BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

dokumen-dokumen yang mirip
I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries) yang mengumpulkan dana. masyarakat dan menjaga perputaran perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. peranan dan keikutsertaannya dalam membangun ekonomi negara, keberadaan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertumbuh seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat perlu melakukan usaha untuk memenuhi. kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi tidak semua

PROSEDUR PEMBUKAAN KREDIT USAHA RAKYAT DI BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB 1 PENDAHULUAN. tercipta masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan tujuan. menengah yaitu memberikan bantuan kredit. Oleh sebab itu, sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Kredit Usaha Rakyat. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

PEMBERIAN PINJAMAN KREDIT MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

Perkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU

2016, No Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; M

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

14 Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor

PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dapat dilihat salah satu fungsi bank sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha saat ini terlihat semakin maju, hal ini

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bank-bank yang ada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan bank yang diperoleh dari sektor perkreditan masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

V. GAMBARAN UMUM UKC CABANG KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

PENANDATANGANAN MOU. Divisi Bisnis Usaha Kecil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak pelaku usaha yang sangat membutuhkan bantuan modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan dengan skala mikro merupakan mata pencaharian yang rata-rata digeluti oleh penduduk Indonesia. Mayoritas komposisi kredit di Indonesia adalah berupa kredit di sektor perdagangan besar dan eceran, usaha mikro kecil, menengah yang sering disebut dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yaitu seperti pedagang buah, pedagang kaki lima dan usaha rumahan (home industry). Dibutuhkan lembaga-lembaga keuangan untuk para pelaku usaha UMKM tersebut untuk mendukung agar semakin berkembang dan meningkatkan pendapatan. Lembaga yang sering menawarkan pinjaman modal usaha yang disebut dengan kredit adalah bank, dimana bank sebagai suatu perusahaan yang harus memahami keinginan, selera dan berbagai kebutuhan. Lembaga keuangan (perbankan) yang menawarkan produk kredit salah satunya adalah kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku usaha mikro yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Bank BRI merupakan pelopor dari kelancaran usaha bagi masyarakat dengan salah satu produk KUR. Penyaluran KUR telah berjalan mulai tahun 2007 hingga tahun 2014 dan diberhentikan sementara waktu, karena target yang sudah tercapai. Berdasarkan rapat koordinasi menteri pada tanggal 15 Desember 2014 diputuskan Program 1

2 KUR akan dilanjutkan kembali pada tahun 2015 dengan beberapa perbaikan. Perbaikan ini terkait temuan BPK yang menyatakan bahwa ketepatan sasaran program KUR belum dapat diyakini, sehingga perbaikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas program KUR khususnya dari sisi ketepatan sasaran. Beberapa perbaikan yang dimaksud antara lain, perbaikan regulasi dan perbaikan skema KUR. Perbaikan regulasi meliputi: a. Penyusunan Rancangan Keppres tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, kecil dan Menengah. b. Penyusunan Permenko tentang pedoman Pelaksanaan KUR. c. Penerbitan PMK tentang Tata Cara Pembayaran Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). d. Keputusan Menko Perekonomian tentang Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin. e. KUR tahun 2015 Melalui Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM tanggal 13 Mei 2015 diputuskan untuk segera meuncurkan produk KUR Mikro dengan suku bunga kepada end user sebesar 21% efektik per tahun. Hal tersebutt ditindak lanjuti dengan penerbitan Peraturan Menteri Koordinator Bidang perekonomian Nomor 4 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR Mikro diundangkan tanggal 25 Mei 2015. Pada tanggal 16 Juni 2015 diadakan Rapat Kabinet Terbatas, dimana salah satu keputusan dari rapat tersebut adalah untuk menurunkan suku bunga KUR menjadi 12 % efektif per tahun. Menindak lanjuti keputusan rapat tersebut Komite

3 Kebijakan melakukan kembali kajian unuk menentukan bentuk dan besaran subsidi yang sesuai bagi program KUR. Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM tanggal 26 Juni 2015, diputuskan bahwa akan ada 2 jenis penyaluran KUR yaitu KUR Mikro dan KUR Ritel. Bentuk subsidi yang diberikan oleh Pemerintah adalah subsidi bunga dengan penyalur awal adalah BRI, Bank Mandiri dan BNI. Keputusan presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang pedoman Pelaksanaan KUR tanggal 15 Juli 2015 diterbitkan untuk menindak lanjuti perubahan kebijakn subsidi pemerintah dari Imbal Jasa Penjaminan menjadi subsidi bunga. Perubahan Keputusan Presiden tersebut sebagai langkah perubahan regulasi untuk memayungi perubahan bentuk subsidi yang diberikan pemerintah dari Imbal Jasa Penjaminan (IJP) ke dalam bentuk subsidi bunga. Dalam upaya perceptan pelaksanaan KUR, diterbitkan pula Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR yang diundangkan tanggal 7 Agustus 2015, sebagai landasan untuk pembayaran subsidi bunga maka pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146 Tahun 2015 yang diundangkan tanggal 30 Juli 2015. Penetapan Bank Pelaksana KUR ditetapkan dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Nomor 186 Tahun 2015. Pemerintah melakukan evaluasi dalam pelaksanaan Program KUR Tahun 2015 pada Oktober 2015. Upaya meningkatkan dan memperluas pelaksanaan

4 penyaluran KKUR Tahun 2015 dan agar alokasiplafon tahunan KUR Tahun 2015 dapat dicapai secara optimal, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Komite kebijakan melakukan perubahan regulasi sebagai langkah awal relaksasi Program KUR. Beberapa regulasi yang dikeluarkan yaitu Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR dan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 188 Tahun 2015 tentang Penetapan Penyalur Kredit Usaha Rakyat dan perusahaan Penjamin Kredit Usaha Rakyat. Peraturan tersebut menjadi paying hokum baru dalam pelaksanaan program KUR. Pada awal pelaksanaannya, KUR disalurkan dalam dua skema yaitu KUR Mikro dan KUR Ritel. KUR Mikro disalurkandengan plafon maksimum sebesar Rp 25.000.000,- dan mendapat alokasi plafon tahun 2015 sebesar Rp 20 triliun dengan subsidi bunga 9%. (Kementerian Koordinator perekonomian melalui web: http//kur.ekon.go.id/realisasi_kur/2016/7, diakses tanggal 17 September 2016, pukul 07:46 WIB) Bank BRI menjadi sebagai salah satu bank yang paling diminati oleh masyarakat untuk memilih menggunakan produk KUR. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa debitur Bank BRI pada tahun 2015 menempati posisi pertama. Dana Plafon yang telah dikeluarkan Bank BRI jumlah totalnya jauh diatas bank-bank lain yaitu sebanyak Rp. 14.419.705,- (dalam jutaan) dan mempunyai jumlah debitur paling banyak daripada bank penyalur KUR yang lainnya. Penyebaran penyaluran KUR - Mikro per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

5 Tabel 1.1 PENYEBARAN PENYALURAN KUR MIKRO DI INDONESIA Per 31 Desember 2016 (Agustus 2015 Desember 2016) Realisasi Penyaluran KUR No BANK Plafon Debitur Rata-rata Kredit (Rp juta) (Jiwa) (Rp) 1 BRI 14.419.705 927.877 15.540.000 2 MANDIRI 777.692 40.065 19.410.000 3 BNI 7.906 385 20.540.000 Sumber : kur.ekon.go.id, 2015 (diolah) Berdasarkan tabel 1.1, posisi Bank BRI berada di peringkat pertama dalam penyaluran KUR, sedangkan Bank Mandiri dan Bank BNI berada diurutan kedua dan ketiga dalam tabel tersebut. Bank BRI menyalurkan plafon sebesar Rp. 14.419.705,- (dalam jutaan), debitur KUR Bank BRI sebesar 927.877 jiwa pada periode 31 Desember 2015, dan rata-rata kredit dari Bank BRI sebesar Rp. 15.540.000,-. Bank Mandiri dan Bank BNI memiliki rata-rata kredit yang lebih tinggi dibandingkan Bank BRI, tetapi Bank BRI mempunyai banyak dana plafond dan jumlah debitur yang sangat banyak dibandingkan bank Mandiri dan Bank BNI. Menurut pihak dari Bank Rakyak Indonesia (BRI) Cabang Bojonegoro, sampai akhir tahun 2015 mengalami peningkatan daripada tahun kemarin, dimana penyaluran kredit yang ada di bank BRI sudah mencapai Rp520 miliar, data tersebut itu berasal dari KUR dan Kredit Umum Perdesaaan (Kupedes) yang diperuntukkan untuk seluruh warga Kabupaten Bojonegoro yang tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Jumlah debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR), di BRI Cabang Bojonegoro, sudah mencapai 22.000 debitur dengan

6 sejumlah dana sebanyak Rp161 miliar, yang tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, sedangkan untuk Bank Mandiri pada tiga bulan pertama tahun 2015 ini, pencairan kredit usaha rakyat Bank Mandiri cabang Bojonegoro masih minim yakni sekitar Rp. 7,4 miliar. Padahal setiap bulannya ditarget Rp. 2,5 miliar untuk masing-masing unit dan semua jenis kredit. Pinjaman senilai Rp7,4 miliar tersebut terdiri dari Mandiri Unit Bojonegoro 1 sebesar Rp. 3,4 miliar dengan jumlah 17 nasabah hingga akhir Maret, kemudian Rp. 4 miliar dari Mandiri Unit Bojonegoro II dengan sebanyak 20 nasabah pinjaman. (http://blokbojonegoro.com/read/article/triwulan-i-penyaluran-kur-mandiri-rp74- miliar.html diakses tanggal 17 September 2016, pukul 08:46 WIB). Sehubungan dengan masalah keputusan nasabah yang cenderung lebih memilih Bank BRI dibandingkan dengan bank lain, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mencari faktor apa saja yang menimbulkan keputusan nasabah untuk memilih produk KUR pada Bank BRI. Tabel 1.2 REALISASI KUR MENURUT SEKTOR EKONOMI PER 31 JUNI 2016 No. Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi Sektor plafon (%) 1 Pertanian, perburuan dan kehutanan 14,83 2 Perikanan 1,11 3 Industri Pengolahan 4,56 4 Perdagangan besar dan eceran 68,72 5 Jasa-jasa 10,78 Sumber : kur.ekon.go.id, 2016 (diolah) Berdasarkan tabel 1.2 tentang realisasi KUR pada sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran memiliki presentase yang sangat besar dengan

7 68,72%, terlihat bahwa sektor perdagangan memiliki perputaran uang yang sangat cepat yang menunjukkan adanya pertumbuhan permintaan uang serta ekspansi ekonomi pada sektor tersebut dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi yang lain yang memiliki perputaran uang yang cepat tetapi mempunyai jeda waktu. Secara teori dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor motivasi, persepsi, pengetahuan dan sikap dalam keputusan nasabah memilih produk KUR Bank BRI. Bank BRI dalam menarik nasabah UMKM dan meningkatkan jumlah nasabahnya, disaat itulah nasabah mulai menilai tentang semua keandalan produk yang ditawarkan, bagaiamana cara bank bisa menarik motivasi nasabah, bagaimana persepsi nasabah mengenai produk, bagaimana pengetahuan nasabah tentang produk, bagaimana sikap nasabah. Menurut Steffi Gunawan (2015) ditemukan bahwa motivasi, persepsi dan sikap memiliki hubungan yang signifikan positif untuk membentuk keputusan pembelian nasabah. Menurut Muhammad Irfan Tariq et., al (2013) Pengetahuan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Merna Tompunu (2014) motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara parsial maupun simultan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengangkat topik yang berjudul Analisis Pengaruh Motivasi, Persepsi, Pengetahuan, dan Sikap terhadap Keputusan Nasabah UMKM Memilih Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI di Bojonegoro.

8 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro? 2. Apakah persepsi berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro? 3. Apakah pengetahuan berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro? 4. Apakah sikap berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menguji pengaruh motivasi terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro. 2. Menguji pengaruh persepsi terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro. 3. Menguji pengaruh pengetahuan terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro. 4. Menguji pengaruh sikap terhadap keputusan nasabah UMKM memilih KUR bank BRI di Bojonegoro.

9 1.4 Manfaat Penelitian Dicapainya tujuan tersebut maka penelitian ini diharapkan memberi manfaat, sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk mengaplikasikan teori dan mengkaji masalah kejadian yang terjadi sebenarnya. b. Bagi Perbankan Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi manajemen bank untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan dibutuhkan oleh masyarakat. c. Bagi STIE Perbanas penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penulisan serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang akan menjadi acuan penelitian, landasan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian untuk diuji.

10 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, Batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data, instrumen penelitian, data dan metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, serta teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian dan analisis data yang memuat analisis dari hasil penelitian dalam bentuk deskriptif, analisis statistik dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Pembahasan pada ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang berisi mngenai rumusan masalah dan pembuktian hipotesis dan juga adanya temuan-temuan lain yang diperoleh dari peneliti. Selain itu juga dijelaskan mengenai metodologi penelitian bagi pihak yang terkait pada penelitian kali ini maupun penelitian selanjutnya.