BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karya seni tulis yang diciptakan seorang pengarang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

RELASI LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN MENURUT PANDANGAN ISLAM DALAM NOVEL MAHA CINTA ADAM-HAWA KARYA MUHAMMAD EL-NATSIR: SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra menjadi lahan yang sangat luas untuk diteliti atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif, sehingga mampu menggetarkan jiwa pembaca. Melalui bahasa,pembaca mampu menerima dan memahami sastra. Oleh karena itu, bahasa sangat membantu memberi masukan, baik secara praktis maupun akademis, sekaligus menjadi model untuk tahap penyelesaian karya sastra. Sesuai dengan hal tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media sastra dan dengannya kita dapat membedakan antar karya sastra dan karya yang bukan sastra. Karya sastra selalu identik dengan sesuatu yang indah, yang mampu memberikan pengalaman dan kepuasan batin kepada pembaca. Karya sastra harus mampu mengangkat berbagai persoalan hidup, menggugah nurani, menyampaikan kebenaran, dan keindahan. Kebenaran dan keindahan dalam sastra hendaknya dikaitkan dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pengarangnya. Dengan adanya nilai-nilai yang benar dan indah, sebuah karya sastra menjanjikan kepada pembacanya kepekaan terhadap nilai-nilai hidup serta kearifan menghadapi lingkungan hidup, realitas kehidupan, dan realitas nasib dalam hidup. Karya sastra diciptakan untuk menyampaikan ide, pesan yang terkandung di dalamnya kepada pembaca.imajinasi berperan penting dalam menentukan karya 1

sastra.setiap pengarang memiliki ciri tersendiri dalam menghasilkan karya sastra, hal ini sesuai dengan kemampuan pengarang mengolah sumber dan objeknya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel.novel merupakan cerita fiksi sastra dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik.unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti: tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa, sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luar menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain sebagainya.sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.dalam sebuah novel, pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Dewasa ini, novel banyak diminati oleh berbagai kalangan, baik kalangan pelajar maupun masyarakat biasa, terlebih jika novel tersebut lebih menyentuh sisi kehidupan. Maka, para sastrawan harus menghasilkan karya yang berkualitas sehingga karya mereka banyak diminati oleh pembaca, serta harus mampu mengekspresikan nilai-nilai kehidupan dan memuaskan pembaca agar karyanya diminati. Novel pada umumnya berbicara tentang berbagai masalah kehidupan yang dihadapi oleh manusia. Salah satunya adalah menyinggung masalah relasi antara laki-laki dengan perempuan. Peneliti memilih novel Maha Cinta Adam- Hawa karya Muhammad El-Natsir sebagai bahan kajiannya. Novel Maha Cinta 2

Adam-Hawa mengisahkah cinta yang dialami oleh dua anak manusia. Takdir telah mempertemukan dua anak manusia modern, Adam dan Hawa. Takdir pula yang memisahkan mereka dalam kurun waktu lama. Jebakan manusia licik karena sifat dengkinya melemparkan Adam dan Hawa dari kemurnian cinta menuju penderitaan berkepanjangan. Darah dan air mata menjadi penyerta dari setiap doa dan perjuangan mereka untuk kembali bersatu. Sudikah Tuhan menyatukan mereka kembali di dunia ini? ataukah, telah ada suatu tempat di alam keabadian untuk mereka bertemu. Peneliti memilih novel ini sebagai bahan kajian disebabkan alur cerita yang menarik dan novel ini memberi gambaran tentang relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama menyangkut sisi keismlaman.gambaran tentang relasilaki-laki dengan perempuan dalam novel sangat penting untuk dijadikan bahan kajian, hal ini mengingat setiap peristiwa yang ada dalam novel merupakan refleksi dari kehidupan itu sendiri.peneliti juga tertarik untuk mengkaji relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam novel ini dari segi keislaman yang tergambar dalam novel ini, karena belum ada sebelumnya yang mengkaji novel tersebut tentang relasi tersebut menurut pandangan Islam. Penelitian ini menjurus pada sastra dan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan sosiologi sastra (sosiosastra).sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah manusia.sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi. Berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa perjuangan panjang 3

hidup manusia akan selalu mewarnai teks sastra. Perjuangan hidup manusia tersebut tergambar dalam novel Maha Cinta Adam-Hawa ini.berdasarkan uraian latar belakang di atas, judul penelitian ini ditetapkan, Relasi Laki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam dalam Novel Maha Cinta Adam-Hawa Karya Muhammad El-Natsir. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah relasi laki-laki dengan perempuan menurut pandangan Islam dalam novel Maha Cinta Adam-Hawa karya Muhammad El-Natsir? 1.3 Batasan Masalah Penelitian harus memiliki batasan masalah, agar penelitian yang dilakukan terarah, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Relasi antara laki-laki dengan perempuan menurut pandangan Islam dalam novel Maha Cinta Adam-Hawa karya Muhammad El-Natsirdikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu relasi sebagai suami istri, relasi dalam keluarga, dan relasi dalam bidang sosial. 2. Batasan dalampergaulan antara laki-lakidengan perempuan menurut pandangan Islam dalam ketiga relasi tersebut. 3. Muhrim dan tidak muhrim menurut pandangan Islam. 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentu memiliki tujuan dan manfaat. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang relasi laki-laki dengan perempuan menurut pandangan Islam dalam novel Maha Cinta Adam- Hawa karya Muhammad El-Natsir. 1.4.2 Manfaat Penelitian Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian tentang sastra Indonesia, memperluas penerapan apresiasi novel dalam wacana sastra, memberikan informasi empiris dan idealistis mengenai relasi laki-laki dengan perempuan menurut pandangan Islam yang terdapat dalam novel, serta memperluas pemahaman terhadap sosiologi sastra dalam mengkaji karya sastra khususnya novel. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat untuk memperluas pemahamannya terhadap relasi antara laki-laki dengan perempuan menurut pandangan Islam yang terdapat dalam novel Maha Cinta Adam-Hawa, serta memperluas wawasan pembaca dalam memahami relasi tersebut sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. 5