BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang diangkat dalam penulisan ini, yaitu mengenai backdoor listing,

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

Proses Go Publik Go Public (Penawaran Umum) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan di-go

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H. Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan

PENGANTAR. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di Lantai Bursa. Salam, PT Bursa Efek Indonesia. Panduan Go Public I

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan kinerja bisnis jangka pendeknya namun akan membuat perusahaan

Proses Bank Syariah Go Publik

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehadiran perseroan terbatas dalam kegiatan perekonomian tidak

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perdana atau dikenal dengan Initial Public Offering (IPO) (Purbarangga dan

ANALISIS HUKUM KEDUDUKAN DAN PERAN NOTARIS DALAM PASAR MODAL Oleh: M. IRFAN ISLAMI RAMBE, S.H., M.Kn.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada suatu iklim bisnis yang kompetitif. Kondisi tersebut. menyebabkan perusahaan-perusahaan harus dapat memiliki good

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

PASAR MODAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. obligasi dan instrumen derivatif lainnya. Pasar modal merupakan sarana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya diwaspadai oleh pemerintah, mengingat Fed Rate tetap diprediksi

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

PERAN PROFESI HUKUM DALAM LANGKAH GO PUBLIC BAGI PERUSAHAAN. Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

PT Guna Timur Raya Tbk

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1

PASAR MODAL PERTEMUAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK. BAS No. 9 : KEWAJIBAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH AKUNTAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENJAMIN PELAKSANA EMISI

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi dikenal hukum yang berbunyi, high risk high return,

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dapat bersaing dengan negara-negara lain dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa penjamin emisi efek (underwriter).

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai sarana berinvestasi bagi pemodal. melakukan investasi pada berbagai instrumen keuangan. Keseluruhan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengerahan dana, sehingga dapat dipergunakan secara produktif untuk. kepemilikan saham-saham perusahaan go public.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI PERUSAHAAN TAHAP MIDDLE/2

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki fungsi strategis bagi pengembangan ekonomi suatu negara sebagai salah satu sarana investasi masyarakat agar dana (modal) milik masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana milik masyarakat dari suatu negara banyak diinvestasikan ke negara lain, maka akan berpotensi mengakibatkan krisis moneter pada negara tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh H. Budi Untung bahwa: Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri (capital flight) bukan hanya merupakan akibat dari merosotnya (depresiasi) nilai rupiah, atau tingginya inflasi dan suku bunga di suatu negara, tetapi juga diakibatkan karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut, dan/atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan bursa di negara asalnya. 1 Peran penting lainnya dari pasar modal adalah pasar modal merupakan sarana untuk meningkatkan pendapatan negara, sebagaimana yang dijelaskan oleh Irham Fahmi, yaitu: Keberadaan pasar modal di suatu negara dengan segala dinamikanya akan menggambarkan betapa besarnya perhatian pemerintah negara tersebut untuk ikut serta mendongkrak naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menyebabkan angka pengangguran mengalami penurunan dan lebih jauh mampu menggenjot pendapatan dari segi fiskal (pajak). Penambahan dari sudut fiskal akan terlihat pada saat berbagai perusahaan yang go public tersebut memperoleh peningkatan pendapatan dan otomatis semakin besar pendapatan maka pendapatan dari hasil penerimaan pajak juga akan mengalami kenaikan. Naiknya pendapatan fiskal akan menyebabkan APBN negara akan ikut mengalami kenaikan. 2 1 H. Budi Untung, 2012, Hukum Bisnis Pasar Modal, Andi, Yogyakarta, hlm.10. 2 Irham Fahmi, 2013, Rahasia Saham dan Obligasi, Alfabeta, Bandung, hlm.12.

Suatu perseroan yang ingin menjual sahamnya pada bursa efek harus terlebih dahulu mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK dan melakukan penawaran umum atau Initial Public Offering yang selanjutnya disebut IPO. Untuk melakukan IPO, suatu perseroan harus mengeluarkan biaya yang besar. Diungkapkan oleh Asril Sitompul dan dikutip dalam penelitian Pratiwi Puspitho Andini, yaitu : Diantara berbagai resiko yang ada dalam menjadi perusahaan publik, salah satu hal yang paling signifikan adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan IPO, antara lain biaya proses, pelaksanaan dan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan setelah terjadinya IPO.... 3 Diluar dari biaya besar yang harus dikeluarkan untuk melakukan IPO, perseroan juga harus melalui rangkaian proses yang berwajib dilalui sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Secara garis besar dijelaskan oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S bahwa rangkaian proses IPO adalah: 1. Tahap persiapan internal, yang dibagi menjadi : a. Penunjukkan penjamin emisi atau underwriter, profesi penunjang, dan lembaga penunjang pasar modal b. Pengajuan pernyataan kehendak untuk going public dan perolehan perjanjian pendahuluan pencatatan efek pada Bursa Efek Indonesia (BEI) c. Penyusunan dan penandatanganan perjanjian terkait lainnya 2. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 3. Permintaan perubahan/tambahan informasi 4. Jawaban atas permintaan perubahan/tambahan informasi 5. Pernyataan OJK/Bapepam LK tentang izin publikasi prospektus ringkas 6. Pengumuman prospektus ringkas 3 Pratiwi Puspitho Andini, Backdoor Listing Sebagai Alternatif Go Public, Tesis, Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, hlm.5.

7. Penawaran awal (bookbuilding) 8. Penyampaian informasi harga dan keterbukaan lainnya 9. Surat pernyataan efektif dari OJK 10. Pengumuman perbaikan atau tambahan informasi prospektusa ringkas 11. Masa penawaran umum (pasar perdana) 12. Akhir masa penawaran umum 13. Penjatahan 14. Refund dan distribusi 15. Pencatatan (listing) di Bursa 16. Laporan hasil penawaran umum dan penjatahan. 4 Panjangnya proses yang harus dilalui serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perseroan untuk melakukan proses IPO tersebut serta tidak adanya garansi apabila telah melewati segala macam rangkaian proses IPO suatu perseroan akan mendapatkan lolos untuk mendapatkan pernyataan efektif dari OJK, menjadi latar belakang munculnya fenomena dalam dunia pasar modal yang disebut dengan backdoor listing. Secara sederhana backdoor listing digambarkan sebagai aksi korporasi yang mengakibatkan suatu perseroan tertutup dapat listing pada bursa efek tanpa melalui proses IPO namun dengan cara mengambilalih Emiten yang telah tercatat di bursa efek. Dalih efisiensi dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis tersebut tidak bisa dijadikan alasan pembenar bagi perseroan untuk menyimpangi suatu norma atau aturan hukum. Meskipun Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang selanjutnya disebut UUPM dan peraturan pelaksananya telah diberlakukan untuk mengakomodir kegiatan pasar modal tersebut, namun hingga saat ini belum terdapat peraturan yang mengatur tentang aksi backdoor listing di Indonesia. Belum diaturnya praktek backdoor listing dalam peraturan pasar modal di Indonesia mengakibatkan terjadinya kesimpangsiuran mengenai praktek backdoor listing itu sendiri. 4 Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., 2013, Op.cit, hlm.335-354.

Disatu sisi backdoor listing sebagai suatu sarana dari pengusaha-pengusaha besar untuk meraih keuntungan pribadi dengan merugikan investor-investor kecil. Contoh kasus yang menganggap backdoor listing sebagai upaya positif untuk perseroan yang telah listing di Bursa adalah backdoor listing yang dilakukan oleh PT BW Plantation Tbk (kini menjadi PT Eagle High Plantation Tbk). Hal tersebut dikarenakan setelah terjadi aksi backdoor listing tersebut, terdapat peningkatan laba bersih sebesar 30,2% (tiga puluh koma dua persen). 5 Atas aksi backdoor listing yang dilakukan tersebut, PT BW Plantation Tbk juga mendapatkan tanggapan postif dari salah satu analis pasar modal, yaitu adalah Panin Sekuritas yang merekomendasikan atau menyarankan untuk membeli saham PT BW Plantation Tbk yang kini menjadi PT Eagle High Plantation Tbk tersebut. 6 Disisi lain, terdapat pihak yang menganggap bahwa proses backdoor listing merupakan ide jahat dan merupakan upaya pembodohan terhadap investor retail yang dipaksa membeli saham dengan harga tinggi, kemudian harga saham tersebut dihancurkan dengan berbagai preemtive right issue dan private placement. Pada kasus backdoor listing yang dilakukan oleh PT BW Plantation Tbk tersebut juga dinilai merugikan investor publik sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari modal dibandingkan dengan sebelum adanya aksi backdoor listing tersebut, sehingga Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI) melayangkan surat protes kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait aksi back door listing tersebut. 7 Kasus lain yang juga menggambarkan betapa merugikannya backdoor listing adalah kasus penjualan saham PT Sekawan Intipratama Tbk. yang selanjutnya 5 Sukirno, Dulu Rugi, Sekarang BWPT Cetak Laba Setelah Dicaplok Peter Sondakh, http://www.m.bisnis.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016. 6 Inilahcom, PT BW Plantation (BWPT) Berencana Melakukan Right Issue Senilai US$ 1 Miliar, Atau Sekitar Rp 11 Triliun. Analis Melihat Rencana Ini Positif Terhadap Perseroan, http://www.m.inilah.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016. 7 Beritasatu, MISSI Protes Right Issue BW Plantation ke OJK, http://www.m.beritasatu.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

disebut SIAP. Pada kasus backdoor listing ini dilakukan dengan cara SIAP seolaholah membeli RITS Venture dan dilanjutkan dengan aksi penggabungan yang mana SIAP menjadi existing company. Setelah menjadi existing company, kegiatan usaha SIAP berubah dari perusahaan yang bergerak di bidang plastik kemudian berubah menyesuaikan dengan kegiatan RITS Venture, yaitu bergerak di bidang pertambangan batu bara. Strategi penggabungan ini terbukti menarik minat investor untuk membeli saham SIAP karena SIAP hanya perseroan kecil di pasar modal sehingga SIAP terlihat menjadi perseroan yang seolah-olah memiliki prospek menjanjikan kedepannya. Pada kasus SIAP tersebut terjadi kejahatan perdagangan semu serta repo (repurchase agreement) saham yang akhirnya terjadi gagal bayar diikuti dengan forced sell sehingga mengakibatkan harga saham SIAP di bursa menjadi turun drastis. 8 Berdasarkan hal tersebut di atas, aksi backdoor listing oleh sebagian pihak dianggap sebagai aksi yang merugikan investor retail (investor masyarakat) karena tidak ada keterbukaan (full disclosure) latar belakang dilakukannya aksi korporasi (pengambilihan maupun penggabungan) yang sedang dilakukan oleh Emiten tersebut. Dikarenakan tidak adanya keterbukaan yang dilakukan oleh Emiten, aksi pengambilalihan atau/dan penggabungan perseroan tersebut hanya dipahami oleh investor publik sebagai bentuk pengembangan perseroan bukan dipahami sebagai bagian dari proses backdoor listing. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa keterbukaan informasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh Emiten karena keterbukaan informasi disebut sebagai roh dari pasar modal, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S : 8 Caroline Hutauruk, Cara Merampok Dari Pasar Modal, http://www.indonesianreview.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

... Setiap pelanggaran atas ketentuan full disclosure ini sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat investor, Emiten wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita investor. Ketentuan demikian merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi investor di bursa pasar modal. Mengapa transparasi dapat dikatakan merupakan rohnya pasar modal? Karena investor di pasar modal sangat bergantung dengan adanya informasi yang transparan tersebut..... 9 Keterbukaan informasi tersebut merupakan muara dari adanya prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik atau dikenal dengan Good Corporate Governance yang selanjutnya disebut GCG. Tidak adanya keterbukaan (full disclosure) atas aksi yang dilakukan oleh para pelaku backdoor listing tersebut secara tidak langsung merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) karena semua prinsip tersebut bermuara pada aspek keterbukaan. 10 Berjalannya aksi backdoor listing yang dilakukan oleh para perseroan tertutup dan Emiten tersebut tentu saja melibatkan profesi penunjang pasar modal untuk membantu usahanya melakukan backdoor listing, salah satunya adalah Notaris. Peran seorang Notaris dalam ranah hukum perusahaan dan pasar modal sangatlah penting karena hampir semua keabsahan perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan diwajibkan untuk dibuat secara otentik oleh Notaris. Hal tersebut yang menjadikan Notaris memiliki andil besar dalam aksi backdoor listing ini. Hal-hal di atas merupakan latar belakang untuk melakukan penelitian mengenai kapan suatu aksi korporasi dikategorikan sebagai backdoor listing di Indonesia, apakah suatu aksi backdoor listing merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip good corporate governance dan bagaimana peran Notaris penunjang pasar modal di dalam suatu aksi backdoor listing. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut maka peneliti mengangkat tesis dengan judul ANALISIS HUKUM 9 Nindyo Pramono, 2006, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, PT Citra Aditya bakti, Bandung, hlm.17. 10 Hamud M. Balfas, 2012, Hukum Pasar Modal Indonesia, PT Tata Nusa, Jakarta, hlm.249.

TERKAIT PELAKSANAAN BACKDOOR LISTING DALAM PRESPEKTIF GOOD CORPORATE GOVERNANCE. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan tiga rumusan permasalahan sebagai fokus penelitian dan penulisan tesis ini, yaitu : 1.! Kapan suatu aksi korporasi dikategorikan sebagai aksi backdoor listing di Indonesia? 2.! Apakah aksi backdoor listing oleh perseroan melanggar prinsip good corporate governance? 3.! Apakah peranan Notaris penunjang pasar modal dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh perusahaan? C. Keaslian Penelitian Sejauh pencarian peneliti di kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), judul tesis ini belum pernah dibahas oleh pihak lain. Namun sebagai perbandingan terkait penelitian backdoor listing, peneliti menggunakan tesis mahasiswa Program Pascasarjana Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia sebagai pembanding tesis ini : 1.! Tesis atas nama Pratiwi Puspitho Andini 11 Mahasiswa Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan judul backdoor listing sebagai Alternatif Go Public, dengan permasalahannya : a.! Mengapa backdoor listing begitu memikat banyak perusahaan sebagai cara untuk go public? 11 Pratiwi Puspitho Andini, Backdoor Listing Sebagai Alternatif Go Public, Tesis, Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.

b.! Bagaimanakah pelaksanaan backdoor listing dan ketentuan hukum yang mengatur tentang backdoor listing di Indonesia? Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa backdoor listing yaitu upaya suatu perusahaan tertutup untuk mendapat akses ke pasar modal dan bursa dengan segala fasilitasnya secara tidak langsung, namun hal ini tidak dilakukan melalui Initial Public Offering (IPO), melainkan melalui perusahaan lain yang sudah tercatat dan memperdagangkan sahamnya di bursa. Proses mempersiapkan suatu perusahaan untuk listing memerlukan waktu yang lain dan biaya yang besar, karena sering kali melibatkan transformasi struktur kepemilikan dan praktik manajemen. Oleh karena itu, backdoor listing dipandang sebagai strategi jalan pintas bagi perusahaan untuk memperoleh akses ke bursa saham, sehingga dapat meningkatkan kekayaan secara cepat dan mendapat pendanaan untuk keperluan ekspansi usaha. Meskipun praktik backdoor listing sudah terjadi di Indonesia, dalam literatur maupun peraturan perundang-undangan Indonesia belum ada yang secara rinci dan jelas mengatur hal tersebut. Selama ini, pelaksanaan backdoor listing dilakukan berdasar tata cara pengambilalihan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut UU PT dan berkaitan dengan status perusahaan sebagai perusahaan sebagai perusahaan terbuka, aturan yang diterapkan dalam pelaksanaan backdoor listing di Indonesia selain UU PT adalah Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta Peraturan Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi Puspitho Andini menekankan gambaran tentang backdoor listing secara umum terkait pada alasan-alasan mengapa aksi korporasi backdoor listing ini dapat terjadi dan dapat begitu terlihat menarik bagi korporasi serta dalam penelitian yang dilakukan olehnya tersebut

memberi arahan bagaimana aturan hukum kita mengakomodir aksi backdoor listing yang merupakan suatu aksi baru di dunia korporasi. Hal yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti menekankan pada analisis terkait parameter suatu tindakan pengambialihan perusahaan yang dapat dikategorikan sebagai backdoor listing di Indonesia, apakah backdoor listing sebagai pintu belakang ini tidak melanggar prinsip good corporate governance dan juga menekankan pada aspek sejauh mana Notaris penunjang pasar modal terlibat dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh perseroan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu hukum pasar modal terkait aksi korporasi backdoor listing, ilmu hukum perusahaan terkait good corporate governance dalam backdoor listing, dan juga pada bidang ilmu kenotariatan terkait peran Notaris sebagai profesi penunjang pasar modal dalam proses backdoor listing. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun pengetahuan baru bagi pelaku pasar modal berkaitan dengan perkembangan aksi perusahaan dalam dunia pasar modal, organ perusahaan berkaitan dengan sistem tata kelola perusahaan atas suatu tindakan perusahaan, dan para Notaris baik secara umum maupun Notaris penunjang pasar modal pada khsuusnya yang erat kaitannya dengan pembuatan akta-akta yang berkaitan

dengan segala macam perjanjian dan akta otentik perusahaan yang disyaratkan peraturan perundang-undangan. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji lebih dalam terkait aksi korporasi yang dapat dikategorikan sebagai tindakan backdoor listing di Indonesia. 2. Menganalisis terkait kemungkinan pelanggaran prinsip good corporate governance atas proses backdoor listing suatu penunjang pasar modal. 3. Mengkaji sejauh mana Notaris penunjang pasar modal terlibat dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh penunjang pasar modal!