BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemukiman di daerah yang padat hunian pada umumnya memanfaatkan pondasi bore pile sebagai pondasi dalam. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi pondasi bore pile ini menghasilkan gangguan suara yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pondasi dalam lainnya. Namun demikian, pondasi ini memiliki beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya, yaitu ketersediaan adukan beton dan kualitas beton yang dihasilkan, serta kebersihan lingkungan di lokasi pekerjaan akibat sisa tanah di lapangan. Meskipun masalah kebersihan lingkungan lokasi pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan, namun berpengaruh pada manuver alat dan kecepatan dalam penyelesaian pekerjaan. Spun pile sudah sangat populer digunakan sebagai material pondasi dalam jenis tiang, baik itu driven pile maupun jack in pile karena kualitas bahannya terjamin dan pelaksanaan pekerjaannya relatif cepat dan sederhana. Namun kelemahannya adalah tingkat gangguan suara pada jenis driven pile atau tiang pancang dan kurangnya fleksibilitas mobilisasi alat pada jenis jack in pile akibat ukurannya yang relatif besar. Jika spun pile dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dibuat lubang bor terlebih dahulu tidak dengan cara dipancang, diperkirakan ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, diantaranya : 1. meminimalisir gangguan suara yang ditimbulkan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi pondasi, 2. meminimalisir gangguan yang ditimbulkan saat pembersihan lokasi pekerjaan, 3. meminimalisir adanya kualitas beton pondasi dalam yang tidak memenuhi syarat karena pelaksanaan proses pengecoran dan pemadatan adukan beton, 1
4. Meminimalisir keterlambatan pekerjaan karena ketersediaan bahan-susun beton. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penempatan spun pile ke dalam lubang bor yaitu perlu mempertimbangkan kehilangan gaya gesek perlawanan tiang karena diameter lubang bor selalu dibuat lebih besar dari diameter spun pile. Selain itu tiang menjadi tidak stabil karena adanya kemungkinan bergerak secara horisontal. Maka dari itu, diperlukan bahan tambahan untuk mengisi lubang kosong di sekitar spun pile yang mampu menahan gerakan horisontal pada tiang serta memiliki kemampuan menghasilkan gaya gesek perlawanan tiang terhadap beban vertikal. Bahan tambah inilah yang akan diteliti lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap kemampuan dalam mendukung beban pondasi dan diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perlawanan gesek tiang. Bahan tambah yang digunakan adalah campuran dari tanah hasil galian dan semen yang dinamai dengan pasta friksi. Campuran pasta semen dan tanah sisa pengeboran yang digunakan sebagai bahan pengisi diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap pondasi secara optimal dan dapat mengurangi limbah tanah yang sudah tidak digunakan lagi. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui pengaruh waktu pemeraman pondasi terhadap faktor gesek tiang dengan perkuatan pasta friksi. 2. mengetahui besarnya nilai kuat gesek maksimum antara pondasi dengan pasta friksi. 3. mengetahui grafik hubungan antara nilai friction tanah dengan waktu pemeraman pondasi. 2
C. Rumusan Masalah Pasta friksi yang digunakan untuk mengisi lubang kosong di sekitar spun pile bertujuan untuk menambah kekuatan gesek pada pondasi. Proses ikatan antara pondasi dengan pasta friksi dalam jangka waktu tertentu dapat mempengaruhi besarnya nilai kuat gesek tiang. Oleh karena itu, timbul permasalahan baru yakni belum diketahuinya waktu yang ideal untuk pemeraman pondasi yang dapat menghasilkan nilai gesekan maksimum. Banyak faktor yang dipertimbangkan dan perlu diteliti dalam menganalisis waktu pemeraman pondasi yang optimum untuk mencapai kekuatan maksimum. D. Batasan Penelitian Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tanah lempung ekspansif, yakni material tanah yang mengalami perubahan volume akibat perubahan kadar air. Berasal dari Dusun Krebet, Kulonprogo, Yogyakarta, dalam kondisi terusik (disturb) dan tanpa perlakuan khusus. Tanah yang digunakan sebagai bidang uji adalah tanah yang lolos saringan no.4. Proses pemadatan dilakukan pada tanah dengan standar proctor yang dilakukan secara manual dan menggunakan beberapa alat yang ada di laboratorium dengan nilai kepadatan tanah yakni 47,89% dan berat volume tanah basah adalah 1,81 gr/cm 3. Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan pasta friksi yang komposisi campurannya berasal dari tanah ekspansif yang lolos saringan no.40, semen, dan air. Pasta friksi ini digunakan untuk mengisi celah pada lubang bor dengan tujuan untuk menambah nilai kuat gesek pada pondasi. Komposisi campuran pasta friksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15% dan 20% kadar semen dari total berat antara semen dan tanah lempung. Pondasi tiang dibuat dengan skala 1:100 dengan nilai faktor air semen 0,5. Diameter pondasi yang digunakan adalah 4 cm dan 5 cm. Sedangkan panjang pondasi yang digunakan adalah 10 cm dan 12 cm. 3
Bidang uji yang digunakan berupa kotak baja berukuran 100 x 100 cm yang akan diisi oleh tanah yang dipadatkan dengan kedalaman 30 cm. Pada bagian bawah lapisan tanah bidang uji diletakkan silinder beton dengan ketinggian 30 cm dan triplek dengan tebal 5 mm seluas penampang alas kotak baja. Tanah pada bidang uji diasumsikan homogen, yakni memiliki kedalaman yang sama hingga mencapai tanah keras. Permasalahan yang diteliti oleh penulis adalah bagaimana pengaruh waktu pemeraman pondasi di dalam lubang bor yang diisi oleh pasta friksi tersebut terhadap nilai kuat gesek tiang. Pelaksanaan uji tarik pondasi yang dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai kuat gesek antara pondasi dengan pasta friksi tersebut dilakukan dengan menggunakan alat tarik berkapasitas 2 KN yang terdapat pada laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. E. Manfaat yang Diharapkan Manfaat yang diharapkan penulis dengan adanya penelitian ini adalah dapat mengetahui tepat atau tidaknya penggunaan pasta friksi sebagai bahan tambah yang mengisi lubang bor dalam memberikan kontribusi terhadap perlawanan gesek tiang serta diharapkan penggunaan spun pile sebagai material pondasi dalam dapat diaplikasikan dengan cara dibuat lubang bor terlebih dahulu di masa yang akan datang sehingga dapat meminimalisir kelemahankelemahan dalam pengaplikasian spun pile dengan cara dipancang. F. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian yang ada di Universitas Gadjah Mada, ditemukan judul yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis, yakni : 1. penelitian Pradiptiya (2012) dengan judul Uji Beban Tarik pada Tiang untuk Penentuan Modulus Gesek Tiang. 4
2. penelitian Ade Arianti (2015), Viola Nur Rahmadika (2015), Albertus Surya Kusuma (2015), dan Muhammad Khaerul Huda (2015) yang melakukan penelitian bersama penulis, namun berbeda topik pembahasan. Penelitian tugas akhir ini berbeda dengan penelitian tersebut di atas. Oleh karena itu, keaslian penelitian tugas akhir dengan judul Pengaruh Waktu Pemeraman Pondasi Terhadap Faktor Gesek Tiang dengan Perkuatan Pasta Friksi dinyatakan belum pernah dilakukan dan diteliti sebelumnya. Sehingga dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritisi yang sifatnya membangun. 5