu di Indonesia, di negeri kita ini kalau ingin sehat kehidupan politik dan demokrasi kita, mari kita pastikan lembaga mana pun harus ada yang mengawasi. Kalau tidak ada yang mengawasi, maka kekuasaan itu sangat mudah disalahgunakan, ini hukum politik. Saya memiliki pandangan seperti itu dan alhamdulillah pandangan rekan-rekan saya sama. Yang kelima, butir yang kelima. Dalam fase konsolidasi yang saya tahu sedang dilakukan oleh MK saat ini, saya berharap MK juga melakukan audit internalnya. Bahkan kami berpendapat dipandang perlu pula untuk dilakukan audit eksternal oleh lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk itu. Kami mendengar permintaan banyak pihak agar para hakim konstitusi sekarang ini mengundurkan diri, tentu saya serahkan sepenuhnya kepada Mahkamah Konstitusi. Itulah 5 butir penting yang kami pikirkan menjadi solusi untuk penyelamatan MK baik jangka

pendek maupun jangka mengengah tentu masih banyak lagi yang harus dilakukan oleh negara ini. Undang-undang yang mengatur Presiden pun setiap saat bisa diperbaiki, demikian juga yang mengatur DPR, MPR, DPD, semuanya. Oleh karena itu, tidak boleh ada dogma di negeri ini bahwa lembaga-lembaga tertentu tidak boleh diutik-utik, tidak boleh dikoreksi atau diganggu apa yang menjadi kewenangannya. Kalau itu terjadi kembali, kehidupan politik dan demokrasi kita bisa tidak sehat. Di luar 5 butir itu untuk diketahui oleh Saudara semua, oleh rakyat Indonesia, bahwa hari ini tanggal 5 Oktober 2013, saya dengan kewenangan yang saya miliki telah memberhentikan sementara Saudara Akil Mochtar dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi dan ini saya lakukan sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang berlaku. Itulah yang dapat saya sampaikan setelah kami melaksanakan pertemuan yang penting pada hari ini. Saya berharap insan pers bisa meneruskan apa yang saya sampaikan ini kepada saudara-saudara kami rakyat Indonesia di seluruh Tanah Air. Saya berharap agar juga disampaikan secara utuh, secara tepat, dan tentunya tidak terlalu banyak bias sehingga rakyat mendengarkan apa yang dipikirkan oleh kami semua para pemimpin lembaga negara. Demikian saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya. Selesai.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI