BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disamakan dengan penemuan roda, karena mampu merubah peradaban dunia. Berita televisi sendiri merujuk pada praktek penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru melalui media televisi. Acara berita bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan menyajikan perkembangan terbaru peristiwa-peristiwa lokal/regional maupun internasional. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai bagian dari acara berkalanya, dan disiarkan setiap hari pada waktuwaktu tertentu. Kadang-kadang acara televisi juga bisa diselipi dengan berita sekilas untuk memberikan laporan mutakhir mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi atau berita dadakan lain yang penting (Sudirman Tebba, 2005:66). Program berita atau acara berita sendiri biasanya berisi liputan berbagai peristiwa berita dan informasi lainnya, liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu lintas, ataupun berita-berita yang bersifat feature dan soft news. Selain menampilkan berita, televisi juga menampilkan beragam jenis acara, seperti film, kuis, program reality show sampai program musik. Music is power. Musik adalah kekuatan yang mampu mengajak para pendengarnya untuk terlarut dalam lantunan nada-nada yang teratur yang telah disusun sedemikian rupa. Musik mampu membuat para pendengarnya sejenak melupakan rutinitas keseharian dan kepenatan. Musik mampu masuk kedalam alam
bawah sadar seseorang sehingga seseorang menjadi larut dalam melodi dan iramanya. Musik telah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat. Musik sendiri juga cukup beragam seperti musik pop, dangdut, reggae, RnB, rock, dan sebagainya. Saat ini musik juga telah menjadi sebuah hiburan komersil yang cukup menjanjikan apabila dapat dikemas secara menarik. RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia, mencoba menghadirkan sebuah program di televisi yang memadukan musik, hiburan, sesi interaktif, dan juga diselingi sedikit humor. Dahsyat (Deretan lagu hits teratas) adalah program yang diusung RCTI untuk mengusung itu semua. Dahsyat merupakan program televisi yang menggabungkan sajian musik (yang divisualisasikan dengan tampilan video klip paling anyar), sesi interaktif dengan pemirsa di rumah, hingga live performance oleh penyanyi atau pun band yang sedang terkenal. Program ini menghadirkan 3 (tiga) orang pembawa acara yang cukup terkenal yaitu Raffi Ahmad, Luna Maya, dan Olga Syahputra. Ketiga orang pembawa acara ini cukup menghibur pemirsa dengan candaan dan celetukan-celetukan mereka. Bahkan boleh dikatakan ketiga orang ini adalah salah satu kunci sukses acara ini. Sosok seorang Raffi Ahmad yang terkenal sebagai presenter yang digandrungi para remajaremaja putri, dipadukan dengan seorang Luna Maya yang notabene merupakan seorang artis dan model papan atas Indonesia yang digemari para kaum adam. Kedua presenter ini masih belum cukup, sehingga Olga Syahputra juga dihadirkan sebagai penyempurna. Olga Syahputra yang terkenal dengan banyolan-banyolan nyentriknya dan sikapnya yang cenderung keperempuan-perempuanan ini juga berhasil membius para penonton. Selain itu ketiga orang presenter ini juga memiliki gayanya masing-masing. Seorang Luna Maya yang sering tampil feminin dan modis namun tetap ceria.
Seorang Olga Syahputra yang tampil dengan sedikit kemayu dan spontan. Raffi Ahmad yang mewakili gaya anak muda masa kini dengan gaya berpakain yang cenderung sporty, sikapnya yang ceria, romantis, cuek dan terkesan play boy. Ketiga preenter tersebut menjadi bumbu segar acara Dahsyat ini. Selanjutnya terdapat kecenderungan dimana para generasi muda akan meniru idolanya, meniru gaya hidupnya seperti gaya berpakaian ataupun gaya berbicara mereka. Apabila kita perhatikan di tempat berkumpulnya anak muda; seperti di mall ataupun plaza maka akan kita perhatikan bahwa kebanyakan dari gaya berpakaian mereka cenderung sama. Hal ini tentu saja akibat dari sikap mengadopsi gaya berpakaian yang sedang tren yang sebelumnya dipakai oleh idola mereka; dan Luna Maya, Olga Syahputra, serta Raffi Ahmad adalah salah satu artis yang sedang menjadi idola generasi muda saat ini; dan ketiganya adalah pembawa acara program Dahsyat. Acara ini hadir setiap senin jumat, setiap pukul 09.00 11.00 Wib, untuk sabtunya pada pukul 08.30 Wib, dan pada hari minggunya pada pukul 13.00 Wib. Acara yang berdurasi 2 (dua) jam ini untuk hari senin sampai sabtunya berlokasi di dalam studio (indoor), namun untuk hari minggunya berlokasi di luar studio (outdoor). Acara ini terkesan cukup meriah, karena baik di dalam studio ataupun di luar studio, acara ini selalu dipadati oleh para pengunjung yang terlihat cukup antusias. Format acara ini sebenarnya cukup sederhana, yakni menampilkan 20 video klip musik ternama di Indonesia. Keduapuluh video klip musik tadi diurutkan berdasarkan tingkat kepopulerannya, sehingga dengan kata lain video klip yang berada di posisi nomor satulah yang merupakan video klip paling populer di Indonesia versi Dahsyat. Acara ini menjadi lebih spesial karena di setiap episodenya selalu terdapat bintang tamu yang merupakan artis ataupun band terkenal yang tampil
langsung di studio ataupun di luar studio. Bahkan acara ini berhasil menghadirkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru saja terpilih Hillary Clinton menjadi bintang tamu, pada saat istri Bill Clinton ini melakukan kunjungan kerjanya di Indonesia. Dahsyat sendiri telah menggelar Dahsyar Awards, sebuah ajang penghargaan musik Indonesia yang memberikan apresiasi bagi dunia musik Indonesia. Ini berarti dahsyat semakin diakui kualitas acaranya. Peneliti memilih mahasiswa FISIP USU sebagai subjek penelitian karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, acara ini cukup digemari oleh mahasiswa/i yang notabene merupakan generasi musik Indonesia, yang selalu peduli pada setiap perkembangan musik dan gaya hidup di tanah air ini. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh program musik Dahsyat di RCTI terhadap gaya hidup mahasiswa/i FISIP USU. I. 2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : Sejauhmanakah program musik Dahsyat di RCTI berpengaruh terhadap gaya hidup di kalangan mahasiswa/i FISIP USU Medan I. 3. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan memfokuskan arah penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian bersifat studi korelasional yaitu melihat pengaruh antar variabel bebas dan terikat, dalam hal ini adalah program musik Dahsyat di RCTI dan gaya hidup di kalangan Mahasiswa/i FISIP USU. 2. Obyek penelitian terbatas pada mahasiswa/i FISIP USU yang pernah menonton tayangan program musik Dahsyat di RCTI. I. 4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I. 4. I. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui maksud dari program musik Dahsyat di RCTI. 2. Untuk mengetahui sejauhmana program musik Dahsyat di RCTI berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa/i FISIP USU. I. 4. 2. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara akademis, diharapkan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi bagi studi dan penelitian, khususnya bagi studi ilmu komunikasi tentang periklanan. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat menjadi tempat bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini serta menjadi wadah dalam memperkaya cakrawala pengetahuan tentang periklanan. I. 5. KERANGKA TEORI Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001: 39).
Teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2001: 6). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan adalah sebagai berikut : Televisi Sebagai Media Massa Uses and Gratification Theory Teori Kultivasi Gaya Hidup 1. 5. 1. Televisi sebagai Media Massa Siaran televisi saat ini dapat dilakukan di mana saja dan dapat pula dipantau dari mana saja. Hal ini terbukti ketika Neil Amstrong pada tanggal 20 Juli 1969 menginjakkan kakinya di bulan, melalui televisi dapat disaksikan oleh manusia di bumi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, hampir semua pola dan rutinitas kehidupan manusia muncul melalui televisi. Masyarakat cenderung merasa ada yang kurang ataupun terlewatkan bila tidak menyaksikan siaran televisi sebagai salah satu rutinitas. Media televisi juga dipandang sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik, perdagangan, sosial sampai melakukan perubahanideologi serta penyebaran nilai-nilai budaya. Televisi juga dapat digunakan untuk menambah pengaruh dan wewenang seorang penguasa. Seperti halnya media massa lain (suratkabar dan radio siaran), televisi memiliki fungsi memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Namun menurut hasil
penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas komunikasi UNPAD, yang menerangkan bahwa pada umumnya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, baru selanjutnya memperoleh informasi. Televisi di satu sisi memiliki kekurangan, karena bersifat transitory maka isi pesannya tidak dapat di simpan oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, pesan-pesan yang telah disiarkan dapak disimpan dalam bentuk kliping koran. Siaran televisi juga terikat oleh waktu, televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung. Ini terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen, juga karena kepentingan politik dan stabilitas keamanan negara. Walaupun ada kelemahan, televisi juga memiliki banyak kelebihan. Kekuatan televisi ialah menguasai jarak dan ruang, karena teknologi televisi menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan melalui satelit (transmisi). Sasaran untuk menjangkau massa jelas lebih besar, nilai aktualitas berita yang di tayangkan sangat cepat, daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). Dan yang paling berpengaruh sebagai daya tarik televisi adalah informasi dan berita yang disampaikan lebih singkat dan jelas, dan sistematis. Televisi yang merupakan media komunikasi yang unggul dalam audio dan visual mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu: Fungsi Informasi (The Information Function) Fungsi Pendidikan (The Educational Function ) Fungsi Hiburan ( The Entertainment Function) 1. 5. 2. Uses and Gratification Theory
Elihu Katz-lah yang pertama sekali memperkenalkan pendekatan Uses & Gratification. Dia menyebutkan bahwasanya khalayak menggunakan media demi keuntungan mereka. Teori ini melihat bahwa khalayak adalah kelompok aktif yang mampu dengan jeli melihat jenis media mana yang dapat dianggap tepat dan isi media tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam mencapai kepuasan pribadi. Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media Uses and Gratification sebagai berikut: (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya (Sendjaja, 2002: 5.38) 1. 5. 3. Teori Kultivasi Menurut teori ini, media khususnya televisi merupakan sarana utama untuk mempelajari tentang masyarakat dan kulturnya. Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan. George Gerbner (McQuail, 1987) menyatakan bahwa sebuah tayangan yang ditampilkan di televisi dapat mempengaruhi khalayak yang menontonnya. Pengaruh yang disebabkan oleh televisi ini ternyata bukan hanya pada tahap kognitif atau afektif, tetapi juga sampai pada efek konatif (behavioral). Maksudnya bukan hanya telah mempengaruhi aspek psikologis penonton bahkan dapat membuat penonton untuk cenderung meniru adegan yang ditayangkan di TV.
Secara sistematis, tahapan-tahapan untuk sampai ke tahap behavioral (perilaku) dapat digambarkan sebagai berikut: TV Viewing Incidental Information Holding Social Reality Behavior Learning: 1. attention 2. capacity 3. focusing strategy 4. involvement Constructing Ketika sebuah tayangan ditayangkan di televisi (TV Viewing), terjadi proses belajar (Learning) di dalam benak khalayak yang menontonnya. Proses Learning yang diajukan Gerbner ini hampir sama dengan teori Social Learning yang dikemukakan oleh Albert Bandura (McQuail, 1987). Kita belajar bukan hanya dari pengalaman langsung, tetapi juga dari peniruan atau peneladanan (modelling). 1. 5. 4. Gaya Hidup Menurut James P. Chaplin (2005:186) gaya hidup adalah cara seorang individu menanggapi lingkungan jenis kebutuhan atau inspirasinya yang individual dan karakteristik sifatnya. Konsep tersebut mencakup keseluruhan motivasi dan pola tingkah laku individu sepanjang hidupnya atau satu aspek individu dari gaya hidup. Misalnya adalah cara mengatasi perasaan inferiornya. Gaya hidup dapat juga diartikan sebagai pengekspresian diri dalam bentuk tampilan. Tampilan yang dimaksud biasa dieksprsikan dari sikap dan tingkah laku yang kadang menjadi kebiasaan dan merupakan ciri khas seseorang. Untuk melihat bagaimana gaya seeorang ataupun sekelompok orang dapat diamati dari tempat tinggal maupun bentuk interaksi yang dilakukan setiap
wargannya, baik dalam suatu perkampungan maupun lingkungan dimana si individu melakukan sutu interaksi. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi yang dilakukan oleh satu individu dengan individu lain yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan sikap dan perilaku individu tersebut. Dengan demikian sikap dan perilaku itu dapat membentuk suatu pola hidup yang khas dalam komunitas. Kehidupan yang demikian pada gilirannya akan memunculkan suatu bentuk gaya hidup. Melalui konsep gaya hidup, Adler (Hall, Calvin S:1995) menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mendapatkan tujuan akhirnya tersebut. Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya. 1. 6. KERANGKA KONSEP Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai (Nawawi, 2001: 40). Kerangka
konsep juga merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian. Kerangka konsep memuat variabel-variabel yang akan diteliti beserta indikatornya untuk memperjelas hasil penelitian yang akan dicapai. Adapun variabelvariabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas / Independent Variabel (x) Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lain (Rakhmat, 2001: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Dahsyat di RCTI. 2. Variabel terikat / Dependent Variabel (y) Merupakan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001: 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Gaya Hidup Mahasiswa/i FISIP USU. 1. 7. MODEL TEORITIS Berdasarkan kerangka konsep yang ada maka akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Program Musik Dahsyat di RCTI ± Gaya Hidup Mahasiswa/i FISIP USU 1. 8. OPERASIONAL VARIABEL Operasional variabel digunakan untuk lebih memudahkan kesamaan dan kesesuaian penelitian berdasarkan kerangka konsep di atas, yakni:
Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas Program Musik Dahsyar di RCTI Variabel Terikat Gaya Hidup Mahasiswa Frekuensi Menonton Kemasan Program Acara Kejelasan Isi Program Durasi Penampilan Berpakaian Gaya Berbicara Ekspresi diri Variabel Anteseden Jenis Kelamin Uang Saku Domisili Angkatan kuliah 1. 9. DEFENISI OPERASIONAL Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Oleh karena itu variabel defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Program Dahsyat di RCTI, terdiri atas: a. Frekuensi Menonton acara Dahsyat b. Kemasan program acara Dahsyat c. Kejelasan isi program Dahsyat d. Durasi, lama penayangan program Dahsyat 2. Gaya Hidup, terdiri atas : a. Penampilan berpakaian, yakni cara berpakaian mahasiswa/i FISIP USU b. Gaya berbicara, yakni gaya berbicara dan bertutur bahasa mahasiswa/i FISIP USU c. Ekspresi diri, merupakan cara mengekspresikan jiwa, sikap, dan tingkah laku mahasiswa/i FISIP USU.
1. 10. HIPOTESIS Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentaif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001: 161). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : Terdapat hubungan antara Program Dahsyat di RCTI dengan kepuasan khalayak bagi mahasiswa/i FISIP USU. Ho : Tidak terdapat hubungan antara Program Dahsyat di RCTI dengan kepuasan khalayak bagi mahasiswa/i FISIP USU.