DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii. DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG,

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

SEBAGAI PEROKOK. Oleh: ARSWINI PERIYASAMY

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

Oleh : TOMSON SAPTA PRATAMA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina*

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

Artikel Penelitian Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa tumbuh kembang yang mengalami peralihan

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

A Correlation Family and Friend to Smoking Behavior in Student of SMA Muhammadiyah 1 Sragen

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

GAMBARAN FARMASIS YANG MEROKOK Dl ENAM KOTA BESAR DIINDONESIA

GAMBARAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI SMA NEGERI 1 PEKUTATAN, KECAMATAN PEKUTATAN, KABUPATEN JEMBRANA TAHUN

PREVALENSI BURUH BANGUNAN DENGAN KETERGANTUNGAN NIKOTIN DI KELURAHAN JIMBARAN, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 DefinisiPerilaku... 6 2.2 Definisi Remaja... 7 2.3KelompokTemanSebaya... 8 2.3.1 Bentuk- Bentuk Kelompok Teman Sebaya... 9 2.4 Perilaku Yang Mengundang Resiko... 10 2.5 Perilaku Merokok... 10 2.6 Tipe-TipePerokok... 14 BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN KERANGKA KONSEP... 17 3.1 KerangkaBerpikir... 17 3.2 KonsepBerpikir... 18 BAB IV METODE PENELITIAN... 19 i

4.1 Rancangan Penelitian... 19 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 19 4.2.1 Lokasi Penelitian... 19 4.2.2 Waktu Penelitian... 19 4.3. PopulasidanSampelPenelitian... 19 4.3.1 VariabilitasPopulasi... 19 4.3.2KriteriaSampel... 20 4.3.3BesarSampel... 20 4.3.4TeknikPengambilanSampel... 21 4.4 VariabelPenelitian... 22 4.4.1 KlasifikasiVariabel... 22 4.4.2 DefinisiOperasionalVariable... 22 4.5 InstrumenPenelitian... 23 4.6 AlurPenelitian... 23 4.6.1ProsedurPermohonanIzin... 23 4.6.2 PengambilanSampel... 24 4.6.3 Pengumpulan Data... 24 4.7 Cara PengolahandanAnalisis Data... 24 4.7.1 Pengolahan Data... 24 4.7.2 Analisis Data... 25 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 26 5.1 Hasil Penelitian... 26 5.1.1 Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian... 26 5.1.2 Perilaku Merokok Responden... 27 5.2 Pembahasan... 30 5.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian... 30 5.2.2 Perilaku Merokok dan Ketergantungan Nikotin... 30 5.3 Keterbatasan Penelitian... 32 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 33 6.1 Simpulan... 33 6.2 Saran... 33 6.3 Jadwal Penelitian... 35 ii

6.4 Rancangan Dana... 36 DAFTAR PUSTAKA... 37 LAMPIRAN... 38 Lampiran 1. LembarInformed Consent... 38 Lampiran 2. KuisionerPenelitian... 39 Lampiran 3. KuisionerFagerstrom Tolerance Scale... 39 Lampiran 4. Output SPSS... 51 iii

DAFTAR GAMBAR Halaman 3.1 Kerangka konsep penelitian perilaku merokok pada remaja...17 iv

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMA PGRI 4 DENPASAR Umumnya merokok dimulai saat remaja, diawali dari rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan seperti kebiasaan, mampu menurunkan kecemasan dan merasa lebih tenang. Dari penelitian ini didapatkan gambaran umum dari perilaku merokok pada remaja khususnya di SMA PGRI 4 Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada remaja. Menggunakan teknik simple random sampling dalam pengambilan sampel. Instrumen yang digunakan berupa Fagerstrome Tolerance Scale dan kuisioner, serta menggunakan analisis data univariat. Data ini merupakan data primer dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh 138 orang siswa dengan rentangan umur 15 sampai 18 tahun. Pada penelitian ini didapatkan responden yang merokok sekitar 18 orang (13,0%), yang tidak merokok 120 orang (87,0%). Dari 18 orang yang merokok semua mengatakan bahwa mereka merokok karena ajakan dari teman. Pada penelitian ini didapatkan ketergantungan nikotin katagori sangat rendah sekitar 7,2%. Kejadian remaja yang memiliki perilaku merokok sebesar 13,0% terbanyak pada laki-laki 10,8%. Kejadian merokok akibat pengaruh teman sebaya sekita 13,0%. Ketergantungan nikotin yang paling banyak pada katagori sangat rendah 7,2%. Saran untuk para remaja jika memiliki masalah, sharing lah ke orang yang dipercaya seperti keluarga yang mampu mengarahkan dan memberi solusi yang terbaik. Kata Kunci: Perilaku Merokok v

DESCRIPTION OF SMOKING IN ADOLESCENT BEHAVIOR AT SMA PGRI 4 DENPASAR Generally smoke began as a teenager, started out of curiosity and peer influence. After trying the first cigarette, an individual becomes addicted to smoking, for reasons such as customs, able to reduce anxiety and feel calmer. From this study, a general description of the behavior of smoking among adolescents, especially in SMA PGRI 4 Denpasar. This research is an observational research with cross sectional approach to find a picture of smoking behavior in adolescents. Using a simple random sampling technique of sampling. Instruments used in the form Fagerstrome Tolerance Scale and a questionnaire, as well as using univariate data analysis. This data is the primary data using questionnaires filled out by 138 students in the age range 15 to 18 years. In this study, respondents who smoked about 18 people (13.0%), who did not smoke 120 votes (87.0%). Of the 18 people who smoked all say that they smoke because of an invitation from a friend. In this study, the category of very low nicotine dependence approximately 7.2%. Genesis teenagers who have smoking behavior by 13.0% the highest in males 10.8%. The incidence of smoking due to peer influence About a 13.0%. Nicotine dependence is most in the category of very low 7.2%. Suggestions for teenagers if you have a problem, sharing the one to people you trust like a family that is able to direct and provide the best solution. Keywords: Smoking Behavior vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peradaban perkembangan manusia semakin maju dari waktu kewaktu baik itu dari bidang teknologi ataupun industri dengan diikuti pola hidup masyarakat yang akan berdampak dengan kesehatan mereka baik itu kesehatan fisik maupun psikologi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. (Menkes, 2013) Pola hidup masyarakat di era modern ini banyak kita temui masyarakat yang merokok, mulai di kantor, di jalan dan bahkan disekolah. Merokok dikatakan sebagai penyebab terjadinya berbagai macam penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan stroke, rokok dianggap sebagai penyebab utama dari penyakit penyakit tersebut. Awal dari merokok karena adanya rokok, dimana rokok dijual dengan bebasnya, hampir disetiap toko besar hingga warung-warung kecil menjual rokok, dan semua kalangan masyarakat mampu membelinya, baik dari orang dewasa hingga kalangan remaja. (Menkes, 2013) Di Hongkong prevalensi merokok yaitu 13,2% pada orang dewasa, dan 6,9% pada remaja pada tahun 2008. Di Amerika 80% mulai merokok pada usia 18 tahun dan 99% mulai merokok sebelum usia 26 tahun. Diperkirakan sekitar 4,5 juta remaja di Amerika adalah perokok. Menurut data dari American Lung Association, diperkirakan bahwa 3900 anak dibawah 18 tahun mulai mencoba vii

rokok pertama mereka dan sekitar 85% dari perokok dewasa mulai merokok sebelum umur 21 tahun. (Mak, K. K. dkk, 2012) Keterkaitan dalam mencapai tujuan di bidang kesehatan, konsumsi rokok merupakan epidemik yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomer tiga dengan jumlah perokok tertinggi di dunia setelah Cina dan India. Konsumsi rokok mebunuh satu orang setiap 10 detik (WHO 2002). Penyebab kematian satu dari dua orang perokok disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok. Konsumsi rokok telah sampai pada situasi yang mengkhawatirkan. Dampak yang timbul tidak hanya merugikan kesehatan perokok dan orang lain yang terpapar asap rokok, tetapi mengancam ekonomi masyarakat miskin. (Menkes, 2013) Umumnya merokok dimulai saat remaja, diawali dari rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan alasan seperti kebiasaan, mampu menurunkan kecemasan dan merasa lebih tenang. Perokok pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010. Sementara perokok pemula usia 15-19 tahun menurun dari 58,9% menjadi 43,3%. Keadaan ini menunjukkan telah terjadi pergeseran perokok pemula ke kelompok usia yang lebih muda. Ancaman lain adalah adanya peningkatan prevalensi merokok meningkat dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36,1% pada tahun 2011. Pada tahun 1970 konsumsi rokok di Indonesia berjumlah 30 miliar batang rokok, sedangkan pada tahun 2009 jumlah viii

tersebut meningkat secara drastis menjadi 260 miliar batang rokok, pada tahun 2010 menjadi 270 miliar batang rokok. (Menkes, 2013) Efek positif dari rokok adalah menghasilkan efek mood yang positif dan membantu individu dalam menghadapi masalah yang sulit. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok dan sering mengakibatkan mereka ketergantungan. Komponen psiko aktif dari tembakau adalah nikotin, yang malah akan membuat seseorang menjadi tambah stress. Kira-kira 25 persen nikotin yang diinhalasi saat mengisap rokok mencapai darah, dimana nikotin mencapai otak dalam waktu kira-kira 15 detik. Waktu paruh nikotin kira-kira dua jam. Ketergantungan nikotin berkembang sangat cepat kemungkinan karena aktivasi system dopaminergik area segmental ventral oleh nikotin. Perkembangan dipercepat oleh faktor sosial yang kuat yang mendorong perilaku merokok dalam beberapa lingkungan dan efek yang kuat dari iklan perusahaan tembakau. Orang kemungkinan merokok jika orang tuanya atau teman sebayanya juga merokok. Pengaruh nikotin dalam rokok dapat membuat seorang menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok, karena nikotin adalah zat yang sangat toksik. Pada saat awal merokok akan timbul gejala mual, muntah dan pusing. Tetapi jika memutuskan untuk berhenti merokok akan timbul gejala putus nikotin, gejala ini dapat timbul dalam dua jam setelah mengisap rokok yang terakhir, biasanya memuncak dalam 24 sampai 48 jam pertama, dan dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga bulan. Gejala umumnya adalah keinginan yang kuat untuk merokok kembali, ketegangan dan kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, ix

mengantuk dan penurunan kecepatan denyut jantung. Sindrom putus nikotin yang ringan dapat tampak jika perokok mengganti dari rokok biasa ke rokok yang nikotinnya rendah. (Sadock. B. J. dkk, 2010) Selain efek nikotin yang membuat remaja menjadi kecanduan merokok, pengaruh lingkungan sekitar juga mendorong remaja memiliki keinginan untuk merokok kembali. Orang tua atau teman sebaya yang merokok memiliki keterkaitan yang besar pada kebiasaan merokok di kalangan remaja. Studi di Jerman telah mununjukkan bahwa anak-anak yang di besarkan dalam lingkungan keluarga yang merokok memiliki lebih besar risiko untuk merokok dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang bukan perokok, sama halnya jika rekan atau teman sebayanya merupakan lingkungan perokok akan memiliki risiko lebih besar untuk remaja menjadi perokok, karena ingin mendapatkan pengakuan dari rekan-rekannya. (Mak, K. K dkk, 2012) Dengan begitu tingginya angka merokok di kalangan masyarakat dan begitu susahnya untuk menghentikan perilaku merokok tersebut, perlu dilakukan penelitian disuatu komunitas dalam hal ini adalah komunitas remaja untuk mengetahui seberapa besar angka merokok dikalangan remaja dan seberapa tinggi kecanduan nikotin pada remaja yang merokok, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor kenapa seorang perokok susah untuk berhenti merokok. 1.2.Rumusan Masalah masalah sebagai berikut: Dari uraian latar belakang tersebut dapat ditemukan rumusan x

1. Berapa kejadian remaja yang memiliki perilaku merokok? 2. Berapa kejadian pengaruh dari teman sebaya terhadap perilaku merokok pada remaja? 3. Bagaimana gambaran umum ketergantungan nikotin pada remaja yang merokok? 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Dari penelitian ini dapat diketahui gambaran perilaku merokok pada remaja di SMA PGRI 4 Denpasar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui berapa besar kejadian merokok pada remaja dan linkungan remaja. 2. Untuk mengetahui gambaran umum kecanduan nikotin pada remaja yang merokok. 1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2. Aspek Aplikati Memperoleh data penggunaan rokok dikalangan remaja khususnya di SMA PGRI 4 Denpasar. xi