Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

KARAKTERISASI DETEKTOR IN VIVO UNTUK DOSIMETRI RADIOTERAPI EKSTERNA

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Assef Firnando Firmansyah, Nurman Rajagukuguk

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BAB II LINEAR ACCELERATOR

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

BAB IV PERBANDINGAN DATA DAN ANALISIS JUMLAH MONITOR UNIT OUTPUT SOFTWARE ISIS DENGAN OUTPUT SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN EFISIENSI DAYA BERDASAR PROSEN- TASE KEDALAMAN DOSIS (PDD) PADA LINAC MEDIS RS DR. SARDJITO

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

Correction of 2D Isodose Curve on the Sloping Surface using Tissue Air Ratio (TAR) Method

UNIVERSITAS INDONESIA

Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 1-8

KALIBRASJ KELUARAN BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100C NO. SERI 1402 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSA T Dr. SUTOMO, SURABA Y A

IMPLEMENTASI LINEAR ACCELERATOR DALAM PENANGANAN KASUS KANKER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

TEORI DASAR RADIOTERAPI

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI DOSIS RADIOTERAPI EKSTERNA METODE IN VIVO PADA PHANTOM SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

UNIVERSITAS INDONESIA. DOSIMETRI IN VIVO ELEKTRON 6 MeV MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC EBT 2 SKRIPSI LISARINI

PENENTUAN DOS IS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL 4 MeV DI DALAM FANTOM AIR MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

Pendidikan dan Peran Fisikawan Medik dalam Pelayanan Kesehatan

ANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC

ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK MODEL GK MENGGUNAKAN PROTOKOL TRS 277 DAN TRS 398

Analisis Pengaruh Perubahan Source to Surface Distance (SSD) dan Field Size terhadap Distribusi Dosis menggunakan Metode Monte Carlo-EGSnrc

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERHITUNGAN JUMLAH MONITOR UNIT MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

Berkala Fisika ISSN : Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN KULIT PADA PASIEN THORAX TERHADAP DOSIS RADIASI DI UDARA DENGAN SUMBER RADIASI PESAWAT SINAR-X

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN DOSIS SINAR-X 6 MV PADA KETAKHOMOGENAN MEDIUM JARINGAN TUBUH

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI Sinar-X

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid dengan Deposisi Dosis pada Air

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

Wahana Fisika, 1(2), Perbandingan Dosis Serap Berkas Foton 16 MV Pada Berbagai Jenis Phantom menggunakan Metode Monte Carlo - EGSnrc

MENGGUNAKAN PROTOKOL IAEA TRS No. 398

Transkripsi:

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398 Hendra Setiawan 1,a) dan Rena Widita 1,b) 1 Laboratorium Biofisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132 a) hendrasetiawan@s.itb.ac.id (corresponding author) b) rena@fi.itb.ac.id Abstrak Radioterapi adalah tindakan pengobatan yang memanfaatkan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker pada pasien disertai upaya meminimalkan kerusakan jaringan sehat. Perencanaan terapi dan pemberian dosis yang tepat akan menentukan keberhasilan radioterapi. AAPM (American Association of Physicists in Medicine) merekomendasikan bahwa dosis keluaran berkas oleh mesin berada pada jangkauan ketidakakuratan ±2-3%. Dengan demikian diperlukan suatu jaminan mutu dan kendali mutu berkas radiasi secara berkala guna mencapai keberhasilan pengobatan secara maksimal. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis nilai dosis keluaran berkas foton dan elektron pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398. Dosis keluaran berkas foton energi 6 MV dan 10 MV, diperoleh masing-masing 1.0018 cgy/mu dan 1.0030 cgy/mu dengan deviasi masing-masing adalah 0.18% dan 0.30%. Sedangkan untuk berkas elektron energi 6 MeV, 8 MeV, 10 MeV, 12 MeV, dan 15 MeV, diperoleh nilai masing-masing 0.9994 cgy/mu, 0.9987 cgy/mu, 1.0003 cgy/mu, 1.0010 cgy/mu, dan 0.9987 cgy/mu dengan deviasi masing-masing adalah 0.06 %, 0.13%, 0.03%, 0.19%, dan 0.13%. Deviasi yang terjadi telah memenuhi batas toleransi yang direkomendasikan AAPM. Kata-kata kunci: Dosis keluaran, berkas foton, berkas elektron, Linac, TRS 398 PENDAHULUAN Radioterapi adalah suatu tindakan pengobatan dengan menggunakan sumber radiasi pengion sebagai upaya mematikan atau menghentikan kemampuan reproduksi sel tumor di dalam tubuh pasien, disertai upaya membatasi kerusakan jaringan sehat dalam lapangan radiasi sehingga tidak mengganggu kualitas hidup pasien. Sekitar tahun 1950, sebagian besar penyinaran radioterapi eksternal dilakukan dengan menggunakan berkas sinar x pada tegangan hingga 300 kvp. Pada perkembangan selanjutnya terjadi peningkatan energi radiasi dengan memanfaatkan unit Cobalt-60. Pada tahun 1960 secara bertahap unit penyinaran kilovoltage konvensional tidak lagi digunakan sepenuhnya, yakni hanya bergantung dari kasus yang dihadapi [1]. Sejak dekade 1970-an, unit penyinaran mulai beralih pada akselerator linear (Linear Accelerator, Linac) energi tinggi yang memiliki multienergi berkas foton dan elektron, yaitu berkisar 6 18 MV untuk foton dan 4 22 MeV untuk elektron. Dosis radiasi yang berasal dari radiasi pengion dan diberikan pada sel tumor harus terdistribusi secara merata atau homogen sesuai dengan aturan ICRU (International Commission on Radiation Units and Measurements) yaitu dosis maksimum dalam rentang 95% 107%. Perencanaan terapi dan pemberian dosis ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 180

yang tepat akan menentukan keberhasilan pengobatan tersebut. AAPM (American Association of Physicists in Medicine) merekomendasikan bahwa dosis serap oleh tumor diperbolehkan berada pada jangkauan ketidakakuratan ±5% sedangkan dosis keluaran oleh mesin berada pada jangkauan ketidakakuratan ±2-3% [2]. Dengan demikian diperlukan suatu jaminan mutu (Quality Assurance, QA) dan kendali mutu (Quality Control, QC) berkas radiasi secara berkala guna mencapai keberhasilan pengobatan secara maksimal. Oleh karena itu pada tulisan ini akan dikaji nilai dosis keluaran berkas foton dan elektron pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398 sebagai bagian dari kalibrasi bulanan serangkaian QA dan QC berkas radiasi. Masalah yang diangkat dibatasi untuk tinjauan berkas keluaran foton berenergi 6 MV dan 10 MV serta berkas keluaran elektron berenergi 6 MeV, 8 MeV, 10 MeV, 12 MeV, dan 15 MeV. DASAR TEORI Akselerator Linear (Linear Accelerator/Linac) Akselerator Linear (Linear Accelerator/Linac), merupakan salah satu perangkat utama dalam radioterapi yang menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan seperti elektron energi tinggi melalui tabung linear. Tabung tersebut dapat menghasilkan variasi energi melalui pemandu gelombang pemercepat (accelerating waveguide) pada kondisi hampa udara. Tabung tersebut merupakan tabung penghantar yang terdiri dari susunan sel-sel berupa rongga-rongga yang terbuat dari tembaga. Ke dalamnya disalurkan gelombang mikro (microwave) yang dibangkitkan oleh magnetron. Pada pesawat Linac tertentu selain magnetron masih diperlukan klystron. Variasi energi tinggi sinar elektron yang dihasilkan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mengobati tumor dengan kedalaman yang berbedabeda. Selain itu laju dosis (dose rate) nominal yang dihasilkan Linac bernilai hingga 400 Monitor Unit (MU) per menit atau lebih [3]. Petunjuk Pelaksanaan IAEA TRS 398 Pada tahun 2000, IAEA (Internatinal Atomic Energy Agency) mempublikasikan protokol kalibrasi terbaru yaitu TRS (Technical Report Series) No.398. Protokol ini menggantikan protokol IAEA TRS 277 yang telah ada sebelumnya. Perkembangan TRS 398 bersamaan dengan perkembangan protokol AAPM TG 51. Sehingga, dua protokol ini memiliki persamaan-persamaan dasar yang sama dan keduanya berbasis pada hasil kalibrasi dosis serap di air oleh dosimeter kamar pengion untuk berkas Cobalt-60 [4]. Persamaan dasar untuk menentukan dosis serap di air untuk suatu berkas dengan kualitas Q menurut protokol IAEA TRS 398 diberikan oleh persamaan berikut: D w,q = M Q N D,w,Q0 k Q,Q0 (1) dengan D w,q adalah dosis serap di air untuk suatu berkas dengan kualitas Q yang dipilih pengguna pada suatu kedalaman tertentu, N D,w,Q0 adalah faktor kalibrasi kamar pengion yang berhubungan dengan dosis serap di air untuk kualitas berkas referensi Q 0, k Q,Q0 adalah faktor koreksi perbedaan antara respon dosimeter ionisasi dalam kualitas berkas yang digunakan sebagai kalibrasi dosimeter (Co-60) terhadap kualitas berkas yang ditinjau, dan M Q adalah hasil pembacaan dosimeter kamar pengion yang telah dikoreksi secara total. Nilai M Q diberikan oleh persamaan: M Q = M 1 h pl k TP k elec k pol k s (2) dengan M 1 adalah hasil pembacaan dosimeter pada tegangan operasi V 1, h pl adalah faktor koreksi laju elektron di dalam plastik yang dibandingkan dengan laju elektron di dalam air, bila pengukuran dilakukan di fantom air maka nilai h pl adalah 1, k TP adalah faktor koreksi temperatur dan tekanan udara terhadap keadaan referensi 20 dan 101.3 kpa, besarnya koreksi ini dapat ditentukan dengan persamaan berikut: k TP = P 0(273.2+T) P(273.2+T 0 ) k elec adalah faktor kalibrasi elektrometer (bernilai 1 untuk unit tunggal), k pol adalah faktor koreksi respon dosimeter ionisasi terhadap efek pergantian polaritas yang diberikan pada detektor dan dapat ditentukan melalui persamaan berikut: k pol = M+ + M (4) 2 M dengan M + adalah pembacaan saat muatan positif terkumpul (pada polaritas positif), sedangkan M adalah pembacaan saat muatan negatif terkumpul (pada polaritas negatif) dimana polaritas itu berada pada kabel (3) ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 181

collecting dosimeter ionisasi, dan M adalah pembacaan saat tegangan operasi dosimeter kamar pengion (polaritas negatif atau positif). Nilai M dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: dosimeter reading M = (5) monitor units Sementara itu faktor k s adalah koreksi respon dosimeter ionisasi terhadap kurang lengkapnya pengumpulan muatan pada ionisasi di udara (proses rekombinasi ion yang terjadi pada dosimeter kamar pengion). Nilai k s dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: k s = α 0 + α 1 ( M 1 M 2 ) + α 2 ( M 1 M 2 ) 2 (6) dengan α 0, α 1, dan α 2 adalah konstanta yang bergantung pada jenis berkas (pulsed atau pulsed scanned). Sedangkan M 1 dan M 2 adalah rasio pembacaan oleh dosimeter dengan monitor unit pada tegangan V 1 dan V 2. Secara matematis nilai M 1 dan M 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5). METODE DAN PEMBAHASAN Kalibrasi Berkas Foton Dosimeter yang disarankan untuk dosimetri referensi pada foton energi tinggi adalah kamar pengion silindris (cylindrical ionization chambers). Sedangkan dosimeter kamar pengion keping sejajar (planeparallel chambers) hanya dapat digunakan untuk dosimetri relatif. Untuk berkas foton berenergi tinggi, titik referensi pengukuran dari kamar pengion silindris untuk tujuan kalibrasi pada laboratorium standar dan untuk pengukuran pada kondisi referensi adalah di sumbu pusat dosimeter tepatnya di pusat cavity volume. Sedangkan bila dosimeter yang digunakan adalah kamar pengion keping sejajar, titik referensi pengukuran berada pada permukaan bagian dalam (inner surface) dari entrance window. Sementara itu fantom yang direkomendasikan sebagai medium referensi untuk pengukuran dosis serap dan kualitas berkas pada berkas foton adalah fantom air. Fantom harus mencakup paling tidak 5 cm di semua sisi dari lapangan pengukuran di kedalaman tertentu dan juga harus mencakup paling tidak 5 g cm -2 di kedalaman maksimum pengukuran. Yang perlu diperhatikan juga dalam pengukuran dosis ini adalah karakteristik dosimeter yang kedap air atau tidak. Untuk dosimeter yang tidak kedap air, maka kamar pengion yang digunakan harus dilengkapi dengan lengan kedap air (waterproofing sleeves) yang terbuat dari PMMA, dan sebaiknya tidak lebih tebal dari 1 mm. Untuk foton energi tinggi yang dihasilkan oleh akselerator klinis, kualitas berkas ditentukan melalui rasio jaringan-fantom (tissue-phantom ratio), TPR 20,10. Variabel tersebut merupakan rasio dosis serap pada kedalaman 20 cm dengan 10 cm pada fantom air, yang diukur dengan kondisi SCD konstan 100 cm dan pada lapangan 10 cm x 10 cm. TPR 20,10 dapat ditentukan melalui hubungan sederhana sebagai berikut: TPR 20,10 = 1.2661 PDD 20,10 0.0595 (7) dengan PDD 20,10 adalah rasio dari dosis (dalam persen) pada kedalaman 20 cm dengan 10 cm untuk lapangan 10 cm x 10 cm yang ditetapkan pada permukaan fantom dengan SSD 100 cm. Kondisi referensi yang harus dipenuhi untuk menentukan indeks kualitas berkas dan dosis serap pada air diberikan oleh tabel 6.I. dan 6.II. protokol IAEA TRS 398 [5]. Berdasarkan implementasi terhadap set up pengukuran di atas, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 1. Keadaan dasar dan kondisi pengukuran untuk dua variasi energi berkas foton Parameter Energi Foton 6 MV 10 MV Satuan Dose Rate 200 200 MU min 1 Field Size 10 x 10 10 x 10 - z ref 10 10 g cm 2 z max 1.6 2.1 g cm 2 PDD 20 38.9 45.6 % PDD 10 66.9 72.8 % SSD set-up 100 100 cm N D,w,Q0 5.359 5.359 cgy/nc Tekanan Terukur (P) 101 101 % Tekanan Referesi (P 0 ) 101.3 101.3 % Temperatur Terukur (T) 19.8 19.8 Temperatur Referesi (T 0 ) 20 20 ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 182

Kelembapan Terukur 55 55 % Kelembapan Referesi 50 50 % Tegangan Polarisasi (V 1 ) 400 400 V Tabel 2. Data bacaan elektrometer untuk dua variasi energi berkas foton Energi Foton Tegangan (V) Rataan Bacaan Elektrometer: Q (nc) +400 25.14 6 MV +100 24.96-400 -25.13 +400 27.57 10 MV +100 27.25-400 -27.57 Tabel 3. Nilai parameter-parameter kalibrasi dan faktor koreksi untuk dua variasi energi berkas foton Parameter Energi Foton 6 MV 10 MV Satuan PDD 20,10 0.5815 0.6264 - TPR 20,10 0.6767 0.7336 - k Q,Q0 0.9904 0.9823 - k TP 1.0023 1.0023 - k elec 1.0000 1.0000 - k pol 0.9998 1.0000 - V 1 +400 +400 V V 2 +100 +100 V V 1 /V 2 4 4 - α 0 1.0220 1.0220 - α 1-0.3632-0.3632 - α 2 0.3413 0.3413 - M 1 0.1257 0.1378 nc/mu M 2 0.1248 0.1362 nc/mu k s 1.0024 1.0039 - M Q 0.1263 0.1387 nc/mu D w,qzref 0.6702 0.7301 cgy/mu Dengan demikian, nilai dosis keluaran berkas foton pesawat Linac di kedalaman maksimum yang menjadi objek pengukuran untuk dua variasi energi berbeda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Kalibrasi Berkas Elektron D w,qzref D w,qzmax = 100 ( ) (8) PDD zref Tabel 4. Dosis serap untuk dua variasi energi berkas foton Energi Foton D w,qzmax (cgy/mu) Standar Deviasi (%) 6 MV 1.0018 0.18 10 MV 1.0030 0.30 Dosimeter yang disarankan untuk dosimetri referensi pada elektron energi tinggi adalah kamar pengion keping sejajar. Dosimeter ini dapat digunakan untuk semua nilai indeks kualitas berkas elektron dan direkomendasikan bila nilai indeks kualitas berkas elektron R 50 < 4 g cm -2. Sedangkan dosimeter kamar pengion silindris direkomendasikan bila nilai indeks kualitas berkas elektron R 50 4 g cm -2. Untuk elektron energi tinggi, kualitas berkas ditentukan oleh kedalaman di dalam air saat dosis serap bernilai 50% dari dosis serap maksimum, yaitu variabel R 50. R 50 diukur pada nilai SSD konstan 100 cm dan pada ukuran lapangan 10 cm x 10 cm untuk R 50 7 g cm -2 dan untuk R 50 > 7 g cm -2 ukuran lapangan paling tidak 20 cm x 20 cm. Bila dosimeter yang digunakan adalah dosimeter kamar pengion, maka kuantitas pengukuran yang didapat adalah R 50,ion, yaitu kedalaman di dalam air saat arus ionisasi bernilai 50% dari nilai maksimumnya. Oleh karena itu, nilai ini perlu dikonversi menjadi R 50 menggunakan persamaan: R 50 = 1.029 R 50,ion 0.06 g cm 2 (R 50,iom 10 g cm 2 ) (9) ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 183

R 50 = 1.059 R 50,ion 0.37 g cm 2 (R 50,ion > 10 g cm 2 ) Kondisi referensi yang harus dipenuhi untuk menentukan indeks kualitas berkas dan dosis serap pada air diberikan oleh tabel 7.I. dan 7.II. protokol IAEA TRS 398 [5]. Berbeda dengan pengukuran dosis serap di air untuk berkas foton, pada berkas elektron nilai z ref berbeda-beda untuk setiap energi tergantung nilai indeks kualitas berkas. Nilai z ref dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: z ref = 0.6 R 50 0.1 g cm 2 (10) Berdasarkan implementasi terhadap set up pengukuran di atas, diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 5. Keadaan dasar dan kondisi pengukuran untuk lima variasi energi berkas elektron Parameter Energi Elektron 6 MeV 8 MeV 10 MeV 12 MeV 15 MeV Satuan Dose Rate 200 200 200 200 200 MU min 1 Field Size 10 x 10 10 x 10 10 x 10 10 x 10 10 x 10 - R 50,ion 2.462 3.163 3.963 4.693 5.887 g cm 2 z max 1.4 1.8 2.1 2.7 2.8 g cm 2 SSD set-up 100 100 100 100 100 cm N D,w,Q0 147.093 147.093 147.093 147.093 147.093 cgy/nc Tekanan Terukur (P) 101 101 101 101 101 % Tekanan Referesi (P 0 ) 101.3 101.3 101.3 101.3 101.3 % Temperatur Terukur (T) 19.6 19.6 19.6 19.6 19.6 Temperatur Referesi (T 0 ) 20 20 20 20 20 Kelembapan Terukur 54 54 54 54 54 % Kelembapan Referesi 50 50 50 50 50 % Tegangan Polarisasi (V 1 ) 300 300 300 300 300 V Tabel 6. Data bacaan elektrometer untuk lima variasi energi berkas elektron Energi Elektron Tegangan (V) Rataan Bacaan Elektrometer: Q (nc) +300 1.444 6 MeV +100 1.434-300 -1.468 +300 1.466 8 MeV +100 1.457-300 -1.489 +300 1.475 10 MeV +100 1.466-300 -1.495 +300 1.476 12 MeV +100 1.463-300 -1.495 +300 1.477 15 MeV +100 1.467-300 -1.490 Tabel 7. Nilai parameter-parameter kalibrasi dan faktor koreksi untuk lima variasi energi berkas elektron Parameter 6 MeV 8 MeV 10 MeV 12 MeV 15 MeV Satuan R 50 2.4734 3.1947 4.0179 4.7691 5.9977 g cm 2 z ref 1.4 1.8 2.3 2.8 3.5 g cm 2 PDD zref 99.1 100 99.8 99.4 98.7 % k Q,Q0 0.9203 0.9148 0.9099 0.9054 0.8990 - h pl 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 - k TP 1.0016 1.0016 1.0016 1.0016 1.0016 - k elec 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 - k pol 1.0083 1.0078 1.0068 1.0064 1.0044 - V 1 +300 +300 +300 +300 +300 V V 2 +100 +100 +100 +100 +100 V V 1 /V 2 3 3 3 3 3 - α 0 1.1980 1.1980 1.1980 1.1980 1.1980 - ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 184

α 1-0.8753-0.8753-0.8753-0.8753-0.8753 - α 2 0.6773 0.6773 0.6773 0.6773 0.6773 - M 1 0.0072 0.0073 0.0074 0.0074 0.0074 nc/mu M 2 0.0072 0.0073 0.0073 0.0073 0.0073 nc/mu k s 1.0034 1.0030 1.0030 1.0043 1.0033 - M Q 0.0073 0.0074 0.0074 0.0075 0.0074 nc/mu D w,qzref 0.9904 0.9987 0.9983 0.9950 0.9857 cgy/mu Dengan demikian, nilai dosis keluaran berkas elektron pesawat Linac di kedalaman maksimum yang menjadi objek pengukuran untuk lima variasi energi berbeda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (8), sehingga diperoleh: Tabel 8. Dosis serap untuk lima variasi energi berkas elektron Energi Elektron D w,qzmax (cgy/mu) Standar Deviasi (%) 6 MeV 0.9994 0.06 8 MeV 0.9987 0.13 10 MeV 1.0003 0.03 12 MeV 1.0010 0.10 15 MeV 0.9987 0.13 Pembahasan Pengukuran dosis keluaran pesawat Linac merupakan bagian dari program QA dan QC fasilitas radioterapi. QA adalah suatu program atau langkah teratur yang bertujuan untuk menjamin konsistensi tahapan medik. Sedangkan QC adalah suatu tindakan pengukuran yang rutin dilakukan untuk memonitor performa visual dan uji kinerja dari peralatan sehingga kualitas keluarannya dapat dijamin. Salah satu rangkaian QA dan QC yaitu kalibrasi atau pengukuran dosis itu sendiri, meliputi kalibrasi harian, kalibrasi mingguan, dan kalibrasi bulanan. Pada studi kali ini, kalibrasi dosis keluaran Linac yang dikaji adalah salah satu bentuk dari kalibrasi bulanan di Instalasi Onkologi Radiasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Secara umum, pengukuran atau kalibrasi dosis dalam radioterapi terdiri dari dua jenis yaitu pengukuran dosis absolut (dosimetri absolut) dan relatif (dosimetri relatif). Dosimetri absolut akan menghasilkan informasi mengenai dosis keluaran. Pada pesawat Linac, dosimetri absolut berhubungan dengan setting pesawat yang dikenal dengan istilah monitor unit (MU). Semua pengukuran akan mengacu pada kondisi standar tersebut, sehingga kemudian akan tercipta dosimetri relatif. Nilai yang dihasilkan oleh dosimetri relatif ditentukan sebagai perbandingan antara dua hasil pengukuran dengan salah satunya diukur dalam kondisi standar seperti pengukuran PDD, profil berkas, faktor wedge atau faktor tray. Pada studi kali ini, kalibrasi bulanan dosis keluaran Linac yang dikaji termasuk dalam jenis dosimetri absolut yang mengacu pada protokol kalibrasi absolut yang diterbitkan secara internasional oleh IAEA yaitu TRS 398. Kalibrasi dosis keluaran berkas foton dan elektron energi tinggi yang dihasilkan oleh Linac menggunakan beberapa peralatan dan piranti pendukung, seperti elektrometer, dosimeter, fantom air dari PMMA (Polymethil Methacrylate), higrometer, barometer, termometer, dan aplikator (khusus untuk elektron). Tahapan kalibrasi absolut dosis keluaran berkas foton dan elektron yang dilakukan mengikuti panduan pelaksanaan oleh pada TRS 398. Tahapan awal yang dilakukan adalah menentukan parameter-parameter dasar dan referensi pengukuran dengan hasil yang ditunjukkan oleh tabel 1 dan 5. Khusus untuk nilai z max, PDD 20, PDD 10, dan R 50,ion diperoleh berdasarkan lembar kurva PDD untuk berkas foton dan elektron yang telah ditentukan sebelum kalibrasi absolut dilakukan. Tahapan selanjutnya adalah menentukan kedalaman referensi pengukuran. Untuk berkas foton, kedalaman referensi pengukuran diperoleh berdasarkan petunjuk referensi TRS 398 yaitu 10 g cm 2. Sedangkan untuk berkas elektron, kedalaman referensi pengukuran diperoleh melalui perhitungan menggunakan persamaan (9). Keluaran berkas foton dan elektron pada kedalaman referensi ditentukan dengan pengukuran ionisasi (M Q ) menggunakan dosimeter. Dosimeter kamar pengion diletakkan tepat tegak lurus dengan arah datangnya berkas radiasi. Khusus untuk pengukuran muatan pada berkas radiasi elekton dilakukan dengan dibantu oleh perangkat aplikator ukuran 10 cm x 10 cm yang dipasang melekat dengan kolimator. Pengukuran muatan terhadap berkas radiasi diambil pada kondisi pesawat penyinaran sebesar 200 MU. Dilakukan pula pengambilan data untuk menentukan koreksi polaritas dan rekombinasi dengan cara mengubah tegangan ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 185

dosimeter. Sehingga, akan dapat ditentukan nilai dosis keluaran berkas foton elektron pesawat Linac untuk masing-masing dua dan lima variasi energi berbeda dengan hasil yang ditunjukkan oleh tabel 4 dan 8. Hasil yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan referensi dosis keluaran yaitu 1 cgy/mu. Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel 4 dan 8, deviasi yang terjadi telah memenuhi batas toleransi yang direkomendasikan AAPM yaitu dengan maksimum ketidakakuratan bernilai ±2-3%. Pada dasarnya, bila ada penyimpangan yang signifikan keluaran berkas foton maupun elektron Linac, maka wajib dilakukan adjustment untuk penyesuaian pada panel control software Linac agar didapat nilai dengan deviasi yang lebih rendah dan memenuhi batas toleransi yang direkomendasikan AAPM. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran dan penentuan dosis keluaran berkas foton energi tinggi pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dengan dua variasi energi yaitu 6 MV dan 10 MV, diperoleh nilai masing-masing 1.0018 cgy/mu dan 1.0030 cgy/mu dengan besar deviasi masing-masing adalah 0.18% dan 0.30%. Sedangkan untuk berkas elektron energi tinggi pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dengan lima variasi energi yaitu 6 MeV, 8 MeV, 10 MeV, 12 MeV, dan 15 MeV, diperoleh nilai masing-masing 0.9994 cgy/ MU, 0.9987 cgy/mu, 1.0003 cgy/mu, 1.0010 cgy/mu, dan 0.9987 cgy/mu dengan besar deviasi masing-masing adalah 0.06 %, 0.13%, 0.03%, 0.19%, dan 0.13%. Deviasi yang terjadi telah memenuhi batas toleransi yang direkomendasikan AAPM. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Dr. Rena Widita, atas bimbingan dalam penyusunan laporan kerja praktik ini. dr. Retno Kuntari Waloejo, Sp.Rad., Sp.Onk.Rad., selaku Kepala Instalasi Onkologi Radiasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, atas izin yang diberikan untuk pengambilan data. Susila Wardaya, S.T., M.Si., dan Anisza Okselia S.T., atas bimbingan dalam pengambilan data. Kedua orang tua, kakak, dan keluarga penulis yang senantiasa memanjatkan doa serta tidak pernah berhenti memberikan motivasi dan dorongan. Sahabat-sahabat terdekat yang selalu setia berada di samping penulis. REFERENSI 1. Darmawati dan Suharni, Implementasi Linear Accelerator dalam Penanganan Kasus Kanker, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, 14, 36-47 (2012) 2. American Association of Physicists in Medicine, AAPM Report of Task Group No.40, Comprehensive QA for Radiation Oncology, AAPM, United States of America (1994) 3. Podgorsak, E. B (ed), Radiation Oncology Physics: A Handbook for Teachers and Students, International Atomic Energy Agency, Vienna (2005) 4. Khan, Faiz M. and John P. Gibbons, The Physics of Radiation Therapy 5 th Edition, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia (2014) 5. International Atomic Energy Agency, IAEA Technical Reports Series No. 398, Absorbed Dose Determination in External Beam Radiotherapy: An International Code of Practice for Dosimetry based on Standards of Absorbed Dose to Water, IAEA, Vienna (2006) ISBN: 978-602-61045-1-9 14 15 Desember 2016 186