BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perdagangan serta pembangunan nasional hingga internasional. Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai jasa yang ditawarkan. Menurut Undang-undang Rl

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank adalah suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap dunia usaha. Setiap waktu selalu terjadi banyak

BAB I PENDAHULUAN. mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pandai dalam memilih bank. Bank yang baik adalah bank yang dapat

KEBIJAKAN/ STRATEGI HARGA BANK. Manajemen Pemasaran Bank Andri Helmi M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Heny Syahroini Harahap, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Salah satu aspek pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah pembiayaan semakin beragam pula produk bank yang di tawarkan,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, pemerintah telah melaksanakan program pembangunan nasional. segi ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang aman untuk melakukan berbagai transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam dunia perbankan mengakibatkan banyaknya perubahan untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kredit bisa dikatakan bukan hal asing dalam masyarakat

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dalam buku Malayu S.

BAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dipandang sebagai tulang punggung

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro,

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaraan system pembayaran dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPR KURNIA SEWON YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

STUDI TENTANG RENTABILITAS BANK DITINJAU DARI SUMBER DANA MASYARAKAT PADA PERUSAHAAN DAERAH BPR / BKK KARANGMALANG SRAGEN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, masing-masing bank berlomba-lomba dalam menyediakan produk

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara (Kasmir, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena hal tersebut terkait dengan pola bisnis yang berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Dalam. undang-undang tersebut, dinyatakan pula bahwa BPR berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan, bank harus melakukan pendekatan oprasional sampai berhasil

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan dananya adalah deposito berjangka. Menurut Ismail

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara baik secara ekonomi makro mikro ataupun kegiatan moneter.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berperan penting dalam aktivitas perdagangan serta pembangunan nasional hingga internasional. Pada ekonomi modern saat ini, masyarakat memiliki minat untuk menyimpan, berbisnis bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Dalam rangka membangun industri perbankan yang lebih kuat lagi di Indonesia, berbagai tantangan masih harus dihadapi oleh perbankan di Indonesia. Meningkatnya kebutuhan masyarakat dan perusahaan mengenai produk dan layanan perbankan serta berbagai macam persaingan yang semakin lama semakin ketat antar perbankan adalah tantangan yang akan dihadapi oleh perbankan di Indonesia. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan desposito. Selain itu, bank juga bisa disebut sebagai tempat untuk meminjam uang yang dikenal oleh masyarakat sebagai fasilitas kredit yang. Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah kegiatan funding. Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dana dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menananmkan dananya baik dalam bentuk tabungan atau deposito. Supaya masyarakat tertarik menanamkan dananya maka pihak perbankan akan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada nasabah penabung, balas jasa itu berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya (Kasmir, 2013: 24). Setelah mendapat dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut akan diputarkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan sebutan kredit (lending). Dalam pemberian kredit juga akan dikenakan jasa pinjaman kepada debitur dalam bentuk bunga dan biaya administrasi dari masing-masing bank. Besarnya bunga kredit dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Apabila semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan tersebut maka semakin besar pula bunga pinjaman. Selain itu, bunga simpanan yang memiliki pengaruh besar atau kecil bunga pinjaman juga akan dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, baya operasi yang dikeluarkan oleh bank, cadangan resiko kredit macet, pajak serta lainnya (Kasmir, 2013: 25). 2

BPR merupakan salah satu jenis bank yang beroperasi di Indonesia. Kebijakan dan strategi pengembangan BPR diarahkan sesuai dengan karakteristik BPR yaitu BPR sebagai community bank yang sehat, kuat, produktif, serta menyebar di seluruh Indonesia. Bank Perkreditan Rakyat fokus dalam penyediaan pelayanaan jasa keuangan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan masyarakat setempat khususnya di pedesaan atau di daerah-daerah khusus dimana para pelaku UMKM menjalankan bisnisnya. Bank Perkreditan Rakyat mengenalkan produknya mulai dari simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito serta produk mengenai kredit. Pelaku UMKM memilih menggunakan jasa pembiayaan dari Bank Perkreditan Rakyat dikarenakan persyaratan yang bisa dibilang lebih mudah dibanding dengan bank umum (Latumaerissa, 2011: 314). Tabel 1.1 Perkembangan Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi D.I Yogyakarta Kabupaten/Kota Tahun Gunung Kota Bantul Kulon Progo Sleman Kidul Yogyakarta 2011 376,102,020 184,881,496 157,621,239 978,646,862 342,217,054 2012 414,937,517 256,014,212 224,474,953 1,076,051,757 417,218,111 2013 475,982,209 333,405,522 271,185,417 1,163,075,556 528,333,078 2014 603,476,492 397,254,261 323,001,310 1,305,499,184 615,552,977 2015 681,486,254 426,867,322 373,922,182 1,402,496,589 672,173,060 Rata-rata Pertumbuhan per tahun 45.30% 57.72% 59.31% 35.83% 49.10% Sumber : www.bi.go.id, Statistik Kredit Bank Perkreditan Rakyat Konvensional diolah 3

Tabel 1.1 menjelaskan mengenai perkembangan kredit Bank Perkreditan Rakyat tahun 2011 sampai 2015 di Provinsi D.I Yogyakarta. Perkembangan kredit mencakup jumlah kredit jenis usaha yang dikelompokan mulai dari usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Non-UMKM yang berada di masing-masing kabupaten di Provinsi D.I Yogyakarta. Perkembangan kredit di Kabupaten Bantul tumbuh sebesar 45,30% per tahunnya. Perkembangan kredit di Kabupaten Gunung Kidul tumbuh sebesar 57.72%. Perkembangan kredit di Kabupaten Kulon Progo sebesar 59.31% sedangkan perkembangan kredit di Kabupaten Sleman tumbuh sebesar 35.83% dan perkembangan kredit di Kota Yogyakarta tumbuh sebesar 49.10%. 45% Perkembangan Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi D.I Yogyakarta 58% 59% 36% 49% Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman Kota Yogyakarta Kabupaten/Kota Gambar 1.1 Perkembangan Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi D.I Yogyakarta Sumber : www.bi.go.id, Statistik Kredit Bank Perkreditan Rakyat Konvensional, diolah Gambar 1.1 tentang perkembangan kredit Bank Perkreditan Rakyat tahun 2011 sampai 2015 di Provinsi D.I Yogyakarta menjelaskan mengenai perkembangan kredit di setiap kabupaten mengalami pertumbuhan baik dan tidak 4

baik atau bisa dikatakan rendah jika dibanding dengan kabupaten lainnya. Pada gambar 1.1, perkembangan kredit yang pertumbuhannya baik jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya adalah Kabupaten Kulon Progo yang pertumbuhan kreditnya mencapai 59,31% sedangkan kabupaten yang mengalami perkembangan kredit yang tidak baik atau pertumbuhannya paling rendah jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya yaitu terdapat pada Kabupaten Sleman yaitu sebesar 35,83%. BPR yang berada di wilayah Kabupaten Sleman harus mendorong produknya terutama produk kredit bagi para pegusaha yang bergerak di bidang UMKM dan non-umkm di sekitar Kabupaten Sleman. Apabila penyaluran kredit baik, maka usaha-usaha yang berada di Kabupaten Sleman mampu berkembang dengan baik dan mampu bersaing dengan usaha-usaha yang berada di Kabupaten lainnya di Provinsi Yogyakarta. Bank Perkreditan Rakyat menempatkan sasaran pasarnya kepada para pelaku UMKM seperti yang dilakukan oleh PT. BPR Kurnia Sewon. PT. BPR Kurnia Sewon yang terletak di Kabupaten Bantul menargetkan para pelaku UMKM supaya para pemilik usaha di sekitar Kabupaten Bantul dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta mampu bersaing dengan para pemilik usaha yang berada di Kabupaten lainnya di Provinsi D.I Yogyakarta. Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Nomor : C2-8320 HT.01.01.TH.95 pada tanggal 7 Juli 1995 dan surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep.048/KM.07/1996 PT. BPR 5

Kurnia Sewon mendapatkan izin operasionalnya dan mulai beroperasi dalam melayani masyarakat pada tanggal 1 April 1996. PT. BPR Kurnia Sewon beralamatkan di Jl. Imogiri Barat Km 4 No 16, Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. BPR Kurnia Sewon adalah mengenalkan produknya untuk para pelaku UMKM dan Non-UMKM serta masyarakat di sekitar daerah Bantul. Selain memberikan kredit, PT. BPR Kurnia Sewon juga menerima dana masyarakat dalam bentuk simpanan seperti tabungan dan deposito. Namun, perlu diketahui adanya beberapa risiko yang harus dihadapi bank dalam memberikan suatu kredit dan kredit memiliki risiko yang sesuai dengan penggunaan dananya. Oleh sebab itu, PT. BPR Kurnia Sewon menerapkan sebuah sistem yang memiliki tugas dalam mengawasi, mengatasi dan meminimalkan kredit bermasalah yang terjadi di PT. BPR. Kurnia Sewon. Arti penting pengawasan kredit di internal BPR yaitu supaya penyaluran kredit sesuai dengan sistem operasional prosedur (SOP) yang menjadi pedoman sehingga apabila terjadi fraud/penyimpangan dapat diminimalisir. Sistem yang mengawasi jalannya kegiatan dan pemantauan kredit adalah Sistem Pengendalian Internal (SPI). Tugas seorang SPI adalah untuk mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tata kerja pada PT. BPR Kurnia Sewon, mengawasi dan mengevaluasi kebenaran setiap transaksi dan laporan keuangan serta mengawasi pelaksanaan prosedur perjanjian kredit dan meyelesaikan setiap permasalah kredit yang timbul di PT. BPR Kurnia Sewon. 6

Selain mengawasi dan mengevaluasi kinerja PT. BPR Kurnia Sewon, tugas SPI adalah membantu direktur utama dalam mengawasi kinerja operasional perusahaan serta memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada direktur utama mengenai masalah pada nasabah PT. BPR Kurnia Sewon. Sistem pengendalian internal ini diharapkan mampu mengatasi risiko kredit yang terjadi di PT. BPR Kurnia Sewon dan dapat diminimalkan sehingga tidak menimbulkan kerugian yang akan berdampak pada laba atau keuntungan yang di terima perusahaan. Penulis ingin memberikan gambaran mengenai sistem operasional prosedur mengenai proses kredit di PT. BPR Kurnia Sewon serta prosedur dan pelaksanaan sistem pengendalian internal untuk meminimalkan kredit bermasalah yang dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah di bagian kredit. Dalam hal ini, SPI berperan dalam melakukan pengawasan terhadap proses pemberian kredit. Selain itu, SPI berperan penting untuk melakukan penanggulangan kredit bermasalah sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi PT. BPR Kurnia Sewon. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SISTEM SATUAN PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK MEMINIMALKAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR KURNIA SEWON. 7

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur dan pelaksanaan pengajuan kredit di PT. BPR Kurnia Sewon? 2. Bagaimana pelaksanaan kinerja sistem pengendalian internal untuk menangani kredit bermasalah pada PT. BPR Kurnia Sewon? C. TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis antara lain : 1. Mengetahui prosedur pengajuan hingga pencairan kredit pada PT. BPR Kurnia Sewon sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. BPR Kurnia Sewon. 2. Mengetahui kinerja sistem pengendalian internal dalam tugasnya menangani kredit bermasalah di BPR sesuai dengan tujuan dan penerapan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. BPR Kurnia Sewon. D. MANFAAT Manfaat peneliti diharapkan dapat tercapai dalam penelitian yang dilakukan ini dapat bermanfaat baik secara teoritis dan secara praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis diharapkan mampu memberikan sebuah gambaran kepada para pembaca mengenai standar operasional prosedur yang dilaksanakan oleh PT. BPR Kurnia Sewon mengenai proses 8

pemberian kredit dan proses dilakukannya pengawasan dan pengendalian oleh sistem pengendalian internal untuk meminimalkan timbulnya kredit bermasalah di PT. BPR Kurnia Sewon sehingga tidak menimbulkan kerugian di PT. BPR Kurnia Sewon. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijaksanaan yang berhubungan dengan kepercayaan nasabah. b. Bagi Penulis Sebagai tambahan wawasan mengenai lingkup dunia perbankan konvensional terutama mengenai Bank Perkreditan Rakyat dan bekal untuk mendapat kombinasi yang tepat antara teori dan keadaan praktis dalam lapangan pekerjaan sesuai. c. Bagi Pembaca Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan menjadi tambahan referensi bagi para pembaca mengenai pelaksanaan sistem pengawasan oleh sistem pengendalian internal dalam perannya untuk meminimalkan kredit bermasalah. E. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian 9

Obyek Penelitian yang diambil oleh penulis dalam melakukan penelitian ini berada di PT. BPR Kurnia Sewon yang beralamatkan di Jln. Imogiri Barat KM.4 No.16, Jotawang, Sewon, Bantul, Yogyakarta. 2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data yang terdapat pada tugas akhir ini adalah 1) Data Kualitatif Data kualitatif berupa gambaran umum atau informasi tentang PT. BPR Kurnia Sewon, Struktur Organisasi PT. BPR Kurnia Sewon, serta Visi dan Misi PT. BPR Kurnia Sewon. Dalam penulisan tugas akhir ini data kualitatif berupa gambaran umum mengenai PT. BPR Kurnia Sewon, Struktur Organisasi PT. BPR Kurnia Sewon, serta Visi dan Misi PT. BPR Kurnia Sewon. 2) Data Kuantitatif Data Kuantitatif berupa statistik kredit Bank Perkreditan Rakyat, Laporan Publikasi Keuangan PT. BPR Kurnia Sewon. b. Sumber data yang terdapat pada tugas akhir ini adalah 1) Data Primer Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan 3 orang karyawan di 3 bidang yang berbeda yaitu bidang pengarsipan/dokumen, bidang pemasaran dan bidang pengawasan di PT. BPR Kurnia Sewon. 2) Data Sekunder. 10

Data sekunder diperoleh dengan cara mengambil kutipan dari beberapa sumber buku sebagai referensi dan undang-undang mengenai perbankan dan dari PT. BPR Kurnia Sewon. 3. Tehnik Pengumpulan Data a. Observasi Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi secara langsung pada unit back office dan front office. Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja karyawan dan pengambilan kebijakan dalam memberikan pelayanan yang baik untuk nasabahnya di PT. BPR Kurnia Sewon mulai dari 18 Januari 2016 sampai 18 Februari 2016. b. Wawancara Metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada 3 orang karyawan di bagian unit back office tepatnya di bidang pengarsipan/dokumen, bidang pemasaran dan bidang pengawasan di PT. BPR Kurnia Sewon. 4. Tehnik Pembahasan Pada penelitian ini tehnik pembahasan yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. 11