BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian (Kerlinger, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan PT.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Ivonesti, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Motif Berfiliasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakandalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Terikat : Burnout 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial dari Atasan 1. Burnout C. Defenisi Operasional Burnout adalah suatu kondisi psikologis pada seseorang yang tidak berhasil mengatasi stres kerja sehingga menyebabkan stres yang berkepanjangan dan mengakibatkan gejala-gejala seperti kelelahan emosional, fisik dan mental. Burnout memiliki tiga dimensi: 28

29 a. Kelelahan emosional(emotional Exhaustion) b. Penurunan pencapaian prestasi ( Reduced Personal Accomplishment) c. Depersonalisasi (Depersonalization) 2. Dukungan Sosial dari Atasan Dukungan sosial dari atasan adalah bantuan atau dorongandorongan yang diterima dari orang lain yang memberi rasa aman, membuat merasa dihormati, dihargai dan memberi efek positif dan mediator menyelesaikan masalah dalam menjalani kehidupan dilingkungan kerjanya. Dukungan sosial dari atasan memiliki empat dimensi: a. Dukungan emosional b. Dukungan penghargaan c. Dukungan instrumental d. Dukungan informasi 1. Populasi Penelitian D. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah paramedis keperawatan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jumlah populasi sebesar 576 paramedis keperawatan. Rincian populasi sebagai berikut :

30 Tabel 3.1 Rincian Populasi Subjek Pendidikan Angka Sarjana Keperawatan (S1) 61 Sarjana Kebidanan (D.IV) 3 Akademi Keperawatan (D.III) 421 Akademi Kebidanan (D.III) 78 Akademi Anestasi (D.III) 7 Perawat Gigi (D.III) 2 Bidan 4 Jumlah 576 2. Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling. Karakteristik sampel yang digunakan adalah: a. Pendidikan paramedis keperawatan dibidang kebidanan dan keperawatan minimal DIII b. Sudah bekerja lebih dari satu tahun dengan alasan paramedis keperawatan membutuhkan waktu beradaptasi agar dapat menilai atau mempersepsikan dukungan pada atasan. Arikunto (2002) mengatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil keseluruhannya. Tetapi jika lebih dari 100 maka di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan konsep diatas, sampel yang diambil sebanyak 23% x 576 paramedis keperawatan= 132,48paramedis keperawatan. Jadi jumlah sampel yang akan diteliti adalah 133 paramedis keperawatan.

31 E. Metode Pengumpulan Data Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba kepada 71 paramedis keperawatan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Skala diberikan langsung kepada paramedis keperawatan dan ada juga melalui perantara kepala ruangan yang dilakukan pada tanggal 21 April sampai 10 Mei 2014. Uji coba alat ukur dilakukan dengan tujuan mengetahui reliabilitas dan validitas skala dukungan sosial dari atasan dan skala burnout. 1. Alat Ukur Penelitian Data yang diperlukan dalam penelitian akan diperoleh dengan menggunakan skala psikologi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala burnout dan skala dukungan sosial dari atasan. a. Skala Burnout Skala burnout dalam penelitian ini menggunakan modifikasi skala burnout yang didasarkan pada skala Maslach Burnout Inventory (MBI) dari Maslach dan Jackson (1981), dengan tiga dimensi, yaitu: 1) Kelelahan emosional(emotional Exhaustion) 2) Penurunan pencapaian prestasi ( Reduced Personal Accomplishment) 3) Depersonalisasi (Depersonalization)

32 Konsistensi reliabilitas dalam penelitian Maslach dan Jackson (1981) dilakukan perdimensi. Pada dimensi Emotional Exhaustion memiliki reliabilitas 0,86. Sementara PersonalAccomplishment memiliki reliabilitas 0,74 dan Depersonalization memiliki reliabilitas 0,72. Dengan kata lain konsistensi reliabilitas internal ketiga dimensi dikatakan baik untuk digunakan sebagai alat ukur burnout pada perawat. Skala ini terdiri dari 22 aitem dan peneliti juga menambahkan 15 aitem menjadi 37 aitem. Skala ini disusun dengan model Rating Scale yang terdiri dari tujuh alternatif jawaban, dengan ketentuan pilihan sebagai berikut : Tabel 3.2 Skor Skala Burnout (Rating Scale) Favorable Skor Unfavorable Skor Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 7 Sekali Setahun 2 Sekali Setahun 6 Sekali Enam Bulan3 Sekali Enam Bulan 5 Sekali Tiga Bulan4 Sekali Tiga Bulan 4 Sekali Sebulan 5 Sekali Sebulan 3 Sekali Seminggu 6 Sekali Seminggu 2 Setiap Hari 7 Setiap Hari 1 b. Skala Dukungan Sosial dari Atasan Skala dukungan sosial dari atasan dalam penelitian ini menggunakan modifikasi skala dukungan sosial dari Bakhri (2011) yang didasarkan pada teori House (dalam Smet, 1994), dengan empat dimensi, yaitu:

33 1) Dukungan emosional 2) Dukungan penghargaan 3) Dukungan instrumental 4) Dukungan informasi Secara keseluruhan konsistensi reliabilitas dalam penelitian Bakhri (2011) memiliki reliabilitas 0,894. Dengan kata lain, skala dukungan sosial ini dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Skala ini terdiri dari 22 aitem dan peneliti juga menambahkan 11 aitem menjadi 33 aitem. Skala dukungan sosial dari atasan menggunakan model skala Likertyang dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari kecenderungan jawaban subjek terpusat pada satu alternatif jawaban (Netral), dengan ketentuan pilihan sebagai berikut : Tabel 3.3 Skor Skala Dukungan Sosial dari Atasan (Skala Likert) Favorable Skor Unfavorable Skor Sangat Sesuai (SS) 4 Sangat Sesuai (SS) 1 Sesuai (S) 3 Sesuai (S) 2 Tidak Sesuai (TS) 2 Tidak Sesuai (TS) 3 Sangat Tidak Sesuai (STS)1 Sangat Tidak Sesuai (STS) 4

34 F. Reliabilitas dan Validitas 1. Reliabilitas Reliabilitas dapat diartikan sebagai konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien yang angkanya berada dalam rentang 0-1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang rendah adalah koefisien yang semakin mendekati angka 0 (Azwar, 2009). Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan koefisien alpha dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh koefisien reliabilitasnya untuk skala burnout dari 33 aitem yang valid dan skala dukungan sosial dari atasan dengan 29 aitem yang valid, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Skala Koefisien Reliabilitas 1. Burnout 0,937 2. Dukungan Sosial dari Atasan 0,952 Dengan demikian koefisien reliabilitas kedua skala dalam penelitian ini tergolong tinggi. 2. Validitas Validitas dalam penelitian menggunakan validitas isi, yaitu relevansi aitem dengan indikator keperilakuan dan dengan tujuan ukur sebenarnya

35 sudah dapat dievaluasi lewat nalar dan akal sehat ( common sense) yang mampu menilai apakah isi skala memang mendukung konstrak teoritik yang diukur. Keputusan akal sehat mengenai keselarasan atau relevansi aitem dengan tujuan ukur skala tidak dapat didasarkan hanya pada penilaian penulis soal sendiri, tapi juga memerlukan kesepakatan penilaian dari beberapa penilai yang kompeten ( expert judgment) (Azwar, 2012). Dalam hal ini expert judgment dilakukan oleh pembimbing dan narasumber. a) Indeks Daya Beda Aitem Skala Burnout Menurut Azwar (2012) salah satu cara untuk melihat daya diskriminasi aitem adalah dengan melihat koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri yang dikenal dengan nama koefisien korelasi aitem-total (rix). Penentuan aitem diterima atau gugur dalam penelitian ini sendiri dengan melihat koefisien korelasi (rix) dengan batasan > 0,30 dianggap memuaskan dan bisa digunakan untuk alat ukur penelitian. Sedang aitem yang berada dibawah koefisien tersebut akan dianggap gugur. Sementara itu Azwar (2012) menyeb utkan apabila aitem yang diterima ternyata masih tidak bisa memenuhi jumlah yang diinginkan, ketentuan koefisien korelasi aitem dari > 0,30 bisa diturunkan menjadi 0,25. Dalam hal ini, pengukuran indeks daya beda dilakukan dengan menghitung koefisiensi korelasi skor subjek pada aitem dengan skor tes (konsistensi aitem total). Teknik yang digunakan adalah koefisien korelasi aitem total dari Pearson.

36 Perhitungan uji validitas terhadap kedua skala tersebut dilakukan dengan bantuan komputerisasi program SPSS 17.0 for windows. Berdasarkan hasil uji coba skala dukungan sosial dari atasan menunjukkan terdapat 29 aitem yang valid dan 4 aitem yang gugur dari 33 aitem yang diuji cobakan. Sedangkan hasil uji coba skala burnout menunjukkan bahwa 33 aitem yang valid dan 4 aitem yang gugur dari 37 aitem yang diuji cobakan. Analisis daya diskriminasi aitem skala burnout dan skala dukungan sosial dari atasan menggunakan batas koefisiensi validitas minimal 0,30. Azwar (2012) menyatakan bila semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Hasil perhitungan melalui komputerisasi pada skala burnout diperoleh indeks daya beda bergerak dari -0,018 sampai 0,733. Berdasarkan hasil uji indeks daya beda diperoleh aitem skala burnout yang dinyatakan valid berjumlah 33 aitem dan 4 aitem yang gugur dengan indeks daya beda bergerak dari 0,351 sampai 0,749. Blue print hasil uji indeks daya beda aitem skala burnout sebelum tryout, setelah tryout dan untuk penelitian adalah sebagai berikut:

37 Tabel 3.4 Blue PrintBurnout Sebelum TryOut Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah Emot. Exhaustion1, 2, 6, 8, 9, 12 19,23, 24 14 13, 15, 29, 36,37 Reduce Personal 25, 26 4, 7, 11, 16, 17 12 accomplishment 18, 20, 22, 27, 28 Depersonalization 5, 14, 21 3, 10, 30, 31, 32 11 33, 34, 35 Jumlah 19 18 37 Tabel 3.5 Blue PrintBurnout Setelah TryOut Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah Valid Gugur Valid Gugur Emot.Exhaustion 1, 6, 8, 9 2 19,23-14 12, 13,15 24 29, 36, 37 Reduce Personal 26 25 4, 7, 11 28 12 accomplishment 16, 17, 18 20, 22, 27 Depersonalization 5, 14, 33 21 3, 10, 30-11 34, 35 31, 32 Jumlah 16 3 17 1 37 Tabel 3.6 Blue PrintBurnout untuk Penelitian Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah Emot. Exhaustion 1, 6, 8, 9, 12 19,23, 24 13 13, 15, 29, 25, 28 Reduce Personal 26 4, 7, 11, 16 10 accomplishment 17, 18, 22, 27 31 Depersonalization 5, 14, 10 2, 3, 30 10 20, 21 32, 33 Jumlah 16 17 33

38 b) Indeks Daya Beda Aitem Skala Dukungan Sosial dari Atasan Pada skala dukungan sosial dari atasan, berdasarkan hasil uji indeks daya beda aitem diperoleh perhitungan bergerak dari -0,097 sampai 0,803. Aitem skala dukungan sosial dari atasan yang dinyatakan valid berjumlah 29 aitem dan 4 aitem yang gugur dengan indeks daya beda bergerak dari 0,345 sampai 0,803. Blue print hasil uji indeks daya beda skala dukungan sosial dari atasan sebelum tryout, setelah tryout dan untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Blue Print Dukungan Sosial dari Atasan Sebelum TryOut Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Dukungan Emosional a.empati 1, 33, 17 2, 16 5 b.kepedulian 3, 32, 15 18 4 c.perhatian 19 4 2 Dukungan Penghargaan a.penghargaan posititif 31, 5 14 3 b.dorongan untuk maju 20, 13,23-3 c.perbandingan positif30, 21 6 3 individu dengan individu lainnya Dukungan Instrumental a.bantuan langsung 22, 12 29 3 dengan pekerjaan Dukungan Informasi a.pemberian nasihat11, 24 28 3 b.pemberian petunjuk 8, 27, 10 25 4 c.pemberian saran/ 26 7, 9 3 umpan balik Jumlah 22 11 33

39 Tabel 3.8 Blue Print Dukungan Sosial dari Atasan Setelah TryOut Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Valid Gugur Valid Gugur Dukungan Emosional a.empati 1, 33, 17-16 2 5 b.kepedulian 3, 32, 15, 18 - - - 4 c.perhatian 19-4 - 2 Dukungan Penghargaan a.penghargaan positif 31, 5-14 - 3 b.dorongan untuk maju20, 13,23 - - - 3 c.perbandingan positif 30, 21-6 - 3 individu dengan individu lainnya Dukungan Instrumental a.bantuan langsung22, 12 - - 29 3 dengan pekerjaan Dukungan Informasi a.pemberian nasihat 11 24 28-3 b.pemberian petunjuk 8, 27, 10-25 - 4 c.pemberian saran/ 26 7 9-3 umpan balik Jumlah 22 2 7 2 33

40 Tabel 3.9 Blue Print Dukungan Sosial dari Atasan untuk Penelitian Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Dukungan Emosional a.empati 1, 16, 17 25 4 b.kepedulian 3, 9, 15, 26-4 c.perhatian 19 27 2 Dukungan Penghargaan a.penghargaan positif 24, 5 14 3 b.dorongan untuk maju 20, 13,23-3 c.perbandingan positif 18, 21 6 3 individu dengan individu lainnya Dukungan Instrumental a.bantuan langsung 22, 12-2 dengan pekerjaan Dukungan Informasi a.pemberian nasihat 11 28 2 b.pemberian petunjuk 8, 7, 10 2 4 c.pemberian saran/ 4 29 2 umpan balik Jumlah 22 7 29 G. Analisis Data Analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis korelasi Product Moment oleh Pearson. Korelasi dianggap sangat signifikan apabila berada di level 0,01 karena nilai p<0,01, jika p> 0,01 dan masih dibawah 0,05 maka level signifikan berada pada 0,05. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Semua perhitungan analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows

41 H. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan pada RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Gambaran dari jadwal penelitian ini antara lain sebagai berikut Tabel 3.11 Jadwal Penelitian No Kegiatan Tanggal/ Bulan/ Tahun 1 Acc Seminar Proposal 20 Desember 2013 2 Seminar Proposal 29 Januari 2014 3 Perbaikan Proposal 24 Februari 2014 4 Validasi Instrument 07 Maret 2014 5 Uji coba Instrumen 21 April - 10 Mei 2014 6 Penelitian Lapangan 15 Mei - 25 Juni 2014 7 Pengolahan Data 26-27 Juni 2014 8 Acc Seminar Hasil 16 Juli 2014 9 Seminar Hasil 20 Juli 2014 10 Perbaikan Seminar Hasil 04 September 2014 11 Acc Munaqasah 08 September 2014 12 Ujian Munaqasah 05 November 2014 13 Perbaikan Ujian Munaqasah 03 Desember 2014