BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumberdaya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2012b). Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit memiliki karakteristik yang sangat komplek, kompleksitas permasalahan bukan hanya dari segi jenis dan macam penyakit tetapi juga dari sejumlah orang yang berada di rumah sakit, baik yang berinteraksi langsung ataupun tidak langsung dengan pasien. Infeksi silang dari pasien ke pasien maupun antar pasien dengan tenaga kesehatan akan terjadi penularan penyakit infeksi (Darmadi, 2008) Infeksi nosokomial disebut juga Hospital Acquired Infection (HAIs) yaitu infeksi yang didapat di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya pada pasien selain penyakit infeksi yang dideritanya, atau setelah pulang dari rumah sakit termasuk penyakit akibat kerja pada petugas kesehatan (Ducel et al., 2002). Survey yang dilakukan oleh WHO pada 55 rumah sakit dari 14 negara yang mewakili 4 regional seperti Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik Barat prevalensi infeksi nosokomial pada pasien di rumah sakit sebesar 8,7%, kasus tertinggi terjadi di Pasifik Barat sebanyak 11,8 % dan Asia Tenggara sebanyak 10,0% (Ducel et al., 2002). Hasil survey point prevalensi dari 11 rumah sakit di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang dilakukan oleh Persatuan Pengendalian Infeksi Indonesia pada tahun 2003 didapatkan infeksi Nosokomial antara 15,1% - 26,4%, lebih tinggi dari rata-rata dunia (Depkes 2013). Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak saat ini adalah rumah sakit kelas B Pendidikan dengan SK Menkes RI No. YM.01.10/III/7006/10 tahun 2007 dengan akreditasi 16 pelayanan.tenaga medis sebanyak 907 orang terdiri dari 19 satuan medis fungsional, dan tersebar di 16 instalasi dengan jumlah 1
2 tempat tidur sebanyak 446 tempat tidur. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak memiliki beberapa ruang dari kelas III, Kelas II, Kelas I dan VIP. Kasus infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak pada tahun 2013 ada 2 jenis kasus yaitu Infeksi Luka Operasi sebesar (0,38%) dan Pneumonia (0,08 %). Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jenis kasus infeksi seperti Infeksi Saluran Kemih (0,72 %), Infeksi Luka Operasi sebesar (0,57%), Pneumonia (0,05%), Decubitus (0,09 %) dan Phlebitis (0,09 %) (RSUD dr. Soedarso, 2014-2015). Udara merupakan salah satu media lingkungan tempat bakteri, virus, dan fungi hidup dan berkembang. Mikrorganisme tersebut memerlukan berbagai persyaratan untuk tumbuh dan berkembang, faktor-faktor lingkungan fisik udara tertentu dapat berhubungan dengan angka kuman. Penelitan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Makassar tentang kualitas faktor-faktor lingkungan fisik (pencahayaan, suhu, kelembaban relatif dan kepadatan ruang) dan angka kuman dalam 5 ruang rawat inap. Menunjukkan bahwa angka kuman (91%) dan kualitas lingkungan fisik ( 81%) tidak memenuhi syarat kesehatan. Hanya kelembaban relatif yang ada hubungannya dengan angka kuman udara (Abdullah & Hakim 2011). Pengawasan kualitas udara di ruang rawat inap merupakan faktor penting dalam pencegahan penyakit infeksi nosokomial dan kontaminasi makanan (Setlhare et al., 2014). Hasil penelitian yang dilakukan Wulandari pada tahun 2014, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah pasien dan jumlah pengunjung dengan angka kuman udara selama pengamatan 7 hari di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Beberapa variabel seperti jumlah pasien dan jumlah pengunjung merupakan variabel yang paling kuat korelasinya memberikan kontribusinya terhadap angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Wulandari, 2014) Aliran udara satu arah yang terkontrol harus dapat diupayakan di fasilitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit untuk mengurangi penularan patogen yang ditular melaui airborne. Sebagian besar penyakit pernafasan tidak menular melalui udara dengan cepat dan jarak yang jauh di lingkungan. Ruangan yang
3 dapat menimbulkan aerosol harus diupayakan aliran dapat mencegah transmisi infeksi, yaitu dengan mempunyai pertukaran udara 12 kali/jam serta aliran satu arah. Bila kurang dari yang dipersyaratkan maka akan banyak bakteri di lingkungan tersebut (Depkes RI, 2011) Mikrorganisme tersebut memerlukan berbagai persyaratan untuk tumbuh dan berkembang, faktor lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban relatif, pencahayaan dan aliran udara, termasuk didalamnya pasien, penunggu, dan pengunjung yang berada di ruang rawat inap. Penelitan yang sudah ada faktor lingkungan tidak menyertakan aliran udara, dan masih jarang yang melakukan penelitian tentang aliran udara. Peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh faktor yang mempengaruhi angka kuman udara pada ruang rawat inap. Aliran udara di tambahkan pada penelitian ini sebagai variabel yang baru, sesuai dengan Permenkes nomor 1204/MENKES/SK/X/2004. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah hubungan antara aliran udara dalam ruangan dengan angka kuman Soedarso 2. Adakah hubungan antara suhu dalam ruangan dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso 3. Adakah hubungan antara kelembaban relatif dalam ruangan dengan angka 4. Adakah hubungan antara pencahayaan dalam ruangan dengan angka
4 5. Adakah hubungan antara jumlah pasien dalam ruangan dengan angka 6. Adakah hubungan antara jumlah penunggu dalam ruangan dengan angka 7. Adakah hubungan antara jumlah pengunjung dalam ruangan dengan angka C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan angka kuman pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara aliran udara dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso b. Mengetahui hubungan antara suhu dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso c. Mengetahui hubungan antara kelembaban relatif dengan angka kuman d. Mengetahui hubungan antara pencahayaan dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
5 e. Mengetahui hubungan antara jumlah pasien dengan angka kuman f. Mengetahui hubungan antara jumlah penunggu dengan angka kuman g. Mengetahui hubungan antara jumlah pengunjung dengan angka kuman D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi kepada : 1. Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengendalian infeksi nosokomial khususnya pengendalian mikroba udara di ruang rawat inap. 2. Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kualitas udara. 3. Peneliti lain dapat menjadi salah satu acuan serta rujukan penelitian yang mempunyai minat yang sama guna pengembangan lebih lanjut tentang angka kuman udara di ruang perawatan rumah sakit.
6 No Nama dan tahun penelitian 1 Abdullah dan Hakim, 2011 2 Rachmatan tri dkk, 2015 3 Wulandari, 2014 4 Okten & Asan, 2011 E. Keaslian Penelitian Judul Aspek yang Persamaan penelitian diteliti Lingkungan Fisik dan Angka Kuman Udara Ruangan di Rumah sakit Umum Haji Makassar, Suelawesi Selatan Pengaruh penggunaan Ventilasi (AC dan non AC) terhadap keberadaan Mikroorganis me Udara di Ruang Perpustakaan Angka Kuman Udara dan Lantai Ruang rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiya h Yogyakarta Airborne fungi and bacteria in indoor and outdoor environment of the Pediatric Unit of Edirne Government Hospital 1. Lingkungan fisik ruangan 2. Angka kuman udara 1. Ruang kerja/ kantor 2. Lingkungan fisik ruangan 1. Angka kuman udara dan lantai 2. Lingkungan fisik ruangan 1. Jamur dan bakteri 2. Lingkungan fisik udara luar Desain penelitian, variabel terikat dan bebas Angka kuman udara dan pengunjung Variabel terikat dan bebas, jenis bakteri indoor, Perbedaan Variabel bebas, ditambah aliran udara, jumlah ruangan Rumah sakit, aliran udara Varibel terikat hanya angka kuman udara, varibel bebas di tambah aliran udara. Hanya bakteri indoor, lingkungan fisik indoor, penelitian potong lintang