BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh mengembangkan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

PENGARUH MEDIA EXPOSURE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB I PENDAHULUAN. pasti membawa dampak negatif,meskipun memiliki kemanfaatan untuk kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejaterahan pemegang saham (maximization wealth of stakeholder). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya kewajiban kepada pemegang saham melainkan kewajiban kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan euangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus memperhatikan 3P yaitu keuntungan (profit),

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat pasti terjadi. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk fokus pada pengembangan hubungan sosialnya kepada stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) ini menjadi trend global seiring

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba seoptimal mungkin serta untuk memaksimalkan

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkelanjutan (suistainable development) maksudnya adalah suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bisnis seperti sebuah perusahaan juga ikut terpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan praktik akuntansi global menimbulkan adanya tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban membayar pajak diatur dalam Undang-undang Dasar bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan akan semakin tinggi karena adanya aktivitas perusahaan yang tak

BAB 1 PENDAHULUAN. maksimalisasi laba atau memperoleh profitabilitas sebesar - besarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. telah diatur dalam UU. No. 22 tahun 2001 pasal 40 butir 5 berbunyi Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan. berkumpulnya semua faktor produksi yang memiliki tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai orang. (Giras Pasopati/

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal, sebagai sarana untuk mematuhi peraturan pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi LANJARI SETYANINGSIH L

BAB I PENDAHULUAN. bisnis tampak semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk menjadi semakin

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu yakni

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan, sehingga keberadaannya tidak bisa terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan. Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perusahaan tetapi juga dirasakan oleh masyarakat sekitar. Keberadaan dan dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak segera ditindak lanjuti maka dapat mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya tidak hanya berfokus pada kepentingan internal perusahaan saja, tetapi juga mencermati kepentingan pihak-pihak eksternal perusahaan. Selain bertujuan untuk memperoleh profit atau laba, perusahaan juga dituntut untuk memperhatikan faktor lingkungan dan sosial. Sudah banyak sekali kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan seperti penebangan liar, pembakaran hutan, pencemaran udara, pencemaran air, efek rumah kaca dan lain sebagainya. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai kompensasi atas aktivitas-aktivitas yang berdampak pada lingkungan dan sosial.

Tanggung jawab sosial perusahaan ini disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR). CSR adalah bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan perhatian serta kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan maupun yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan. Konsep CSR ini berangkat dari harapan masyarakat mengenai peran perusahaan dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial. Dalam konteks agama islam, CSR adalah praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara islami. Perusahaan memasukan norma-norma agama islam yang ditandai dengan adanya komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial di dalam operasinya. Dengan demikian, praktik bisnis dalam kerangka CSR Islami mencakup serangkaian kegiatan bisnis dalam bentuknya. Meskipun tidak dibatasi jumlah kepemilikan barang, jasa serta profitnya, namun cara-cara untuk memperoleh dan pendayagunaannya dibatasi oleh aturan halal dan haram oleh syariah (Suharto,2010). ا بو بال بخ ب ل س بال ب ل للب ل ل ل ل ل ب ل بو للل ب اب ل ب ب ل ب ب ل و وم ووج ل او و ن ل ب ل س ي ل ن بال فبو ل بلبسل ل ل بس ببل ل ل بمسل ل س ك و و و ي ب ذ و ن ببل ى ل و ل ا و ل بسنسل ل بوك بال و بو ل س ب ل ب سل ل ل ل ب ل س أ ب ل فبو لة ب ب لل ل ى وم ابي بم ب ج ل بع ل و فو ن ل لةم ص ل ا و لةا ص ل ا ل Baqarah:177) (QS. Al و كل و ن ل و وجل و بو ل ا م و ل بيلل ل Artinya : bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,

hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita ke barat dan ke timur dalam shalat. Tanpa mengesampingkan akan pentingnya shalat dalam Islam, Al Quran mengintegrasikan makna dan tujuan shalat dengan nilai-nilai sosial. Di samping memberikan nilai keimanan berupa iman kepada Allah SWT, Kitab-Nya, dan Hari Kiamat, Al Quran menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalan-amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan mereka yang membutuhkan. Kewajiban untuk melaksanakan CSR juga tertuang dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3 tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR ini terdapat didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang ل: menyatakan Barang siapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah. Meskipun beberapa peraturan sudah ditetapkan dalam pelaksanaan dan pelaporan CSR, namun peraturan-peraturan tersebut tidak memberikan pedoman secara khusus mengenai bagaimana dan informasi apa saja yang harus dilaporkan oleh perusahaan mengenai pelaksanaan CSR, sehingga pengungkapan yang relevan dengan pelaksanaan CSR masih dirasa kurang oleh para stakeholders. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR Menurut Daniri (2010) tanggung jawab perusahaan sudah harus berpegang pada triple bottom lines reporting yaitu tanggung jawab perusahaan harus didasarkan pada aspek-aspek sosial, lingkungan, dan keuangan sehingga setiap perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Apabila prinsip triple bottom line reporting dapat diimplementasikan dengan baik, maka akan menunjukkan bahwa akuntabilitas perusahaan tidak hanya untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi mereka, tetapi juga untuk pelaksanaan kegiatan sosial dan lingkungan.

Teori stakeholders menjelaskan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Oleh karena itu, pengungkapan sosial harus dianggap sebagai wujud komunikasi antara manajemen dengan stakeholders (Indrawati, 2009). Praktik pengungkapan CSR memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan aktivitasnya memiliki dampak bagi lingkungan dan sosial. Perusahaan harus senantiasa memperhatikan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bentuk jaminan dan usaha perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan CSR dilakukan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi masyarakat dimana perusahaan itu didirikan. Menurut Hadi (2011) legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam mengembangkan perusahaan dalam jangka panjang. Hal itu, dapat dijadikan sebagai media untuk membangun strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan (going concern). Variabel media exposure, ukuran perusahaan, leverage dan struktur kepemilikan saham, merupakan faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Media merupakan sarana bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholders-nya, melalui media perusahaan dapat

membagikan informasi yang menurut manajer penting untuk dipubikasikan sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan itu sendiri. Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk menilai besar kecilnya suatu entitas bisnis. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka karena semakin besar entitas bisnis tersebut makan semakin besar tanggung jawab yang harus diungkapkan. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung pada kreditur/investor dalam membiayai aktivitas perusahaannya. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman dari luar untuk membiayai aset serta aktivitas perusahaan. Struktur kepemilikan saham berkaitan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Dalam penelitian ini struktur kepemilikan saham diproksikan menjadi struktur kepemilikan konstitusional dan struktur kepemilikan asing. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia mengasilkan hasil-hasil yang beragam dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Kristi (2012) melakukan penelitian terhadap semua perusahaan publik yang terdapat di Indonesia. Kristi menggunakan 4 variabel independen yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur kepemilikan saham dan Media Exposure. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahan dan media exposure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan Profitabilitas dan Struktur kepemilikan

saham tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Yuliani (2014) yang menunjukan bahwa kepemilikan saham tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan CSR. Namun tidak didukung oleh penelitian Kurniangningsih (2013) yang menunjukan bahwa ukuran perusahhan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Purnasiswi dan Sudarrno (2011) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan 3 variabel yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian tersebut didukung oleh Ale (2014) yang menunjukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Namun tidak didukung oleh penelitian Kurniangningsih (2013) yang menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Motivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah masih banyak perusahaan yang belum melakukan pengungkapan kegiatan Corporate Sosial Responbility (CSR), padahal kegiatan ini merupakan kewajiban perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat sesuai dengan peraturan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (PT) yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Selain itu, pada penelitian-penelitian sebelumnya terdapat hasil yang tidak konsisten atau berubah-ubah dari tahun ke tahun sehingga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian لyang لberjudul Pengaruh Media Exposure, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2015. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kristi (2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kristi (2012) yaitu terdapat penambahan variabel berupa leverage. Perbedaan yang kedua yaitu terletak pada variabel struktur kepemilikan saham yang diproksikan menjadi struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan asing. Perbedaan yang ketiga adalah penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan terbaru yaitu tahun 2013-2015 dari seluruh Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

B. Batasan Masalah Pada penelitian ini, variabel yang digunakan oleh peneliti diantaranya adalah Media Exposure, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Saham. Struktur kepemilikan saham dijelaskan dengan menggunakan beberapa variabel antara lain struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan asing. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang di peroleh adalah sebagai berikut : 1. Apakah media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility? 3. Apakah leverage positif berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility? 4. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility? 5. Apakah struktur kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility?

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk menguji pengaruh media exposure terhadap pengungkapan CSR. 2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR. 3. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR. 4. Untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan institusioal terhadap pengungkapan CSR. 5. Untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan asing terhadap pengungkapan CSR E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan CSR khususnya faktor media exposure, ukuran perusahaan, leverage dan struktur kepemilikan saham. b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengungkapan Corporate social responbility (CSR).

2. Manfaat Praktik a. Bagi investor, dapat membantu sebagai wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter. b. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. c. Bagi lembaga-lembaga pembuat peraturan/standar, misalnya Bapepam, IAI dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi.