31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia sampai dengan tahun 2010. Data yang diambil merupakan data sekunder yang diambil dari statistik Bank Indonesia mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data time series, yaitu data deret waktu yang merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena dalam beberapa interval waktu tertentu. Data yang digunakan dan diolah adalah data DPK, NPF, inflasi, dan PYD yang diperoleh dari data statistik bulanan pada Bank Indonesia. (2010). Berikut disajikan data BUS dan UUS berdasarkan statistik Bank Indonesia Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah (BUS) & Unit Usaha Syariah (UUS) Tahun 2010 No. Bank Umum Syariah 1. Bank Muamalat Indonesia 2. Bank Syariah Mandiri 3. Bank Syariah Mega Indonesia 31
32 4. Bank Syariah Bukopin 5. Bank Syariah BRI 6. Bank Panin Syariah 7. Bank Victoria Syariah 8. BCA Syariah 9. Bank Jabar Banten Syariah 10. BNI Syariah 11. Maybank Syariah No. Unit Umum Syariah 1. Bank Danamon 2. Bank Permata 3. Bank Internasional Indonesia 4. CIMB Niaga 5. HSBC Ltd. 6. BPD DKI 7. BPD DIY 8. BPD Jateng 9. BPD Jatim 10. BPD Banda Aceh 11. BPD Sumatera Utara 12. BPD Sumatera Selatan 13. BPD Sumatera Barat 14. BPD Riau 15. BPD Kalimantan Selatan 16. BPD Kalimantan Barat 17. BPD Kalimantan Timur
33 18. BPD Sulawesi Selatan 19. BPD Nusa Tenggara Barat 20. BTN 21. BTPN 22. OCBC NISP 23. Bank Sinarmas Sumber : Statistik Bank Indonesia (2010) B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal, yaitu menjelaskan pengaruh suatu variabel independen yang terdiri dari DPK, NPF, dan inflasi terhadap variabel dependet PYD. C. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap penelitian yang keberadaannya harus diuji secara empiris. Hipotesis memberikan keterangan mengenai gejala yang diteliti, dalam hal ini adalah hubungan antara variable independen dan variable dependen. Perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: HA 1 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Inflasi secara serentak berpengaruh terhadap Pembiayaan Yang Diberikan (PYD)
34 HA 2 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Inflasi secara partial berpengaruh terhadap Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) D. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu menjelaskan pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi, serta variabel dependennya adalah Pembiayaan Yang Diberikan (PYD). Objek penelitian ini meliputi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia periode tahun 2008-2010. E. Definisi Operasional Variabel & Pengukuran Variabel Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil pengukuran sehingga dapat dikatakan bahwa variabel merupakan operasionalisasi dari konsep sehingga dapat dinilai dan diukur (Kumar, 1999). Secara umum variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen yang merupakan variabel input dan variabel dependen sebagai variabel output. Dalam penelitin ini variabel independen meliputi dana pihak ketiga (DPK), non performing financing (NPF), dan inflasi sedangkan variabel dependennya adalah pembiayaan yang diberikan (PYD).
35 1. Variabel independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel independen antara lain: a. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana pihak ketiga adalah simpanan dengan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk tabungan, giro, atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau investasi dengan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk tabungan, deposito, bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang dipercayakan oleh nasabah kepada BUS dan/atau UUS. b. Non Performing Financing (NPF) Non performing financing (NPF) merupakan kualitas pembiayaan bank yang bermasalah yang meliputi kurang lancar, diragukan, dan macet. c. Inflasi Inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran dipasar.
36 2. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini Pembiayaan Yang Diberikan (PYD). PYD adalah penyedian dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk sewa/ijarah dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. Transaksi jual beli dalam bentuk murabahah, salam, dan istishna ; d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam ijarah untuk transaksi multijasa. berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara BUS dan/atau UUS atau pihak lain yang mewajibkan yang dibiayai dan/atau yang diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Adapun skala pengukuran atas variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel Variabel Konsep Variabel Pengukuran Skala DPK Jumlah simpanan nasabah pada Jumlah DPK per akhir bulan Rasio periode bulan tertentu
37 NPF Jumlah pembiayaan bermasalah Jumlah NPF pada akhir bulan, atau Rasio pada periode bulan tertentu NPF = PYD bermasalah x 100% PYD INF Tingkat inflasi pada periode bulan Tingkat inflasi per bulan Rasio tertentu PYD Jumlah pembiayaan yang Jumlah PYD per akhir bulan Rasio disalurkan pada periode bulan tertentu F. Populasi Penelitian Menurut Hasan (2000), populasi adalah jumlah semua objek atas individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 telah bermunculan pemain-pemain baru di industri perbankan syariah, baik yang berasal dari konversi bank umum konvensional maupun hasil spin off dari unit usaha syariah. Berikut disajikan tabel perkembangan kelembagaan bank syariah dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah BUS & UUS Tahun Jumlah BUS Jumlah UUS 2007 3 21 2008 3 28
38 2009 6 25 2010 11 23 Sumber: Statistik Bank Indonesia Meskipun data bank dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 mengalami penambahan yang menyebabkan data bank mengelami perbedaan setiap tahunnya, peneliti tidak melakukan eliminasi data untuk menyesuaikan dengan data tahun awal (2007) karena penelitian ini adalah penelitian terhadap populasi bank syariah G. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik library study, yaitu dengan cara membaca, menghimpun, memahami dan menganilisis dokumen-dokumen baik tertulis, gambar, maupun grafik atas data bank syariah yang ada di Bank Indonesia. H. Metode Analisis Data Penelitian metode menggunakan metode kausal dengan variabel independen lebih dari satu variabel, oleh karena itu metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan alat bantu program analisis data SPSS versi 16. Tahapan-tahapan dari analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
39 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilih dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). 2. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan apakah variabel-variabel yang diuji terdistribusi dengan normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data dapat menggunakan kolmogorov-smirnov test. Data terdistribusi normal jika probabilitasnya > 0,05, sebaliknya data terdistribusi tidak normal jika probablitasnya < 0,05. 3. Uji Asumsi Klasik a. Multikolonieritas Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Menurut Imam Ghozali (2006), suatu model regresi terdapat multikolonieritas jika Variance Inflation Factor (VIF) 10 atau sama dengan Tolerance 0,10 dengan tingkat koloniearitas < 95%.
40 b. Autokorelasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson. Menurut Santoso (2004) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat sebagai berikut: 1) Bila nilai DW terletak dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2) Bila nilai DW terletak diantara -2 sampai 2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Bila nilai DW terletak diatas 2, berarti ada autokorelasi negatif. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah daam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Imam (2006) salah cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
41 ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah sumbu Y dan angka 0, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Pengujian Hipotesis Setelah melalui semua tahapan-tahapan dan semua syarat pada tahapan tersebut terpenuhi, tahapan selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah perubahan dari variabel independen mempengarui variabel dependen. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana: Y X 1 X 2 X 3 a b e = Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) = Dana Pihak Ketiga (DPK) = Non Performing Financing (NPF) = Inflasi (INF) = Konstanta = Koefisien regresi = Error
42 Beberapa tahapan pengujian dalam analisis regresi antara lain: a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji F bertujuan untuk menolak Ho. Kriteria pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai F hitung pada derajat kepercayaan 5%. Jika nilai F hitung lebih besar dari 4 dengan probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak, artinya variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel independen secara parsial/invidu terhadap variabel dependen. Uji t bertujuan untuk menolak Ho. Ho ditolak jika nilai t lebih besar dari 2 dengan probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Uji R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R 2 = 1 menunjukkan bahwa 100% variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Nilai R 2 = 0 artinya tidak ada varian yang diterangkan oleh variabel independen.
43