BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia Visi Bursa Efek Indonesia yaitu Menjadi bursa Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia yaitu Menciptakan daya saing untuk menarik Investor dan Emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya, serta penerapan good governance. 2.2. Indeks Harga Saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Seiring dengan perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami periode naik dan turun. Index harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Gambar 2.1 menunjukkan pergerakan kapitalisasi pasar dan IHSG dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Tren kapitalisasi pasar terus naik, rata-rata kenaikan sebesar 22%. Terjadi kenaikan drastis di tahun 2010 sebesar 61%, sedangkan rata-rata tahun 2011 hingga 2013 sebesar 9%. Tahun 2013 kapitalisasi pasar naik sebesar 2%, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 17%. Tren IHSG sedikit fluktuatif, rata-rata kenaikan sebesar 15%. Terjadi kenaikan drastis di tahun 2010 yaitu 46%, sedangkan rata-rata tahun 2011 hingga 2013 berkisar 5%. Terjadi penurunan IHSG di tahun 2013 sebesar -1%, sebelumnya terdapat kenaikan 13% dari tahun 2011. 13
14 Kapitalisasi Pasar dan IHSG 2534 Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun) 3704 3822 3,247 3,537 IHSG 4,317 4,274 4,127 4,219 2,019 2009 2010 2011 2012 2013 (Sumber: Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan) Gambar 2.1 Kapitalisasi Pasar dan IHSG Bursa Efek Indonesia Tabel 2.1 menunjukkan data tertinggi, terendah dan IHSG pada akhir tahun 2009 hingga 2013. Nilai tertinggi maupun terendah dari tahun ketahun menunjukkan tren positif, walaupun pada akhir tahun 2013 IHSG masih lebih rendah dibandingkan tahun 2012. Tabel 2.1. Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia 2009-20131 IHSG 2009 2010 2011 2012 2013 Tertinggi 2,534.36 3,786.10 4,193.44 4,375.17 5,214.98 Terendah 1,256.11 2,475.57 3,269.45 3,654.58 3,967.84 Akhir Tahun 2,534.36 3,703.51 3,821.99 4,316.69 4,274.18 Sumber: Statistik Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan, 2013 Para investor dapat mengetahui tren yang sedang terjadi di pasar dengan membaca indeks saham, apakah sedang naik, turun, atau stabil sehingga dapat menentukan kapan untuk menjual, menahan atau membeli saham. Bursa efek Indonesia memiliki 14 Jenis Indeks saham, yaitu : 14
15 1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidak dimasukkan dalam perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks Bursa Efek Surabaya karena alasan tidak (atau belum ada) aktivitas transaksi sehingga belum tercipta harga di pasar. 2) Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masing sektor. 3) Indeks Individual, yaitu indeks harga saham masing-masing emiten. 4) Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. 5) Indeks IDX30, terdiri dari 30 saham emiten terpilih, setelah melalui seleksi. 6) Indeks Kompas100, menggunakan 100 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. 7) Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh OJK. 8) Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbikan oleh OJK) dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. 9) Indeks BISNIS-27, menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia. 15
16 10) Indeks PEFINDO25, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO. 11) Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan KEHATI. 12) Indeks INFOBANK, komponen adalah 15 saham yang dipilih dari subsektor Bank yang terdapat di sektor Keuangan. Faktor-faktor fundamental yang menjadi kriteria dasar pemilihan adalah rating bank dan ukuran Good Corporate Governance yang keduanya dinilai oleh Majalah Infobank. Selain itu, aktivitas transaksi seperti nilai transaksi, frekuensi transaksi, jumlah hari transaksi, kapitalisasi pasar, serta rasio free float saham. BEI dan Majalah Infobank akan melakukan peninjauan berkala atas komponen Indeks infobank15 setiap 6 bulan, yaitu pada bulan Mei dan November setiap tahunnya sehingga komponen Indeks infobank15 akan diperbaharui setiap awal bulan Juni dan Desember. 13) Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria masing-masing papan, papan utama dan papan pengembangan. 14) Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya, bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). 16
17 Seluruh indeks yang terdapat di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada masing-masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. 2.3. Klasifikasi Industri dan Sektor Indeks sektoral Bursa Efek Indonesia BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah: A. Sektor-sektor Primer (Industri Penghasil Bahan Baku) Sektor 1 : Pertanian Sektor 2 : Pertambangan B. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur) Sektor 3 : Industri Dasar dan Kimia Sektor 4 : Aneka Industri Sektor 5 : Industri Barang Konsumsi C. Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-manufaktur) Sektor 6 : Properti dan Real Estate Sektor 7 : Transportasi dan Infrastruktur Sektor 8 : Keuangan Sektor 9 : Perdagangan, Jasa dan Investasi Selain sembilan sektor tersebut di atas, BEI juga menghitung Indeks Industri Manufaktur (Industri Pengolahan) yang merupakan gabungan dari emiten-emiten yang terklasifikasikan dalam sektor 3, sektor 4 dan sektor 5. 17
18 2.4. Daya Saing Pasar Modal Indonesia Menurut Setiawan (2012) daya saing sektor pasar modal terdiri dari beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut adalah (1) turnover velocity dan stock market turnover; (2) stock traded to GDP; (3) jumlah perusahaan tercatat; (4) indeks bursa; (5) nilai kapitalisasi pasar; dan (6) kapitalisasi pasar terhadap GDP. Daya saing sektor pasar modal Indonesia berada pada kategori level menengah. Posisi daya saing Indonesia mengungguli Filipina dan Vietnam, namun masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand yang berada pada level daya saing yang tinggi dan pasar modal yang maju. 18