BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengalami berbagai perubahan istilah/ nama. Hal tersebut didasari olehpasang surut pemikiran dan praktis oleh negara. Pasal 37 UURI No.20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional, menjelaskan bahwa Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran yang wajib terdapat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakteryang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Ian: 2010). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bagian atau salah satu tujuan Pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikan yang diorganisasikan secara terpadu (integrated) dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, dokumen negara, pancasila, UUD 1945, dan perundang-undangan negara, dengan tekanan, bahan pendidikan pada hubungan warga negara dengan negara dan bahan pendidikan yang berkenan dengan bela negara (Soemantri,2001: 161). Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Bab II pasal 3 UU No.20 / 2003). Dan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tersebut guru harus memiliki strategi atau metode yang tepat. Hal ini sangat penting karena dengan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran akan memaksimalkan dalam proses dan hasil belajar. Siswa SD salah satu karakter yang pola pikirnya masih tahap berpikir konkrit. 1
2 Sedangkan salah satu ciri manfaat pelajaran PKn adalah pendidikan yang menyangkut nilai, dimana sifat nilai adalah abstrak, sehubungan dengan hal tersebut maka metode picture and picture adalah metode pembelajaran yang tepat untuk mampu mengkonkritkan nilai-nilai PKn yang abstrak dengan media utama yang digunakan adalah gambar. Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting dan berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan siswa serta untuk dimanfaatkan oleh guru agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas 4 di SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ditemukan bahwa guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media cetak (buku cetak) dan guru juga mengajar dengan menggunakan metode ceramah (konvensional). Kegiatan belajar yang dilakukan pun bersifat pasif dan terbatas pada mencatat dan mendengar secara pasif. Jika ada pertanyaan yang diajukan, siswa lebih banyak memilih diam, jika mereka menjawab maka semua siswa akan serentak menjawab. Jika ditanya satu per satu, maka siswa memilih untuk berdiam diri dan tidak menjawab pertanyaan jadi siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran PKn, Guru kurang variatif dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran PKn. Peran guru sangat dominan sebagai sumber belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn masih rendah sehingga komunikasi antara guru dengan siswa masih bersifat satu arah. siswa tidak dapat memahami konsep dari materi yang disampaikan oleh guru. akibatnya hasil belajar siswa rendah. Hasil belajar menunjukkan bahawa dari 30 siswa kelas 4 (empat), 24 siswa (80 %) mendapatkan nilai dibawah 62, dan hanya sekitar 6 siswa (20 %) yang mendapat nilai di atas 62.
3 Tabel 1.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Pkn Pra Siklus Siswa Kelas 4 Di SD Negeri Tlogo Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 6 20% 2 Belum tuntas 24 80% Jumlah 30 100% Nilai Minimum 20 Nilai Maksimum 80 Nilai Rata Rata 48,9 Dari permasalahan di atas diperlukan suatu metode picture and picture yang menggunakan media gambar sehingga mampu menarik perhatian dan mempermudah pelajaran. Menurut Arief S. Sadiman (2009: 99-187) Tujuan metode picture and picture dalam pembelajaran adalah Proses belajar mengajar, tujuan instruksional merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku yang harus dapat dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu. Dengan tujuan seperti itu, baik guru maupun siswa dapat mengetahui dengan pasti perilaku apa yang harus dapat dilakukan siswa setelah proses instruksional selesai. Dalam perumusan tujuan ada dua jenis tujuan intruksional, yaitu tujuan intruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Adapun tujuan pengunaan metode picture and picture atau Tujuan instruksional adalah siswa mencari dan menemukan sendiri, mampu menyimpulkan fakta-fakta, melatih peserta didik menggunakan logika berfikir untuk menarik kesimpulan. Metode mengajar picture and picture adalah bentuk pembelajaran yang kooperatif. Kooperatif artinya siswa berkerja secara aktif dalam kelompok. Picture and picture adalah suatu pembelajaran yang aktif dengan bahan utama dalam pembelajaran adalah media gambar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga
4 dapat merangsang otak siswa untuk dapat mempermudah dalam memahami konsep dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Penggunaan Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo Semester II tahun pelajaran 2015/ 2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SD. Permasalahan tersebut antara lain : 1. Siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran PKn. 2. Guru kurang variatif dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran PKn. 3. Peran guru sangat dominan sebagai sumber belajar. 4. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn masih rendah. 5. Komunikasi antara guru dengan siswa masih bersifat satu arah 1.3 Rumusan Masalah Permasalahan yang dirumuskan adalah : Apakah peningkatan hasil belajar PKn dapat dicapai dengan penggunaan metode pembelajaraan kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn dengan penggunaan metode pembelajaraan kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Sekolah a) Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa
5 b) Sebagai informasi untuk memotifasi tenaga kependidikan agar menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 1.5.2 Bagi Guru a) Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. b) Guru dapat semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran c) Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuaidengan pokok bahasan yang dibahas. 1.5.3 Bagi siswa a) Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh guru, siswa tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran, karena guru tidak menerapkan model yang monoton melainkan menerapkan model yang baru. b) Meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pelajaran PKn untuk belajar aktif dan kreatif. c) Menumbuhkan semangat kerja sama antar siswa dan daya tarik siswa terhadap pembelajaran serta agar siswa dapat bekerja sama dengan baik terutama dalam pelajaran PKn.