BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Jumlah penduduk dunia pada tahun 2010 menurut IDB (International

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Negara-negara sedang berkembang. Indnesia merupakan salah satu jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi, juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah kecamatan yang wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya serta tentu saja untuk mempertahankan eksistensi kehidupannya di dunia.

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur ditempatkan sebagai sector vital dalam proses mencapai

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. topik diskusi yang semakin luas dibicarakan, baik melalui media massa maupun

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara mengenai perkebunan dan mengenai tenaga kerja pada masa Orde

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 1987 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN LOKASI FASILITAS PENUNJANG PERMUKIMAN DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1957 sebagaimana sejak itu te1ah diubah.

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

FASILITAS SOSIAL, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat jumlah penduduk yang cukup pesat. Keberhasilannya

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 1987 TENTANG

PENDUDUK LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

(Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta) TUGAS AKHIR

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian. Dari segi kuantitas atau jumlah penduduk, hasil Sensus

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah,

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB I PENDAHULUAN. telah meluas pada kebutuhan sekunder, baik rekreasi, hiburan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah 02/04/2013 7:59

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya disebabkan oleh perbedaan dalam ketersediaan sumber daya alam,

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertambahan penduduk dunia semakin menunjukkan angka yang lebih besar. Jumlah penduduk dunia pada tahun 2010 menurut IDB (International Data Base) Biro Sensus Amerika Serikat yaitu mencapai 6,952,939,682 jiwa. Pertambahan penduduk ini cenderung lebih besar terjadi di Negara-negara sedang berkembang. Indonesia merupakan salah satu Negara sedang berkembang. Sensus penduduk pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 234.2 juta jiwa (nasional.kompas.com). Pertambahan penduduk yang cepat tentu akan membawa dampak positif dan negatif bagi kelangsungan hidup manusia. Adapun dampak positif yaitu dengan jumlah penduduk yang besar merupakan tenaga produktif untuk meningatkan pendapatan, yaitu penduduk dijadikan sebagai modal dasar pembangunan nasional yang diupayakan sebagai tenaga kerja. Dampak negatifnya apabila pertambahan penduduk tidak seimbang dengan produksi, tentu akan memperberat tekanan pada sektor penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan kerja, fasilitas pendidikan, kesehatan, pengangkutan, perhubungan dan sebagainya Pertambahan penduduk tidak hanya disebabkan oleh kelahiran (fertilitas) yang bersifat menambah dan kematian (mortalitas) yang menyebabkan berkurangnya

2 penduduk, tetapi juga disebabkan oleh migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar dan sebaliknya. Pertambahan penduduk yang begitu pesat dengan sendirinya akan menuntut fasilitas yang baik dari segi kualitas maupun dari segi jumlah yang dapat menopang hidup manusia. Namun demikian pada kenyataannya pembangunan di Indonesia kurang mampu berpacu dengan pesatnya pertambahan penduduk sehingga pertambahan penduduk tidak sebanding dengan fasilitas yang dibutuhkan. Adisasmita (2010) mengatakan kebutuhan atau permintaan tersedianya prasarana dan sarana perkotaan di beberapa daerah perkotaan dirasakan terlalu besar dibandingkan dengan yang dibangun. Suplai prasarana dan sarana perkotaan ternyata tidak mampu mengimbangi yang dibutuhkan sedangkan perkotaan berlangsung semakin pesat. Tidak seimbangnya fasilitas dibandingkan dengan kebutuhan, menimbulkan ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam penggunaan atau pemakaian dari fasilitas yang tersedia, misalnya ketidaklancaran pelayanan, hal ini jelas merugikan masyarakat. Pembangunan fasilitas pelayanan sosial ekonomi merupakan hal penting terutama bagi penduduk di daerah pedesaan. Pembangunan fasilitas tersebut dimaksudkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pelayanan penduduk pedesaan untuk persatuan desa dan kota sebagai bentuk sistem pusat dengan daerah belakangnya (hinterland) secara efisien sesuai dengan fungsi serta mobilitas penduduk untuk memperoleh fasilitas jasa dan kesempatan sosial ekonomi (Tjahyati, 2005). Penyediaan fasilitas sosial ekonomi sangat diperlukan terutama untuk mendukung peningkatan atau pertumbuhan ekonomi wilayah karena baik secara

3 langsung maupun tidak langsung penyediaan fasilitas tersebut berkaitan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat, sehingga diharapkan penyediaan fasilitas tersebut secara layak mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Pembangunan fasilitas sosial ekonomi tersebut dimaksudkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pelayanan penduduk. Kecamatan Dolok Batu Nanggar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun. Jumlah penduduk di Kecamatan Dolok Batu Nanggar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya khususnya pada sepuluh tahun terakhir meningkat dari 37.516 jiwa pada tahun 2001, menjadi 39.712 jiwa pada tahun 2010. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut maka kebutuhan akan fasilitas pelayanan sosial ekonomi penduduknya juga mengalami peningkatan. Dari studi pendahuluan peneliti, fasilitas kesehatan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar berupa Puskesmas dari tahun ke tahun tidak mengalami penambahan yakni hanya 1 unit, dan Klinik yang justru mengalami penurunan jumlah unit, yaitu pada tahun 2001 hingga 2003 mempunyai 7 unit dan tahun 2004 hingga tahun 2010 menjadi 6 unit. Berbeda halnya dengan fasilitas ekonomi berupa Bank yang terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2003 terdapat 1 unit, pada tahun 2004 terdapat 2 unit, pada tahun 2005 2008 bertambah menjadi 4 unit, dan tahun 2009 bertambah lagi 1 unit menjadi 5 unit (BPS Kabupaten Simalungun). Dengan melihat kenyataan yang demikian, apabila dibandingkan antara jumlah fasilitas dengan jumlah penduduk, dimana jumlah penduduk semakin tahun semakin bertambah, sedangkan fasilitas mengalami penambahan atau pengurangan unit, sehingga menimbulkan masalah pada kesesuaian jumlah fasilitas dengan jumlah penduduk, karena apabila penyediaan fasilitas tersebut mengalami kekurangan dapat menyebabkan

4 ketidakefektifan dalam penggunaan fasilitas maupun pelayanan yang diberikan. Sedangkan jika kelebihan, maka fasilitas yang dibangun kurang digunakan secara optimal, karena masyarakat sebagai pengguna fasilitas masih sedikit. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai perkembangan fasilitas sosial ekonomi di Kecamatan Dolok Batu Nanggar. B. Identifikasi Masalah Semakin tahun pertambahan jumlah penduduk mengalami peningkatan. Pertambahan penduduk yang cepat, menuntut pertambahan fasilitas sosial ekonomi yang memadai. Adapun fasilitas sosial ekonomi meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perbelanjaan dan niaga, sarana peribadatan, sarana rekreasi dan budaya. Kesenjangan antara jumlah fasilitas dengan jumlah penduduk tentunya akan menimbulkan masalah. Apabila penyediaan fasilitas tersebut mengalami kekurangan dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam penggunaan fasilitas maupun pelayanan yang diberikan. Sedangkan jika kelebihan, maka fasilitas yang dibangun kurang digunakan secara optimal, karena masyarakat sebagai pengguna fasilitas masih sedikit. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas serta mengingat luasnya permasalahan yang membutuhkan pembahasan yang lebih lanjut tentang perkembangan fasilitas sosial ekonomi, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti yaitu pertambahan penduduk, perkembangan fasilitas sosial meliputi sarana pendidikan (SD, SMP, SMA), sarana kesehatan

5 (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik), sarana peribadatan (Mesjid, Mushola, Gereja, Klenteng), dan fasilitas ekonomi meliputi sarana perbelanjaan dan niaga (Pasar, Bank, Koperasi) serta kesesuaian antara fasilitas sosial ekonomi dengan jumlah penduduk. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pertambahan penduduk di Kecamatan Dolok Batu Nanggar tahun 2001 2010? 2. Bagaimana perkembangan fasilitas sosial meliputi sarana pendidikan (SD, SMP, SMA), sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik), dan sarana peribadatan (Mesjid, Mushola, Gereja, Klenteng) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar tahun 2001 2010? 3. Bagaimana perkembangan fasilitas ekonomi meliputi sarana perbelanjaan dan niaga (Pasar, Bank, Koperasi) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar tahun 2001 2010? 4. Bagaimana kesesuaian antara fasilitas sosial ekonomi dengan jumlah penduduk di Kecamatan Dolok Batu Nanggar?

6 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pertambahan penduduk di Kecamatan Dolok Batu Nanggar tahun 2001 2010? 2. Perkembangan fasilitas sosial meliputi sarana pendidikan (SD, SMP, SMA), sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik), dan sarana peribadatan (Mesjid, Mushola, Gereja, Klenteng) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar tahun 2001 2010? 3. Perkembangan fasilitas ekonomi meliputi sarana perbelanjaan dan niaga (Pasar, Bank, Koperasi) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar tahun 2001 2010? 4. Kesesuaian antara fasilitas sosial ekonomi dengan jumlah penduduk di Kecamatan Dolok Batu Nanggar. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah setempat dalam mengambil kebijaksanaan pembangunan fasilitas perkotaan yang akan dilaksanakan. 2. Sebagai referensi bagi penulis lain yang ingin membahas permasalahan yang sama dengan lokasi yang berbeda. 3. Menambah wawasan penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam bentuk skripsi.