JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 JEK Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid Muhammad Zulfajri 1 * dan Rizki Amelia 1 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh, 23245, Aceh-Indonesia. *Email Korespondensi: muhammad.zulfajri@serambimekkah.ac.id Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Model Discovery Learning dengan Media Teka-Teki Silang pada Materi Sistem Koloid. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa, mengetahui aktivitas dan respon siswa terhadap penerapan model Discovery Learning dengan media teka-teki silang. Subjek pada penelitian ini adalah Siswa MAN Indrapuri kelas XI IPA-1 yang berjumlah 24 orang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi sistem koloid dilakukan pre-test diawal pembelajaran dan diakhir pembelajaran dilakukan post-test. Pembelajaran ini juga menggunakan lembar kerja siswa (LKS) berupa teka-teki silang. Observasi terhadap keaktifan siswa melalui lembar observasi aktivitas siswa dan respon siswa diperoleh melalui angket. Berdasarkan hasil penelitian, ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan media teka-teki silang pada materi Sistem Koloid yaitu sebesar 91,67% dimana siswa telah mencapai ketuntasan individu dengan sangat baik dibandingkan dengan hasil sebelum proses pembelajaran dimulai yaitu 20,83%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa juga meningkat dari sebesar 8,82% dari pertemuan pertama yaitu dari 77,94% menjadi 86,76%, secara umum siswa telah mengikuti prosedur pembelajaran dengan baik. Respon siswa kelas XI IPA-1 secara keseluruhan dikategorikan baik, tanggapan positif siswa sebesar 95,83%. Respon positif yang diberikan siswa menunjukkan bahwa model Discovery Learning dengan media teka-teki silang sangat disukai oleh siswa dan layak digunakan dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Discovery Learning, Media Teka-Teki Silang, Sistem Koloid, Hasil Belajar PENDAHULUAN Fenomena pendidikan di Indonesia sekarang cenderung hanya menuntaskan materi kurikulum. Siswa juga hanya cenderung mengejar nilai ketuntasan belajar saja. Sekolah kurang mementingkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri, sehingga mutu pendidikan menjauh dari apa yang diharapkan. Di lain pihak, kurikulum yang terus berganti yang tidak disertai dengan sarana dan prasarana yang memadai membawa dampak psikologi guru dan siswa. Kurikulum seharusnya menyesuaikan kondisi setiap komponen yang terlibat dalam suatu sekolah, dan tetap mengacu pada kondisi sekolah, kemampuan guru, potensi siswa, sarana dan prasarana, dan juga letak geografis sekolah tersebut. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas dalam proses pembelajaran di dalam kelas. 12 ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek
Kualitas pendidikan khususnya di Provinsi Aceh masih belum memuaskan. Salah satu penyebab rendahnya mutu saat ini berkaitan dengan strategi yang dilaksanakan. Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Indrapuri kebanyakan guru masih menerapkan pengajaran konvensional; yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Siswa kurang aktif, hanya mengikuti apa yang di perintahkan guru saja, dan siswa hanya menjadi penerima informasi. Selain itu identifikasi masalah yang terjadi di kelas yaitu siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa sering mengobrol saat guru menjelaskan materi pembelajaran, kurangnya literatur yang mendukung proses pembelajaran, dan siswa juga kurang aktif dalam tanya jawab. Adanya masalah tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan di MAN Indrapuri, guru bidang studi kimia yang mengajar dikelas XI masih di dominasi dengan metode ceramah dan jarang menggunakan model dan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang digunakan lebih banyak melakukan pengajaran yang berpusat pada guru. Siswa dianggap sebagai penerima pengetahuan pasif, sehingga yang terbentuk pada diri siswa adalah pengetahuan kognitif yang kedalamannya masih diragukan, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata rata harian siswa tahun pelajaran 2014/2015 pada materi sistem koloid yaitu 68, nilai tersebut dibawah KKM. Nilai KKM di sekolah MAN indrapuri tahun pelajaran 2014/2015 yaitu 70. Berdasarkan kondisi di atas, guru sebagai tenaga pendidik perlu menciptakan suatu inovasi yang kreatif dalam pembelajaran. Kreativitas guru dapat menjadi entry point dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa (Hosnan, 2014:337). Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam meninggalkan gagasan, ide, rutinitas dan beralih untuk memunculkan gagasan, ide dan hal baru yang menarik. Seorang guru yang selama ini menjalankan proses pembelajaran tanpa menuntut siswa untuk belajar menemukan permasalahan dan mengorganisasikan sendiri pengetahuannya, perlu beralih ke suatu model pembelajaran yang kreatif seperti model pembelajaran penemuan yang dikombinasikan dengan suatu media. Salah satu model pembelajaran penemuan yang dimaksud yaitu Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning dalam penerapannya dapat dikembangkan dengan pemanfaatan berbagai media, diantaranya yaitu dengan menggunakan teka teki silang (TTS). Davis et al (2009) menyimpulkan bahwa permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran secara langsung dapat merangsang minat siswa dan dapat menjadi ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 13
teknik memotivasi yang bagus. Dalam penelitian ini, pengaruh model discovery learning dengan media Teka-Teki Silang terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi Sistem Koloid dilakukan. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada kelas XI semester genap dengan jumlah 24 orang siswa di Madrasah Aliyah Negeri Indrapuri, Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan selama 2 kali pertemuan. Pada prinsipnya kegiatan dalam pertemuan pertama adalah mencari dan menemukan sendiri dari suatu permasalahan. Selanjutnya pertemuan kedua yaitu mengisi teka-teki silang. Indikator dari penilaian adalah apabila terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar kimia dari pertemuan pertama pertama ke pertemuan kedua. Bahan ajar serta soal evaluasi yang digunakan mengacu kepada kurikulum 2013 (Sudarmo, 2013) dan diambil juga dari buku referensi lain (Purba, 2007 dan Winarti, 2006). Perlakuan dianggap berhasil apabila nilai KKM setiap siswa mencapai 70 dan ketuntasan secara klasikal harus mencapai minimal 85% dari siswa yang mengikuti pembelajaran. Untuk melihat tanggapan siswa terhadap penggunaan model Discovery Learning dengan media teka teki silang maka digunakan angket. Kahibah (2006:97) menyatakan bahwa respon siswa dikatakan positif jika 70% jawaban siswa terhadap pertanyaan untuk setiap aspek direspon pada setiap komponen pembelajaran. Adapun pendeskripsian data observasi skor keaktifan siswa dan kemampuan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung adalah penilaian aspek afektif. Menurut Syah (2004:148), Perhitungan tingkat perkembangan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan rumus seperti sebagai berikut: Nilai = skor skortotal 100 % dengan kategori/kriteria penilaian sebagai berikut : 80 % sd 100 % = Sangat baik 60 % sd 69 % = Cukup 70 % sd 79 % = Baik 59 % = Kurang Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka metode pengolahan data untuk menghitung persentase frekuensi skor siswa berdasarkan tes awal dan tes akhir menggunakan rumus dibawah ini dengan keterangan P = angka persentase yang dicari, f = frekuensi yang sedang dicari, dan N = jumlah keseluruhan sampel yang diteliti. P = N f x 100% ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 14
HASIL DAN PEMBAHASAN Tes Awal dan Tes Akhir Tes awal dilakukan selama 15 menit pada awal pembelajaran pada pertemuan pertama dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal sebelum menggunakan model pembelajaran discovery learning. Tes awal menggunakan soal evaluasi yang telah di susun secara kolaboratif dengan guru di sekolah tersebut. Tes awal yang dilaksanakan pada pertemuan pertama diikuti oleh 24 siswa. Dari hasil tes awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata jawaban yang benar yaitu 20,83%. Nilai rata-rata dari seluruh siswa tidak mencapai nilai KKM disebabkan belum dijelaskan materi sistem koloid dalam proses pembelajaran, namun sudah diberikan tugas sebelumnya untuk mempelajari tentang materi sistem koloid. Pada pertemuan kedua, siswa hanya mengerjakan LKS berupa soal teka-teki silang yang berhubungan dengan materi sistem koloid. Adapun hasil yang di peroleh siswa menunjukkan semua kelompok dapat menjawab dengan benar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1. 1.G 2B 3K 4E L E K T R O F O R E 5S I 6S 7G M L O I U 8A 9S A P U W 10G M S 11B U S A L 12S A N T A N P U S 13E S S E N U 14D I A L I 15S I S 16O N 17B U S A 18K O 19A G 20U L 2A 22S I 23A N I O N E I A S I T J R P E R 24A E R O S O L U T U W A P 25K A N J I T N Gambar 1. LKS teka-teki silang Siswa pada kelompok 2 ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 15
Sebelum proses belajar mengajar berakhir, guru memberikan evaluasi berupa soal-soal kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan oleh guru sebanyak 10 item yang bertujuan untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah diterapkan model pembelajaran Discovery learning. Adapun nilai hasil evaluasi pada pertemuan kedua diperoleh nilai hasil ketuntasan siswa sebesar 91,67%. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih meningkat dibandingkan jumlah nilai siswa saat pre-test (Tabel 1). Jumlah siswa yang tidak tuntas berdasarkan nilai ketuntasan minimum yaitu sebanyak 2 siswa. No % Tuntas Pre-test % Tuntas Post-test 1 20,83% 91,67% Tabel 1. Nilai pre-test dan post-test Hasil observasi pengamat pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa penyampaian apersepsi, motivasi, dan tanggapan sudah baik, ditunjukkan dengan presentase ketuntasan siswa rata-rata 77,94%. Hasil observasi pada pertemuan kedua meningkat dari pertemuan pertama sebesar 8,82% yaitu dari 77,94% menjadi 86,76%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa makin senang dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning dengan media teka teki silang (Lihat tabel 2). Pertemuan % Observasi Siswa Selisih 1 77,94% 8,82% 2 86,76% Tabel 2. Persentase hasil pengamatan kegiatan siswa Analisis Hasil Belajar Pada umumnya, terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar dibandingkan dengan tes awal. Pada proses pembelajaran pertemuan kedua dikatakan hampir semuanya berhasil yaitu 22 siswa yang tuntas dan hanya terdapat 2 siswa yang tidak tuntas dari seluruh siswa dengan ketuntasan klasikal 70%. Dengan demikian, secara keseluruhan diketahui bahwa pencapaian kualitas belajar siswa pada materi sistem koloid dengan menggunakan model Discovery learning dengan media teka teki silang mampu meningkatkan hasil belajar dan siswa memahami serta menguasai materi tersebut dengan sangat baik. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 16
Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran dengan Media Teka- Teki Silang Berdasarkan angket yang telah diisi oleh siswa maka diperoleh tanggapan siswa terhadap penggunaan model discovery learning ini. Hasil angket diperoleh data bahwa 95,83% siswa menanggapi positif (Tabel 3). Pada saat kegiatan diskusi dilaksanakan semua siswa berperan aktif dan setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh skor yang baik sehingga siswa mau berusaha disetiap langkah pembelajaran. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan kelompoknya dalam memperoleh skor yang baik sehingga siswa mau berusaha disetiap langkah pembelajaran. No Pertanyaan % Jawaban 1 Apakah anda merasa senang dengan suasana pembelajaran kimia di kelas? Ya Tidak 2 Apakah anda menyukai cara mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan pada materi sistem koloid 3 Apakah anda menyenangi proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Discovery Learning? 4 Apakah dengan menggunakan media teka-teki silang (TTS) pada materi koloid akan menyenangkan anda dan lebih mudah dipahami? 91,7% 8,3% 5 Apakah dengan menggunakan media teka-teki silang (TTS) anda mengalami 95,8% 4,2% kesulitan dalam memahami materi sistem koloid? 6 Apakah model pembelajaran Discovery learning dengan media teka teki silangperlu diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan materi kimia yang lain? 7 Apakah dengan menggunakan model pembelajarandiscovery learning dengan media teka teki silang menjadikan anda lebih aktif dalam diskusi kelompok? 8 Apakah anda termotivasi dan lebih aktif belajar dengan menggunakan media teka-teki silang? 9 Apakah dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning membuat anda senang dalamberdiskusikelompok untuk menyelesaikan masalah dengan saling membagi hasil temuan? 4,2% 95,8 % 91,7% 8,3% 10 Apakah anda merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan menggunakan media teka-teki silang? 100 % 0 % Tanggapan Positif siswa 95,83% Tanggapan Negatif siswa 4,17% Tabel 3. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TGT berdasarkan angket yang dibagikan ke siswa. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan dengan menggunakan model Discovery Learning pada materi Sistem Koloid yaitu sebesar 91,67% yang menunjukkan bahwa telah mencapai ketuntasan secara individu dengan sangat baik dilihat dari hasil belajar siswa dengan menggunakan model Discovery Learning dengan media teka-teki silang. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dengan media teka-teki silang yaitu sebesar 77,94% pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua sebesar 86,76%. Dan Respon siswa pada penerapan ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 17
pembelajaran Discovery Learning dengan media teka-teki silang secara keseluruhan sangat baik dengan tanggapan positif siswa sebesar 95,83%. Dengan demikian model pembelajaran ini sangat cocok digunakan dalam proses belajar mengajar pada materi sistem koloid. DAFTAR PUSTAKA Davis, et al. 2009. The Journal of Effective Taeching. 9(3), 4-10 Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor. Ghalia Indonesia Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Surabaya. UNS Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung. Rosda Karya. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta :Gelora Ksara Pratama Winarti, W. dkk. 2006. Kimia untuk SMA/MA XI, Bab 10 Koloid (188-203). Surakarta: Mefi Caraka. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 18