mengembangkan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat mengorganisasir kegiatan siswa secara aktif serta mampu memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan terbaik begi semua anak didik. memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai teknik-teknik atau

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana untuk mendewasakan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. 1. Menurut kurikulum 2006 salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di SD/

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar OLEH :

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didalam kelas khususnya sekolah dasar sangat. membutuhkan ketrampilan guru dalam memilih dan menerapkan strategi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA GELAS FAKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BASIN TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1. Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam mengembangkan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini tertuang dalam undang-undang RI no.20 tahun 2003 bab I pasal 2 tentang ketentuan umum sistem pendidikan nasional sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilik kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara 1. Demikian pula halnya dengan pembelajaran matematika, hendaknya menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat, yang dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut, sehingga kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru dapat tercapai. 1 Depdiknas, UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, (Bandung,Citra Umbara. 2010) Cet -1,Jilid 1,.h.2

2 Tanpa adanya usaha dan kerja keras dari guru, maka pembelajaran yang diharapkan tidak akan berhasil atau tercapai. oleh karena itu, seorang guru diwajibkan berusaha dan bekerja keras demi mencapai tujuan yang diinginkan.mengenai kewajiban untuk berusaha dan bekerja keras ini, Allah SWT berfirman di dalam surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi: و ق ل ا عا و ق ا و و و ي و ا ا ق ا وا و و ق ع ا و و ق و ق ق ا و و ع ق ع ل ق ووا و و ق ي و دا ووا لو و ا و ا و ل ل ا و ع و ع ل ا و و شل و وا لا و ي ق ي و ب ق ق ا و ل ا ق ق ع ا و ي ع و ق ووا ( و ة:ا ٥٠١ ا( Usaha atau kerja keras seorang guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah sesuatu hal yang sangat wajar guru menginginkan pembelajaran di kelas menjadi pembelajaran yang berkesan dan menyenangkan. Realita dilapangan masih banyak guru selaku pengajar menggunakan pembelajaran secara klasikal sehingga metode yang digunakan cenderung hanya ceramah saja, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak dapat dimaknai oleh siswa, dan akibatnya prestasi siswa tidak tercapai secara maksimal.hal ini terjadi karena kurang kreatifnya guru untuk menerapkan metode yang digunakan terhadap tema/topik yang sedang dilaksanakan saat pembelajaran. Padahal banyak metode pembelajaran yang sesuai dan tepat apabila diterapkan, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan pengamatan hasil ulangan tes formatif pada bulan Juni tahun ajaran 2011/2012 di kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar pada materi Kelipatan Persekutuan Terkecil, prestasi belajar siswa masih

3 sangat rendah, dari 20 orang siswa, hanya 10 orang (50%) yang tuntas belajarnya, sedangkan 10 orang siswa (50%) belum tuntas dalam pembelajarannya. Agar prestasi belajar anak dapat ditingkatkan, perlu mengubah pola pembelajaran seorang guru yang terbiasa menggunakan pembelajaran secara klasikal. Melalui metode/model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Salah satu metode/model pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan model pembelajaran tipe STAD, dengan model pembelajaran tipe STAD pembelajaran menjadi tidak monoton, lebih dinamis, dan menjalin perasaan sosial pada siswa. Selain itu dengan model pembelajaran tipe STAD guru dapat memanfaatkan siswa yang lain sebagai tutor sebaya, yang kemungkinan besar dengan penjelasan dari teman mereka sendiri akan lebih dipahami penjelasannya. Sehingga aktivitas yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar lebih efiktif, karena sifatnya hanya mengarahkan siswa dalam melakukan berbagai kegiatan. Dengan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: Peningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Melalui Pendekatan Kooperatif tipe STAD di Kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.

4 B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Apakah dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar? 2) Apakah dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar? 3) Apakah dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat mengefektifkan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dalam menyelesaikan sola cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. C. Rencana Pemecahan masalah Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan untuk mempelajari hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) melalui pendekatan kooperatif tipe STAD. Pada saat pembelajaran dilakukan observasi kegiatan belajar mengajar, observasi kegiatan siswa dan tes tertulis pada setiap pertemuan serta tes evaluasi siklus. Setiap siklus akan dievaluasi tingkat keberhasilannya, sebagai bahan pertimbangan pada tindakan atau siklus berikutnya.

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian Tindakan kelas ini adalah: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) melalui pendekatan kooperatif tipe STAD. 2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe STAD dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) siswa di kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. 3. Untuk mengefektifkan aktivitas guru pada saat proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) siswa di kelas V MI AT-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa, diharapkan menjadi pelatihan yang bermakna dalam pengalaman belajar dalam menyelesaikan soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan melalui pendekatan kooperatif tipe STAD guna menumbuhkan minat dalam meningkatkan prestasi belajar. 2. Bagi guru, diharapkan bermanfaat sebagai perbandingan dalam memilih metode/model pembelajaran yang berpihak pada subjek belajar melalui tugastugas yang sesuai karakteristik belajar siswa. 3. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran dalam merencanakan program penyediaan sarana dan prasarana sekolah,

6 khususnya alat peraga dan praktik pembelajaran matematika yang sangat diperlukan bagi prosese belajar siswa. F. Kerangka Berfikir Metode dan pendekatan mengajar dalam interaksi pembelajaran merupakan salah satu komponen yang memiliki posisi strategi untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Maka perlu suatu pendekatan atau model pembelajaran yang dapat mengubah paradigma belajar secara klasikal yang juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar tanpa mengesampingkan tahapantahapan dalam perkembangan anak. Realita dilapangan masih banyak guru selaku pengajar menggunakan pembelajaran secara klasikal sehingga metode yang digunakan cenderung hanya ceramah saja. Sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak dapat dimaknai oleh siswa, dan akibatnya prestasi siswa tidak tercapai secara maksimal. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan model tipe STAD, dengan model pembelajaran tipe STAD, proses kegiatan belajar menjadi tidak monoton, lebih dinamis, dan menjalin perasaan sosial pada siswa. Selain itu dengan model pembelajaran tipe STAD guru dapat memanfaatkan siswa yang lain sebagai tutor sebaya, yang kemungkinan besar dengan penjelasan dari teman mereka sendiri akan lebih dipahami penjelasannya, Pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

7 G. Hipotesis Tindakan. Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep soal cerita dari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di Kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. 2. Bila diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka akan meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap konsep soal cerita dari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di Kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. 3. Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka akan mengefektifkan aktivitas guru terhadap konsep soal cerita dari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di Kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar