STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

Analisa Proses Perpindahan Panas pada Pengecoran Paduan Al-12%Si dengan Metode Elemen Hingga

PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

Dasar pengecoran logam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

85%Cu-15%Zn % Cu - 30% Zn % Cu - 40% Zn

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Pengaruh Variasi Laju Solidifikasi terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanis dan Akustik Perunggu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

ISSN hal

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

TUGAS SARJANA. ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN FLUIDITAS PADUAN ALUMINIUM TEMBAGA (Al-Cu) DENGAN METODE PENGECORAN SAND CASTING

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP POROSITAS GAS PADA BAJA SCH 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Konsentrasi Cu Terhadap Sifat Mekanis Paduan

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

Transkripsi:

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi Zaneta Zhafirah, Yeni Muriani Zulaida, ST., MT., Anistasia Milandia, ST., MT. Jurusan Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia ABSTRAK: Segregasi makro pada produk hasil pengecoran dapat mempengaruhi penurunan kualitas benda hasil coran seperti timbulnya kegagalan dan keretakan. Diperlukannya suatu metode untuk mengurangi segregasi makro yang terbentuk pada saat proses pengecoran adalah hal yang melatar belakangi penelitian ini. Pada penelitian ini, pemberian perlakuan getaran mekanik secara vertikal diberikan pada paduan eutektik Sn-Bi yang telah dilebur menggunakan tungku peleburan dengan temperatur 150 C dan 183 C dengan variasi frekuensi 4 Hz, 5 Hz dan 6 Hz. Analisis SEM-EDS dilakukan untuk mengetahui struktur mikro dan distribusi komposisi unsur di dalam paduan yang telah diberi perlakuan maupun yang tidak diberi perlakuan. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa getaran dapat mengurangi pembentukan segregasi makro dan mempercepat laju pendinginan. Frekuensi getaran yang paling baik digunakan dalam menekan timbulnya segregasi makro adalah frekuensi 4 Hz pada temperatur 150 C. Hal ini dapat terlihat dari bentuk struktur mikro yang dihasilkan lebih halus dan lebih seragam, serta rasio segregasi makro berhasil dikurangi yang semula sebesar 0,1232 menjadi 0,0879 bila dibandingkan dengan paduan yang tidak diberi perlakuan. Selain itu, pada produk coran yang mengalami perlakuan getaran dengan frekuensi 4 Hz pada temperatur 150 C, memiliki distribusi komposisi Sn yang mendekati komposisi nominal Sn pada paduan eutektik di hampir semua bagian. Perlakuan getaran yang diberikan juga dapat meningkatkan laju kecepatan pendinginan yang terlihat pada frekuensi getaran yang semakin tinggi, maka waktu kecepatan pendinginan yang dihasilkan semakin cepat. Namun, semakin cepatnya waktu pendinginan tidak menentukan berkurangnya segregasi makro yang terbentuk. Kata Kunci : Segregasi Makro, Mechanical Vibrating, Frekuensi Getaran, Eutektik, Sn-Bi 1. PENDAHULUAN Segregasi makro adalah ketidakseragaman komposisi kimia pada paduan saat padat yang terdapat dibagian permukaan maupun di daerah dalam produk dengan skala makro. Hal ini menghasilkan struktur yang sangat beragam di berbagai posisi pengecoran dan dapat mempengaruhi sifat coran seperti penurunan sifat mekanik serta performa dari material tersebut yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan seperti timbulnya keretakan pada produk hasil coran [1]. Fenomena getaran dapat digunakan untuk mengurangi efek segregasi makro [2]. Pemberian perlakuan getar selama proses pembekuan akan menghancurkan lengan dendrit dan kemudian dendrit baru akan muncul yang dibuat oleh arus konveksi alami ataupun getaran dalam paduan itu sendiri. Hal ini dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk munculnya banyak kristal kecil dan mencegah pengembangan makrostruktur pada

daerah kolumnar, serta dapat mengurangi segregasi makro dan meningkatkan laju pendinginan akibat getaran yang mengarah ke struktur akhir pembekuan [2]. 2. METODE EKSPERIMEN Sampel penelitian menggunakan ingot Sn dan Bi dengan kadar masing masing 99.99%. Ingot Sn dan Bi dilebur dmenggunakan tungku peleburan komposisi eutektik Sn 43% wt dengan berat 600 gram Gambar 1.Tungku Peleburan Setelah dilebur, sampel digetarkan pada kondisi cair-padat (150 o C) dan kondisi cair (183 o C) selama 5 menit 9 detik menggunakan alat getar vertical casting. Sampel tersebut diberi termokopel untuk mengamati temperatur logam cair selama proses penggetaran hingga padat. Sampel yang dihasilkan pada penelitian ini berbentuk silinder pejal dengan tinggi 46 mm dan diameter 40 mm. Kemudian sampel dibagi menjadi dua bagian dan etelah itu dilakukan beberapa pengamatan seperti pengamatan struktur mikro dengan mikroskop optik dan SEM EDX. Gambar 2. Alat Getar Vertical Casting 3. METODE EKSPERIMEN Hasil Pengamatan Foto Makro dan Struktur Mikro Pengaruh getaran vertikal yang diberikan untuk menekan jumlah segregasi makro dapat dilihat pada struktur mikro dengan ditandai dengan bentuk yang berubah, yaitu bentuk butir yang semula kasar dapat berubah menjadi halus [3]. Hal ini dapat terlihat pada paduan nontreatment dan paduan yang telah diberi pengaruh getaran vertikal. Pada Gambar 3.a paduan non-treatment terlihat adanya struktur eutektik Sn-Bi yang berbentuk kasar di hampir semua

bagian sampel baik bagian bawah hingga bagian atas, sedangkan pada Gambar 3.b paduan yang diberi getaran dengan frekuensi 4 Hz pada temperatur 150 ⁰C memiliki keseragaman struktur mikro halus yang baik di hampir setiap bagian. Keseragaman struktur mikro tersebut dapat menandakan bahwa munculnya segregasi makro berhasil dikurangi. Karena semakin seragam struktur mikro yang dihasilkan di setiap bagian, maka kemunculan segregasi makro akan berkurang [4] (a) (b) Gambar 3. a) Sampel Non-Treatment b) Sampel Perlakuan Getaran 4 Hz pada Temperatur 150 ⁰C Pengaruh Getaran Mekanik Vertikal terhadap Persebaran Komposisi Unsur Untuk mengetahui persebaran komposisi unsur pada paduan eutektik Sn-Bi, maka dilakukan pengujian SEM-EDS. Bagian sampel yang akan di analisis menggunakan SEM- EDS dimulai dari bagian bawah hingga ke bagian atas. Untuk hasil SEM-EDS untuk konsentrasi Sn dapat dilihat pada tabel 1. dan untuk hasil distribusi Sn hasil SEM-EDS dapat dilihat pada Gambar Grafik 4 dan 5. Tabel 1. Hasil SEM-EDS untuk Konsentrasi Sn Jarak (cm) Non- Treatment 4 Hz 5 Hz 6 Hz 150 0 C 183 0 C 150 0 C 183 0 C 150 0 C 183 0 C 1 35,47 40,51 36,68 36,98 33,36 43,13 32,02 2 34,53 43,82 41,13 39,87 36,07 36,19 42,38 3 37,97 42,33 34,50 38,12 34,48 35,53 41,54 4 39,83 44,29 35,14 36,60 38,58 39,20 38,56 Jumlah rata-rata 36,95 42,73 36,86 37,89 35,62 38,51 38,62

Konsentrasi Sn (%wt) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 y = 0.985x + 40.275 R² = 0.557 y = -1.245x + 41.625 R² = 0.2148 1 2 3 4 Jarak (cm) y = 1.652x + 32.82 R² = 0.7851 y = -0.289x + 38.615 R² = 0.0646 Non- Treatment 4 Hz 5 Hz 6 Hz Gambar 4 Kurva Distribusi Sn pada Temperatur 150 C Konsentrasi Sn (%) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 y = 1.878x + 33.93 R² = 0.2663 1 2 3 4 Jarak (cm) y = 1.652x + 32.82 R² = 0.7851 y = 1.407x + 32.105 R² = 0.6439 y = -1.125x + 39.675 R² = 0.2362 Non- Treatment 4 Hz 5 Hz 6 Hz Gambar 5 Kurva Distribusi Sn pada Temperatur 183 C Untuk sampel yang telah diberi perlakuan getaran, terlihat adanya peningkatan persebaran komposisi Sn di setiap bagian. Dari tabel dan gambar kurva distribusi Sn hasil SEM-EDS terlihat bahwa komposisi Sn untuk frekuensi 4 Hz pada temperatur 150 C adalah yang paling baik. Karena,hasil komposisi Sn pada frekuensi 4 Hz di temperatur 150 C mendekati komposisi nominal Sn sebesar 43%. Komposisi Sn yang dihasilkan di setiap bagian pada sampel dengan frekuensi 4 Hz pada temperatur 150 C, yaitu 40,51% pada posisi 1 cm dibagian bawah, 43,82% pada posisi 2 cm dari bagian bawah, 42,33% pada posisi 3 cm dari bagian bawah dan 44,29% pada posisi 4 cm dibagian atas. Setelah mengetahui komposisi Sn menggunakan SEM-EDX, rasio segregasi yang terjadi pada sampel pun dapat dihitunh. Hasil rasio segregasi makro pada sampel non-tretment dan setelah diberi perlakuan getaran, dapat dilihat pada Gambar 6.

Rasio Segregasi Makro 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 0,2409 0,1541 0,1767 0,1232 0,0879 0,076 0,1213 Gambar 6. Kurva Rasio Segregasi makro pada Sampel Pada frekuensi 5 Hz di temperatur 150 C rasio segregasi makro yang dimiliki memang paling rendah di bandingkan dengan frekuensi 4 Hz di temperatur 150 C. Namun, jika dilihat dari distribusi komposisi Sn, pada sampel yang diberi perlakuan getaran sebesar 5 Hz di temperatur 150 C masih belum mendekati komposisi nominal Sn. Oleh sebab itu, sampel yang diberi perlakuan getaran dengan frekuensi 4 Hz di temperatur 150 C dapat dikatakan lebih baik. Karena sampel yang diberikan perlakuan getaran sebesar 4 Hz di temperatur 150 C memiliki distribusi komposisi Sn yang mendekati komposisi nominal serta memiliki persentase rasio segregasi makro yang rendah dibandingkan dengan sampel non-treatment. Pengaruh Getaran Mekanik Vertikal terhadap Laju Pendinginan Getaran mekanik dapat memberikan pengaruh terhadap laju pendinginan [2]. Semakin tinggi frekuensi getaran yang diberikan, maka semakin cepat laju pendinginannya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. yang menunjukkan waktu solidifikasi masing-masing sampel. Tabel 3. Waktu Kecepatan Solidifikasi pada Sampel Sampel Non-Treatment Frekuensi 4 Hz Frekuensi 5 Hz Frekuensi 6 Hz Waktu Temperatur Kecepatan Solidifikasi 150 C 5 menit 9 detik 180 C 25 menit 2 detik 150 C 2 menit 4 detik 183 C 18 menit 2 detik 150 C 1 menit 7 detik 183 C 16 menit 3 detik 150 C 1 menit 2 detik 183 C 14 menit 6 detik Pengaruh jarak temperatur penggetaran yang relatif lebih dekat dengan temperatur solidifikasi juga dapat mempengaruhi kecepatan laju pendinginan. Semakin dekat temperatur penggetaran dengan temperatur solidifikasi, semakin cepat laju pendinginannya. Laju pendinginan yang semakin cepat juga dapat disebabkan karena pengaruh getaran yang menghancurkan gelembung kavitasi yang berupa uap ataupun gas, sehingga menyebabkan tekanan dan laju pendinginan dalam logam cair semakin meningkat [2]. Profil Pendinginan pada Logam Cair setelah diberi Perlakuan Getaran Untuk mengetahui bagaimana profil temperatur pada saat waktu solidifikasi serta mengetahui heat transfer yang terjadi, maka digunakan software Solidworks Simulation.

Hasil dari software Solidworks Simulation berupa modeling yang dibentuk menyerupai bentuk sampel yang dapat dilihat pada Gambar 7.a dan 7.b (a) Gambar 7. a) Sampel Non-Treatment b) Sampel Perlakuan Getaran 6 Hz pada Temperatur 150 ⁰C Pada Gambar 7.a dan 7.b laju perpindahan panas dapat dilihat melalui hasil simulasi. Laju perpindahan panas yang terjadi pada sampel dengan perlakuan getaran 6 Hz pada temperatur 150 C yaitu sebesar 1,7553 BTu/s. Jika dibandingkan, maka laju perpindahan panas perlakuan getaran 6 Hz pada temperatur 150 C lebih cepat daripada laju perpindahan panas pada sampel non-treatment yaitu sebesar 1,2449 BTu/s. Hal ini membuktikan bahwa fenomena getaran, mampu meningkatkan kecepatan laju pendinginan pada produk hasil coran yang dapat dilihat melalui hasil simulasi gambar diatas. (b) 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Getaran mekanik dapat memberikan efek terhadap struktur mikro dan makro pada produk hasil coran. Hal ini dibuktikan pada sampel yang diberi perlakuan getaran sebesar 4 Hz pada temperatur 150 C memiliki struktur makro dan mikro yang seragam di hampir seluruh bagian permukaan 2. Pada temperatur 150 C dengan kondisi cair-padat dapat memberikan efek yang lebih baik terhadap distribusi komposisi unsur. Hal ini dibuktikan dengan hasil sampel yang diberi perlakuan getaran sebesar 4 Hz pada temperatur 150 C, memiliki komposisi unsur Sn yang mendekati komposisi nominal Sn yang digunakan di hampir seluruh bagian, yaitu sebesar 40,51%, 43,82%, 42,33% dan 44,29% 3. Rasio segregasi makro yang terbentuk dapat ditekan karena adanya pengaruh getaran mekanik yang diberikan. Rasio segregasi makro yang semula sebesar 0,1232 pada sampel non-treatment berhasil dikurangi menjadi 0,0879 pada sampel hasil perlakuan getaran sebesar 4 Hz pada temperatur 150 C. 4. Frekuensi getaran mekanik dapat memberikan efek terhadap laju kecepatan pendinginan. Semakin tinggi frekuensi getaran, maka semakin cepat laju pendinginannya. Namun, laju pendinginan yang cepat tidak menentukan berkurangnya rasio segregasi makro yang terbentuk.

5. REFERENSI [1] Flemings M C, Nereo G E Macrosegregation: part 1. Trans. Metall. Soc. AIME. 1967 [2] Banea, Alexandru Stefan, & friends. Study on The Influence of Mechanical Vibrations Alloys Properties. International Conference of Scientific Paper AFASES: Brasov. 2011 [3] B. Chalmers, Solidification of Metals New York, Wiley, p.265-266. 1964 [4] Y.M. Zulaida The Influence of Cooling Rate on Macrosegregation in Bi-Sn Alloy Metallurgy Department, Sultan Ageng Tirtayasa University, Banten, Indonesia. 2015