PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : bahwa dengan telah diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa, maka perlu diatur Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Sampang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 3. Undang-Undang...
- 2-3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Dalam Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan Desa Menjadi Kelurahan dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2007 Nomor 7 Seri E); MEMUTUSKAN :...
- 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI SAMPANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sampang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sampang. 3. Bupati adalah Bupati Sampang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang. 5. Desa atau yang disebut nama lain selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. 7. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 8. Pemerintah Desa atau yang disebut nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 9. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa. 10. Pembentukan..
- 4-10. Pembentukan Desa adalah penggabungan beberapa Desa atau bagian Desa yang bersandingan atau pemekaran dari satu Desa menjadi dua Desa atau lebih, atau pembentukan Desa di luar Desa yang telah ada. 11. Penghapusan Desa adalah tindakan meniadakan Desa yang ada sebagai akibat tidak lagi memenuhi persyaratan. 12. Penggabungan Desa adalah penyatuan 2 (dua) Desa atau lebih menjadi Desa baru. 13. Desa Persiapan adalah Desa baru sebagai hasil pemecahan yang dipersiapkan menjadi Desa definitif. 14. Penataan Desa adalah suatu kegiatan pengaturan wilayah Desa sesuai dengan tata ruang Peraturan Daerah Kabupaten dan Perencanaan Pembangunan Desa. 15. Batas Alam adalah penggunaan unsur alam seperti gunung, sungai, pantai, danau dan lain sebagainya yang dinyatakan atau ditetapkan sebagai batas wilayah Desa. 16. Batas Buatan adalah penggunaan unsur buatan manusia seperti pilar batas, jalan, rel kereta api, saluran irigasi dan lain sebagainya yang dinyatakan atau ditetapkan sebagai batas wilayah Desa. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dalam melaksanakan Pembentukan Desa, memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : a. faktor penduduk, yaitu jumlah penduduk bagi terbentuknya suatu Desa baru sekurangkurangnya 1.500 (seribu lima ratus) jiwa atau 300 (tiga ratus) Kepala Keluarga; b. faktor luas wilayah, yaitu luas wilayah yang terjangkau secara berdayaguna dan berhasilguna dalam rangka kelancaran dan pembinaan masyarakat; c. faktor letak, yaitu wilayah yang memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar desa yang letaknya memungkinkan terpenuhinya faktor luas wilayah sebagaimana dimaksud pada huruf b; d. faktor prasarana dan sarana, yaitu tersedianya atau kemungkinan tersedianya prasarana dan sarana produksi, perhubungan, pemasaran dan sosial; e. faktor sosial budaya, yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat;
- 5 - f. faktor kehidupan masyarakat, yaitu terjaminnya ketentraman dan ketertiban masyarakat serta tersedianya mata pencaharian masyarakat. Pasal 3 Dalam melaksanakan Pembentukan Desa juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. kondisi sosial budaya masyarakat setempat; b. mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat Desa; c. aspirasi dan partisipasi masyarakat Desa setempat. Pasal 4 (1) Pembentukan Desa ditetapkan dalam Peraturan Daerah yang memuat materi mengenai : a. latar belakang/pertimbangan; b. dasar pertimbangan; c. nama Desa sebelum dan sesudah dimekarkan; d. luas Desa lama dan baru; e. peta dan batas-batas wilayah Desa hasil pemekaran; f. jumlah penduduk Desa dan jumlah Kepala Keluarga hasil pemekaran; g. penetapan anggota BPD hasil pemekaran; h. data dan peta letak tanah percaton bagi Kepala Desa lama dan Kepala Desa baru hasil pemekaran; i. ketentuan lain-lain. (2) Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disosialisasikan kepada masyarakat Desa yang bersangkutan. Pasal 5 Syarat dan mekanisme Pembentukan Desa sebagai berikut : a. surat pengajuan Pembentukan Desa dari Kepala Desa ditujukan kepada Bupati melalui Camat berdasarkan aspirasi dan prakarsa masyarakat masing-masing Desa yang digabung dalam Forum Rapat Desa dilengkapi dengan Berita Acara, Notulen dan Daftar Hadir Rapat Desa;
- 6 - b. dalam pengajuan proses Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilengkapi dengan nama Dusun hasil pemekaran dengan keterangan : - peta wilayah; - batas-batas wilayah; - luas wilayah; - jumlah penduduk; - jumlah KK; - data tanah percaton. c. setelah melaksanakan rapat Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditindaklanjuti dengan rapat BPD dan hasilnya dituangkan dalam Keputusan BPD dilengkapi dengan Berita Acara, Notulen dan Daftar Hadir Rapat BPD; d. pengaturan penetapan anggota BPD yang akan masuk dalam masing-masing Desa; e. berdasarkan dokumen usulan Pembentukan Desa dari Kepala Desa, Bupati menugaskan Tim Kabupaten bersama Tim Kecamatan melakukan peninjauan lapangan ke Desa yang akan dibetuk; f. sesuai hasil penelitian dan peninjauan lapangan oleh Tim Kabupaten dan Tim Kecamatan, Bupati menetapkan persetujuan Pembentukan Desa; f. bila rekomendasi Tim Observasi menyatakan layak dibentuk Desa baru, Bupati menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa. Pasal 6 Pemerintah Desa berkewajiban untuk mensosialisasikan mengenai Pembentukan Desa baru di Desa yang bersangkutan. BAB III PENGGABUNGAN Pasal 7 Dalam melaksanakan Penggabungan Desa memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. kondisi sosial budaya masyarakat masing-masing Desa yang akan digabung; b. Tingkat pelayanan kepada masyarakat masing-masing Desa yang akan digabung; c. aspirasi dan partisipasi masyarakat Masing-masing Desa yang akan digabung.
- 7 - Pasal 8 (1) Penggabungan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ditetapkan dalam Peraturan Daerah yang memuat materi mengenai : a. latar belakang/pertimbangan; b. dasar hukum; c. nama Desa hasil penggabungan; d. luas Desa hasil penggabungan; e. peta dan batas-batas wilayah Desa hasil penggabungan; f. jumlah penduduk Desa dan jumlah Kepala Keluarga Desa hasil penggabungan; g. penetapan anggota BPD Desa hasil penggabungan; h. ketentuan pengaturan jabatan Kepala Desa yang digabung; i. ketentuan lain-lain. (2) Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan kepada masyarakat Desa yang bersangkutan. Pasal 9 Syarat dan mekanisme Penggabungan Desa sebagai berikut : a. surat pengajuan dari Kepala Desa ditujukan kepada Bupati melalui Camat berdasarkan aspirasi dan prakarsa masyarakat masing-masing Desa yang akan digabung dalam Forum Rapat Desa dilengkapi dengan Berita Acara, Notulen dan Daftar Hadir Rapat Desa; b. dalam pengajuan proses Penggabungan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilengkapi dengan Nama Dusun hasil penggabungan dengan keterangan : - peta wilayah; - batas-batas wilayah; - luas wilayah; - jumlah penduduk; - jumlah KK; - data tanah percaton. c. setelah melaksanakan Rapat Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a, dengan terlebih dahulu dimusyawarahkan oleh Pemerintah Desa dan BPD dengan masyarakat Desa masingmasing, maka hasilnya ditetapkan dalam Keputusan Bersama Kepala Desa yang bersangkutan; d. Keputusan Bersama Kepala Desa beserta dokumen disampaikan oleh salah satu Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat;
- 8 - e. pengaturan penetapan anggota BPD Desa yang akan digabung; f. mendapat persetujuan tertulis dari Bupati berdasarkan penelitian dan peninjauan lapangan oleh Tim; g. bila rekomendasi Tim Observasi menyatakan layak dibentuk Desa baru, Bupati menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penggabungan Desa. Pasal 10 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sampang. Ditetapkan di : Sampang pada tanggal : 25 Pebruari 2009 BUPATI SAMPANG, ttd NOER TJAHJA Diundangkan di : Sampang pada tanggal : 21 Juli 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG ttd drh. HERMANTO SUBAIDI, MSi Pembina Utama Muda NIP. 19620323 198903 1 014 Berita Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2009 Nomor : 4