BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan Indonesia masih cukup banyak, Pemerintah Indonesiatelah bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium Depelovment Goals) pada 2015 mendatang, dan penanggulangan kemiskinan jangka menengah (RPJMN) ditargetkan lebih cepat daripada MDGs sendiri. MDGs menjadi masukan pentingdalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007). Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita (bawah lima tahun) di dunia, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima bagi segala umur. Data UNICEF menunjukan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare (Fitri, 2010). Penyakit diare hingga kini masih merupakan satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar di antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang telah dilakukan sekarang, angka kematian bayi dapat ditekan menjadi kurang dari 3% (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 2005). Menurut profil kesehatan kota Medan tahun 2007 menunjukkan jumlah kasus diare pada balita yang ditangani sebanyak 7.953 kasus (depkes RI,
2007). Sedangkan berdasarkan hasil survey rekam medik di RSUD dr. Pirngadi sendiri terdapat 216 kasus pada tahun 2011 Brunnerr & Suddart (2001) mengemukakan bahwa pengukuran masukan dan haluaran (intake dan output) guna menentukan keseimbangan cairan merupakan elemen paling penting dari pengkajian pasien diare untuk menentukan status hidrasi. Tujuan rehidrasi adalah untuk mengoreksi tingkat dehidrasi. Kehilangan cairan saat diare harus diukur dan TRO (Terapi Rehidrasi Oral) harus diberikan yaitu 1 ml untuk setiap gram cairan yang di keluarakan karena diare. Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan homeostatis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan akan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Cairan dalam tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh bias menjadi masalah. Apabila tidak segera ditanggulangi, maka dapat menyebabkan kematian. Seorang perawat harus memiliki kompetensi yang baik dalam beberapa hal terkait dengan pemenuhuan cairan guna penanggulangan gangguan keseimbangan cairan. Kompetensi tersebut meliputi terapi intervena, merawat klien muntah, mengukur intake dan output cairan dan transfusi darah (Asmadi, 2009). Pemantauan ini penting untuk membantu mengevaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, diagnosis dan memungkinkan intervensi untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan (Ardy, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman Yusuf ( 2011 ), yang bertujuan untuk mengetahui gambaran derajat dehidrasi diare akut dengan menggunakan studi deskriptif, dengan jumlah sampel sebanyak 21 orang. Ternyata 8 pasien tanpa dehidrasi, 11 pasien dengan dehidrasi ringan/sedang dan 2 pasien dengan dehidrasi berat. Pemantau cairan merupakan salah satu intervensi keperawatan yang baik untuk mempertahankan cairan. Namun berdasarkan survey yang dilakukan peneliti di RSUD dr. PIRNGADI Medan pada tanggal 26 April 2012, anak dengan diare tidak memiliki buku catatn cairan yang tetap. Dari 3 pasien diare yang ada saat itu hanya satu pasien yang memiliki catatan pemantauan cairan. Pasien yang memiliki catatan pantau cairan hanya mencatat apa saja yang di minum oleh anak dan pencatatan itu dilakukan oleh keluarga pasian. Perawat hanya menganjurkan agar memberi anak minum sebanyak mungkin sebanyak anak mau minum. Sementara di ruangan sendiri tidak memiliki catatan pantau cairan tersendiri. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat di ambil rumusan masalah bagaimanakah keseimbangan cairan anak yang menggunakan buku catatan pantau cairan dan yang tidak menggunakan buku catatan pantau cairan pada anak dengan diare di RSUD dr. Pirngadi Medan?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektifitas penggunaan buku catatan pantau cairan terhadap keseimbangan cairan pada anak dengan diare di RSUD dr.pirngadi Medan tahun 2012. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pada anak dengan diare di RSUD dr. Pirngadi medan. b. Untuk mengidentifikasi keseimbangan cairan pada anak dengan diare yang menggunakan buku catatan pantau cairan. c. Untuk mengetahui keseimbangan cairan pada anak dengan diare yang tidak menggunakan buku catatan pantau cairan. d. Untuk mengetahui perbedaan keseimbangan cairan pada anak dengan diare yang menggunakan buku catatan pantau cairan dan yang tidak menggunakan buku catatan pantau cairan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi praktik keperawatan Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif kegiatan untuk menurunkan dehidrasi dan memberikan pengetahuan bahwa penggunanaan catatan pantau cairan perlu dilaksanakan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan pada anak yang mendapatkan terapi rehidrasi cairan khususnya pasien diare.
2. Bagi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru tentang efektifitas penggunaan buku catatan pantau cairan terhadap keseimbangan cairan pada anak dengan diare dan menambah wawasan tentang penggunaan catatan pantau cairan pada anak diare di Indonesia, khususnya di Medan. 3. Bagi penelitian keperawatan Untuk penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar penelitian sejenis dan penelitian selanjutnya.