I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori lima besar di dunia dalam hal. keanekaragaman hayati. Berbagai jenis satwa dan tumbuhan banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat. dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

... Homogenitas Data Posttes... Uji Normalitas Data Awal... Homogenitas Data Awal... Data Posttes Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian, analisis hasil penelitian, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sudah dilaksanakan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan dalam menjawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3, menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutu peserta didik menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan,

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Prestasi belajar Geografi siswa SMAN I Tanjung Raya Kabupaten Mesuji dapat

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak pernah dipisahkan dari aspek kehidupan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. abad 21 yang dikenal dengan istilah era globalisasi dan industrialisasi. Peran

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menyebabkan timbulnya persaingan di berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya yaitu bidang pendidikan. Persaingan ini menumbuhkan kompetisi antarbangsa untuk mencapai tingkat edukasi yang lebih baik. Hal ini menuntut setiap individu untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar mampu menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat membawa kemajuan multidimensional. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga pendidikan harus dilakukan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, pemerintah mengupayakan adanya lembaga pendidikan seperti sekolah untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Upaya pemerintah untuk membantu pelaksanaan pendidikan direalisasikan 2 melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar mengajar, seperti gedung sekolah, buku-buku penunjang pelajaran, bantuan operasional yang saat ini telah digalakkan beberapa tahun terakhir, dan lain-lain. Kebijakan pemerintah mengenai pendidikan juga memegang peran penting dalam membantu para pengajar maupun peserta didik melakukan proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan adanya kebijakan ini, pendidikan di Indonesia dapat berkembang dan mampu bersaing dengan pendidikan negara-negara lain. Sekolah merupakan institusi pendidikan sekaligus yang bertugas untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik baik dari segi akademis, sikap serta keterampilan agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan dengan baik. Oleh karena itu, sekolah memiliki pengaruh besar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar yang didukung oleh usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai pendidik. Guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran harus mampu menerapkan model pembelajaran yang variatif kepada siswa sehingga mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Sumberjaya, proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif, aktif, inovatif serta menyenangkan, sehingga guru tidak hanya mengajar hal-hal yang hanya bersifat teoritis, tetapi juga dapat menginspirasi sehingga siswa ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan fakta di lapangan.

Penerapan model pembelajaran pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 3 Sumberjaya di empat kelas adalah sebagai berikut. Tabel 1. Penerapan Model Pembelajaran Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya No. Kelas Penerapan Model Pembelajaran Konvensional Kooperatif 1. XI IPS 1 2. XI IPS 2 3. XI IPS 3 4. XI IPS 4 Sumber: Hasil Observasi Peneliti di SMA Negeri 1 Sumberjaya Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini menyebabkan komunikasi kelas terjadi satu arah (one way communication) sehingga seringkali membuat siswa hanya mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa turut memberikan gagasan-gagasan atau ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah Tabel 2 yang menjelaskan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran ekonomi. Tabel 2. Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa yang Aktif Persentasi (%) 1. XI IPS 1 36 7 19,44 2. XI IPS 2 36 2 5,55 3. XI IPS 3 36 5 13,8 4. XI IPS 4 32 4 12,5 Sumber: Hasil Observasi Peneliti di SMA Negeri 1 Sumberjaya Sedikitnya jumlah siswa yang aktif merupakan evaluasi bagi guru untuk menghidupkan kembali nuansa belajar yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Peran guru dalam proses pembelajaran bukan mendominasi,

tetapi memfasilitasi, dan mengarahkan siswa untuk aktif memperoleh 4 pemahaman terhadap materi yang diberikan. Tidak hanya itu, guru juga memberikan bimbingan kepada siswa agar mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Saat ini pendidikan dihadapkan oleh beberapa persoalan. Persoalan-persoalan itu berkaitan dengan rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran. Rendahnya mutu proses dan hasil belajar salah satunya disebabkan oleh kurangnya keterampilan dan kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pembelajaran memang tidak diperkenankan untuk dilakukan secara sembarangan, diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu merupakan unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan. Hasil belajar merupakan hal sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar. Bagi seorang guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi keberhasilan belajar siswa. Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh jumlah siswa (65%) telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif. Hal ini senada dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006: 128) yang mengatakan bahwa

Siswa dinyatakan berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut 5 menguasai bahan pelajaran minimal 65%. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas diketahui bahwa kelas tersebut dinyatakan belum berhasil mencapai kriteria kelulusan yang ditentukan. Hasil belajar siswa pada empat kelas tersebut dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya TP. 2013/2014 No. Kelas Nilai Jumlah <75 75 Siswa 1. XI IPS 1 30 6 36 2. XI IPS 2 26 10 36 3. XI IPS 3 31 5 36 4. XI IPS 4 29 3 32 Siswa 116 24 140 Persentasi (%) 82,85 17,15 100 Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Sumberjaya Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa SMA Negeri 1 Sumberjaya pada ulangan harian masih belum optimal. Hal ini dikarenakan hanya 24 siswa (17,14%) dari 140 siswa yang mendapat nilai 75, dan 116 siswa (82,85%) memperoleh nilai <75. Hal ini berarti sebagian besar siswa (82,85%) memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran. Di SMA Negeri 1

6 Sumberjaya terdapat standar KKM khususnya mata pelajaran ekonomi yaitu 75. Apabila siswa belum mencapai kriteria nilai yang diharapkan, maka siswa tersebut harus mengikuti remedial. Standar KKM ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Standar KKM ini ditetapkan berdasarkan hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM ini dijadikan acuan bagi guru, siswa, dan orang tua siswa dalam menilai ketercapaian mata pelajaran yang diikuti oleh siswa yang bersangkutan. Ketidaktuntasan hasil belajar ekonomi yang terjadi perlu dilakukan perbaikan dan penerapan proses pembelajaran harus dioptimalkan. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan di SMA Negeri 1 Sumberjaya masih belum terlaksana. Guru mata pelajaran ekonomi menjelaskan bahwa tidak sedikit siswa yang kurang serius dalam mengikuti pelajaran. Mereka cenderung sibuk dengan kegiatan masing-masing, seperti: (1) bergurau di dalam kelas, (2) bermain handphone, dan (3) mengerjakan tugas lain. Selain itu, masih terdapat siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini menggambarkan bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi masih rendah. Berhasil atau tidaknya pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam pendidikan, proses pembelajaran merupakan faktor yang cukup penting. Proses pembelajaran yang baik akan memperoleh hasil yang baik

pula. Sebaliknya, proses pembelajaran yang kurang baik akan memperoleh 7 hasil yang kurang baik pula. Kurang maksimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya menunjukkan hasil belajar yang belum optimal. Perubahan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan harus mulai diterapkan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Menurut Davidson dan Warsham (dalam Isjoni, 2011: 28), Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Model pembelajaran ini dapat membuka kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi dan berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menjadi wadah bagi siswa untuk dapat menyalurkan ide-ide dan pendapatnya tanpa ada rasa beban karena biasanya peserta didik memiliki rasa takut dan segan apabila mengemukakan pendapat kepada guru. Dalam pembelajaran kooperatif, guru hanya berperan sebagai fasilitator atau hanya sebagai penggerak siswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber sehingga wawasan yang diperoleh siswa lebih luas.

Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar tentu akan 8 memungkinkan siswa untuk lebih mengerti kebaikan-kebaikan bekerja sama dalam kelompok. Robinson (1991) menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa macam, diantaranya pembelajaran kooperatif tipe: Teams- Games-Tournament (TGT); Students Teams Achievement Divisions (STAD); Team Accelerated Instruction (TAI); Cooperative Integrated Feading and Composition (CIRC); Circles of Learning or Learning Together; Cooperative Controversy; Jigsaw and Jigsaw II; Group Investigation; Co-op Co-op and Cooperative Structures; Groups of Four; and Discrubrimiento or Finding Out. Setiap model pembelajaran di atas terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan menerapkan model tersebut secara variatif akan tercipta proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi adalah penggunaan pembelajaran kooperatif, maka peneliti tertarik meneliti keefektifan pembelajaran kooperatif tersebut. Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dengan demikian, kemampuan awal siswa diduga dapat mempengaruhi besarnya hasil belajar. Tingkatan kemampuan awal terbagi menjadi tiga yaitu kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Peneliti menerapkan dua model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran tersebut yakni tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan

9 Group Investigation (GI) pada dua kelas. Dipilih kedua model tersebut karena dianggap mampu memberikan peningkatan hasil belajar ekonomi dan pada analisis data yang akan dikaitkan dengan kemampuan awal siswa. Model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa secara optimal melalui kegiatan diskusi kelompok. Diawali dengan penyampaian materi oleh guru, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja yang telah dirancang oleh guru. Siswa yang pandai membimbing siswa yang lemah. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan memberi bantuan secara idividual bagi siswa yang memerlukan. Berbeda dengan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI), model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan bentuk model pembelajaran kooperatif yang berfokus pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui media yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran ini sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Pembelajaran kooperatif tipe ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan berproses dalam kelompok. Model pembelajaran Group Investigation dapat melatih siswa untuk

10 menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Penerapan kedua model tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru dan dapat mencapai indikator dari kompetensi dasar serta hasil belajar siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa diperlukan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dan Group Investigation dengan Memperhatikan Kemampuan Awal Siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Kebanyakan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, diskusi). 2. Kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada guru. Peran guru menjadi sangat dominan.

11 3. Hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri 1 Sumberjaya masih di bawah KKM. 4. Masih banyak siswa yang kurang antusias mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 5. Siswa kurang memperhatikan pelajaran. 6. Siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun ekstern individu siswa. Model pembelajaran dengan berbagai tipe yang merupakan faktor ekstern dan kemampuan awal, motivasi, minat belajar sebagai faktor intern. Penelitian ini dibatasi pada perbandingan model pembelajaraan kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan memperhatikan kemampuan awal siswa. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang 12 pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TAI dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe GI? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran dan antarkemampuan awal (tinggi, sedang, rendah) siswa? 4. Apakah ada interaksi antara model kooperatif tipe TAI dengan model kooperatif tipe GI dan antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah terhadap hasil belajar ekonomi? 5. Apakah ada perbedaan efektivitas antara model kooperatif tipe TAI dengan model kooperatif tipe GI? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif TAI dengan model kooperatif GI. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran dan antarkemampuan awal (tinggi, sedang, rendah) siswa.

4. Untuk mengetahui interaksi antara model kooperatif tipe TAI dengan 13 model kooperatif tipe GI dan antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil belajar ekonomi. 5. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara model kooperatif tipe TAI dan model kooperatif tipe GI. F. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Secara teoritis a. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menekankan pada penerapan model pembelajaran yang berbeda pada mata pelajaran ekonomi. 2. Secara praktis a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi. b. Bagi guru, sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kualitas sebagai guru yang profesional dalam upaya peningkatan mutu dan hasil belajar ekonomi siswa. c. Bagi siswa, sebagai nuansa baru tentang model pembelajaran dan memudahkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dan optimal.

G. Ruang Lingkup Penelitian 14 Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari objek penelitian, subjek penelitian, serta tempat dan waktu penelitian yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe GI. 2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2013/2014.