BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

EKSISTENSI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENTARA BAYARAN (MERCENARIES) YANG TERLIBAT KONFLIK BERSENJATA MENURUT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Hal ini tertuang dalam

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

Sumber Hk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

DEKLARASI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI JURNALIS

Moral Akhir Hidup Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Potensi ruang angkasa untuk kehidupan manusia mulai dikembangkan

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH. Hukum Hak Asasi Manusia & Hukum Humaniter. Oleh: Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. FRR Law Office FH Unpad

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

Daftar Pustaka. Glosarium

1. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

UNOFFICIAL TRANSLATION

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

Negara Jangan Cuci Tangan

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

PERLINDUNGAN KOMBATAN. Siapa yang boleh dijadikan obyek peperangan dan tidak. Distinction principle. Pasal 1 HR Kombatan..?

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN RELAWAN KEMANUSIAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara pada prinsipnya mempunyai kedaulatan penuh atas

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling kenal mengenal dan tolong menolong dalam kehidupan ini. Akibat hubungan yang semakin meluas dari antar individu sampai antar Negara atau bangsa hingga menimbulkan perselisihan paham yang ditimbulkan oleh perbedaan cara pandang dari masing- masing bangsa tersebut. Hal yang lebih memprihatinkan adalah jika perselisihan tersebut berlanjut dalam wujud peperangan. Tragedi di atas kapal Mavi Marvara yang menelan korban sejumlah aktivis kemanusiaan, dari sejumlah negara termasuk Indonesia menimbulkan keprihatinan masyarakat Internasional. Aktivis dan relawan kemanusiaan yang hendak memberikan bantuan Internasional terhadap Palestina akibat blokade ekonomi, pada tanggal 31 Mei 2010 hari pk.05.00 waktu setempat dihadang dan diserang oleh tentara Israel di tengah laut. Ketika mendekati perairan Palestina Israel. Sejumlah korban termasuk relawan kemanusiaan dari Indonesia menjadi korban serangan tentara Israel tersebut. Setidaknya dilaporkan 19 orang tewas dalam tragedi tersebut dan beberapa luka-luka. Serangan terhadap misi kemanusiaan tentunya mengundang demo besar-besaran di berbagai negara khususnya negara-negara Islam. Indonesia

juga mengutuk keras tindakan Pemerintah Israel tersebut, dan tentunya menjadi kewajiban Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Jordania untuk segera memulangkan warga negara Indonesia yang tengah berada di RS Israel maupun yang telah diselamatkan dan berada di Jordania. Dewan HAM PBB kemudian segera bersidang dan membentuk tim pencari fakta atas tragedi yang terjadi tersebut. Jika kita perhatikan lembaga seagung PBB sebagai subjek hukum Hukum Internasional wajib memberikan sanksi internasional terhadap pelaku pelanggar HAM. Hukum Internasional yang diklaim sebagai penjaga nilai-nilai dan norma pada masyarakat yang beradab sejatinya harus mampu melakukan tindakan tegas akibat adanya tragedi tersebut. Pada sisi lain penegakan hukum Internasional juga terkendala oleh adanya kekuatan politik Internasional yang melindungi kepentingan Israel. Kasus Marvi Marvara yang terjadi menarik untuk dikaji dalam kaitan dengan penegakan hukum Internasional setidaknya disebabkan oleh beberapa hal: 1. bahwa hukum Internasional publik menjadi sarana untuk melakukan upaya balas bagi masyarakat internasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan tampak menjadi demikian rapuh ketika berhadapan dengan kepentingan-kepentingan politik Internasional. Berdasarkan hal itu apakah hukum Internasional masih efektif untuk menjaring para pelaku-pelaku kejahatan Internasional khususnya jika sebuah negara melakukan kejahatan internasional. 2. dengan adanya tragedi Marvi Marvara, akankah hukum Internasional hanya merupakan moral internasional semata, mengingat bahwa penegakan hukumnya

sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan kuatnya posisi tawar negara-negara pemegang Hak Veto. Perang telah ada menghiasi permukaan bumi ini, dan sejarah perang adalah sama tuanya dengan umat manusia. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa perang yang pada dasarnua merupakan suatu pembunuhan besar besaran bagi pihak pihak yang berperang, adalah merupakan perwujudan daripada naluri untuk mempertahankan diri dalam hubungan diantara negara negara. 1 Pada decade terakhir ini banyak sekali terjadi konflik bersenjata di berbagai belahan dunia. Dan tidak jarang kualitas dari apa yang dinamakan konflik bersenjata tersebut memakan korban yang sangat besar dimana situasi dan kondisi dari konflik bersenjata yang bersifat Internasional maupun yang bersifat non internasional. Dalam politik Internasional, tampak merupakan satu siklus antara perang, diplomasi, dan damai. Hendaknya segi damai dan perdamaian merupakan tujuan bersama 2. Untuk mempertahankan kelangsungan umat manusia tergantung sejauh mana kemampuan manusia itu dalam mengupayakan perdamaian. Damai merupakan keadaan normal, dan seharusnya dalam perdamaian akan terbentuk keharmonisan sehingga menghindarkan diri dari jatuhnya banyak korban dalam suati konflik bersenjata. 1 Prof.M.Sanwani Nasution,SH, Hukum Internasional (suatu pengantar), Penerbit Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, tahun 1992 hal 67 2 Prof. HA Mansur Efendi SH, MS Op-Cit hal 142

Mendengar kata perang dan peperangan membawa kita pada suatu gambaran kondisi dimana sesame manusia saling membunuh atau dengan cara apapun berupaya agar pihak lawan menjadi lumpuh atau tidak berdaya hingga memperoleh kemenangan. Ini hanya merupakan salah satu bentuk perwujudan dari nurani manusia untuk mempertahankan diri, yang berlaku baik dalam pergaulan antar manusia maupun pergaulan antar bangsa. Peperangan mempunyai berbagai motivasi, diantaranya dengan dalih pembelaan diri untuk mempertahankan nyawa, keluarga, kehormatan maupun untuk mempertahankan bangsanya. Peperangan dapat terjadi karena situasi politik maupun karena ambisi pihak pihak tertentu. Selain itu dikenal juga adanya peperangan karena ingin merampas atau menguasai bangsa lain karena tertarik akan kemakmuran bangsa lain. Bahkan peperangan mungkin saja terjadi justru dengan dalih untuk mencapai atau membela keadilan yang ada hubungannya dengan kedua belah pihak yang berperang tersebut. Masih banyak lagi motivasi motivasi lain untuk melakukan peperangan, yang jelas sangat sulit mencari bentuk bentuk alasan yang tepat yang menyebabkan terjadinya suatu peperangan. Menurut Quincy Wright dalam bukunya A Study of War, perang menjadi masalah bagi setiap warga Negara atau bagi suatu masyarakat disebabkan karena 3 : 1. Menjadi sempitnya dunia sebagai akibat kemajuan perhubungan dan lalu lintas antar bangsa bangsa. Sebagai akibat semakin sempitnya dunia manusia di setiap 3 Quincy Wright, dalam Sayidiman Suryohadiprojo, Suatu Pengantar dalam Ilmu Perang Masalah Pertahanan Negara, Penerbit PT. Intermasa, Jakarta, 1981, halaman 1

pojok dunia menjadi saling mempengaruhi dan saling bergantung dalam bidang ekonomi, politik, kebudayaan, dan juga setiap kegelisahan dan ketegangan disatu penjuru akan terasa di penjuru penjuru lainnya. 2. Cepatnya perubahan dalam keadaan masyarakat. 3. Kemajuan teknologi militer dan pemikiran militer, penemuan alat alat dan senjata militer baru dengan efek yang luas sekali telah mengakibatkan suatu perang yang sedang terjadi, cepat sekali meluas ke seluruh dunia. 4. Tumbuhnya kepentingan rakyat dalam pemerintahan. Dalam hal ini sejalan dengan perkembangan zaman, maka kepentingan rakyat juga mengikat sehingga timbul berbagai macam kepentingan yang nantinya akan menyebabkan perselisihan perselisihan. Dalam hal ini, Hukum Internasional membuat ketentuan ketentuan mengenai perang dan tindakan tindakan kekerasan lainnya yang ditujukan agar tindakan tindakan tersebut, yang pada dasarnya merupakan pilihan terakhir yang diambil dalam penyelesaian suatu masalah dapat dilaksanakan secara manusiawi dan didasarkan pada prinsip prinsip HAM. Ketentuan ketentuan mengenai hal tersebut dalam Hukum Internasional dikenal dengan nama Hukum Humaniter Internasional. Di tengah tengah maraknya laju teknologi informasi dan media massa yang sangat pesat, maka personil yang paling dituntut profesionalitas dan kinerjanya adalah seorang wartawan ( baik wartawan tulis maupun wartawan foto). Alasannya, seorang wartawan foto harus dapat menampilkan pemberitaan yang memenuhi persyaratan

kelayakan suatu berita, yaitu memenuhi kaidah : facts, fairness, ethics, taste terlepas dari medan yang menjadi sumber berita. 4 Meskipun untuk dapat menyajikan berita yang memenuhi persyaratan seperti itu, seorang wartawan tidak jarang harus bertaruh dengan jiwa raganya. Hal inilah yang kerap dihadapi oleh seorang wartawan perang yang bertugas di medan pertempuran demi terwujudnya sebuah pemberitaan yang seobjektif mungkin dan memenuhi syarat kelayakan sebuah berita. Setiap tahunnya selalu ada laporan mengenai kru media yang terbunuh, luka luka, ditangkap, atau hilang pada saat menyampaikan berita. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis sangat tertarik untuk memilih judul TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PERLINDUNGAN RELAWAN KEMANUSIAAN DALAM KASUS BLOKADE JALUR GAZA. B. Perumusan Masalah yaitu : Dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa pokok permasalahan 1. Bagaimana Pengaturan Hukum Internasional tentang perlindungan relawan kemanusiaan terhadap kasus blockade Jalur Gaza? 2. Bagaimana terjadinya konflik bersenjata di Jalur Gaza? 4 Brisco Portes / Timothy Feris, The Practice of Journalism : A Guide To Reporting The News( New Jersey : Practice Hall, 1988), P.334

3. Tindakan tindakan apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Internasional untuk mengakhiri konflik Israel Palestina dan apa pengaruhnya terhadap upaya perdamaian di Timur Tengah pada umumnya dan wilayah Israel Palestina khususnya? C. Tujuan Pembahasan Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini yaitu : 1. Untuk mengetahui Pengaturan Hukum Internasional tentang perlindungan relawan kemanusiaan terhadap kasus blokade Jalur Gaza. 2. Untuk mengetahui terjadinya konflik bersenjata di Jalur Gaza. 3. Untuk mengetahui tindakan tindakan apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Internasional untuk mengakhiri konflik Israel Palestina dan apa pengaruhnya terhadap upaya perdamaian di Timur Tengah pada umumnya dan wilayah Israel Palestina khususnya D. Keaslian Penulisan Judul yang penulis pilih adalah TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PERLINDUNGAN RELAWAN KEMANUSIAAN DALAM KASUS BLOKADE JALUR GAZA, yang diajukan dalam rangka memenuhi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan ini berdasarkan referensi buku-buku, media cetak, dan elektronik, serta data-data yang

ada. Oleh karena itu, penulisan ini merupakan sebuah karya asli sehingga tulisan ini dapat dipertanggung jawabkan. E. Tinjauan Kepustakaan Pelanggaran adalah merupaka suatu bentuk kejahatan yang dilakikan sekelompok orang atau golongan dimana perbuatan yang dilakukan itu mengakibatkan penderitaan dan hilangnya nyawa orang lain. Kejahatan genosida adalah 5 : a. Membentuk anggota keluarga seorang atau lebih b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadapa anggota atau keluarga. c. Menciptakan kondisi kehidupan keluarga yang mengakibatkan kerusuhan secara fisik, baik seluruh atau sebahagian. d. Memaksakan tindakan tindakan yang bertujuan mencegaj kelahiran dalam kelompok. e. Memindahkan secara paksa anak anak dari keluarga tertentu ke keluarga lain. F. Metode Penulisan 5 Darwin Prinst., Sosialisasi dan Diskriminasi Penegakkan Hak Asasi Manusia.Tahun 2001,hal 102.

Sebagai suatu karya tulis ilmiah, penulisan skripsi ini haruslah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Maka untuk itu dalam melakukan penulisan ilmiah, metode penulisan yang penulis gunakan adalah dengan cara mengumpulkan data data yang dipergunakan untuk mengumpulkan fakta fakta sebagai sarana penunjang ataupun landasan teori suatu tulisan ilmiah. Untuk itu perlu didukung serta dilengkapi dengan data data yang valid dan abash. Guna mendapatkan data yang valid dan abash untuk mencapai kebenaran yang dimaksud, maka penulis menggunakan metode studi kepustakaan ( Library Research ), yaitu suatu metode penelitian dimana data data yang dipergunakan bersumber dari berbagai kepustakaan seperti buku buku, karangan ilmiah, majalah, surat kabar, serta media elektronika seperti internet dengan cara menginventarisir data data yang ada, baik data primer maupun data sekunder yang menyangkut materi yang akan dibahas. metode : Dalam menganalisa, membahas, dan menguraikannya penulis menggunakan 1. Metode Induksi yaitu menguraikan sesuatu yang bersifat khusus kepada sesuatu yang bersifat umum. 2. Metode Deduksi yaitu menguraikan sesuatu yang bersifat umum kepada sesuatu yang bersifat khusus. 3. Metode Komparatif yaitu uraian dan analisa dengan perbandingan beberapa masalah dan pendapat di ambil menjadi suatu kesimpulan.

Dengan metode yang demikian sederhana ini, penulis menyadari bahwa sebagai karya tulis, skripsi ini belum demikian memadai dan masih jauh atau kurang dari kesempurnaan. Namun bukan berarti skripsi ini tidak mengandung kebenaran ilmiah. Akan tetapi, mungkin oleh karena kebenaran penulisan dapat menganalisa, menguraikan, serta memberikan kesimpulan dan solusi dalam membahas permasalahan dalam skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis disini hanya menggambarkan hal hal yang bersifat umum saja sehingga pembahasan ini hanya merupakan garis- garis besar saja. G. Sistematika Penulisan Di dalam menguraikan pembahasan skripsi ini, penulis telah berusaha untuk menjabarkan dalam Bab per Bab. Kelima Bab tersebut masing- masing terurai pula dalam sub sub bab yang penulis sesuaikan pembagiannya dengan maksud dan isi yang diuraikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini digambarkan secara umum tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEDUDUKAN RELAWAN KEMANUSIAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL Pada bab ini digambarkan secara umum tentang pengertian relawan kemanusiaan, kedudukan relawan kemanusiaan, perlindungan relawan kemanusiaan. BAB III BLOKADE YANG DILAKUKAN ISRAEL TERHADAP JALUR GAZA Pada bab ini diuraikan mengenai Sejarah terjadinya blokade Jalur Gaza oleh Israel, peranan PBB dalam mengatasi kasus blokade Jalur Gaza. BAB IV PERLINDUNGAN TERHADAP RELAWAN KEMANUSIAAN DAN FAKTA - FAKTA DALAM KONFLIK PERANG GAZA Pada bab ini diuraikan secara mendalam tentang perlakuan terhadap relawan kemanusiaan Perang Gaza, perlindungan terhadap relawan kemanusiaan di Jalur Gaza, reaksi dari masyarakat internasional, efek dari blokade Israel di Jalur Gaza.