BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

REEVALUASI KELUARAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI BANTUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

STUDI ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID (DIESEL- ANGIN) DI PULAU KARIMUN JAWA

STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU PANJANG

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang Menggunakan Software HOMER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI PULAU PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK HIBRID (ENERGI ANGIN-SURYA) UNTUK UNIT PENGOLAHAN IKAN SKALA KECIL

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASA SAWIT DAN DIESEL GENERATOR di PT. ASTRA AGRO LESTARI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 3 STUDI IMPLEMENTASI PLTH DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keberlanjutan suplai energi di suatu daerah sangat tergantung pada tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisa Supply-demand pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 32 KW di Desa Praingkareha, Kabupaten Sumba Timur

Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Mandiri untuk Rumah Tinggal

DESAIN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID MICROHYDRO PV ARRAY (STUDI KASUS DUSUN SADAP BANGKA TENGAH)

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI PULAU MAGINTI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

SIMULASI SKENARIO IMPLEMENTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Setrum Volume 5, No.2, Desember 2016 p-issn : / e-issn : X

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik akan menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya,

ASPEK PEMBUATAN MODEL LISTRIK HIBRID UNTUK PEMAKAIAN BEBAN RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

BAB 3 STUDI PENERAPAN PLT BIOMASSA DI PEMKAB LAMPUNG TENGAH

Analisis Perencanaan Secara Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Terbarukan (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta)

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBANGKITAN LISTRIK HIBRID PV-GENSET BERBASIS KOMUNAL DI PULAU KARIMUNJAWA

Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tenaga Hibrid (Angin dan Surya) di Pantai Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

SIMULASI OPTIMASI SISTEM PLTH MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER UNTUK MENGHEMAT PEMAKAIAN BBM DI PULAU PENYENGAT TANJUNG PINANG KEPULAUAN RIAU

Studi Elektrifikasi Daerah Terluar Khususnya di Kabupaten Kepulauan Talaud

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Untuk Menggerak Pompa Air Di Area Pertanian

MAKALAH OPTIMALISASI PERANCANGAN SOLAR HOME SYSTEM MENGGUNAKAN HOMER. Disusun oleh: Muhibbur Rohman D

MODEL PEMBANGKITAN LISTRIK HIBRID PV-GENSET BERBASIS KOMUNAL DI PULAU KARIMUNJAWA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

BAB I PENDAHULUAN. Renewable energy atau energi terbarukan adalah energy yang disediakan oleh alam

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN OPERASI PLTD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

BAB II DASAR TEORI. beberapa studi dan penelitian telah dilakukan. Robi (2008) melakukan studi

BAB IV ANALISIS DATA. Penelitian ini dilakukan di Pantai Setro jenar, Kec.Bulus Pesantren, Kebumen,

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Hibrida (Energi Angin Dan Matahari) Menggunakan Hybrid Optimization Model For Electric Renewables (HOMER)

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

I. PENDAHULUAN. untuk menunjang kehidupan manusia sekarang ini. Di era globalisasi sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

OPTIMASI PENYEIMBANGAN BEBAN PADA TRAFO DISTRIBUSI TERHADAP SUSUT ENERGI (APLIKASI FEEDER SIKAKAP)

Perencanaan Dan Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (Angin/Surya/Fuel Cell) Pulau sumba menggunakan Software Homer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

OPTIMASI PENYALURAN DAYA PLTM SALIDO KE JARINGAN DISTRIBUSI PLN

OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI POTENSI ENERGI TERBARUKAN UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK HIBRID DI DESA MARGAJAYA BENGKULU UTARA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK HOMER.

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN

Transkripsi:

36 BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT 4.1 Analisis Pembangkitan Energi PLTH Konfigurasi PLTH paling optimal dari hasil simulasi dan optimasi dengan HOMER adalah konfigurasi PLTS, PLTB dan PLTD, gambar 4.1 menunjukkan kontribusi masing-masing pembangkit tiap bulan selama setahun. Dalam satu tahun, kontribusi PLTS sebesar 17%, PLTB sebesar 13% dan PLTD sebesar 70%, dengan kelebihan listrik yang tidak dimanfaatkan (excess electricity) adalah 42.973 kwh per tahun atau 5,36 % dari keseluruhan produksi listrik PLTH. Pada gambar 4.2 terlihat kelebihan listrik terjadi pada tanggal 6 Januari pukul 08.30-15.00, 48 buah baterai yang digunakan tidak mencukupi untuk menyerap kelebihan listrik ini. Pada jam yang sama terlihat kedua generator diesel tidak beroperasi, semua beban dipasok oleh PLTS dan PLTB. Biaya listrik (COE) yang didapatkan dari model sistem PLTH adalah sebesar $ 0,409 per kwh, biaya listrik ini adalah biaya tanpa jaringan distribusi yang harus dibangun untuk memasok beban. BBM total yang dikonsumsi oleh sistem ini selama setahun adalah 204.823 liter, dengan adanya pembangkit energi terbarukan (PLTS dan PLTB), ada penghematan BBM sebesar 128.061 liter per tahun, karena jika beban hanya dipasok oleh PLTD, dibutuhkan BBM sebanyak 332.884 liter per tahun. Gambar 4.1 Kontribusi PLTS - PLTB - PLTD Sumber : HOMER, National Renewable Energy Laboratory of United States Government. Analisishasil..., Wike Handini, 36 36 FT UI, 2010.

37 Gambar 4.2 Kondisi Beban Harian Daya Keluaran PLTS, PLTB dan PLTD - Kelebihan Listrik yang Tidak Dimanfaatkan Sumber : HOMER, National Renewable Energy Laboratory of United States Government. 4.2 Analisis Optimasi Model Jaringan Distribusi PLTH Simulasi dan optimasi jaringan distribusi dilakukan dengan dua konfigurasi; konfigurasi pertama, dilakukan tanpa menampilkan kondisi lapangan (hanya lokasi pembangkit dan beban); konfigurasi kedua, dilakukan dengan menampilkan kondisi lapangan pada daerah tersebut. 4.2.1 Simulasi dan Optimasi Jaringan Distribusi Tanpa Tampilan Kondisi Hasil simulasi menunjukkan jaringan distribusi yang paling optimum adalah jaringan distribusi tersentralisasi dengan NPC total $ 551.025, sedangkan NPC total sistem mixed adalah $ 553.113. Sistem tersentralisasi berarti semua beban yang ada (sebanyak 594 pelanggan) dipasok oleh PLTH, sedangkan sistem mixed berarti ada beban yang dipasok oleh PLTH dan ada yang dipasok sendiri (SHS). Tampilan jaringan distribusi untuk kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.3. Pada gambar terlihat jaringan TM direpresentasikan dengan garis merah dan jaringan TR dengan garis biru. Dimana prediksi jaringan TR yang dibutuhkan adalah 26.533 m dan jaringan TM adalah 4.662 m, sehingga panjang totalnya adalah 31.195 m. PLTH memasok energi rata-rata 198,4 kwh per hari. Dibutuhkan 7 transformator dengan energi maksimum tiap transformator 35,4 kwh per hari, transformator tersebut ditampilkan sebagai titik merah pada gambar 4.3. COE untuk kondisi ini adalah $ 0,768 per kwh, terlihat perbedaan besar nilai COE jika biaya jaringan distribusi ikut diperhitungkan, dimana biaya COE tanpa jaringan distribusi adalah $ 0,409 per kwh. Analisishasil..., Wike Handini, 37 FT UI, 2010.

38 Gambar 4.3 Model Jaringan Distribusi PLTH Tanpa Tampilan Kondisi Sumber : ViPOR, National Renewable Energy Laboratory of United States Government. Tabel 4.1 Biaya Sistem Kelistrikan untuk Konfigurasi Tanpa Tampilan Kondisi Komponen NPC ($) Initial Capital Cost ($) Total Annualized Cost ($/year) Pembangkitan energi 315.945 94.839 27.513 Sistem distribusi 235.080 191.493 28.136 Total pasokan energi 551.025 286.331 55.649 Tiap pelanggan 928 482 94 Sumber : ViPOR, National Renewable Energy Laboratory of United States Government. Tabel 4.1 memperlihatkan NPC jaringan distribusi $ 235.080 dan NPC pembangkitan energi $ 315.945, sehingga NPC total sistem adalah $ 551.025. Dengan jumlah pelanggan 594, maka NPC per pelanggan adalah $ 928. Analisishasil..., Wike Handini, 38 FT UI, 2010.

39 4.2.2 Simulasi dan Optimasi Jaringan Distribusi dengan Tampilan Kondisi Hasil yang paling optimum adalah sistem tersentralisasi dengan NPC total $ 555.956, sedangkan NPC sistem mixed adalah $ 558.077. Tampilan jaringan distribusi wilayah Bengkunat untuk kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.4. Prediksi jaringan TR yang dibutuhkan adalah 26.285 m dan jaringan TM 5.770 m, sehingga panjang total adalah 32.055 m. Gambar 4.4 Model Jaringan Distribusi PLTH dengan Tampilan Kondisi Sumber : ViPOR, National Renewable Energy Laboratory of United States Government. Jumlah transformator yang dibutuhkan untuk memasok 594 pelanggan adalah 8 buah dengan energi maksimum yang dipasok tiap transformator 45,1 kwh per hari. Sistem tersebut memasok energi total rata-rata sebesar 198,4 kwh per hari dengan COE $ 0,777 per kwh, terlihat perbedaan besar nilai COE jika biaya jaringan distribusi ikut diperhitungkan, dimana biaya COE tanpa jaringan distribusi adalah $ 0,409 per kwh. Analisishasil..., Wike Handini, 39 FT UI, 2010.

40 Tabel 4.2 memperlihatkan NPC jaringan distribusi adalah $ 240.011 dan NPC pembangkitan energi sebesar $ 315.945, sehingga NPC total sistem adalah $ 555.956. Dengan jumlah pelanggan 594, maka NPC per pelanggan adalah $ 936. Tabel 4.2 Biaya Sistem Kelistrikan untuk Konfigurasi dengan Tampilan Kondisi Komponen NPC ($) Initial Capital Cost ($) Total Annualized Cost ($/year) Pembangkitan energi 315.945 94.839 27.513 Sistem distribusi 240.011 195.598 28.768 Total pasokan energi 555.956 290.437 56.280 Tiap pelanggan 936 489 95 Sumber : ViPOR, National Renewable Energy Laboratory of United States Government. 4.2.3 Analisis Perbandingan Hasil Simulasi dan Optimasi Jaringan Distribusi Analisis Perbandingan Konfigurasi Tanpa Tampilan Kondisi dan Konfigurasi dengan Tampilan Kondisi Dari optimasi model sistem jaringan distribusi pada gambar 4.3 dan 4.4 terlihat perbedaan jalur jaringan TM yang paling optimal menurut ViPOR. Hal ini terjadi karena pada konfigurasi kedua (gambar 4.4), kondisi lapangan berupa perkebunan dan hutan (pada gambar direpresentasikan dengan warna hijau) memperbesar biaya jaringan distribusi yang diperhitungkan oleh ViPOR, sehingga ViPOR mendapatkan biaya NPC terendah ($ 555.956) dengan membuat jaringan distribusi melalui jalan (pada gambar direpresentasikan dengan warna abu-abu). Tetapi hal ini menyebabkan prediksi jaringan TM pada konfigurasi kedua menjadi lebih panjang dari konfigurasi pertama (konfigurasi pertama 4.662 m, konfigurasi kedua 5.770 m) dan menambah jumlah transformator yang dibutuhkan dari 7 buah menjadi 8 buah dengan energi maksimum yang dipasok tiap transformator 45,1 kwh per hari. Jaringan TR yang diprediksi untuk konfigurasi kedua lebih pendek, yaitu 26.285 m, sehingga jaringan distribusi konfigurasi kedua (32.055 m) lebih panjang dari pada konfigurasi pertama (31.195 m). NPC jaringan distribusi pada Analisishasil..., Wike Handini, 40 FT UI, 2010.

41 konfigurasi kedua sebesar $ 240.011 (NPC jaringan distribusi konfigurasi pertama sebesar $ 235.080), dengan NPC pembangkitan energi sebesar $ 315.945, NPC total sistem menjadi $ 555.956 (NPC total konfigurasi pertama $ 551.025). Sehingga NPC per pelanggan $ 936, lebih besar dari konfigurasi pertama ($ 928). COE konfigurasi kedua yaitu $ 0,770 per kwh (COE konfigurasi pertama $ 0,768 per kwh). Dan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan COE PLTH tanpa memperhitungkan jaringan distribusi ($ 0,409 per kwh). Perbandingan hasil simulasi dan optimasi jaringan distribusi untuk kedua konfigurasi ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Simulasi dan Optimasi Jaringan Distribusi untuk Konfigurasi tanpa Kondisi dan Konfigurasi dengan Kondisi Komponen Konfigurasi tanpa Tampilan Kondisi Konfigurasi dengan Tampilan Kondisi Total NPC sistem $ 551.025 $ 555.956 NPC jaringan distribusi $ 235.080 $ 240.011 NPC per pelanggan $ 928 $ 936 Jaringan TM 4.662 m 5.770 m Jaringan TR 26.533 m 26.285 m Panjang jaringan distribusi total 31.195 m 32.055 m Jumlah transformator 7 8 Energi maksimum tiap transformator 35,4 kwh per hari 45,1 kwh per hari COE $ 0,768 per kwh $ 0,770 per kwh Analisis Perbandingan Konfigurasi PLTH dan PLTD Perbandingan hasil simulasi dan optimasi model jaringan distribusi PLTH dengan jaringan distribusi PLTD dapat dilihat pada tabel 4.4. Dimana terlihat NPC sistem, NPC pembangkitan energi dan NPC per pelanggan untuk PLTH lebih tinggi bila dibandingkan dengan PLTD. Tetapi NPC jaringan distribusi PLTH lebih rendah dari PLTD, hal ini disebabkan PLTD menggunakan transformator 225 Analisishasil..., Wike Handini, 41 FT UI, 2010.

42 kva yang lebih mahal dibandingkan dengan PLTH yang menggunakan transformator 25 kva. Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Simulasi dan Optimasi Jaringan Distribusi PLTH dan PLTD Komponen PLTH PLTD Total NPC sistem $ 555.956 $ 505.493 NPC pembangkitan energi $ 315.945 $ 251.861 NPC jaringan distribusi $ 240.011 $ 253.632 NPC per pelanggan $ 936 $ 851 Jaringan TM 5.770 m 4.724 m Jaringan TR 26.285 m 27.011 m Panjang jaringan distribusi total 32.055 m 31.735 m Jumlah transformator 8 5 Energi maksimum tiap transformator 45,1 kwh per hari 51,8 kwh per hari Konsumsi BBM per tahun 204.823 liter 332.884 liter COE $ 0,770 per kwh $ 0,739 per kwh PLTH membutuhkan 8 transformator dengan energi maksimum yang dipasok tiap transformator sebesar 45,1 kwh per hari, sedangkan PLTD menggunakan 5 transformator dengan energi maksimum 51,8 kwh per hari. Perbedaan jumlah transformator ini terjadi karena pada simulasi PLTH panjang maksimum jaringan TR adalah 700 m, sedangkan panjang maksimum jaringan TR PLTD adalah 1000 m. Pada simulasi PLTH, dengan jumlah pelanggan rata-rata 75 per transformator, maka daya maksimum rata-rata yang dipasok tiap transformator adalah 17,55 kw. Sehingga dengan resistansi jaringan distribusi TR [29] sebesar 0,468 Ω/km, jatuh tegangan maksimum adalah 10 V, hal ini yang menjadi pertimbangan dipilihnya 700 m sebagai panjang maksimum jaringan TR PLTH. Jaringan distribusi PLTH (32.055 m) lebih panjang dibandingkan PLTD (31.735 m), baik jaringan TM maupun jaringan TR. Konsumsi BBM PLTH (204.823 liter per tahun) lebih hemat 128.061 liter per tahun dibandingkan PLTD Analisishasil..., Wike Handini, 42 FT UI, 2010.

43 (332.884 liter per tahun). Sedangkan COE PLTH adalah $ 0,770 per kwh, lebih tinggi dari COE PLTD yaitu $ 0,739 per kwh. Dari simulasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa data biaya transformator masukan ViPOR hanya data biaya transformator penurun tegangan di distribusi dengan satu kapasitas saja, sehingga jika ada konfigurasi beban yang membutuhkan kapasitas transformator berbeda, simulasi tidak dapat dilakukan. Optimasi dilakukan hanya berdasarkan biaya NPC, tidak dari segi jatuh tegangan pada jaringan, karena perangkat lunak ViPOR tidak memiliki keluaran berupa jatuh tegangan (voltage drop), rugi daya (power loss) dan aliran daya (power flow) pada jaringan. Beberapa hal ini yang menjadi kekurangan dari perangkat lunak ViPOR. Analisishasil..., Wike Handini, 43 FT UI, 2010.