PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL. Bachtiar Khoironi Wibowo, Arvie Narayana, Abdul Kadir *), Dwi Kurniani *)

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL

PERENCANAAN BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO. Claudia Ratna KD, Dwiarta A Lubis Sutarto Edhisono, Hary Budieni

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN EMBUNG CABEAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

ABSTRAK Faris Afif.O,

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

PERENCANAAN EMBUNG SIDOMULIH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

PERENCANAAN LONG STORAGE KEMALANG KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

PERENCANAAN BENDUNGAN SALAK KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA. Aprilia Cheni Hermawati 1, Arinda Puspitaningtyas 1 Suseno Darsono 2, Sugiyanto 3

PERENCANAAN BENDUNG DAMAR KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

PERENCANAAN BENDUNGAN MATENGGENG DI KABUPATEN CILACAP. Frangky A Pangaribuan, Bernard Septian, Sri Sangkawati *), Sutarto Edhisono *)

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

PERENCANAAN EMBUNG TAMBAKROMO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BAKU. Mushafa Fahmi, Fandy Halim Pranoto Samto Atmojo, Sriyana

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

I. PENDAHULUAN. Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku

PERENCANAAN BENDUNG PROGOPISTAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH. Herdi Janitra, Irzal Lathanza, Suharyanto *), Hary Budieny *)

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN BENDUNG CIKAWUNG PADA DAERAH NON-CEKUNGAN AIR TANAH DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

PERENCANAAN BENDUNGANTUGU KABUPATEN TRENGGALEK. Tedy Wibowo, Rizki D Putro, Sri Sangkawati *), Hari Nugroho *)

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

PERANCANGAN WADUK MUNDINGAN DI KOTA SEMARANG

EVALUASI FUNGSI BENDUNG DAN PERENCANAAN KEMBALI BENDUNG KATULAMPA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

PERENCANAAN GROUND SILL DI SUNGAI SENJOYO KABUPATEN SEMARANG

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA

PERENCANAAN BENDUNG PROGO JUMO,SUNGAI PROGO KABUPATEN TEMANGGUNG. Bhre Brahmasta I, Lintang Jata A Sri Eko Wahyuni, Dwi Kurniani

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis data dan perencanaan Instalasi Pengolahan Air

Feasibility Study Pembangunan Embung Taman Sari dan Sumber Blimbing, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi

PERENCANAAN BENDUNGAN BENDO PONOROGO

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

PERENCANAAN CHECK DAM SUNGAI GLUGU KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH

DESAIN BENDUNG LANANG DI KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH. Rizky Herdianto Singgih, Ryan Hermawan Nasrudin Robert J. Kodoatie, Sutarto Edhisono *)

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

PERENCANAAN STRUKTUR BENDUNGAN BANDUNGHARJO DESA BANDUNGHARJO - KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

NERACA AIR WADUK SUNGAI PAKU TERHADAP KEBUTUHAN AIR BAKU BAGI MASYARAKAT Water Balance of Paku River Reservoir to Standart Water Needs for the People

PERENCANAAN CHECK DAMSUNGAI LEBUGINI KABUPATENKUDUS, JAWA TENGAH. Fikri Amirullah, Raditya Nalendro, Sri Eko Wahyuni *), Salamun *)

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

PERENCANAAN EMBUNG MAMBULU BARAT KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

REDESAIN WADUK KLAMPIS KECAMATAN KEDUNGDUNG KABUPATEN SAMPANG SEBAGAI BANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA AIR

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

PERENCANAAN BENDUNGAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA, JAWA BARAT. Kalih Amanis Shofa, Muhammad Qorib Hidayat Sri Eko Wahyuni *), Suseno Darsono

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NORMALISASI SUNGAI KERUH DAN TEKNIK NILAI JEMBATAN PLOMPONG, KABUPATEN BREBES

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

PERENCANAAN DETAIL EMBUNG UNDIP SEBAGAI PENGENDALI BANJIR PADA BANJIR KANAL TIMUR

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN EMBUNG KENDO KECAMATAN RASANAE TIMUR KABUPATEN BIMA NTB

PERENCANAAN EMBUNG KERSULO KABUPATEN PATI JAWA TENGAH

INFRASTRUKTUR KETELITIAN METODE EMPIRIS UNTUK MENGHITUNG DEBIT BANJIR RANCANGAN DI DAS BANGGA

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

KAJIAN PENGENDALIAN EROSI PADA SUNGAI PEDES KABUPATEN BREBES

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA PENENTUAN LOKASI EMBUNG

ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN WADUK SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR ABSTRACT

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

PERENCANAAN EMBUNG ROBATAL KABUPATEN SAMPANG

BAB III METODA ANALISIS

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN I-1

EVALUASI DAN PERENCANAAN KEMBALI BENDUNG SAPON. Dyah Wahyu Apriani, Fajar Nugroho Utomo Sri Eko Wahyuni, Siti Hardiyati *)

KAJIAN SEDIMENTASI RENCANA BANGUNAN PENAHAN SEDIMEN SUNGAI KAPUR KECIL

STUDI PERENCANAAN OPERASI WADUK BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT

OPTIMALISASI SUNGAI WISA DAN SUNGAI KANAL SEBAGAI PENGENDALI BANJIR DI KAWASAN KOTA JEPARA

PERENCANAAN BENDUNGAN BENDO PONOROGO

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 685 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 685 694 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Embung Semar yang terletak di Desa Mlatirejo, Kabupaten Rembang dibangun di Sungai Serojeh dengan luas daerah aliran sungai 10,62 km 2. Embung Semar berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku dan kebutuhan air irigasi. Embung Semar didesain dengan kapasitas genangan air sebesar 240.449 m 3 pada elevasi +67. Volume tampungan efektif Embung Semar sebesar 137.384 m 3 mampu melayani kebutuhan air baku dan air irigasi masing masing sebesar 0,002 m 3 /detik dan 0,08 m 3 /detik. Bangunan pelimpah yang didesain mampu mereduksi debit banjir rencana periode ulang 50 tahunan sebesar 121,091 m 3 /detik menjadi 43,47 m 3 /detik. Desain tubuh embung direncanakan menggunakan urugan tanah homogen dengan tinggi 15 meter dan panjang 158 meter. Rencana waktu pelaksanaan proyek adalah 28 minggu dengan rencana anggaran biaya sebesar Rp 8.469.864.600,00. kata kunci : embung semar, desa mlatirejo, irigasi ABSTRACT Semar small dam which is located in Mlatirejo village of Rembang Regency is built on Serojeh River with 10.62 km 2 of watershed.. The function of Semar small dam is to fill the needs of raw water and irrigation water requirement. Semar small dam was is designed with 240.449 m 3 of water capacity in +67 elevations. The effective volume of Semar small dam is 137.385 m 3 which provides the needs of raw water and irrigation of them are 0.002 m 3 /sec and 0.08 m 3 /sec. This spillway is designed to reduce the flood of reissue 50 years period of 121.091 m 3 /sec into 43.47m 3 /sec. The small dam was a homogeneous soil with its 15 meter in height and 158 meter in length. This project implementation is scheduled for 28 weeks with a budget plan of Rp 8.469.864.600,00. keywords: semar small dam, mlatirejo village, irrigation PENDAHULUAN Desa Mlatirejo yang teletak di Kabupaten Rembang merupakan salah satu dari sekian banyak desa yang mengalami kesulitan air baku dan air irigasi. Hal ini umumnya terjadi pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan air sangat melimpah, karena Desa *) Penulis Penanggung Jawab 685

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 686 Mlatirejo memiliki tingkat curah hujan yang tinggi. Pembangunan Embung merupakan salah satu solusi yang dapat diaplikasikan di Desa Mlatirejo, yang berfungsi menampung air pada musim hujan dan dapat dimanfaatkan pada musim kemarau untuk kebutuhan air baku dan kebutuhan air irigasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hidrologi Analisis hidrologi adalah bentuk analisa dan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik hidrologi yang ada pada daerah tertentu, perhitungan digunakan untuk memperkirakan curah hujan, debit air banjir, kebutuhan air dan ketersediaan yang akan digunakan sebagai dasar analisis selanjutnya dalam perencanaan konstruksi bangunan air. Analisis Curah Hujan Rata-rata Perhitungan curah hujan rencana menggunakan data curah hujan maksimum harian tiap tahun dengan memilih nilai terbesar dari data curah hujan harian pada masing-masing stasiun hujan tiap tahun. Curah hujan harian maksimum tiap tahun tersebut kemudian ditinjau pada stasiun lain di daerah aliran sungai yang sama pada waktu / tanggal yang sama, data-data tersebut kemudian digunakan untuk menentukan besarnya curah hujan maksimum harian. Perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode Rata-rata Aljabar diperoleh dari tiga stasiun yaitu Stasiun Sumber, Stasiun Bulu, dan Stasiun Greneng dengan luas DAS 10,62 km 2. Jenis sebaran yang dipilih adalah log pearson III dengan nilai sebaran sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Log Pearson III Periode Ulang Faktor K K.Sd Log R = Log X + K.Sd R (mm) 10 1,339 0,424 1,748 56,027 25 2,123 0,673 1,997 99,294 50 2,697 0,855 2,179 150,946 100 3,257 1,032 2,356 227,242 200 3,809 1,207 2,532 340,024 Perhitungan Debit Andalan Debit andalan merupakan debit yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air. Perhitungan ini menggunakan cara analisis water balance dari Dr. F.J Mock berdasarkan data curah hujan bulanan. Debit andalan yang akan digunakan adalah debit andalan dengan kemungkinan tidak terpenuhi sebesar 20% atau kemungkinan terpenuhi sebesar 80%. Dari data curah hujan bulanan, kemudian dicari debit andalan dengan kemungkinan tidak terpenuhi sebesar 20%. Dari hasil perhitungan kami, debit andalan diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar, kemudian yang digunakan untuk perhitungan neraca air adalah data debit andalan pada ranking ke-4 sebagaimana disajikan pada tabel 4.32. Ranking tersebut didapat dengan persamaan : 12 m n 1 1 3,4 4 5 5 686

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 687 Dengan : m = ranking n = jumlah data Tabel 2. Penentuan Debit Andalan Debit Andalan (m3/detik) No Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 1 0,16 0,36 0,57 0,28 0,19 0,06 0,04 0,02 0,01 0,01 0,03 0,22 2 0,33 0,57 0,58 0,39 0,25 0,07 0,04 0,03 0,02 0,01 0,29 0,37 3 0,57 0,6 0,63 0,4 0,28 0,08 0,04 0,03 0,02 0,05 0,3 0,42 4 0,61 0,66 0,65 0,52 0,3 0,12 0,06 0,03 0,02 0,05 0,39 0,48 5 0,62 0,72 0,66 0,58 0,31 0,12 0,07 0,04 0,02 0,16 0,44 0,56 6 0,64 0,78 0,7 0,6 0,35 0,15 0,08 0,04 0,03 0,2 0,47 0,59 7 0,7 0,82 0,71 0,65 0,37 0,16 0,09 0,04 0,06 0,25 0,51 0,61 8 0,83 0,82 0,72 0,69 0,41 0,21 0,12 0,05 0,06 0,26 0,53 0,76 9 0,84 0,83 0,79 0,82 0,45 0,27 0,13 0,07 0,07 0,56 0,58 0,82 10 0,85 0,84 0,81 0,84 0,52 0,42 0,14 0,07 0,12 0,64 0,59 0,85 11 0,91 0,94 0,82 0,86 0,56 0,42 0,18 0,09 0,16 0,72 0,75 0,87 12 0,95 0,94 0,83 0,89 0,57 0,6 0,55 0,34 0,77 0,87 0,82 0,9 Analisis Kebutuhan Air Kebutuhan air yang akan dilayani Embung Semar terdiri dari kebutuhan air baku dan air irigasi. Berdasarkan letak dibangunnya Embung Semar yang berada di Desa Mlatirejo Kabupaten Rembang dan jumlah penduduk < 20.000 jiwa, maka kami mengasumsikan dari hasil perhitungan kami untuk jumlah kebutuhan air baku sebesar 4155,84 m 3 /bulan. Kebutuhan air irigasi yang dapat dilayani Embung Semar dari ketersediaan air yang ada menurut perhitungan kami seluas 45 Ha dengan kebutuhan air maksimum 0,08 m 3 /detik. Perhitungan Volume Tampungan Embung Untuk mencari volume tampungan dari kondisi topografi eksisting, dapat dicari melalui luas permukaan genangan air waduk yang dibatasi garis kontur. Dari hasil perhitungan volume tampungan embung tiap elevasi kemudian diakumulasi dan dibuat grafik hubungan antara elevasi kontur dengan luas area dan grafik hubungan antara elevasi kontur dengan volume embung. Persamaan pendekatan yang digunakan untuk menentukan volume genangan yaitu : V x 1 Z 3 x F y F x F y F Di mana : V x = volume pada kontur (m 3 ). Z = beda tinggi antar kontur (m). F y = luas pada kontur Y (m 2 ). F x = luas pada kontur X (m 2 ). x 687

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 688 CATATAN Gambar 1. Kondisi Topografi pada Tampungan Embung Tabel 3. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Elevasi Tampungan (m) Luas Permukaan (m²) Volume Storage (m³) 55 0 0 56 520,47 173,49 57 2.353,47 1.500,39 58 4.733,94 4.975,47 59 8.180,06 11.354,42 60 12.610,44 21.670,09 61 18.793,84 37.269,76 62 24.545,44 58.875,51 63 29.338,52 85.781,89 64 33.813,27 117.331,33 65 38.741,08 153.580,59 66 43.361,41 194.610,15 67 48.361,82 240.449,03 68 53.578,17 291.396,76 69 58.995,80 347.662,01 688

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 689 48.361,82 Gambar 2. Grafik Hubungan Elevasi, Luas, dan Volume Daerah Tampungan Berdasarkan grafik hubungan elevasi, luas, dan volume tampungan pada gambar 2, maka volume tampungan bendungan yang direncanakan sebesar 240.449,03 m 3 yaitu pada elevasi +67. Karena syarat minimum untuk ketinggian mercu embung adalah maksimal 15 meter, jadi diambil ketinggian 12 meter agar masih ada sisa untuk menanggulangi ketinggian muka air banjir dan tinggi jagaan. a. Tampungan mati (dead storage) merupakan tampungan untuk sedimen yang diendapkan selama 1 tahun. b. Tampungan efektif (effective storage), merupakan tampungan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi. Diketahui : Volume tampungan embung ketinggian + 67 m = 240.449,03 m 3 Volume sedimen = 60.112,26 m 3 Volume evaporasi (Ve) = 43.003,41 m 3 Volume air efektif = Vt +67 Ve Vs = 240.449,03 43.003,41 60.112,26 = 137.384,36 m 3 Gambar 3. Tinggi Tampungan Embung. 689

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 690 Neraca Air Hasil perhitungan yang kami peroleh, dapat dilihat bahwa potensi air yang ada jumlahnya besar sedangkan luas genangan yang ada didaerah tersebut kecil, sehingga kebutuhan air yang akan dilayani Embung Semar terdiri dari kebutuhan air baku dan irigasi menyesuaikan jumlah kapasitas tampungan yang ada. Embung Semar direncanakan akan beroperasi setelah tampungan embung tersebut penuh seperti terlihat pada tabel 4 dan grafik pada gambar 4 berikut : Bulan Hari Tabel 4. Perhitungan Neraca Air Inflow Kebutuhan Air Yang Surflus (+) Total Storage Debit Air baku Resapan Irigasi Tersedia Defisit (-) Spill Out 1 2 3 4=3*2*24*3600 5 6 7 8=5+6+7 9=10+4 10 11=9-8 12=11-10 m 3 /dt m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 Jun 31 0,12 304.083 4.156 1.145 62.041 67.342 441.467 137.384 374.125 236.741 Jul 28 0,06 151.698 4.156 1.145 70.682 75.983 289.082 137.384 213.099 75.715 Agust 31 0,03 88.922 4.156 1.145 145.114 150.415 226.306 137.384 75.892 0 Sep 30 0,02 54.506 4.156 1.145 108.192 113.493 130.398 75.892 16.905 0 Okt 31 0,05 138.719 4.156 1.145 145.289 150.589 155.624 16.905 5.034 0 Nop 30 0,39 1.001.059 4.156 1.145 207.629 212.929 1.006.094 5.034 793.164 788.130 Des 31 0,48 1.286.949 4.156 1.145 205.622 210.923 1.424.333 137.384 1.213.410 1.076.026 Jan 31 0,61 1.643.743 4.156 1.145 84.729 90.030 1.781.127 137.384 1.691.098 1.553.714 Feb 30 0,66 1.585.258 4.156 1.145 130.685 135.986 1.722.642 137.384 1.586.656 1.449.272 Mar 31 0,65 1.728.854 4.156 1.145 152.790 158.090 1.866.238 137.384 1.708.148 1.570.764 Apr 30 0,52 1.353.333 4.156 1.145 196.710 202.010 1.490.717 137.384 1.288.707 1.151.323 Mei 31 0,3 805.879 4.156 1.145 135.484 140.785 943.263 137.384 802.479 665.095 Analisis Debit Banjir Rencana Gambar 4. Grafik Neraca Air Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh debit banjir rencana untuk metode-metode dan periode ulang tertentu adalah sebagai berikut : 690

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 691 Tabel 5. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Periode Ulang Metode perhitungan Q (m 3 /det) (tahun) Rasional Haspers FSR JS HSS-Gama 1 Passing Capacity 10 23,238 44,946 2,913 9,96 25 41,184 79,655 17,783 26,09 50 62,607 121,091 57,944 45,79 119,847 100 94,252 182,296 187,333 74,9 200 141,03 272,772 501,815 117,91 Untuk menentukan debit banjir rencana digunakan passing capacity sebagai parameter acuan. Berdasarkan pertimbangan keamanan dan efisiensi serta ketidakpastian besarnya debit banjir yang terjadi di daerah tersebut, maka antara metode Haspers, Rasional, FSR Jawa-Sumatera, dan HSS Gama 1 debit rencana yang digunakan berdasarkan perhitungan Metode Haspers. Dari metode tersebut, debit banjir rencana ditentukan Q50 sebesar 121,091 m 3 /detik. Konstruksi Embung Tubuh embung direncanakan menggunakan urugan homogen dengan kemiringan lereng (vertikal:horizontal) sebelah hulu 1 : 3 dan sebelah hilir 1 : 2.25. Tinggi embung direncanakan sebesar 15 meter, lebar puncak embung 6 meter, dan panjang embung 158,37 meter. Bangunan Pelimpah Gambar 5. Tinggi Tampungan Embung Bangunan pelimpah Embung Semar kami rencanakan menggunakan tipe ogee dengan hulu tegak dan lebar 15 meter dengan debit outflow 43,47 m 3 /det mampu mereduksi debit banjir rencana periode ulang 50 tahunan sebesar 121,091 m 3 /det. Bangunan pelengkap lainnya yaitu saluran transisi menurut keadaan topografi pada daerah tersebut kami rencanakan dengan panjang 12 meter, saluran peluncur dengan panjang 32,62 meter dan kolam olak USBR Tipe II dengan panjang kolam olak 11,07 meter, jumlah gigi pemancar sebanyak 5 buah. 691

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 692 Bangunan Pengambilan Gambar 6. Tampak Memanjang Saluran Pelimpah Bangunan penyadap dalam perencanaan ini dipakai tipe penyadap menara, hasil sadapan kemudian dialirkan ke hilir sungai sesuai dengan kapasitas debit yang akan dilayani untuk kebutuhan air baku dan air irigasi pada daerah tersebut. Pintu pengambilan kami rencanakan dengan ukuraan 0,5 m x 0,5 m dengan Dimensi pipa pengambilan kami rencanakan dengan diameter 0,5 m. Gambar 7. Tampak Melintang Bangunan Pengambilan Gambar 8. Detail Pintu dan Pipa Pengambilan 692

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 693 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Pelaksanaan Proyek Rencana anggaran biaya menggunakan perhitungan volume unit price dengan nilai konstruksi Rp. 8.469.864.600,00. Jadual pelaksanaan menggunakan metode NWP dengan rencana waktu pelaksanaan Pembangunan Embung Semar adalah selama 28 minggu. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil perhitungan yang kami peroleh yaitu potensi air yang ada jumlahnya besar sedangkan luas genangan yang ada didaerah tersebut kecil, sehingga kebutuhan air yang akan dilayani Embung Semar terdiri dari kebutuhan air baku dan irigasi menyesuaikan jumlah kapasitas tampungan yang ada sebesar 137.384 m 3 pada elevasi + 67 m. 2. Perhitungan analisis water balance dengan kapasitas tampungan yang disediakan mampu melayani kebutuhan air baku dan kebutuhan air irigasi masing masing sebesar 0,002 m 3 /detik dan 0,08 m 3 /detik. 3. Bangunan pelimpah yang didesain mampu mereduksi debit banjir rencana periode ulang 50 tahunan sebesar 121,091 m 3 /detik menjadi 43,47 m 3 /detik. 4. Material urugan tanah untuk tubuh embung diambil dari tanah di sekitar Sungai Serojeh. SARAN 1. Dalam menjaga ketersediaan air saat musim kemarau dan penghujan di daerah Embung Semar, perlu diadakan konservasi lahan di daerah aliran Sungai Serojeh. 2. Diharapkan nantinya perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi konstruksi agar kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat. DAFTAR PUSTAKA Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Harga Satuan Pekerjaan Bahan dan Upah. Semarang: Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan Gedung. Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Standar Perencanaan Bangunan Air. Direktorat Jenderal Pengairan. 1986. Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi. Bandung: Galang Persada. Loebis, L. 1984. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga. Soewarno. 1995. Hidrologi Untuk Teknik. Bandung: Nova. Soewarno. 1995. Hidrologi Jilid 1. Bandung: Nova. Soewarno. 1995. Hidrologi Jilid 2. Bandung: Nova. Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Bandung: Nova Sosrodarsono, S. and Takeda, K. 1984. Bendungan Type Urugan. Jakarta: Pradnya Paramita. Sosrodarsono, S. 2002. Bendungan Type Urugan. Jakarta: Pradnya Paramita 693

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 694 Sudibyo. 1993. Teknik Bendungan. Jakarta: Pradnya Paramita. US Army Corps of Engineering, Hidrologic Engineering Center. 2001. Hidrologic Modelling System HEC-HMS. Technical Reference. Wesley, L.D. 1975. Mekanika Tanah. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum. Wahyuni, S. E. 2013. Diktat Kuliah Hidrologi. Semarang. United States Departement of Interior Bureau of Reclamation. 1974. Design of Small Dam. New Delhi: Oxford & IBH Publishing Co. 694