BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. ini para pemegang saham. Di tengah persaingan global dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), tetapi juga perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur menggunakan analisis rasio keuangan, untuk mengetahui kemampuan keadaan keuangan perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Febrianto, 2013). Kinerja perusahaan juga dipakai untuk mengukur seberapa efisien dan efektif kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Efisien merupakan kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi, dan efektif dalam kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai. Menurut Syahnaz (2012), faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri disebut kinerja perusahaan. Mulai dari penilaian aset, utang, likuiditas dan lain sebagainya. Banyak indikator yang dapat dipakai dalam menganalisa kinerja keuangan perusahaan, dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah return on equity (ROE). Menurut Muntiah (2013) pengukuran kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai perusahaan sudah sesuai dengan perencanaan. Dengan meningkatnya kinerja keuangan suatu perusahaan berarti perusahaan mampu mencapai tujuan dari pendirian perusahaan tersebut. Untuk menilai kinerja perusahaan, laporan keuangan perusahaan sering dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Manfaat laporan keuangan tersebut dapat membantu investor, kreditor, calon investor, dan para pemegang

saham lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prosfek suatu perusahaan dimasa yang akan datang (Tri dan Fajar, 2010). Manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan. Kerena itu, dibutuhkan adanya suatu perlindungan terhadap berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Almilia dan Sifa, 2006). Menurut Bringham dan Gapenski (1996) untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kinerja perusahaan, pemilik modal akan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer. Namun, pihak manajer sering memiliki tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Pemisahan antara pemilik dan pengelola perusahaan memungkinkan terjadinya konflik diantara kedua pihak tersebut. Sebagai agen, manajemen atau pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaannya dibandingkan pemilik sehingga manajemen dapat memanfaatkan posisi tersebut untuk keuntungan pribadi. Konflik dapat muncul ketika kepentingan manajemen tidak sejalan dengan kepentinan pemilik perusahaan. Solusi untuk mengurangi konflik tersebut adalah dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) (Purnama Sari, 2014). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Drobetz et al. (2003) yang menemukan bukti dalam penelitiannya bahwa suatu perusahaan yang menerapkan corporate governance dapat menghasilkan kinerja yang baik pula. Kinerja perusahaan juga dapat di pengaruhi oleh mekanisme good corporate governance yang dibagi menjadi dua bagian yaitu eksternal dan internal. Mekanisme internal dilakukan oleh dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, serta kepemilikan manajerial,

sedangkan mekanisme eksternal terdiri dari kepemilikan institusional (Beiner et.al. 2003). Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Komite audit bertanggungjawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal. Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal. Kepemilikan manajerial merupakan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dengan presentase jumlah saham biasa yang beredar. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Alasan memilih kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusonal pada penelitian ini karena kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, namun terdapat beberapa hasil penelitian yang bervariasi mengenai pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh McConnell dan Servaes (1990), Kusumawati (2007) dan Diandono (2012), menyatakan bahwa struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan, Ardianinggsih dan Ardiyani (2010) dan Sabrina (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Muntiah (2005) dan Hermalin dan Weisbach (1991) menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Penelitian Febrianto (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini mereplikasi penelitian terdahulu dari penelitian Muntiah (2005). Kelebihan penelitian ini dari penelitian Muntiah (2005) yaitu penelitian ini menambahkan CSR sebagai variabel pemoderasi untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan setelah ditambahkan variabel moderasi. Apakah CSR dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang diproksikan oleh ROE karena ROE merupakan salah satu variabel yang penting dilihat oleh investor sebelum mereka berinvestasi. ROE juga juga merupakan suatu basic test seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan uang investor, dibandingkan dengan ROA yang hanya mengukur keefisienan suatu perusahaan dalam mengghasilkan return dari aset perusahaan (Sri, 2010). Kesadaran dalam menjaga lingkungan hidup di Indonesia sudah mulai berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peraturan yang menyangkut tentang hal tersebut dalam Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 2007. Undang-undang ini mengatur perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang atau yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan Corporate Social Responsibility (CSR). Pengambilan keputusan ekonomi dengan hanya melihat kinerja suatu kinerja keuangan perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Dalam Anggraini (2006), menyatakan bahwa investor individual tertarik pada informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Karena itu diperlukan sarana untuk dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya berperan dalam entitas ekonomi

yang bertanggungjawab bukan hanya kepada para stakeholder namun juga kepada masyarakat luas (Kurniawan, 2007). Menjalankan suatu bisnis tidak hanya memberikan manfaat bagi para pemilik modal namun juga bagi masyarakat disekitar perusahaan ataupun masyarakat luas. Program CSR merupakan suatu investasi bagi suatu perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan dan bukan lagi dilihat dari segi biaya melainkan sebagai sarana meraih keuntungan. Menurut konsep CSR sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas dan pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan faktor keuangan semata melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun yang akan datang. CSR merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan. Semakin banyak pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan maka semakin baik juga citra perusahaan menurut pandangan masyarakat. Investor lebih berminat kepada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu lama maka penjualan perusahaan akan membaik dan pada akhirnya diharapkan tingkat profitabilitas prusahaan juga meningkat. Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja keuangan perusahaan juga baik (Syahnaz, 2012). Aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang menguntungkan dalam strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada manajemen resiko dan melihat hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif antara CSR dengan kinerja perusahaan, CSR memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam menciptakan laba (Heal dan Gareth, 2004).

Effendi (2007), menyatakan bahwa perusahaan mengungkapkan informasi sosial lingkungan kepada publik selain karena adanya aturan, tetapi juga karena ketertarikan akan banyaknya manfaat dalam mengimplementasikan dan mengungkapkan CSR. Adapun beberapa manfaat pengungkapan CSR yaitu: Pertama, perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan dan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas. Kedua, kemudahan akan akses terhadap capital (modal). Ketika suatu perusahaan mendapat citra yang baik dari masyarakat menandakan bahwa perusahaan juga telah mempunyai legitimasi sosial dan reputasi yang baik pula, sehingga perusahaan akan diterima oleh masyarakat secara luas dan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menegosiasikan kontrak yang lebih baik dengan supplier dan pemerintah untuk mengurangi biaya modal. Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Keempat, pengambilan keputusan perusahaan terhadap hal-hal yang bersifat kritis meningkat dan perusahaan dapat mengelola manajemen risiko dengan lebih mudah. Darwin (2004) mendefinisikan CSR sebagai mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum. Seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk atau barang yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial menjadi kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial. Program dari CSR telah muncul secara global sejak lama diberbagai Negara (Yeni dan Atmaja, 2014). Dalam pengertian CSR merupakan suatu cara agar manajemen mengelola perusahaan tidak hanya untuk kepentingan para pemegang saham tetapi juga untuk pihak-pihak lain di luar perusahaan. Pihak-pihak yang dimaksud dalam hal ini yaitu masyarakat atau komunitas lokal,

pemerintah, para pekerja, lembaga swadaya masyarakat serta lingkungan. Seluruh pemegang saham atau pemangku kepentingan mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas atau operasional perusahaan disekitarnya (Geace, 2012 dalam Yeni dan Atmaja, 2014). Menurut Global Compact Initiative (2002) menyatakan bahwa pemakaian CSR dengan 3P (profit, people, planet). Nugroho (2007) mengemukakan bahwa konsep 3P ini memberikan pengertian tentang bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) tetapi juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup (planet). CSR menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan, karena menjadi salah satu dasar pemikiran yang melandasi etika bisnis suatu perusahaan. Semakin banyak perusahaan mengungkapkan tanggungjawab sosial dalam laporan tahunan, maka semakin baik pula citra perusahaan dimata investor dan masyarakat luas. Pentingnya CSR terhadap keberlangsungan perusahaan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan CSR sebagai variabel moderasi dari pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan. Diantaranya penelitian yang dilakukan Dahlia dan Veronica (2008), dengan hasil yang menyatakan CSR berpengaruh Positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Pramesti (2012), pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan, kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA, ROE, dan EPS. Dengan hasil CSR berpengaruh terhadap ROA dan ROE, sedangkan CSR tidak berpengaruh terhadap EPS. Menurut Syahnaz (2012), semakin banyak pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan maka semakin baik juga citra perusahaan menurut pandangan masyarakat. Investor lebih berminat kepada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin

baiknya citra perusahaan, maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu lama maka penjualan perusahaan akan membaik dan pada akhirnya diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja keuangan perusahaan juga baik. Maka dari penjelasan tersebut penelitian ini menggunakan CSR sebagai variabel pemoderasi karena dengan adanya pengungkapan sosial loyalitas konsumen meningkat pada produk-produk yang dihasilkan perusahaan sehingga nantinya laba perusahaan juga meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: 1) Apakah kepemiikan manajerial mempengaruhi kinerja perusahaan? 2) Apakah kepemilikan institusional mempengaruhi kinerja perusahaan? 3) Apakah CSR memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial pada kinerja perusahaan? 4) Apakah CSR memoderasi pengaruh kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan tepat sasaran, maka penting di tetapkan adanya tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kepemilikan manajerial pada kinerja perusahaan. 2) Untuk mengetahui kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan. 3) Untuk mengetahui CSR mampu memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial pada kinerja perusahaan.

4) Untuk mengetahui CSR mampu memoderasi pengaruh kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini adalah: 1) Kegunaan Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan akuntansi keuangan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pertimbangan bagi manajer dan investor dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dilakukan pada perusahaan, dan memberikan kontribusi positif pada kinerja perusahaan serta pada pengungkapan CSR. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini, akan diuraikan secara garis besar dari setiap bab. Skripsi ini dibagi menjadi lima bab dan setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab. Bab I Pendahuluan Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai keseluruhan isi dari penelitian ini.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Bab ini akan menguraikan landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu teori keagenan (agency theory), teori stakeholder, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, corporate social responsibility, kinerja perusahaan, konsep-konsep yang membahas mengenai CSR sebagai pemoderasi pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kinerja perusahaan. Hal ini akan digunakan dalam merumuskan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini akan menguraikan desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabelvariabel yang digunakan, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini akan menguraikan gambaran umum daerah atau lokasi penelitian, serta jumlah sampel penelitian yang diperoleh. Pada bab ini juga akan dilakukan analisis terhadap pengolahan data berdasarkan model dan metode yang telah dirumuskan di bab III, serta pembahasan mengenai interpretasi dari hasil pengolahan data tersebut. Interpretasi hasil penelitian akan memberikan jawaban atas permasalahan dalam penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup dari tulisan ini. Bab ini akan menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, bab ini juga akan memberikan saran serta masukan untuk penelitian selanjutnya.