BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dari Kota Binjai sendiri. Kota Binjai merupakan kota yang dulunya

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

BAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971)

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki perjalanan sejarah tersendiri, seperti halnya yang dimiliki bangsa lain

BAB I PENDAHULUAN. berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia,

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa

DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk, baik dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang kepariwisataan, pengembangan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

BAB 1 PENDAHULUAN. sejarah singkat bangsa Indonesia yang berkaitan dengan kedatangan etnik Cina di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal mula kedatangan orang-orang Tionghoa di Nusantara tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHAULUAN. 1.1 Latar Belakang

Misteri Gandrung dari Tiongkok

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak lahirnya orde baru sampai sekarang ini, kita perlu memperhatikan pokok-pokok pikiran yang mendasari pola perkembangan ekonomi pada masing-masing era tersebut, termasuk kebijakan-kebijakan yang di tempuh. Pada dasarnya setiap pemerintahan di dunia (termasuk pemerintahan di indonesia) selalu bertujuan mengembangkan perekonomiannya sedemikian rupa sehingga taraf hidup bangsa yang bersangkutan meningkat. Taraf hidup yang lebih baik atau lebih tinggi itu di cerminkan oleh dua kata penting yaitu masyarakat yang adil (equity) dan makmur (growth). Jadi setiap masyarakat tentu menghendaki tercapainya tujuan universal dari setiap pembangunan yaitu growth and equity. (Suparmoko, 2002:1). Sekitar tahun 1958-1965 Indonesia tengah di hadapkan pada masa-masa yang sulit. Keadaan inflasi yang kronis dan masalah lain di bidang politik dan ekonomi memaksa pemerintah harus bekerja keras untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini kemudian berujung pada terjadinya inflasi yang menyebabkan keadaan ekonomi Indonesia semakin tidak terkendali. Sesudah pertengahan tahun 1966 peralihan kekuasaan politik berangsurangsur terjadi dari Soekarno ke tangan Soeharto, kekuasaan soeharto inilah yang disebut dengan Orde Baru. pada awalnya Orde baru mewarisi kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan dengan tingkat inflasi yang tinggi 1

(600%) per tahun pada tahun 1966 disamping kemunduran ekonomi dan pengangguran yang parah (Suparmoko, 2002:2). Soeharto dengan sejumlah team penasehat ekonominya dan dengan bantuan misi IMF, menyusun suatu program jangka pendek yang disebut Repelita (Rencana pembangunan lima tahun) untuk melakukan stabilisasi dan rehabilitasi. Penyusunan dan penerapan kebijakan ekonomi merupakan suatu masalah utama yang dihadapi oleh Soeharto di awal masa pemerintahannya. Ketakutan dan permusuhan tradisional menjauhkan pengembangan sikap yang lebih liberal terhadap masyarakat pengusaha swasta yang dinamis keturunan Tionghoa. Tindakan rezim Orde Baru yang melarang penggunaan bahasa dan aksara tionghoa serta larangan merayakan ritual agama,budaya dan tradisi tionghoa serta penggantian istilah Tionghoa dengan peyoratif Cina ditambah dibentuknya Badan Koordinasi Masalah Cina (BKMC) menimbulkan rasa takut dan enggan sebagian besar etnis Tionghoa untuk memasuki Wilayah politik. Mereka perlahan-lahan di giringuntuk memasuki wilayah bisnis semata dan di kurung disana untuk tiga puluh dua tahun lamanya sampai runtuhnya rezim tersebut. Celakanya rezim orde baru memelihara segelintir pengusaha tionghoa untuk dijadikan kroni mereka dalam menumpuk kekayaan dengan mengembangkan sistem percukongan yang memberikan fasilitas-fasilitas tertentu yang melahirkan konglomerat-konglomerat gelap yang menimbulkan imej yang sangat merugikan seluruh Etnis Tionghoa. Salah satunya adalah pelaksanaan kegiatan perekonomian di Kota Medan, perekonomian di Kota Medan tidak terlepas dari peran berbagai unsur Etnis, seperti contohnya Etnis Tionghoa di Kota Medan. 2

Kedatangan imigran-imigran china ke pantai timur sumatera telah menjadi perhatian sebagai suatu kejadian yang menarik. bangsa ini datang kesumatera timur sebagai kuli namun seiring berjalannya waktu mereka telah merdeka dan sejak mulai abad ke-20 telah berhasil memonopoli jumlah ekonomi daerah ini. Sebelum pertengahan abad ke-19, Etnis Tionghoa hanya memainkan sedikit peranan di pantai timur sumatera. Armada Tionghoa telah mengunjungi kompai (dekat teluk haru) pada tahun 662 M yang mana mereka namakan kienpi atau kam-piet dan terakhir kerajaan haru (aru) atau deli sekarang, yang mana di sebut alu atau yalu oleh etnis china, mengirim satu delegasi ke kublai khan dalam tahun 1282 M. Pada akhir abad ke-8 terjadi perang saudara di china dan pedagang china menderita. luckman sinar, (2010:1). Bila di dasarkan pada tarikh sejarah kebudayaan indonesia, migrasi dan kontak masyarakat tradisional di Nusantara dengan orang-orang cina sudah di mulai sejak awal abad Masehi. Pada permulaan abg itu, jung (perahu) Cinz dari masa dinasti Han (206 SM-221SM) sudah melayari lautan dan menyinggahi pulau-pulau utama di Nusantara, berdagang dan menjalin hubungan damai dengan penguasa setempat. Namun baru dua abad sesudahnya catatan mengenai lalulintas pelayaran, aktifitas perdagangan, diplomasi dan keberadaan orang Cina di Nusantara diketahui melalui catatan Fa Hsien. Fa Hsien seorang paderi pengembara legendaris pernah tiga tahun tinggal di jawa (411-414), selama berkelana ia menuliskan pengalamannya. Fa Hsien dan catatan yang di wariskannya ini di pandang sebagai catatan Cina paling tua mengenai Nusantara, 3

sekaligus menjadi rujukan untuk menentukan masa awal kedatangan orang cina ke Nusantara. Hamdani, (2013:21) Sejarah dagang Etnis Tionghoa menunjukkan begitu banyaknya perubahan besar yang penting telah terjadi. Bandingkan antara sejarah awal kedatangan Etnis Tionghoa dan kedudukannya saat ini. Kita akan melihat, antara generasi pertama yang mula-mula datang dengan generasi selanjutnya terdapat perbedaan yang cukup besar. Namun di balik perbedaan itu, mereka memiliki suatu kesamaan. Mereka sama-sama memiliki semangat untuk meningkatkan taraf hidup dan keyakinan pada perdagangan sebagai mekanisme untuk mengukuhkan kedudukan ekonomi pribadi, keluarga, komunitas, dan bangsa. Ann Wan seng(2006:3). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peranan Pengusaha Etnis Tionghoa dalam perdagangan elektronik,obatobatan dan restauran di kota medan, kecamatan Medan Kota (1967-1980). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini dapat di identifikasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Keberadaan masyarakat etnis Tionghoa di kota Medan 2. Faktor Pengusaha Etnis Tionghoa melakukan perdagangan Elektronik, obat-obatan dan restauran di Kota Medan 3. Bentuk kerjasama masyarakat Tionghoa dengan masyarakat pribumi dalam bidang Ekonomi 4

4. Interaksi sosial masyarakat Kota Medan dengan masyarakat Tionghoa dalam aktivitas perdagangan di Kota Medan. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan masalah serta keterbatasan peneliti untuk meneliti keseluruhan permasalahan di atas, maka dari berbagai masalah yang di identifikasi, penulis hanya membatasi masalah pada : Peranan pengusaha Etnis Tionghoa dalam kegiatan perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di kota Medan (Kecamatan Medan Kota pada tahun 1967-1980). D. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana latar belakang kedatangan masyarakat Tionghoa di Kota Medan? 2. Apa faktor pengusaha Etnis Tionghoa melakukan perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan? 3. Bagaimana peranan pengusaha Tionghoa dalam kegiatan perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan (1967-1980) E. TUJUAN PENELITIAN untuk: Sesuai dengan permasalahan di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah 5

1. Untuk mengetahui latar belakangan kedatangan masyarakat Tionghoa ke kota Medan. 2. Untuk mengetahui bentuk peranan masyarakat Tionghoa dalam kegiatan perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan pada tahun (1967-1980). 3. Untuk mengetahui Faktor Etnis Tionghoa berdagang di Kota Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi informasi perkembangan kegiatan perekonomian dan perdagangan terutama bagi masyarakat Kota Medan pada umumnya. 2. Memberi informasi tentang faktor pendukung Etnis Tionghoa berdagang di Kota Medan Memberi wawasan baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang sejarah ekonomi dan perdagangan. 6