TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. kekayaaan sumber daya dan keanekaragaman hayati berupa jenis-jenis satwa maupun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

TINJAUAN PUSTAKA. bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

Oleh: Nurul Khotimah Jurusan Pendidikan Geografi, FISE UNY. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

STUDI KELAYAKAN API ABADI MRAPEN SEBAGAI OBYEK WISATA DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR EKOWISATA. Chafid Fandeli *)

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Pesisir dan Pantai Kawasan pesisir

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

5 TINJAUAN PUSTAKA Danau Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2011). Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2009).

6 Defenisi Pariwisata Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1, dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan tersebut seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain (Damanik dan Weber, 2006). Pariwisata juga merupakan kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Holloway dan Plant, 1989). Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007 diacu oleh Rahmawati, 2009). Wisata Danau UU No 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Menteri Dalam Negeri, 1990), beberapa istilah yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain : 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

7 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha usaha yang terkait di bidang tersebut. 4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. 5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. 6. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. 7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Menurut Sulaksmi (2007) menyatakan bahwa bentuk wisata antara lain : ekowisata (ecotourism), wisata alam (nature tourism), wisata petualangan (adventure tourism), wisata berdasarkan waktu (gateway and stay) dan wisata Budaya (cultural tourism). Pariwisata di Indonesia dimulai pada awal tahun enam puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di istana negara (Razzak dan Suniarti, 1994). Untuk menyamakan pemahaman mengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia

8 Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (Kartawan, 2004). Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi negara. Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia (Meta, 2002). Konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu (Fandeli, 2000., META, 2002 diacu oleh Yulianda, 2007) : a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya. b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan.

9 c. Ekowisata (ecotourism,), merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan. Potensi sumber daya alam memiliki makna, kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan. Salah satu sumber daya alam yang dapat memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan adalah sumber daya yang berbentuk danau. Potensi danau sebagai daya tarik wisata memiliki karakter tersendiri. Danau merupakan suatu tempat di mana perpaduan antar tersedianya air dengan keindahan alam menjadi satu bentuk yang indah dan menarik dan memiliki nuansa alami di mana air berperan penting dalam memberikan kehidupan di sekitarnya. Bilamana dilihat secara fungsi, danau berfungsi sebagai tempat reservoir air atau menampung air dari sumber mata air dan memiliki fungsi yang dapat memelihara hidrologi, disamping itu danau dikaitkan pula sebagai fungsi pengairan dimana fungsi air pada daerah tertetu dimanfaatkan sebagai pemenuhan air bagi pengairan, pelistrikan dan pemenuhan kebutuhan air lainnya bagi masyarakat (Sastrayuda, 2010). Unsur-unsur daya tarik danau (yang tidak merupakan kesatuan dengan obyek/lokasi TN (Taman Nasional), TWA (Taman Wisata Alam), TAHURA (Taman Hutan Raya) dan TB (Taman Buru)) meliputi : 1. Keindahan 2. Kenyamanan 3. Keselamatan 4. Stabilitas air sepanjang tahun 5. Kebersihan air dan lingkungan

10 6. Variasi kegiatan di danau 7. Variasi kegiatan di lingkungan danau 8. Kekhasan lingkungan danau Pembangunan Wisata Berkelanjutan Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide-ide tersebut selanjutanya diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang, oleh sebab itu, pengembangan infrastruktur pariwisata harus memberikan keuntungan jangka panjang bagi pelaku wisata. Ide pembangunan yang berkelanjutan tersebut sejalanan dengan konsep pengelolaan ekowisata yang tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia (Damanik dan Weber 2006). Kegiatan di daerah pariwisata dan rekreasi dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal utama. Oleh karena itu, perencanaan pengembangan pariwisata di wilayah danau hendaknya dilakukan secara menyeluruh termasuk inventarisasi dan penilaian sumberdaya yang cocok untuk pariwisata, perkiraan tentang berbagai dampak terhadap lingkungan, hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna lahan disertai dengan perincian kegiatan untuk masing-masing tata guna, serta pilihan pemanfaatannya (Dahuri dkk., 1996).

11 UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata yang terdiri atas: a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna. b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan. Indeks Kesesuaian Wisata Analisis kesesuaian wisata merupakan analisis yang dimaksudkan untuk mengetahui kesesuian wisata pada suatu kawasan dalam penggunaan lahan pada kawasan tersebut. Analisis ini juga digunakan dalam kajian wisata Danau Kelapa Gading. Kesesuaian wisata ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan provinsi Sumatera Utara. Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5 (lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah sebagai berikut : 1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sangat diperlukan atau parameter kunci. 2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.

12 3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau parameter ini tidak penting. Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata. Daya Dukung Kawasan Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan untuk manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan berakibatkan pula terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu daya dukung alam harus di jaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri (Wardhana, 2004). Daya dukung lingkungan tergantung pada kebutuhan dan nilai yang didfinisikan sendiri oleh masyarakat. Ketika tingkat daya tamping ekowisata dibuat, metode untuk mengkontrol pengunjung perlu diimplementasikan yang mencangkup kemampuan untuk mendukung jumlah pengunjung, menjaga jumlah konstan pengunjung (Khair, 2006).