2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Andri Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga merupakan suatu tempat terjadinya interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

YUSRA FAUZA, 2015 PENGARUH KIDS ATHLETICS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

GITA MARDIAN KUSNANDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION PACKAGING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI FASHION PACKAGING DESIGNER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data menurut Surakhmad (1990, hlm. 64) dijelaskan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut harus bekerja. Kerja dan bekerja merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB II KAJIAN TEORI. obyek tersebut. Dalam hal ini Mappier (1982:62) menjelaskan bahwa. Menurut Sukardi (1994:83) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan manusia seumur hidup, dan pendidikan jasmani

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan olahraga yang dilakukan dengan benar sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, olahraga tidak hanya dijadikan sebagai salah satu kegiatan untuk menyalurkan hobi atau memanfaatkan waktu luang, lebih dari itu olahraga dapat dijadikan sebagai sarana dalam rangka memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Selain bermanfaat bagi kesehatan jasmani, olahraga juga bermanfaat bagi kesehatan rohani seseorang. Olahraga memberikan dampak positif tidak hanya pada aspek fisik, secara mental seseorang yang menyukai kegiatan olahraga memiliki tingkat kesehatan mental yang lebih baik, karena melalui olahraga stress akibat rutinitas sehari-hari dapat dihilangkan. Dalam olahraga juga ditanamkan nilai-nilai kejujuran, kerjasama, dan sportivitas. Selain mewujudkan manusia yang sehat baik jasmani dan rohani, olahraga juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai prestasi di luar bidang akademik. Hampir semua lapisan pendidikan di Indonesia menyediakan beragam kegiatan olahraga yang ditawarkan kepada peserta didik dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Di Indonesia sendiri kegiatan ekstrakurikuler bukanlah hal yang baru, karena kegiatan ekstrakurikuler merupakan proses sistematis yang sadar di dalam membudayakan warga negaranya, agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya kelak. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan siswa sebagai pengisi waktu luang yang di laksanakan di luar jam pelajaran sekolah dan pelayanan konseling yang mempunyai tujuan mengasah keterampilan atau soft-skill peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, minat, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang diluar bidang akademik. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak akan lepas dari aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang dilakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu juga dengan ekstrakurikuler, pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa agar dapat memperluas dan memperkaya dirinya yang dilakukan disekolah baik 1

2 perorangan maupun kelompok. Kegiatan ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni budaya, olahraga, pengembangan kepribadian, keagamaan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga tidak lepas dari nilai-nilai pendidikan dan dalam kegiatannya juga menekankan pada pembentukan emosi siswa sehingga di harapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga ini dapat menekan angka terjadinya kegiatan negatif yang di lakukan siswa. Kegiatan olahraga memberi motivasi dan memusatkan perhatian pada sasaran yang jelas dan dapat di kelola. Perilaku seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh suatu kebutuhan dalam mencapai tujuan. Seseorang melakukan perbuatan atau tindakan selalu didasarkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari dalam dan dipengaruhi apa yang sedang dipikirkannya. Faktor dari dalam dirinya ikut menentukan perbuatannya, sedangkan faktor dari luar dapat memperkuat atau juga memperlemah motif seseorang. Istilah motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakannya untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dari dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Husdarta (2010, hlm. 32) bahwa Motivasi adalah suatu rangsangan atau suatu dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang secara aktif mendorong manusia untuk berbuat sesuatu dengan tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya olahraga tentu didasari oleh motif. Motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak, sementara kebutuhan dan keinginan itu dikatakan motif. Adapun salah satu contoh motif adalah lelah, yang akan mendorong seseorang untuk beristirahat. Sedangkan motivasi merupakan hal yang lebih luas dari motif, setelah seseorang memiliki motif untuk melakukan sesuatu, kemudian di kuatkan oleh motivasi yang dimilikinya untuk melaksanakan hal tersebut.

3 Selanjutnya penulis ingin menjelaskan mengenai teori motivasi yang paling terkenal adalah teori hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow. Maslow membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari tujuh kebutuhan, yaitu yang pertama, kebutuhan yang bersifat fisiologis yang terdiri dari rasa lapar, haus, istirahat, seksual dan bergerak. Kedua, kebutuhan rasa aman, karena setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi selanjutnya manusia membutuhkan rasa aman, keselamatan dan perlindungan dari gangguan-gangguan fisik, material, dan emosional didalam kehidupannya. Ketiga kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki, seperti kebutuhan akan kasih sayang, rasa saling memiliki, penerimaan sosial, dan jalinan persahabatan. Keempat kebutuhan harga diri seperti penghargaan, prestasi, serta penghormatan dari luar terhadap status dan pengakuan terhadap bakat kemampuannya. Kelima kebutuhan kognitif seperti pengetahuan, keingintahuan, pemahaman, dan sebgainya. Keenam kebutuhan estetis seperti keteraturan, kerapihan, dan keindahan, dan yang ketujuh kebutuhan aktualisasi diri dan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengaktualiasikan diri, dan pencapaian prestasi maksimal. Maslow memisahkan tujuh kebutuhan tersebut ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah, sedangkan kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki, harga diri kognitif, estetis dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat bawah dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat atas secara dominan dipenuhi secara eksternal. Tanpa adanya motivasi dan keinginan, maka orang tidak akan melakukan sesuatu hal. Dalam hal ini motivasi yang di maksud penulis adalah adanya alasan yang tentu saja berbeda-beda dari tiap individu dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga sesuai dengan tujuan dan fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Motivasi Keterlibatan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran motivasi siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga? 2. Motivasi apakah yang mendorong siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. 2. Untuk mengetahui motivasi apakah yang mendorong siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis a. Penulis berharap penelitian ini dapat lebih memasyarakatkan dan mengangkat olahraga dari tingkat sekolah agar lebih popular di kalangan masyarakat luas khususnya bagi anak-anak usia remaja.

5 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler olahraga. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi guru mata pelajaran olahragadan khususnya pihak sekolah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya olahraga. b. Bagi peneliti diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang motivasi siswa SMA terhadap keterlibatan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. E. Definisi Operasional Untuk menghindari salah tafsir terhadap istilah-istilah yang di pergunakan dalam penelitian ini, maka penulis jelaskan istilah-istilah penting yang terdapat dalam penelitian ini. Istilah itu adalah sebagai berikut : 1. Motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjukan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. 2. Ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai taraf maksimum. 3. Olahraga.

6 Olahraga terdiri dari dua kata yaitu kata olah dan raga, kata olah disini bererti mengolah, meramu, memasak, mengurus, atau mematangkan serta membina materi yaitu bahan atau potensi. Kata raga bukan semata mata berarti badan, tetapi dalam raga badan dan raga halus. Antara raga badan dan raga halus atau lazimnya disebut jasmani dan rohani tidak dapat terpisahkan atau dibagi. F. Batasan Penelitian Penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya agar lebih terarah pada tujuan. Adapun pembatasan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. 2. Sampel penelitian berjumlah 71 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. 3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. 4. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket tertutup. 5. Aspek yang diteliti adalah mengenai motivasi keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. G. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I, Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, batasan penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Pada bagian ini penulis membuat kerangka mulai dari permasalahan yang akan diteliti hingga maksud tujuan dilakukannya sebuah penelitian. BAB II, Berisi kajian pustaka, atau landasan teoritis yang didalamnya terdapat beberapa pengertian dan konsep dari para ahli mengenai permasalahan penelitian. BAB III, Berisi tentang gambaran, alur, prosedur penelitian yang dilaksanakan oleh penulis untuk memaparkan bentuk metode penelitian terkait.

7 BAB IV, Berisi dua hal utama, yaitu 1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, 2) pembahasan temuan penelitian. BAB V, Berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi. Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil dari analisis temuan yang penulis teliti, juga mengajukan hal-hal penting yang dapat bermanfaat dari hasil penelitian.