BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada bidang telkomunikasi, teknologi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan tersebut didorong karena adanya kebutuhan untuk mempermudah manusia dalam melakukan komunikasi atau untuk sekedar bertukar informasi. Di Indonesia perkembangan teknologi Telekomunikasi juga berkembang dengan pesat, khususnya teknologi telekomunikasi seluler. Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984 dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Teknologi seluler yang digunakan saat itu adalah NMT (Nordic Mobile Telephone) dari Eropa, disusul oleh AMPS (Advance Mobile Phone System), keduanya dengan sistem analog. Teknologi seluler yang masih bersistem analog itu seringkali disebut sebagai teknologi seluler generasi pertama (1G). Pada Oktober 1993, PT Telkom Indonesia memulai pilot-project pengembangan teknologi generasi kedua (2G), GSM, di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan penggunaan teknologi AMPS atau beralih ke GSM yang menggunakan frekuensi 900 MHz. Akhirnya, Menristek saat itu, BJ Habibie, memutuskan untuk menggunakan teknologi GSM pada sistem telekomunikasi digital Indonesia. PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia. Pada periode ini, teknologi NMT dan AMPS mulai ditinggalkan, ditandai dengan tren melonjaknya jumlah pelanggan GSM di Indonesia. Pada tanggal 8 Oktober 2003, pemerintah mulai menggunakan teknologi 3G dengan memberikan lisensi kepada PT. Cyber Access Communication (sekarang PT. Hutchison Charoen Pokphand Telecom) sebagai operator seluler pertama di Indonesia yang bisa memberikan layanan 3G. Pemberian lisensi tersebut melalui proses tender, dengan menyisihkan 11 peserta lainnya. CAC memperoleh lisensi
pada jaringan UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) atau juga disebut dengan W-CDMA (Wideband-Code Division Multiple Access) pada frekuensi 1.900 MHz sebesar 15 MHz. Walaupun CAC yang pertama memperoleh lisensi jaringan UMTS (3G), tetapi baru pada Februari 2004 teknologi 3G benar-benar diluncurkan ke masyarakat, dimana Telkomsel sebagai operator pertama di Indonesia yang meluncurkan layanan tersebut dengan menggunakan teknologi EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution). EDGE sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 126 kbps (kilobit per detik) dan menjadi teknologi dengan transmisi data paling cepat yang beroperasi di Indonesia saat itu. Bahkan menurut GSM World Association, EDGE dapat menembus kecepatan hingga 473,8 kilobit/detik. Pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi seluler di Indonesia, tidak lepas dari peran perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang terus berusaha meningkatkan pelayanan mereka. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM pertama di Indonesia dengan layanan pascabayar kartuhalo yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Saat itu, saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh indosat. Pada tanggal 1 November 1997, Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar. Telkomsel menggelar hampir 100.000 BTS pada tahun 2013, yang menjangkau sekitar 97% wilayah populasi di Indonesia seperti terlihat pada Gambar I.1 dan Gambar I.2. Gambar I.1 Grafik Total BTS 2G PT. Telkomsel (Sumber: Annual Report PT. Telkomsel, 2014) Gambar I.2 Grafik Total BTS 3G/4G PT. Telkomsel (Sumber: Annual Report PT. Telkomsel, 2014)
Dalam upaya memandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru layanan mobile broadband, Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta uji coba teknologi Long Term Evolution (LTE). Kini Telkomsel mengembangkan jaringan broadband di 100 kota besar di Indonesia. Gam bar I.3 Grafik Total Costumer Base PT. Telkomsel (Sumber: Annual Report PT. Telkom Indonesia, 2014) Gam bar I.4 Grafik Pelanggan Broadband PT. Telkomsel (Sumber: Annual Report PT. Telkom Indonesia, 2014) Pertumbuhan pelanggan broadband Telkomsel terus bertambah setiap tahunnya seperti terlihat dalam Gambar I.4 dan jumlah penggunaan data broadband Telkomsel juga meningkat signifikan tiap tahunnya seperti terlihat pada Gambar 1.5. Dengan peningkatan-peningkatan tersebut maka secara langsung akan mempengaruhi kecepatan access data layanan Telkomsel Flash, dimana kecepatan akses data layanan tersebut akan semakin lambat. Pertumbuhan jumlah penggunaan layanan tersebut juga mengindikasikan bahwa permintaan layanan broadband terus meningkat setiap tahunnya, sehingga mendorong perusahaanperusahaan penyedia layanan telekomunikasi terus berlomba memperbaiki kualitas layanannya yaitu dengan memberikan kecepatan access data yang lebih cepat dan stabil. Dengan adanya permasalahan yaitu melambatnya kecepatan access data layanan Telkomsel Flash dan adanya persaingan antar perusahaan, sehingga menuntut PT. Telkomsel untuk terus memperbaiki dan mengembangkan kualitas layanannya. Sebagai langkah awal untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas layanan tersebut maka diperlukan sebuah kajian. Kajian
yang biasa dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah kajian dari aspek financial atau aspek kelayakan dari sebuah layanan dan kajian tersebut tidak dapat secara spesifik menunjukkan kontribusi teknologi terhadap sebuah layanan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah kajian yang secara spesifik mengukur tingkat kecanggihan teknologi yang digunakan pada layanan Telkomsel Flash pada saat ini yaitu teknologi 3G. Total Penggunaan Data (Tbyte) 234.862 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 28.275 51.938 96.683-2011 2012 2013 2014 Gambar 1.5 Grafik Total Penggunaan Data Broadband (3G) (Sumber: Annual Report PT. Telkomunikasi Selular, 2014) Kajian dari aspek teknologi tersebut tidak hanya akan melakukan pengukuran dan perbaikan pada sisi fasilitas fisik teknologi saja, namun juga akan melakukan pengukuran dan perbaikan pada sisi sumber daya manusia yang menangani teknologi tersebut, juga pada sisi dokumen/informasi yang menunjang kinerja teknologi, dan pada sisi kerangka kerja organisasi perusahaan. Kajian tersebut akan menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan layanan Telkomsel Flash. Dengan adanya kajian/penelitian ini diharapkan kapabilitas dan kondisi eksisting dari teknologi 3G bisa diketahui. Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan penulis bisa menganalisis dan memberikan usulan kepada Telkomsel, sehingga nantinya Telkomsel bisa menggunakannya untuk merencanakan tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan layanan Telkomsel Flash dan memberikan rekomendasi keberlanjutan teknologi 3G dalam menghadapi teknologi baru (4G). Metode yang
sesuai untuk melakukan kajian aspek teknologi tersebut adalah Metode Teknometrik. Metode ini telah dikembangkan oleh UN-ESCAP (United Nation-Economic and Social Commission for Asia and the Pacific). Metode ini menekankan pada kajian kuantitatif atas empat komponen teknologi, yaitu Technoware (dari sisi teknologi), Humanware (dari sisi sumber daya manusia), Infoware (dari sisi informasi), dan Orgaware (dari sisi kerangka kerja organisasi). Metode teknometrik ini memungkinkan pendekatan analisis dalam formulasi strategi yang berkaitan dengan implementasi teknologi yang digunakan. Dengan kata lain, pengaplikasian metode teknometrik memungkinkan pengguna untuk menganalisis kandungan teknologi dari objek yang ditelitinya, dalam hal ini adalah teknologi 3G. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kecanggihan dan state of the art teknologi 3G? 2. Bagaimana tingkat kontribusi keempat komponen teknologi 3G? 3. Bagaimana tingkat kepentingan (intensitas kontribusi) keempat komponen teknologi? 4. Berapa besar nilai koefisien kontribusi teknologi (TCC)? 5. Bagaimana cara meningkatkan nilai koefisien kontribusi teknologi 3G? 6. Bagaimana strategi keberlanjutan teknologi 3G dalam menghadapi teknologi baru (4G)? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan kegiatan penelitian ini dilakukan adalah: 1. Mengukur tingkat kecanggihan dan state of the art dari teknologi 3G. 2. Mengukur tingkat kontribusi empat komponen teknologi, yaitu Technoware (T), Humanware (H), Infoware (I), dan Orgaware (I). 3. Mengukur tingkat kepentingan (intensitas kontribusi) empat komponen teknologi 3G.
4. Menentukan nilai koefisiensi kontribusi teknologi (TCC). 5. Memberikan rekomendasi prioritas utama untuk meningkatkan kontribusi komponen teknologi 3G dengan menggunakan pendekatan analisis teknometrik. 6. Menentukan strategi keberlanjutan teknologi 3G dalam menghadapi teknologi baru (4G). I.4 Batasan Penelitian Agar penelitian dilakukan secara terfokus terhadap tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut: 1. Penelitian terhadap komponen Technoware dan Humanware dilakukan pada tingkat operasional sedangkan penelitian terhadap komponen Infoware dan Orgaware dilakukan pada tingkat organisasional. 2. Penelitian yang dilakuakan pada 3G difokuskan pada teknologi 3G network services. 3. Penyusunan kriteria evaluasi dan derajat sofistikasi menggunakan expert judgment atau justifikasi para tenaga ahli 3G di PT. Telkomsel. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat digunakan sebagai alat pendukung keputusan dan sebagai pelengkap penilaian kinerja finansial perusahaan. 2. Dapat memberikan kemudahan bagi PT. Telkomsel dalam menentukan prioritas peningkatan kontribusi teknologi 3G yang meliputi fasilitas fisik, sumber daya manusia, informasi, dan kerangka kerja organisasi. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisikan uraian mengenai latar belakang penelitian pada PT. Telkomsel, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan
penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan pada penelitian ini. Bab II Bab III Landasan Teori Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Literatur yang dikaji berkaitan dengan teori dan metode Teknometrik. Pembahasan mengenai teori dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan kasus yang dikaji juga dibahas pada bab ini Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis, mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, merancang analisis pengolahan data.