BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan lingkungan, baik pada skala global, regional, maupun lokal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Air Tanah di Lokasi Peternakan Babi. 1. Kualitas air tanah secara keseluruhan

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN. Hidup PP no 82 tahun 2001 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. misalnya, baik manusia, tumbuh-tumbuhan ataupun hewan sebagian besar

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air bagi Kehidupan Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BAKU DAN AIR HASIL PENGOLAHAN PDAM DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Mega Endahlestari NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

Pencemaran Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat badan manusia dewasa terdiri dari air. Setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang berada dalam makanan. Secara global kuantitas sumberdaya tanah dan air di bumi relatif tetap, sedangkan kualitasnya makin hari semakin menurun (Suripin, 2001). Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik yaitu fisik, kimia dan biologi. Adapun karakteristik fisik yang terpenting mempengaruhi kualitas air ditentukan oleh: a. Bahan padat keseluruhan b. Kandungan sedimen c. Kekeruhan d. Warna e. Bau dan rasa f. Temperatur Dan secara umum karakteristik kimiawi air meliputi:

a. ph b. Alkalinitas c. Kesadahan 2.2 Pencemaran Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1988, yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau kompoen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara/air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Kristanto, 2002). 2.2.1 Pencemaan Air Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (Mulia, 2005). Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti bentos atau zona bentik adalah organisme yang tinggal di dasar laut, perifiton adalah campuran kompleks dari alga, mikroba heterotrofik yang melekat pada dasar ekosistem perairan, dan plankton. Pencemaran air selain menyebabkan dampak lingkungan yang buruk, seperti timbulnya bau, menurunnya keanekaragaman dan mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena didalam air

tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen-komponen beracun (Nugroho, 2006). Salah satu sumber pencemaran terbesar sungai-sungai di indonesia adalah limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga ringan berasal dari air bekas cucian rumah tangga, seperti peralatan makan, pakaian dan sebagainya (Zulkifli, 2014). 2.3 Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri, ataupun tempattempat umum lainnya, serta pada umumnya mengandung zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia memengaruhi aktivitas makhluk hidup lainnya, dan dapat merusak lingkungan hidup (Zulkifli, 2014). Meskipun dinamakan air sisa, volume besar karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya, air limbah akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi (Zulkifli, 2014). Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan penyebab utama polusi air. Polusi air didefenisikan sebagai pembuangan substansi dengan karakteristikdan jumlah yang menyebabkan estetika, bau, dan rasa menjadi terganggu dan/atau menimbulkan potensi kontaminasi.

Dewasa ini air telah menjadi masalah di sebagian besar belahan bumi dan perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk memperoleh air yang baik, memenuhi standar mutu yang diperlukan, sudah menjadi barang mahal karena air sudah banyak yang terkena polusi (tercemar) oleh bermacam-macam kegiatan manusia. Air permukaan terkena polusi oleh kegiatan manusia selama mengalir di atas permukaan tanah dan oleh pembangunan limbah ke dalam badanbadan air. Badan air merupakan keseimbangan sebuah sistem kehidupan yang kompleks. Ekosistem dalam badan air ini mempunyai kapasitas pemurnian tetentu. Dalam aliran alamiah terjadi siklus yang seimbang antara kehidupan flora dan fauna air. Polusi akibat pembuangan limbah industri maupun limbah domestik akan mengganggu siklus yang ada. Jika limbah yang mengandung polutan dibuang ke dalam badan air yang airnya bersih jernih, kualitas air akan berubah. Air menjadi keruh, sinar matahari terhalang menembus ke dalam air, dan tumbuhan hijau yang menyerap karbondioksida dan melepas oksigen dalam kegiatan fotosintesisnya akan mati. Kandungan oksigen dalam air menurun, dan daya dukung air terhadap kehidupan menurun. Polusi dari limbah domestik, industri dan pertanian banyak mengandung bahan organik tidak stabil yang secara normal tidak dapt dijaga mekanisme keseimbangannya oleh organisme, suplai oksigen dan sinar matahari, sebagai akibatnya kemurnian, kejernihan, kandungan air teranggu. Air mempunyai kemampuan untuk memurnikan dirinya sendiri secara biologis selama beban yang diterimanya tidak melebihi batas. Berbagai macam kegiatan manusia menghasilkan produk sampingan atau buangan yang biasa disebut limbah, baik yang berupa limbah padat, cair, maupun

limbah panas. Bentuk limbah dapat dikelompokkan menjadi limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, sedimen, polusi laut, dan pembangkit nuklir. 2.3.1 Limbah domestik Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik yang dimaksud air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Buangan saniter meliputi semua air dari toilet, dapur, restoran, hotel, rumah sakit, laundry, dan lain-lain, yang dibuang ke sistem drainase dan/atau sungai. Air buangan ini terutama terdiri dari bahan organik, termasuk bakteri yang berbahaya, serta detergen. Bahan organik pada umunya berupa limbah yang dapat membentuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Pembuangan bahan organik ke badan air dapat meningkatkan populasi mikroorganisme sehingga tidak tertutup kemungkinan meningkatnya kategori bakteri patogen. Adanya bahan detergen dan sejenisnya (sabun, sampho, dan bahan pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan adanya buih-buih di permukaan air. Kehadiran detergen dan sejenisnya di dalam air akan (1) menaikkan ph air sehingga mengganggu kehidupan mikroorganisme air, (2) mematikan kehidupan organisme air, khususnya detergen atau sabun yang mengandung antiseptik, (3) merusak lingkungan, mengingat ada bahan sabun atau detergen yang tidak dapat di degradasi oleh mikroorganisme. Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting : 1. Tinja (faeces), berpotensi mengundang mikroba patogen

2. Air seni (urine) umumnya mengandung nitrogen dan posfor, serta kemungkinan kecil mikro-organisme 3. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran feses dan urine (air seni) disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut black water. Mikroba patogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan salah satu jalan utama bagi penyakit bawaan air. 2.3.2 Limbah Industri Industrialisasi telah menyebabkan polusi udara dan air. Limbah industri sering mengandung bahan-bahan kimia yang berlebihan seperti asam, alkali, minyak, vaselin, phenol, dan mercury (bahan radioaktif) yang dapat masuk/diserap ke dalam rantai makanan tumbuhan dan hewan air dan dapat sampai ke tubuh manusia. 2.3.3 Limbah Pertanian Aliran permukaan dari lahan pertanian dapat menyebabkan polusi air karena pemakaian pupuk, pestisida, dan herbisida pada tanaman. Bahan pestisida di dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun bisa hal itu akan memakan waktu yang cukup lama. Waktu degradasi oleh mikroorganisme dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai beberapa tahun. Polusi dari kegiatan pertanian juga berupa kotoran hewan, sisa makanan ternak. 2.3.4 Sedimen/Lumpur Lumpur yang berasal dari erosi tanah yang terbawa aliran permukaan sampai ke saluran/sungai atau badan air lainnya dapt menyebabkan polusi,

kemurnian air berkurang dan air menjadi keruh. Kekeruhan ini akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Akibatnya proses fotosintesis tumbuhan di dalam air tidak dapat berlangsung. Kandunga karbondoiksida dalam air tidak dapat meningkat, dan sebaliknya kandungan oksigennya menurun. Penurunan kandungan oksigen akan mempengaruhi kehidupan hewan air (Suripin, 2001). Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti bentos atau zona bentik adalah organisme yang tinggal di dasar laut, perifiton adalah campuran kompleks dari alga, mikroba heterotrofik yang melekat pada dasar ekosistem perairan, dan plankton. Pencemaran air selain menyebabkan dampak lingkungan yang buruk, seperti timbulnya bau, menurunnya keanekaragaman dan mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena didalam air tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen-komponen beracun (Nugroho, 2006). 2.4 Bakteri Coliform Bakteri Coliform merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di badan air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri Coliform dikeluarkan dari dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang paling dominan ditemukan adalah Escherichia coli. Sehingga pencemaran limbah domestik dapat dideteksi dengan cara menghitung kepadatan Coliform yang terbawa oleh tinja manusia dan masuk ke dalam perairan (Khotimah, 2013). Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator

keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang mengfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 o C. Bakteri golongan Coliform dinyatakan sebagai bakteri indikator pencemaran air. Kehadirannya dalam air terutama air sumber MCK sangat tidak diharapkan. Dalam pemeriksaan bakteri golongan Coliform ada dua macam, yaitu bakteri golongan Coliform non fekal dan bakteri Coliform fekal. Coliform non fekal berasal dari hewan atau tanaman sudah mati, misalnya Enterobacter aerogenes. Sedangkan Coliform fekal berasal dari kotoran manusia dan hewan, misalnya Escherichia coli. Untuk mengetahui jumlah Coliform dalam suatu sampel dapat digunakan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) bakteri Coliform. Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa selama 24 jam oleh bakteri Coliform yang akan menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh tabung durham dalam tabung uji (Siregar, 2013). Untuk persyaratan hygienis kadar coli yang diperkenankan tergantung pada media cairan, grup Colifrom ini pada umumnya aerobic, dan hanya sedikit secara fakultatif anaerobic. Merupakan gram negatif serta tidak membentuk spora. Berbentuk lonjong, dan mengadakan fermentasi dengan laktosa dalam waktu 48 jam pada temperature 35 derajat.

Sifat-sifat bakteri Coliform adalah: (1) Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat mempergunakan berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik lain sebagai sumber energi dan beberapa komponen nitrogen sederhana sebagai sumber nitrogen; (2) Dapat menghilangkan rasa pada bahan pangan (Suriawiria, 1996). Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan Coliform yang terdapat dalam sampel air dilakukan Metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most Probable Number (MPN). 2.5 Analisis Kolifom dengan Metode MPN ( Most Probable Number ) Dalam metode MPN untuk uji kualitas mikrobiologi air digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif. Kelompok Coliform dipilihkan menjadi Coliform asal tinja dan bukan tinja (misalnya tanah).. Kelompok Coliform fekal mampu menghasilkan gas dalam kaldu E.C dalam waktu 24 jam pada suhu 44.5 C. Metod e MPN merupakan uji deretan yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel yang diuji. Jumlah Coliform ini bukan penghitungan yang tepat namun merupakan angka yang sebenarnya. Uji ini diawali dengan memasukkan 10 ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth (Lay, 1994). Ada 2 tahap pengujian yang dilakukan dalam pengujian total bakteri Coliform yaitu: 1. Tahap Pertama Uji Dugaan (Presumtive Test)

Tabung reaksi berisi 10 ml medium cair yang dicampuri laktosa diisi dengan 1-5 ml dari sampel air. Volume inokulum ini bergantung pada asal usul sampel air tersebut. Jika diduga air contoh tersebut banyak mengandung kotoran, maka cukuplah diambil 1 ml saja untuk diinokulasi kedalam tabung reaksi tersebut. Di dalam medium cair tersebut lebih dahulu diletakkan tabung durham dalam posisi terbalik jika dalam waktu 48 jam tabung tabung durham mengandung gas, test dinyatakan positif. Sebaliknya, jika setelah 48 jam tidak ada gas, test dikatakan negatif dan ini berarti bahwa air aman diminum. Mungkin sekali gas yang tertampung dalam tabung durham itu berasal dari sel-sel ragi atau dari mikroorganisme yang lain yang gram positif, untuk menghilangkan keragu-raguan ini perlulah dilakukan test berikutnya, yaitu uji kepastian 2. Tahap Kedua Uji Kepastian (Confirmed Test) Ada dua cara untuk melakukan test ini a. Uji dapat dikerjakan seperti pada keterangan pertama, hanya di dalam medium perlu ditambahkan zat warna hijau berlian. Kepada medium ini kemudian diinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan meningkatkan pertumbuhan bakteri golongan biru metilen, atau laktosa dan endo biru metilen. Jika dalam 24 jam tumbuh koloni koloni yag berinti dan mengkilap seperti logam. Test ini berarti positif kolon. Jika timbul gas sebelum 48 jam berakhir, test ini disebut positif. (Dwidjoseputro,1990) b. Cara yang kedua ialah dengan menginokulasikan air yang menghasilkan gas tersebut kedalam cawan petri berisi medium yang mengandung laktosa dan eosin (Dwidjoseputro, 1990).