BAB IV ANALISA. ruangan. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam ruang kelas merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan berdasarkan fakta

BAB I PENDAHULUAN. karena itu untuk dapat mendukung berbagai perkembangan anak diperlukan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

11. Batasan dan Definisi Judul I 1.2. Latar Belakang Permasalahan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara obyektif. Penelitian dengan cara. dan alat untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

TEKNIKA VOL. 2 NO

BAB II. LATAR BELAKANG DAN STUDI PUSTAKA RUMAH SAKIT JIWA Potensi pemeliharaan kesehatan mental g

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar merupakan proses perubahan seseorang

Pengoptimalan Pencahayaan Alami pada Pondok Pesantren Putri Darul Huda, Mayak, Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESIGN INTERIOR DESIGN INTERIOR

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012.

Teknik sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan contoh atau sampel kasus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

PERUBAHAN TATA RUANG RUMAH TIPE KECIL DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK KESEHATAN PENGHUNI (Kasus Studi: Rumah Sederhana Sehat di Depok Jawa Barat)

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lebih sering menghabiskan hari-harinya dengan melakukan

1. Kesan ketika menggunakan / berjalan menuju koridor dan ruangan-ruangan yang berada di FPTK.

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN. Diah Septiana Angreini NIM

Skala (ruang.furniture, alat permainan)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

Makalah Kusen SMK NEGERI 2 SALATIGA TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN XI TGB-B. Kelompok 2:

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

1.6 Lingkup Pembahasan 7

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

Studi Antropometri TEMPAT DUDUK HAIR TREATMENT

Evaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

b e r n u a n s a h i jau

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

KAJIAN KOORDINASI SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO)

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

BAB V KESIMPULAN UMUM

Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Transkripsi:

BAB IV ANALISA Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang di dalam ruangan. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam ruang kelas merupakan kegiatan yang sedikit banyak menuntut kenyamanan akan ruang kelas itu sendiri. Penelitian tentang kualitas ruang ini menitikberatkan pada dimensi pintu, jendela dan bukaan lain yang bepengaruh terhadap kondisi thermal, selain pendapat pengguna ruangan itu sendiri ( guru - guru dan siswa ). Pada bagian ini akan menganalisa seberapa jauh kualitas ruang mempengaruhi aktifitas belajar khususnya dan mempengaruhi kenyamanan pengguna ruang itu sendiri umumnya yang difokuskan dengan dimensi dan bentuk jendela yang ada dalam ruang. Cara menganalisa tingkat keberhasilan TK. Aisyiyah dalam mendukung pencahayaan yang ada di dalam ruangan baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan yang dapat mendukung aktifitas belajar mengajar yang ada di Taman Kanak - Kanak Aisyiyah. Aspek yang akan dimasukkan : Warna dinding, lantai, dan plafon dari ruangan yang dapat membuat ruangan menjadi aktif. Banyaknya bukaan seperti pintu, jendela, ventilasi yang dapat mempengaruhi kualitas ruang. ~~38

Adapun data yang diperoleh dari hasil penelitian yang digunakan untuk tahap analisa yaitu : Pendapat pengguna ruang ( guru ) terhadap kualitas ruang ( dengan kuisioner ) Pencahayaan ( kuat cahaya ) Dimensi pintu, jendeladan bukaan lain yang ada di dalam ruang. Dari tahap analisa ini diharapkan akan memperoleh hal - hal sebagai berikut: Bentuk jendela. dimensi dan posisi jendela yang baik untuk menciptakan kenyamanan dalam ruang. Warna ruang yang dapat menciptakan suasana nyaman. Berdasarkan kegiatan pengukuran yang dilakukan dan penyebaran kuisioner didapatkan hasil sangat bervariasi. Hasil tersebut dapat dilihat dari tabel : R g Standart kuat cahaya 500 lux Pembahasan Pada siang hari ruang sampel 1 ( ruang kelas Bl ) mempunyai kuat cahaya sebesar 186 lux dan kesenjangan sebesar- 314. Diketahui ruang sampel 1 pada sore hari memiliki kuat cahaya sebesar 65,6 lux. Kesenjangan yang terjadi sebesar - 434,4. Ruang sampel 2 ( ruang kelas Al ) pada pagi hari memiliki kesenjangan sebesar - 288. Pada siang hari terjadi kesenjangan sebesar - 447. Kesenjangan yang terjadi dalam ruang sampel 2 di sore hari adalah sebesar - 486. Ruang sampel 3 ( ruang penitipan anak ) pada pagi hari memiliki kesenjangan sebesar - 237. Pada siang hari terjadi kesenjangan sebesar - 154 dalam ruang sampel 3. Kesenjangan 39

yang terjadi dalam ruang sampel 3 di sore hari adalah sebesar 491 Ruang sampel 4 ( ruang kelompok bermain ) pada pagi hari memiliki kesenjangan sebesar - 237. Pada siang hari terjadi kesenjangan sebesar - 154 dalam ruang sampel 4. Kesenjangan yang terjadi dalam ruang sampel 4 di sore hari adalah sebesar - 491. Ruang sampel 5 ( kantor kepala sekolah ), pada pagi hari mempunyai kesenjangan - 180. Pada siang hari mempunyai kesenjangan - 76. Dan pada sore hari mempunyai kesenjangan -56 Ruang sampel 6 ( ruang ta'mir masjid ), pada pagi hari mempunyai kesenjangan - 420. Pada siang hari mempunyai kesenjangan - 447. Dan pada sore hari mempunyai kesenjangan - 429. Ruang sampel 7 ( dapur sekolah ), tidak mempunyai kesenjangan pada pencahayaan alami karena menggunakan pencahayaan buatan. Bukaan yang ada di dapur sekolah hanya menggunakan ventilasi dengan ukuran 20 x 20. sehingga cahaya yang masuk tidak maksimal. Ruang sampel 8 ( ruang kelompok B2 ). pada pagi hari mempunyai kesenjangan -326. Pada siang hari mempunyai kesenjangan -314. Dan pada sore hari mempunyai kesenjangan -434. 40

Ruang sampel 9 ( ruang kelompok A2 ), pada pagi hari mempunyai kesenjangan -288. Pada siang hari mempunyai kesenjangan -447.Pada sore hari mempunyai kesenjangan -486. Ruang sampel 10 ( gudang ), tidak mempunyai kesenjangan pada pencahayaan alami karena menggunakan pencahayaan buatan. Bukaan pada gudang hanya ventilasi sehingga sangat gelap. Tabel 4.1. Kegiatan Pengukuran Data diatas terlihat bahwa kesenjangan tiap ruang berbeda - beda, tergantung dari kondisi cuaca. Dari 10 ruang sampel yang diteliti memiliki dimensi jendela yang bervariasi, yaitu : Ruang sampel Dimensi jendela Bahan jendela Jumlah jendela 1 80x110 kayu 3 buah 2 80x110 kayu 3 buah 3 80x 110 kayu 4 buah 4 80 x 110 kayu 4 buah 5 80x110 kayu 2 buah 6 80x 110 kayu 1 buah 7 20x20 roster ventilasi 8 80 x 110 kayu 4 buah 9 80 x 110 kayu 4 buah 10 80 x 110 kayu 2 buah Tabel 4.2. Dimensi Jendela Eksisting 41

Dari pengelompokan dimensi jendela diatas faktor yang paling berpengaruh adalah bentuk jendela setelah itu dapat dilihat dimensi jendela makin besar akan menyebebkan cahaya yang masuk juga besar. Dari perbandingan cahaya terhadap dimensi jendela dapat diasumsikan makin besar dimensi jendela, makin besar juga cahaya yang masuk kedalam ruangan. Jendela yang sama dimensinya dengan bukaan biasa tetapi jumlah jendelanya berbeda. Maka jumlah jendela dengan bukaan yang banyak akan menghasilkan pencahayaan yang cukup baik. 49