BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan media elektronik di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas dan overweight merupakan dua hal yang berbeda, namun demikian

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas saat ini merupakan epidemi global dan kini melanda anak-anak.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks.

TESIS HUBUNGAN SCREENTIME DENGAN STATUS OBESITAS PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar


BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. perempuan ideal adalah model kurus dan langsing, obesitas dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB I PENDAHULUAN. ini anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan disekolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada BAB ini akan dijelaskan menengenai hasil

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAMPIRAN. 2. Biaya Penelitian No Uraian Jumlah. 1 Pengadaan mikrotoa, timbangan, dll Rp ,-

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan media elektronik di pasaran. 1 Media tersebut ditujukan mulai dari anak-anak yang sangat muda contohnya acara televisi (TV) untuk anak usia 12 bulan, digital video disc (DVD) untuk anak usia 1 sampai 18 bulan, permainan videountuk anak usia pra-sekolah bahkan penjualan permainan video dari komputer untuk anak usia 9 bulan. 2 Penelitian oleh Pew Internetand American Life Projectpada remaja berusia 12 sampai 17 tahun menunjukkan bahwa 93% bermain on-line, 71% memiliki telepon genggam,57% menonton video, 65% menciptakan dan mengunjungi situs jejaring sosial melalui komputer,38% melakukan pembelian secara on-line, dan hanya 28% yang mendapatkan informasi kesehatan dari media. Bahkan, 97% diantaranya menggunakan media dengan antusias. 3 Beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa screen time yang lama dapat meningkatkan jaringan lemak serta meningkatnya prevalensi overweight dan obesitas. 1,4 Obesitas pada remaja merupakan masalah epidemik yang terus berkembang serta meningkatkan 19

angkamorbiditas, mortalitas, danbiayakesehatansecara global. HasildariNational Healthand Nutrition Examination Survey (NHANES) pada anak berusia 12 sampai 19 tahun menunjukkan bahwa prevalensi obesitas meningkat sejak tahun 1971 sampai tahun 2010 yaitu 6.1% menjadi 18.4%. 5,6 Prevalensi overweight dan obesitas di Amerika Serikat meningkat dari 4.2% pada tahun 1990 menjadi 6.7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini diperkirakan akan mencapai 9.1% pada tahun 2020. Persentase peningkatan lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara maju. 7 Hal ini dikarenakan negarayang sedang berkembangmengalami pembangunan ekonomi dan teknologi yang mengubahpola makan, gaya hidup, dankeseimbangan energi pada penduduk. 5 Di Indonesia, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan adanya peningkatan prevalensi obesitas anak baik di kota maupun di desa. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, prevalensi obesitas pada anaktelah mencapai 11%. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia 15 tahun adalah 10,3% terdiridari laki -laki 13,9%, dan perempuan 23,8%, sedangkan prevalensi overweight pada anak-anakusia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama denganestimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun. 8,9 Obesitas memberikan beberapa risiko terhadap kesehatan seperti hiperlipidemia, intoleransi glukosa, tekanan darah tinggi, asma, apnoe, dan 20

depresi. Oleh karena itu, perlu ditentukan berapa lama screentime yang berisiko sehingga orang tua dan anak dapat melakukan pencegahan untuk meminimalisasi risiko. 10 Rekomendasi pencegahan overweight dan obesitas yaitu dengan menjadi aktif dan membatasi waktu untuk gaya hidup sedentary, salah satunya screentime. 11,12 Salah satu faktor yang penting dalam patogenesis obesitas adalah tingkat aktivitas fisik rendah atau rendahnya termogenesis akibat kegiatan tanpa olahraga. Hal ini merupakan faktor penting dalam memahami bahwa gaya hidup sedentary sampai berjam-jam setiap hari seperti menonton TV, video game, dan komputer memiliki pengeluaran energi yang sedikit. Penelitian di New York tahun 2012 menemukan bahwa bermain video game berbasis aktivitas fisik merupakan suatu pendekatan potensial untuk mengubah gaya hidup sedentary. Screentime yang aktif seperti menonton TV sambil treadmill 1,5 mil per jam memiliki pengeluaran energi 2 kali lebih besar dibandingkan screentime yang dilakukan sambil duduk (bersifat sedentary). 13 Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak yang berusia dibawah 2 tahun sebaiknya menghindari penggunaan screen media sedangkan untuk anak dan remaja dianjurkan kurang dari 2 jam per hari. 2,3,12 Di Indonesia, khususnya di kota Medan masih belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan screentime dengan obesitas pada remaja. Melihat perkembangan yang pesat dalam screen media dan 21

anak sudah terpapar sejak dini, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan screentime dengan obesitas pada remaja. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan: - Apakah terdapat hubungan hubungan screentime dengan obesitas pada remaja? 1.3. Hipotesis - Screentime lebih dari 2 jam per harimemiliki hubungan dengan obesitas pada remaja. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum : mengetahui apakah screentime memiliki hubungan dengan obesitas pada remaja. 1.4.2. Tujuan Khusus : Mengetahui distribusi dan hubungan jenis kelamin, usia, tingkatan kelas, pekerjaan orang tua, dan tingkat penghasilan orang tuaberdasarkan status obesitas. 22

Mengetahui jenis-jenis perilaku sedentary yang memiliki hubungan dengan obesitas pada remaja. Mengetahui distribusi aktifitas fisik pada remaja di sekolah swasta. Mengetahui apakah total screentime berhubungan dengan aktivitas fisik pada remaja. Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor risiko lain seperti aktivitas fisik dan asupan makanan dibandingkan screentime terhadap obesitas pada remaja. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Di bidang akademik/ ilmiah : hasil penelitian akan menambah bukti ilmiah adanya hubungan screentime dengan obesitas pada remaja dikotamadya Medan. 1.5.2. Di bidang pelayanan masyarakat: memberikan informasi kepada masyarakat luas terutama orang tua sehingga dapat membatasi screentime anaknya sesuai dengan anjuran AAP yaitu kurang dari 2 jam sehari. 1.5.3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan kontribusi ilmiah bahwa screentime merupakan salah satu faktor risiko terjadinya obesitas pada remaja. 23