Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

dokumen-dokumen yang mirip
BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PERSYARATAN TEKNIS PENGUMPULAN SAMPAH DAN PENYEDIAAN TPS DAN/ATAU TPS 3R. Pemilahan sampah dilakukan berdasarkan paling sedikit 5 jenis sampah, yaitu:

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PERSAMPAHAN

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D

BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Sampah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

meter kubik. Dibandingkan tahun 1996/1997, produksi sampah di Jakarta tersebut naik sekitar 18%. Hal ini diakibatkan bukan saja karena

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN POLA PEMANFAATAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH DATAR

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

MAKALAH SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT OLEH :

BAB III LANDASAN TEORI

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

PERENCANAAN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN JABUNGAN, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

Efisiensi Rute Truk Pengangkutan Sampah Sistem Stationary Container di Kota Padang dengan Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT / SAMPAH ( REDUCE, RECYCLING, REUSE, RECOVERY )

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

PERENCANAAN TRANSPORTASI PERSAMPAHAN DI KOTA RANTEPAO KABUPATEN TORAJA UTARA Suharman Hamzah 1, M.Asad Nur Abdurahman 2, Ishak Salempang 3

PROSIDING SEMINAR NASIONAL HARI LINGKUNGAN HIDUP 2011 ISBN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB III METODE PERENCANAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

Transkripsi:

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan Sampah terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali. Didasarkan jenis sampah terpilah, dilakukan: 1. Pengaturan jadwal pemindahan & pengangkutan, sesuai jenis sampah terpilah dan sumber sampah; 2. Penyediaan sarana pemindahan & pengangkut sampah terpilah. 3. Kegiatan pengangkutan sampah harus mempertimbangkan: Pola pengangkutan Jenis peralatan atau sarana pengangkutan Rute pengangkutan Operasional pengangkutan Aspek pembiayaan

PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH Kualitas dan Tingkat Pelayanan baru mencapai ± 54,24%, (BPS, Susenas 2006), masih di bawah target RPJMN (75 % pada 2009) dan MDGs (70 % pada 2015) BAK SAMPAH TPS TPA A. Timbulan Sampah 1. Terus meningkat 2. Tidak dimanfaatkan 3. Tidak dipilah 4. Tidak semua dibuang ke bak sampah, sebagian dibuang ke: - Sungai - Kebun - Pekarangan - Jalan - dll B. Pengumpulan ke TPS 1. Tidak ada pemilahan 2. Jadwal angkut tidak rutin 3. Perlu biaya pengumpulan 4. Kondisi alat pengumpul tidak memadai C. Tempat Penampungan Sementara 1. Susah mencari lokasi 2. Tidak ada pemilahan 3. Terbuka, bau, berlalat 4. Tidak setiap hari diangkut ke TPA D. Pengangkutan ke TPA 1. Biaya angkut mahal 2. Jarak ke TPA jauh 3. Jadwal angkut tidak rutin 4. Tidak ada pemilahan 5. Kondisi alat angkut tidak memadai E. Tempat Pemrosesan Akhir 1. Susah mencari lokasi 2. Lokasi jauh diluar kota 3. Biaya pembangunan mahal 4. Biaya OP mahal 5. Masih Open Dumping 6. Pengolahan Lindi terbatas 7. Terbuka, Bau, Berlalat 8. Sumber penyakit

Pemindahan Sampah

Pemindahan Sampah o Aspek penyimpanan dan pengumpulan membutuhkan pengetahuan dasar tentang karakteristik masing-masing sampah agar tidak menimbulkan permasalahan, baik dari sudut biaya operasi maupun keselamatan kerja dan lingkungan. o Subsistem pemindahan menerima sampah yang berasal dari sumber, untuk kemudian diangkut ke TPA. Dikenal 2 (dua) pola yaitu sistem yang permanen dan yang dapat diangkut (dipindahkan). o Subsistem pemindahan mempunyai sasaran-sasaran sebagai berikut: Sebagai peredam tingkat ketergantungan fase pengumpulan dengan fase pengangkutan Pos pengendalian tingkat kebersihan wilayah yang bersangkutan.

Pemindahan Sampah Klasifikasi TPS sebagai sarana pemindahan berdasarkan SNI 3242:2008 adalah sebagai berikut: 1. TPS tipe I, yaitu tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang ilengkapi dengan : Ruang pemilahan Gudang Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer Luas lahan ± 10-50 m2 2. TPS tipe II, yaitu tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan : Ruang pemilahan (10m2) Pengomposan sampah organik (200m2) Gudang (50m2) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60m2) Luas lahan ± 60 200 m2 3. TPS tipe III, yaitu tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan : Ruang pemilahan (30m2) Pengomposan sampah organik (800m2) Gudang (100m2) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60m2) Luas lahan > 200 m2. Pemindahan skala kota ke stasiun transfer (Stasiun Peralihan Antara / SPA) diperlukan bila jarak ke lokasi TPA lebih besar dari 25km.

Pemindahan Sampah T P S M E R U P A K A N L A N D A S A N P E M I N D A H A N Y A N G D A P A T D I L E N G K A P I R A M P D A N K O N T A I N E R. K R I T E R I A T E K N I S T P S : A. L U A S T P S, S A M P A I D E N G A N 2 0 0 M 2 B. J E N I S P E M B A N G U N A N P E N A M P U N G S A M P A H S E M E N T A R A B U K A N M E R U P A K A N W A D A H P E R M A N E N C. S A M P A H T I D A K B E R A D A D I T P S > 2 4 J A M D. P E N E M P A T A N T I D A K M E N G G A N G G U E S T E T I K A & L A L U L I N T A S E. H A R U S D A L A M K E A D A A N B E R S I H S E T E L A H S A M P A H D I A N G K U T K E T P A

Pemindahan (TPS)

Sampah siap dikompaksi SPA Pengaturan sampah Sampah Masuk Pengangkutan Kompaksi Sampah TPA Sampah dikompaksi Pemindahan (SPA)

Naik ke ramp lt. 2 Gerbang SPA Penimbangan Sampah Antrian Truk Sampah Masuk TPA Sampah siap press Pengangkutan dengan truk sekunder Unloading Sampah Pemindahan (SPA)

TPS 3R adalah infrastruktur pengolahan skala kawasan Kriteria Teknis: o Kapasitas 100-200 KK o Luas 200 m 2 o Lokasi TPS 3R 1 km dari sumber sampah o Dilengkapi dengan ruang pengolahan sampah anorganik (pemilahan) dan pengolahan sampah organik (proses biologis), gudang, zona penyangga (buffer zone) dan tidak mengganggu estetika serta lalu lintas o Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengurangi dan memilah sampah Pemindahan (TPS 3R)

Pemindahan Sampah Deskripsi Umum TPS 3R: o TPS 3-R : pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang & pengolahan skala kawasan. o Area kerja : area pembongkaran muatan gerobak, pemilahan, perajangan sampah, pengomposan, tempat/kontainer sampah residu, penyimpanan barang lapak / hasil pemilahan & pencucian. o Pemisahan beberapa jenis sampah : sampah B3 rumah tangga (dikelola sesuai ketentuan), sampah kertas, plastik, logam/kaca (bahan daur ulang) & sampah organik (bahan baku kompos). o Pembuatan kompos dengan metode : Open Windrow dan Caspary. o Pembuatan kompos cair dengan metode : Sistem Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik Sampah

Pemindahan Sampah a. TPS 3R kawasan perumahan baru (2000 rumah) diperlukan luas 1000 m2. Pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan luas 200-500 m2. b. TPS 3R luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau tanpa proses pemilahan sampah di sumber. c. TPS 3R luas <500 m2 hanya dapat menampung sampah dalam keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50%. d. TPS 3R dengan luas <200 m2 hanya menampung sampah tercampur 20%, sampah sudah terpilah 80%. Fasilitas TPS 3R meliputi wadah komunal, areal pemilahan, areal komposting (kompos dan kompos cair), dilengkapi fasilitas penunjang seperti saluran drainase, air bersih, listrik, barrier (pagar tanaman hidup) dan gudang penyimpan bahan daur ulang maupun produk kompos serta biodigester (opsional).

Pengangkutan Sampah

Definisi Pengangkutan sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, merupakan bagian dari penanganan sampah. Pengangkutan didefinisikan sebagai: bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari TPS 3R menuju ke tempat pengolahan sampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir. Sehubungan dengan hal tersebut, metoda pengangkutan serta peralatan yang akan dipakai tergantung dari pola pengumpulan yang dipergunakan.

Permasalahan yang dihadapi Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien Penggunaan kapasitas muat kendaraan yang tidak tepat Rute pengangkutan yang tidak efisien Tingkah laku petugas Aksesibilitas yang kurang baik

Penanggungjawab Berdasarkan atas operasional pengelolaan sampah, maka pengangkutan ini merupakan tanggung jawab dari pemerintah kota atau kabupaten. Sedangkan pelaksana adalah pengelola kebersihan dalam suatu kawasan atau wilayah, badan usaha dan kemitraan. Sangat tergantung dari struktur organisasi di wilayah yang bersangkutan. Sebagai contoh misalkan dalam suatu wilayah kota terdapat Dinas Kebersihan, maka tanggung jawab pengelolaan sampah ada dibawah dinas ini. Khusus untuk pengangkutan sampah, misalnya ada Seksi Pengangkutan.

Pola Pengangkutan Definisi: Pola individual: kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampah ke TPA atau TPST Pola komunal: kegiatan operasi dari tempat pemindahan (Transfer Depo, transfer station) atau tempat penampungan sementara (transfer depo, transfer station, TPS, LPS, TPS 3R) ke tempat pengolahan/pembuangan akhir (TPA/TPST).

Pola Pengangkutan 1. Sistem langsung atau door-to-door, yaitu pengumpulan sekaligus pengangkutan sampah, sistem pengangkutan sampah menggunakan pola pengangkutan sbb : Truk pengangkut sampah berangkat dari pool menuju titik sumber sampah pertama untuk mengambil sampah Selanjutnya truk tersebut mengambil sampah pada titik-titik sumber sampah berikutnya sampai truk penuh sesuai dengan kapasitasnya. Sampah diangkut ke lokasi pemerosesan atau TPA Setelah pengosongan sampah di lokasi tersebut, truk menuju kembali ke lokasi sumber sampah berikutnya sampai terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.

Pola Pengangkutan 2. Untuk sistem pengumpulan secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan Transfer Depo/TD), pola pengangkutan yang dilakukan sbb: Kendaraan pengangkut sampah keluar dari pool langsung menuju lokasi pemindahan di transfer depo untuk mengangkut sampah langsung ke pemerosesan akhir atau TPA. Selanjutnuya kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada rit berikutnya.

Pola Pengangkutan Tidak Langsung Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan sampah. Jika sistem pengangkutan yang digunakan tidak langsung (transfer depo) dapat menggunakan: a. Sistem kontainer angkat (Hauled Container System = HCS) b. Sistem kontainer tetap (Stationary Container System = SCS) sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk kompaktor secara mekanis/manual.

Pola Pengangkutan Tidak Langsung a. Sistem kontainer angkat (Hauled Container System = HCS): Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS ini umumnya merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersial. HCS dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : konvensional dan stationary. b. Sistem kontainer tetap (Stationary Container System = SCS): Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang dapat diangkat atau yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditujukan untuk melayani daerah pemukiman. Sistem kontainer tetap dapat dilakukan secara mekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakan truk compactor dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan sistem manual menggunakan tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah atau jenis penampungan lainnya.

Pola Pengangkutan Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System = HCS) sistem pengosongan kontainer : 1. Kendaraan dari pool bawa kontainer kosong 2. Ke kontainer isi, mengganti & bawa ke TPA 3. Kosong dari TPA melanjutkan proses berikut Sistem Pengakutan Kontainer Tetap (Stationary Container System=SCS), mekanis 1. Kendaraan dari pool ke kontainer pertama, sampah dituangkan ke truk kompaktor & letakkan kembali kontainer kosong. 2. Kendaraan ke kontainer berikut sampai truk penuh kemudian ke TPA. 3. Seterusnya sampai rit terakhir Pengangkutan SCS manual 1. Kendaraan dari poll ke TPS pertama, sampah dimuat ke truk kompaktor / truk biasa. 2. Kendaraan ke TPS berikut sampai truk penuh kemudian ke TPA. 3. Seterusnya sampai rit terakhir

Operasional Pengangkutan kontainer angkat (HCS) tipe 1 Angkat kontainer Pool : Arm roll truck Lokasi 1 2 1 Cuci & kembalikan TPA Lokasi 2 Selanjutnya : truk pindah ke kontainer 2, mengangkat ke TPA dst sampai seluruh rute selesai & truk kembali ke pool. 5 4 3 tipe 3 Angkat kontainer 5 kontainer kosong Taruh kontainer kosong Pool : Arm roll truck Lokasi 1 2 TPA 1 4 kontainer kosong Lokasi 2 Taruh kontainer kosong Akhir operasi : kontainer kosong, dicuci kemudian bawa ke pool (tipe 3) atau dibawa ke Lokasi 1 (tipe 2) 3 tipe 2 5

Operasional Pengangkutan kontainer tetap (SCS) Isi gerobak dipindah Pool : Kendaraan sesuai TPS/TPS3R - 1 2 1 TPS/TPS3R - 2 TPA Truk di kosongkan Cuci & kembalikan 4 3 5 Transfer station Truk 6-10m3 Trailer 40-90 m3 TPS 1 Transfer station 2 TPA trailer kosong 3 Selanjutnya : truk pindah ke TPS/ TPS3R-2, mengangkat ke TPA dst sampai seluruh rute selesai & truk kembali ke pool. Kondisi TPA jauh

Cara Pengangkutan Tipe HCS (Pola Kontainer Angkat - Alternatif 1) Keterangan : 1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke pemerosesan atau ke TPA. 2. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula. 3. Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke pemerosesan atau ke TPA. 4. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula. 5. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

Cara Pengangkutan Tipe HCS (Pola Kontainer Angkat - Alternatif 2) Keterangan : 1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke pemerosesan atau TPA. 2. Dari sana kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju ke lokasi kedua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk diangkut ke pemerosesan. 3. Demikian seterusnya sampai pada rit terakhir. 4. Pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari pemerosesan atau TPA menuju ke lokasi kontainer pertama. 5. Sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu, misal : pengambilan pada jam tertentu atau mengurangi kemacetan lalu lintas.

Cara Pengangkutan Tipe HCS (Pola Kontainer Angkat - Alternatif 3) Keterangan : 1. Kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kosong menuju ke lokasi kontainer isi untuk mengganti/mengambil dan langsung membawanya ke tempat pemerosesan atau TPA. 2. Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke kontainer isi berikutnya. 3. Demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.

Cara Pengangkutan Tipe SCS Manual Keterangan : Kendaraan dari pool menuju TPS pertama, sampah dimuat ke dalam truk kompaktor atau truk biasa. Kendaraan menuju TPS berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian menuju TPA. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

Cara Pengangkutan Tipe SCS Mekanis Keterangan : Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke dalam truk kompaktor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong. Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian menuju TPA. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

Cara Pengangkutan Tipe Transfer Station Pola ini muncul karena jarak dari TPS menuju TPA sangat jauh, sehingga untuk membantu pola pengangkutan dari TPS menuju ke transfer station kemudian baru menuju TPA. Truk untuk mengangkut menuju ke TPS yang mempunyai ukuran kontainer lebih kecil antara 6-10 m 3 kemudian di Transfer station truk trailer dengan kapasitas 80-100 m 3 digunakan untuk mengangkut sampah ke TPA. Operasional pola ini, sbb: 1. Trailer bergerak menuju ke lokasi transfer station 2. Trailer menerima muatan sampah berupa kontainer kapasitas besar 3. Trailer membawa kontainer ke TPA untuk dibongkar 4. Trailer kembali ke lokasi transfer, demikian seterusnya sampai rencana pengangkutan diselesaikan.

Pengangkutan Sampah Terpilah Pengangkutan sampah yang sudah terpilah harus dilakukan secara khusus untuk mencegah sampah tercampur kembali. Pengangkutan sampah terpilah dapat dilakukan pada : Pengumpulan langsung dari sumber yang sudah memilah sampah Pengangkutan sampah terpilah dari TPS khusus Pengangkutan sampah residu dari TPST/IPST Sarana kendaraan pengangkutan terpilah : Truck khusus untuk sampah terpilah Truck yang sama tetapi dengan pengaturan jadwal yang berlainan sesuai jenis sampahnya Container khusus untuk menampung jenis sampah tertentu misal organik atau residu

Optimasi Sistem Pengangkutan Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut. Perhitungan (estimasi) dalam optimasi pengangkutan diperlukan, karena beberapa kondisi sbb: o o o o o Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus menangani sampah Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai area Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti Masalah lalui-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah. Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, dan biaya relatif murah.

Optimasi Sistem Pengangkutan Untuk mendapatkan sistem pengangkutan yang efisien dan efektif maka operasional pengangkutan sampah sebaiknya mengikuti prosedur sebagai berikut : o o o o Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan dengan hambatan yang sekecil mungkin. Menggunakan kendaraan angkut dengan kapasitas/daya angkut yang semaksimal mungkin. Menggunakan kendaraan angkut yang hemat bahan bakar. Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan meningkatkan jumlah beban kerja/ritasi pengangkutan.

Perhitungan Pengangkutan (Sistem HCS) Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitung pengangkutan dengan sistem HCS adalah : Pick-up (P HCS ): waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi kontainer berikutnya setelah meletakkan kontainer kosong di lokasi sebelumnya, waktu untuk mengambil kontainer penuh dan waktu untuk mengembalikan kontainer kosong (Rit). Haul (h): waktu yang diperlukan menuju lokasi yang akan diangkut kontainernya. At-site (s): waktu yang digunakan untuk menunggu di lokasi Off-route (W): nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional: waktu untuk checking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan, dan lain-lain.

Perhitungan Pengangkutan (Sistem HCS)

Perhitungan Pengangkutan (Sistem SCS) Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitung pengangkutan dengan sistem HCS adalah : Pick-up (P SCS ): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari lokasi pertama sampai lokasi terakhir. Haul (h): waktu yg diperlukan menuju TPS/TPA dari lokasi pengumpulan terakhir. At-site (s): waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi Off-route (W): nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu untuk cheking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain.

Perhitungan Pengangkutan (Sistem SCS Mekanis)

Perhitungan Pengangkutan (Sistem SCS Manual)

Persyaratan Moda Pengangkutan Usia pakai (lifetime) minimal 5-7 tahun. Volume muat sampah 6-8 m 3, atau 3-5 ton. Ritasi truk angkutan per hari dapat mencapai 4-5 kali untuk jarak tempuh di bawah 20 km, dan 2-4 rit untuk jarak tempuh 20-30 km, yang pada dasarnya akan tergantung waktu per ritasi sesuai kelancaran lalu lintas, waktu pemuatan, dan pembongkaran sampahnya

Perencanaan Penentuan Sarana Pengangkutan PERSYARATAN: 1. Sampah tertutup selama pengangkutan, agar tak berceceran. 2. Tinggi bak maksimum 1,6 m. 3. Sebaiknya ada alat pengungkit. 4. Tidak bocor, agar lindi tidak berceceran. 5. Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui. 6. Disesuaikan kemampuan dana & teknik pemeliharaan. PERTIMBANGAN: 1. Umur teknis peralatan (5 7) tahun. 2. Kondisi jalan daerah operasi. 3. Jarak tempuh. 4. Karakteristik sampah. 5. Tingkat persyaratan sanitasi yang dibutuhkan. 6. Daya dukung pemeliharaan.

Jenis peralatan DUMP TRUCK ARM ROLL TRUCK COMPACTOR TRUCK TRAILER TRUCK dilengkapi sistem hidrolis untuk angkat bak & bongkar muatan kapasitas bervariasi : 6 m3, 8 m3, 10 m3, 14 m3 efisiensi : ritasi/hari minimum 3, jumlah awak maksimum 3 sebaiknya dilengkapi tutup terpal dilengkapi sistem hidrolis untuk angkat bak & bongkar muatan kapasitas bervariasi : 6 m3, 8 m3, 10 m3 efisiensi : ritasi/hari minimum 5, jumlah awak maksimum 1 kalau tidak ada tutup, sebaiknya dilengkapi tutup terpal dilengkapi sistem hidrolis untuk memadatkan & bongkar muatan kapasitas bervariasi : 6 m3, 8 m3, 10 m3 efisiensi : ritasi/hari minimum 3, jumlah awak maksimum 2 Trailer truck terdiri atas prime over & kontainer beroda. dilengkapi sistem hidrolis u/ bongkar muatan. Pengisian muatan secara hidrolis kepadatan tinggi di transfer station. mengangkut sampah dalam jumlah besar hingga 20-30 ton. efisiensi : ritasi/hari minimum 5, jumlah awak maksimum 2

Contoh Moda Pengangkutan

Contoh Moda Pengangkutan

Contoh Moda Pengangkutan

Pemilihan Moda Pengangkutan Pemilihan pemakaian peralatan tersebut tidak terlepas dari memperhatikan segi kemudahan, pembiayaan, kesehatan, estetika, serta kondisi setempat : Dari segi kemudahan, peralatan tersebut harus dapat dioperasikan dengan mudah dan cepat, sehingga biaya operasional jadi murah. Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat dan tahan lama serta volume yang optimum, sehingga biaya investasi semurah-murahnya. Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut harus dapat mencegah timbulnya lalat, tikus atau binatang-binatang lain dan tersebarnya bau busuk serta kelihatan indah atau bersih.

Alat Pengangkutan dan Pekerja

Rute Pengangkutan Pedoman membuat rute tergantung dari : 1. Peraturan lalu lintas; 2. Pekerja, ukuran, tipe alat angkut; 3. Rute dibuat mulai & berakhir dekat jalan utama, gunakan topografi & kondisi fisik daerah sebagai batas rute; 4. Daerah berbukit : rute dimulai dari atas dan berakhir di bawah; 5. Kontainer/TPS terakhir yang diangkut yang terdekat TPA; 6. Timbulan sampah daerah sibuk/lalu lintas padat diangkut sepagi mungkin; 7. Daerah timbulan sampah terbanyak, diangkut lebih dahulu; 8. Daerah timbulan sampah sedikit, usahakan terangkut di hari yang sama.

Langkah Awal Menyusun Rute LANGKAH AWAL Peta lokasi & jumlah timbulan sampah Analisis data Plot peta pemukiman, perdagangan, industri Evaluasi layout rute & buat rute lebih seimbang dengan dicoba Layout rute awal Masing2 area : plot lokasi, frekuensi pengumpulan & jumlah kontainer

Faktor Penting dalam Operasional Pengangkutan 1. Pola pengangkutan yang digunakan 2. Alat angkut yang digunakan 3. Jumlah personel 4. Lokasi TPS atau TPST dan TPA.

Pembiayaan Pengangkutan Sampah Biaya pemindahan & pengangkutan sampah : 1. Biaya investasi : sarana pengangkutan truk sampah yang digunakan) 2. Biaya operasional dan pemeliharaan pengangkutan sampah LANGKAH PERHITUNGAN Tentukan berdasarkan HSPK setempat Hitung kebutuhan alat angkut & sarana lain Hitung biaya OP & gaji tenaga kerja

Contoh Perhitungan Pembiayaan Pengangkutan Sampah

Contoh Perhitungan Pembiayaan Pengangkutan Sampah

Pengangkutan

PENGANGKUTAN SAMPAH

SEKIAN & TERIMA KASIH

References o o o o o o o o UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Damanhuri, E. Padmi, T, Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah, 2010 Tchobanoglous, Solid Waste Management John Wiley & Sons Lund, H.F, 2001, Recycling Handbook, McGraw Hill, 2n ed Diseminasi Permen PU 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Diseminasidan sosialisasi Keteknikan Bidang PLP: Persampahan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU Bimbingan Teknis Balai Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU, 2014 o Bank Sampah Malang, 2014 o Dokumentasi Pribadi I Made Wahyu Widyarsana.

SEKIAN & TERIMA KASIH

Contoh Soal Pengangkutan Sampah

Latihan (pg.1)

Latihan (pg.2)

Soal Latihan