BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam era globalisasi dan perdagangan

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu roda penggerak utama dalam aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR IS... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam segala aktivitas perusahaan karena manusia adalah faktor yang dapat Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni untuk menerapkan fungsifungsi

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berakal budi dan berkeinginan sendiri adalah manusia yang ingin

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

PERSEPSI PEGAWAI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN LANGSUNG DI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. tujuan, serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha Indonesia agaknya sudah melalui masa trauma pasca krisis

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang begitu pesat dalam dunia bisnis membuat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau profesi Mowday et al., dalam Shaub (1993:148).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi-fungsinya. Peranan tersebut ditujukan pada seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa global sekarang ini, dimana persaingan semakin kompetitif, dunia

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I. Pendahuluan. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau di dalam kantor untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

kepemimpinan partisipatif cenderung melakukan tugasnya dengan maksimal dibandingkan karyawan yang psikologisnya tidak diberdayakan. 2. Pemberdayaan ps

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam sistem operasi organisasi atau perusahaan, suatu potensi Sumber. Daya Manusia pada hakekatnya adalah salah satu modal dan

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi. Pada pelaksanaan pekerjaan, hubungan antara pimpinan dengan bawahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan dalam membuat kebijakan dan melaksanakan usahanya sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pencapaian tujuan perusahaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, hal ini membutuhkan koordinasi dan kerjasama yang melibatkan pengelolaan atas aset-aset di dalam perusahaan tersebut. Pengelolaan yang dimaksud dapat dilakukan melalui fungsi-fungsi dari manajemen yang antara lain terdiri dari: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing), dan Pengendalian (Controlling). Aset yang dimaksud terdiri dari Manusia (Man), Mesin (Machine), Metode (Method), Uang (Money), Pasar (Market), serta Bangunan dan Peralatan (Material). Hasibuan (1997) berpendapat bahwa aset yang paling dominan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan adalah manusia, karena manusialah yang akan mengelola dan menggerakkan aset-aset lainnya di dalam perusahaan. Manusia sangat berbeda apabila dibandingkan dengan aset-aset yang telah disebutkan di atas. Manusia bukanlah benda mati yang dapat diperlakukan semena-mena. Manusia memiliki perasaan, emosi, kepribadian ataupun karakter yang berbeda-beda. Perusahaan sangat membutuhkan manusia yang berdisiplin di dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya, karena tanpa kedisiplinan kualitas

Bab 1 Pendahuluan 2 pelaksanaan kerja yang optimal tidak akan dapat dicapai. Berdasarkan hal itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat mewujudkan kedisiplinan kerja yang ideal. Kedisiplinan kerja yang ideal bagi perusahaan akan menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif, sehingga karyawan akan lebih fokus di dalam melaksanakan pekerjaannya. Peraturan yang dibuat oleh perusahaan akan selalu dipatuhi oleh semua karyawan. Pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai dapat diselesaikan tepat waktu. Karyawan akan mengharamkan segala perbuatan yang tidak jujur dalam pekerjaannya. Karyawan akan menghargai baik atasan maupun sesama rekan kerjanya. Tindakan perkelahian, perjudian, korupsi waktu dan uang, serta berbagai perilaku yang menyimpang saat bekerja dapat dihindari. Tingkat kedisiplinan yang ideal dapat dicapai apabila dilengkapi dengan pengawasan yang baik serta pengarahan yang jelas oleh atasan. Hal ini yang disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan akan menciptakan kedisiplinan kerja yang ideal bagi perusahaan. Pentingnya disiplin kerja dalam perusahaan di Indonesia seringkali diabaikan, hal ini dapat merugikan perusahaan itu sendiri. PT. Hypermart merupakan perusahaan pengecer yang menyediakan berbagai produk kebutuhan rumah tangga. PT. Hypermart merupakan bagian dari jaringan ritel Matahari, salah satu perusahaan ritel terbesar di Asia Tenggara. PT. Hypermart sebagai bagian dari salah satu perusahaan ritel terbesar di Asia Tenggara, perlu memperhatikan tingkat kedisiplinan kerja karyawannya. Hal ini penting bagi keberhasilan penerapan strategi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Bab 1 Pendahuluan 3 Tingkat disiplin kerja karyawan PT. Hypermart tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam setiap divisi. Kepemimpinan yang baik dan efektif dalam perusahaan sangat dibutuhkan agar dapat tercapai suatu kedisiplinan kerja yang ideal. Berhasil tidaknya perusahaan di dalam mendorong dan mengarahkan manusia untuk berdisiplin kerja, tergantung kepada gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpinnya, dimana setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan baik oleh pemimpin, dapat membuat para bawahan bekerja dengan senang hati, bertanggung jawab, dan jujur dalam setiap perilaku kerjanya sehingga hasil pekerjaan dari bawahan dapat sesuai dengan yang direncanakan, yang mana hal ini merupakan kedisiplinan kerja bagi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian tentang gaya kepemimpinan dan tingkat kedisiplinan dari karyawan PT. Hypermart khususnya di divisi softline sangat diperlukan. Judul penelitian yang dikemukakan adalah: Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Disiplin Kerja Karyawan di Divisi Softline PT. Hypermart. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi permasalahan yang akan dibahas yaitu sebagai berikut ini. 1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang dilaksanakan oleh divisi softline PT. Hypermart?

Bab 1 Pendahuluan 4 2. Bagaimana tingkat disiplin kerja karyawan pada divisi softline PT. Hypermart? 3. Apakah gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap disiplin kerja pada divisi softline PT. Hypermart? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tentang gaya kepemimpinan dan disiplin kerja karyawan sehingga dapat diketahui hubungan antara pelaksanaan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja karyawan pada PT. Hypermart. Data dan informasi ini akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Bandung. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut ini. 1. Untuk mengetahui pelaksanaan gaya kepemimpinan karyawan pada divisi softline PT. Hypermart. 2. Untuk mengetahui tingkat disiplin kerja karyawan pada divisi softline PT. Hypermart. 3. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap disiplin kerja karyawan pada divisi softline PT. Hypermart.

Bab 1 Pendahuluan 5 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar dapat menerapkan pelaksanaan gaya kepemimpinan karyawan yang sesuai dengan harapan karyawan sehingga dapat meningkatkan disiplin kerja karyawan. 2. Pihak lain atau masyarakat umum Memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang gaya kepemimpinan dan disiplin kerja serta hubungan antara gaya kepemimpinan dan disiplin kerja di PT. Hypermart. 3. Penulis Mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan menambah pengalaman serta mengetahui hubungan antara pelaksanaan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja karyawan. 1.5 Rerangka Pemikiran Handoko (2000) menyatakan manajemen merupakan cara untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain, manajemen tidak dapat berjalan tanpa koordinasi dari setiap orang yang menjadi bagian di dalam manajemen perusahaan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan membimbing orang lain ke arah pencapaian tujuan perusahaan.

Bab 1 Pendahuluan 6 Manajemen di dalam perusahaan melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Fungsi pengarahan merupakan fungsi yang paling berhubungan secara langsung di dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, karena fungsi tersebut yang akan menggerakkan aset-aset perusahaan, khususnya aset yang terpenting dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu manusia. Fungsi pengarahan dilaksanakan dalam bentuk gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap figur pemimpin secara berbeda-beda. Setiap perusahaan di dalam menentukan figur pemimpin seringkali tidak memperhatikan kondisi para bawahannya. Artinya perusahaan seringkali tidak mengetahui dan peduli akan gaya kepemimpinan seperti apakah yang dibutuhkan oleh bawahannya. Hal ini akan membawa dampak kepada menurunnya semangat kerja, loyalitas, dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja. Gibson, Ivansevich, dan Donelly (1996) menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Robbins (1996) juga menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dinyatakan bahwa kepemimpinan berusaha mengarahkan orang lain dalam bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas guna mencapai tujuan dari pekerjaan yang telah dibebankan oleh organisasi kepada karyawan tersebut. Permasalahan yang terus berkembang dalam fungsi pengarahan adalah mengenai gaya kepemimpinan seperti apakah yang efektif untuk diterapkan oleh

Bab 1 Pendahuluan 7 seorang manajer terhadap bawahannya, sehingga figur pemimpin tersebut dapat mempengaruhi, mengarahkan bawahannya di dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Menurut Koontz, O Donnell, dan Heinz (1996), seorang pemimpin dapat mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi orang lain sebagai bawahannya apabila figur pemimpin tersebut memahami dengan baik segala unsur-unsur kemanusiaan karyawannya. Hal ini berarti bahwa figur pemimpin tidak mengesampingkan unsur-unsur kemanusiaan berupa emosi/perasaan, kepribadian, kelemahan, kelebihan, kebudayaan, kepercayaan/religi dan berbagai macam unsur-unsur lain yang dimiliki oleh karyawannya. Likert (1996) melakukan suatu penelitian mengenai gaya kepemimpinan berdasarkan teori prilaku. Gaya kepemimpinan yang dikemukakan adalah sebagai berikut ini: a. Gaya Eksploitatif-Autoritatif: sangat otokratis, tidak percaya pada bawahan, memotivasi orang melalui rasa takut dan hukuman, jarang memberikan hadiah, berkomunikasi seperlunya, pengambilan keputusan satu arah. b. Gaya Autoritatif-Baik Hati: sedikit percaya pada bawahan, memotivasi dengan imbalan serta hukuman. c. Gaya Konsultatif: memiliki rasa percaya pada bawahan, menghargai pendapat bawahan yang konstruktif, komunikasi dua arah, pengambilan keputusan tertentu diberikan kepada bawahan, bertindak konsultatif.

Bab 1 Pendahuluan 8 d. Gaya Partisipatif: mendelegasikan sepenuhnya wewenang kepada bawahan, pengambilan keputusan tidak terpaku kepada jajaran atas manajemen, pemimpin hanya sebagai simbol. Likert (1996) menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif di dalam mempengaruhi karyawan untuk pencapaian tujuan serta produktivitas adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi karyawan. Sugiyono (2002) memuat kisi-kisi intrumen yang diperlukan untuk mengukur gaya kepemimpinan dengan membagi gaya kepemimpinan berdasarkan tiga jenis antara lain sebagai berikut ini. a. Gaya Direktif: kepemimpinan ini menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh bawahan secara rinci dan dapat dimengerti oleh bawahan. b. Gaya Suportif: kepemimpinan ini berusaha menciptakan hubungan yang dekat dengan bawahan sehingga bawahan dapat dengan mudah menemui pimpinannya apabila mendapat kesulitan dan masalah di dalam bekerja. c. Gaya Partisipatif: kepemimpinan ini merumuskan tujuan secara bersama-sama dengan bawahannya, ikut terlibat di dalam pelaksanaan tugas dengan memberikan contoh cara pengerjaan tugas yang baik kepada bawahan. Ketiga jenis gaya kepemimpinan tersebut di atas, dapat dilaksanakan dengan baik apabila disesuaikan dengan situasi yang dihadapi oleh pemimpin. Blake dan Mouton (1996) membedakan antara gaya kepemimpinan yang mengutamakan produksi (production centered) dengan gaya kepemimpinan yang mengutamakan karyawan (employee centered). Manajer yang mengutamakan produksi sangat ketat mengawasi pekerjaan bawahannya, memotivasi mereka

Bab 1 Pendahuluan 9 dengan hukuman, sedangkan manajer yang mengutamakan karyawan mendorong partisipasi bawahan dalam menetapkan tujuan. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 1.1 Kisi-Kisi Manajerial Blake & Mouton Tinggi B E X A C D Rendah Y Tinggi Sumber: Robbins (1996) Keterangan : X: Perhatian terhadap orang Y: Perhatian terhadap tugas A. Manajemen Miskin: perhatian rendah terhadap orang maupun tugas produksi. B. Manajemen Kekeluargaan: perhatian yang tinggi terhadap orang tetapi rendah terhadap tugas. C. Manajemen Menengah: perhatian yang sedang baik terhadap tugas maupun orang. D. Manajemen Tugas: Perhatian terhadap orang rendah namun tinggi terhadap tugas, bila perlu dengan penerapan hukuman untuk menyelesaikan pekerjaan. E. Manajemen Kelompok: perhatian penuh terhadap orang maupun tugas. Blake dan Mouton (1996) berpendapat bahwa gaya manajemen kelompok adalah tipe gaya kepemimpinan yang paling efektif.

Bab 1 Pendahuluan 10 Berdasarkan pernyataan di atas, menunjukkan bahwa diperlukan suatu gaya kepemimpinan yang tepat dan efektif. Gaya kepemimpinan yang tepat dan efektif dapat memberikan pengaruh kepada karyawan agar berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Hasibuan (1997) menyebutkan bahwa perilaku yang diharapkan oleh perusahaan adalah perilaku yang mencerminkan disiplin kerja di dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Hasibuan (1997) menambahkan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan mendorong timbulnya gairah dan semangat kerja, serta terwujudnya tujuan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder). Nitisemito (1996) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan secara tertulis maupun tidak. Saydam (1996) menyatakan keberadaan disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, karena dalam suasana disiplinlah perusahaan akan dapat melaksanakan program-program kerjanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Disiplin kerja menurut Saydam (1996), akan terlihat dari absensi, keterlambatan kerja, semangat kerja, saling melempar tanggung jawab, ketepatan penyelesaian kerja, supervisi atasan yang baik, serta konflik dengan rekan kerja dan atasan.

Bab 1 Pendahuluan 11 Gambar 1.2 Rerangka Berpikir Penelitian Variabel X Variabel Y Sumber Data Penelitian Keterangan: Variabel X: Gaya Kepemimpinan. Variabel Y: Disiplin Kerja. H: Garis yang menggambarkan hubungan. 1.6 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis. Menurut Nazir (1998), metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, serta ditujukan untuk menguji hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan. Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Rahayu (2005), merupakan teknik pengambilan sampel yang anggota sampelnya ditentukan berdasarkan kriteria sampel tertentu dari populasi. Kriteria sampel yang diambil adalah karyawan pada divisi softline PT. Hypermart yang berjumlah 30 orang. Karyawan tersebut akan diukur berdasarkan variabelvariabel yang telah ditentukan sebelumnya yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X (Gaya Kepemimpinan) akan diukur menggunakan 15 pertanyaan dari

Bab 1 Pendahuluan 12 kuesioner yang dilampirkan oleh Sugiyono (2002). Pengukuran variabel Y menggunakan 15 pertanyaan dari kuesioner yang dikembangkan berdasarkan De Cenzo dan Robbins (1994). Indikator-indikator yang mempengaruhi kedua variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Indikator Skala Gaya Kepemim pinan Variabel X Cara pemimpin menggunakan wewenangnya berdasarkan pada pendekatan situasi. Sugiyono (2002). 1. Kepemimpinan direktif (1, 3, 5, 9). 2. Kepemimpinan suportif (11, 13, 15, 17, 19) 3. Kepemimpinan partisipatif (21, 23, 25, 27, 29) 1. Ordinal. 2. Ordinal. 3. Ordinal. Disiplin Kerja Variabel Y Kondisi di dalam suatu organisasi dimana kelakuan pegawai itu sendiri sesuai dengan peraturan organisasi dan standar dari perilaku yang dapat diterima oleh organisasi. 1. Kehadiran (2, 4) 2. Perilaku dalam pekerjaan (6, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22). 3. Ketidakjujuran (24, 26,28, 30). 1. Ordinal. 2. Ordinal. 3. Ordinal. De Cenzo & Robbins (1994). Sumber Sugiyono, (2002) dan De Cenzo dan Robbins (1994) Hasil dari kuesioner ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman karena variabel gaya kepemimpinan dan disiplin kerja berskala ordinal yang menurut Istijanto (2005), skala ordinal berarti

Bab 1 Pendahuluan 13 pemeringkatan Kedua variabel tersebut masing-masing akan diperingkatkan terlebih dahulu, kemudian dihitung ukuran hubungannya (rs), dengan menggunakan software SPSS versi 12 sehingga akan diperoleh hasil hipotesis. 1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian berlangsung selama bulan Desember 2006 hingga maksimal (paling lambat) bulan Januari tahun 2007. Lokasi penelitian adalah di Jalan Merdeka no 56, Bandung. 1.8 Sistematika Pembahasan Sistematika Pembahasan memberikan gambaran yang lebih jelas dalam penulisan skripsi, penyusunan sistematika dilakukan secara sistematis sebagai berikut ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, rerangka pemikiran dan hipotesis, metodologi penelitian, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang pengertian manajemen sumber daya manusia, fungsi dan tujuan manajemen sumber daya manusia, pengertian kepemimpinan, teori kepemimpinan dan gaya kepemimpinan, pengertian disiplin kerja, bentuk disiplin kerja dan pendisiplinan, indikator disiplin kerja, serta hubungan antara pelaksanaan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja karyawan.

Bab 1 Pendahuluan 14 BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN Bab ini menguraikan secara terinci mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan ruang lingkup kegiatan perusahaan, metode penelitian yang digunakan, operasional variabel, uji validitas serta uji reliabilitas variabel penelitian. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini memberikan gambaran umum tentang responden, melakukan pengukuran tingkat korelasi antara variabel gaya kepemimpinan dan disiplin kerja karyawan. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN Bab ini merupakan penutup yang menyajikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta saran-saran untuk usaha perbaikan atas permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.