II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Pencarian bahan limbah. Pemilihan bahan yang akan digunakan. Membuat furnitur yang tidak hanya memiliki fungsi tetapi memiliki nilai estetik. Penentuan Saran Desain Golongan menengah atas dan semua umur. Pengaplikasian pada media bangku. Proses Produksi Proses Pra Produksi Brainstorming menentukan bahan disusul dengan konsep furnitur. Sketsa desain alternatif dan pembuatan 3D. Membuat gambar kerja. Pencarian bahan Proses Produksi Pemilihan dan pemotongan bahan Membuat konstruksi dasar. Perakitan furnitur. Pembuatan bahan pendukung (bantalan) Finishing Proses Paska Produksi Membuat branding sebagai wadah dan identitas produk furnitur. Membuat promotion kit. Diagram 1. Kerangka Perancangan (Sumber : Ikbal Alamsyah, 2015) 8
Di Jakarta, limbah kardus roll sangatlah mudah kita jumpai, seperti pada perusahaan tekstil, percetakan, bahkan pada pedagan terpal dipinggir jalan. Konsep pembuatan furnitur kali ini adalah dengan menggunakan bahan dasar daur ulang, maka posisi produk karya bisa dikatakan satu step lebih depan dibanding produk sejenis, karena produk Alita Chair ini dibuat dengan menggunakan material dasar yang tidak biasa yaitu Limbah Percetakan (Kardus Roll). Sesuatu yang mungkin jarang terlintas dalam benak karena pada umumnya bangku yang ada cenderung menggunakan material kayu dan besi. Unsur mendasar dalam rancangan bangku Alita Chair ini adalah unsur dinamis. Terinspirasi oleh karya seorang arsitektur ternama yaitu Frank O Gehry yang merupakan salah satu karya arsitektur terbaik kelas dunia dengan penerapan unsur dinamis. Gambar 2 Walt Disney Concert Hall (Sumber : www.couldesign.com) Sebagaimana pengertian dari dinamis itu sendiri adalah mengikuti alur, maka dalam pembentukan karya kali ini penulis berusaha membuat suatu karya yang mempunyai keselarasan, dan bentuk yang dinamis menjadi aspek utama estetika dalam karya ini. Pembentukan bantalan bangku-pun disesuaikan dengan mengadopsi pola dot pada bagian bantalan tersebut. Warna hijau tosca menjadi pilihan agar kontras dengan warna cokelat yang merupakan warna dasar bangku. Konsep dasar bentuk 9
bantalan itu sendiri adalah jamur, karena jamur adalah sesuatu yang sering dijumpai pada sampah. Dibuat unik mungkin agar terkesan lucu namun inovatif dan estetis serta nyaman dengan busa yang disesuaikan. Gambar 3. Rancangan Alita Chair (Sumber : Ikbal Alamsyah, 2014) Gambar 4 Bantalan Duduk (Sumber : Ikbal Alamsyah, 2014) Dengan strategi desain, penulis berusaha merubah fungsi utama limbah kardus roll. Biasanya kardus roll dikumpulkan untuk kemudian didaur ulang menjadi 10
bahan mentah. Namun disini penulis berusaha menciptakan suatu karya agar dapat berfungsi bagi masyarakat luas. Dampaknya tentu positif karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah perusahaan yang berlebih. B. Proses Perancangan 1. Stategi Desain Pencarian Material Desain Brief Menentukan konsep desain. Menentukan media. Scanning Data dan informasi dari internet. Data dari buku. Rumusan Paparan konsep dan ide perancangan menjadi visual yaitu sketsa dan digital. Proses produksi. Implementasi Desain Brain Storming. Sketsa desain perancangan, sketsa alternatif desain, gambar 3D, gambar kerja, gambar blow-up. Implementasi Media Bahan Pemilihan bahan dasar layak dan media pendamping Pemotongan dan Perakitan furnitur Finishing 11
2. Rincian Proses Perancangan Sketsa Desain Alternatif Konsep Perancangan Gambar Presentasi 3D Gambar Kerja Produksi Publikasi Diagram 2 Rincian Proses Perancangan (Sumber :Ikbal Alamsyah, 2015) Dalam sebuah proses penciptaan sebuah karya desain, diperlukan langkah-langkah yang menuntun desainer guna memberikan arahan yang tepat dalam merealisasikan tujuan desain. Berikut ini adalah langkah-langkah proses penciptaan karya desain. a) Pencarian Data dan Bahan Data maupun informasi didapatkan dari buku, internet, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan produk furnitur yang menggunakan bahan dasar daur ulang. Sedangkan bahan didapat dari hasil pencarian disekitar ruang lingkup penulis. b) Sketsa Desain Alternatif Setelah mengetahui seluruh teori-teori desain yang menjadi pedoman kerangka berfikir, maka tahap berikutnya adalah membuat sketsa desain alternatif. Sketsa desain yang dibuat sesuai pedoman pada konsep desain yang sudah dibuat, sehingga dalam pembuatan furnitur tetap konsisten dan sejalan antara pemikiran dan analisisnya. Sketsa desain alternatif yang berpedoman pada konsep desain dapat dipelajari dari studi sketsa atau juga dapat mempelajari dan menganalisa desain furnitur dari desainer-desainer furnitur terkenal. 12
c) Gambar Presentasi (3 Dimensi) Gambar presentasi ini menuangkan sketsa desain menjadi gambaran sketsa yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang Pada umumnya, gambar presentasi dibuat sebaik mungkin. Gambar presentasi dibuat dalam bentuk gambar perspektif yang diberikan warna dan tekstur sesuai dengan material yang digunakan guna sejalan dengan konsep desain yang telah dirancang. d) Gambar Kerja Gambar kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai bahan acuan untuk diimplementasikan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dan bisa dimengerti dalam pelaksanaan pekerjaannya, gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. e) Produksi Dalam tahapan ini semua proses perencanaan diproduksi secara nyata. Proses produksi furnitur dilakukan meliputi dari pemilihan material yang akan digunakan, perakitan konstruksi produk, pembuatan material tambahan (busa), pemilihan warna yang sesuai dengan konsep, dan finishing. f) Publikasi Setelah semua tahap proses selesai mulai dari sketsa sampai tahap produksi langkah selanjutnya adalah mempublikasikan ide konsep perancangan ini kepada khalayak umum. Dengan adanya proses publikasi produk diharapkan terciptanya identitas baru produk furnitur ini. 13