BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

YUSRA FAUZA, 2015 PENGARUH KIDS ATHLETICS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yana Nurohman, 2013

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti. Universitas Pendidikan Indonesia

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Lisyono R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keseluruhan yang melibatkan aktivitas jasmani serta pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal yang ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional berkaitan erat dengan filsafat negara yang dianutnya. Pendidikan nasional merupakan akar dari kemajuan suatu bangsa sesuai dengan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.dan pemerintah merupakan badan pengurus pendidikan yang bertugas menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang telah diatur oleh Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.proses pencapaian tujuan pendidikan nasional yang selama ini telah dicanangkan oleh pemerintah sudah saatnya diterapkan di sekolah secara optimal. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Salah satu pendidikan yang dilaksanakan di sekolah adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani hakikatnya adalah pendidikan melalui aktifitas jasmani atau aktifitas gerak. Pendidikan jasmani diajarkan di sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, selain itu penjas juga 1

2 bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Suherman(2009:5) yang mengatakan, bahwa: Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah adalah sebuah matapelajaran yang unik, merupakan suatu matapelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar gerak, mengembangkan kebugaran jasmani dan mendapatkan pemahaman tentang aktivitas jasmani serta mempunyai peran penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan mental, sosial serta emosional yang selaras, serasi dan seimbang, tujuan pembelajaran penjas yang dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum, seperti memahami berbagai macam olahraga permainan dan penerapan teknik dasar dalam permainan. Materi yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani cukup beragam dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, untuk itu perlu keterampilan motorik yang berbeda-beda pula, ruang lingkup pendidikan jasmani sangat luas, diantaranya yaitu olahraga permainan yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motorik siswa karena dalam permainan terdapat gerakan-gerakan yang dapat merangsang perkembangan motorik siswa. Pada hakikatnya permainan adalah satu hal yang sangat di senangi oleh siapapun terutama oleh siswa. Sejalan dengan yang dikemukakan Smith (Suparlan, dkk 2010:5) bahwa Bermain adalah dorongan langsung dari dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan

3 sedangkan bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai kegemaran. Salah satu permainan yang diberikan pada siswa adalah permainan kasti, permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil, seperti halnya soft ball, permainan kasti merupakan permainan yang berhubungan dengan keterampilan terbuka/open skill (memukul), keterampilan diskrit/discrete skill (melempar dan menangkap) dan keterampilan berkelanjutan/continuous skill (berlari), hanya yang berbeda dari peraturan, lapang dan peralatannya. Permainan kastipun merupakan salah satu permainan yang bisa diajarkan kepada seluruh siswa mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, sesuai dengan ruang lingkup mata pelajaran penjas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, permainan kasti terdapat dalam ruang lingkup pendidikan jasmani, sebagai berikut: Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli Berdasarkan kutipan diatas, maka kedudukan permainan kasti dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ternyata merupakan salah satu dari ruang lingkup olahraga permainan bola kecil yang ada di dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka dari itu agar tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai maka haruslah menggunakan strategi dalam pembelajaran, diantaranya penggunaan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik agar siswa mampu memahami apa yang telah guru sampaikan. Oleh karena penggunaan atau penerapan model pembelajaran saling berkaitan dengan tingkat pemahaman siswa, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan tingkat pemahaman dalam Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti bebeda tingkatannya pada setiap siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK 45 Lembang harus menimbulkan rasa senang dan berperan aktif mengikuti pembelajaran pada diri

4 siswa, hal ini yang menjadi permasalahan penulis mengapa melakukan penelitian ini dilaksanakan disekolah SMK 45. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran penjas disekolah terlihat kurang bersemangat, sehingga penulis tergugah untuk mewawancarai beberapa siswa yang hasilnya adalah guru penjas tersebut pada proses belajar mengajar kurang memberikan daya tarik untuk siswa, berbeda ketika mereka di SMP, proses pembelajarannya lebih menarik, selanjutnya penulis mencoba mengobservasi penampilan mengajar guru tersebut selama tiga minggu, dari hasil pengamatan penulis yang menjadi faktor penyebabnya yang pertama adalah guru tersebut dalam menggunakan model pembelajaran masih menggunakan paradigma olahraga, dimana seorang siswa diajarkan sebagaimana layaknya seorang atlet dalam hal ini guru tersebut selalu menggunakan model pendekatan tradisional, hal ini akan mengurangi entertrener dalam pembelajaran karena model pendekatan tradisional merupakan model yang mengedepankan keterampilan tehnik saja, kemudian yang kedua dalam pemilihan materi yang diajarkan kurang menerapkan unsur olahraga permainan, olahraga permainan yang selama ini diberikan pada siswa hanya sepak bola dan voli yang memang sudah umum diajarkan, sedangkan yang sering diberikan ialah program kebugaran jasmani dan atletik, selanjutnya faktor yang ketiga dari latar belakang pendidikan guru tersebut yang memang bukan berlatar belakang dari pendidikan jasmani, mungkin faktor ini salah satu yang mempengaruhi dari kualitas mengajar, melihat dari permasalahan ini maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam pembelajaran, yaitu dalam segi model pembelajaran dan sebagai bahan materi penulis tertarik menerapkan salah satu dari permainan olahraga bola kecil yaitu permainan kasti sehingga dalam proses pembelajaran siswa mendapatkan pembelajaran untuk pola-pola permainan sehingga akan diketahui hasil belajar siswa dalam penggunaan kedua model pembelajaran tersebut. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta

5 didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis-jenis belajar serta hasil dari pembelajaran itu sendiri. Rahyubi (2012:8) menyatakan, bahwa pembelajaran merupakan aktivitas yang sistematik dari penerapan desain dan evaluasi proses pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan instruksional dan penggunaan yang spesifik... Oleh karena itu untuk mendukung proses pembelajaran yang baik, penggunaan model pembelajaran atau suatu model pendekatan harus sesuai dengan karakteristik materi, situasi pembelajaran dan tujuan pembelajaran tersebut. Dalam hal ini guru penjas harus tepat memilih model pembelajaran yang akan digunakan karena model pembelajaran merupakan salahsatu faktor yang penting agar pembelajaran yang dilakukan dapat terselenggara dengan efektif. Joyce (Juliantine 2011:7) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas..., jadi model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sehingga tujuan pembelajaran tercapai, fungsi dari model pembelajaran juga tidak hanya untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan yang diharapkan, tetapi juga berfungsi mengembangkan berbagai aspek yang bersangkutan dengan proses pembelajaran, salah satu dari model pembelajaran adalah model pembelajaran dengan pendekatan taktis, sebagaimana yang telah diungkapkan Subroto dalam (Malik, 2013:5) tujuan pembelajaran taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Berdasarkan uraian di atas bahwa melalui pendekatan taktis yang mirip dengan permainan sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat secara khusus. Bagi siswa yang memiliki Kemampuan pemahaman yang

6 rendah pendekatan taktis ini tepat karena tidak menekankan pada keterampilan teknik yang diutamakan adalah pengembangan taktis atau pemecahan masalah. Dengan begitu seorang guru harus mampu memberikan pengajaran yang interaktif untuk merangsang siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pendekatan taktis dalam pemahaman bermain. Penulis teliti dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk meneliti model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti. Penelitian ini dirasa sangat penting untuk mendapatkan fakta yang menunjukan apakah model pendekatan taktis ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam permainan kasti dalam aspek psikomotornya, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua bidang. 1.2. Batasan Masalah Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1. Ruang lingkup penelitian ini hanya membandingkan pengaruh antara model pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti. 1.2.2. Aspek yang diteliti pada penelitian ini hanya pada aspek psikomotor siswa dalam pembelajaran permainan kasti. 1.2.3. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas X Bismen SMK 45 Lembang yang berjumlah 215 orang yang kemudian peneliti menentukan sampel sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak (simple random sampling). 1.3. Identifikasi dan Rumusan Masalah

7 Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan dalam latarbelakang penelitian, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.3.1. Seberapa besar pengaruh model pendekatan taktis terhadap hasil belajar siswa dalam permainan kasti? 1.3.2. Seberapa besar pengaruh model pendekatan tradisional terhadap hasil belajar siswa dalam permainan kasti? 1.3.3. Seberapa besar perbedaan pengaruh model pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar siswa dalam permainan kasti? Dari rumusan masalah tersebut dapat diidentifikasikan variabel-variabel penelitiannya yaitu model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran kasti. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan dari pengaruh model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional yang diterapkan kepada pembelajaran permainan kasti, sehingga dari kedua model tersebut dapat terukur hasil belajar siswa dalam permainan kasti, aspek yang diteliti pada penelitian ini hanya berbatas pada aspek psikomotor saja. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan gambaran umum di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan: 1.5.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan bahan memperluas ilmu mengenai model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional khususnya pada saat proses pembelajaran permainan kasti.

8 1.5.2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru terhadap penerapan model pendekatantaktis untuk pembelajaran permainan kasti.