MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur)

dokumen-dokumen yang mirip
Model Pengembangan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Percepatan Ekonomi Pulau Studi Kasus : Pulau Bawean

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

Model Pengembangan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Percepatan Ekonomi Pulau (Studi Kasus : Pulau Bawean)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar belakang Rumusan Masalah... 6

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

RINGKASAN ANALISIS RINGKASAN HASIL ANALISIS SHIFT SHARE ANALISIS LQ PS DS PB

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANGLOK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN SAMPANG TUGAS AKHIR (TKP 481)

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

PENGARUH PELABUHAN TANJUNG TEMBAGA TERHADAP PEREKONOMIAN KAWASAN HINTERLAND

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

ANALISA INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN WAROPEN

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

KATA PENGANTAR. skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

BAB III METODE PENELITIAN

Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SIDOARJO (Sebelum dan Sesudah Terjadi Semburan Lumpur Lapindo) SKRIPSI

Lampiran 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (Jutaan Rupiah)

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR (KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN NGAWI, DAN KABUPATEN TRENGGALEK) SKRIPSI

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

Keywords : transformation economic structure,base sectors,shift share,lq,mrp, Overlay

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

III. METODELOGI PENELITIAN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

TESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

IDENTIFIKASI SEKTOR SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN BATANGHARI

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh

TUGAS AKHIR Analisa Penentuan Alat Bongkar Muat Kapal dan Unitisasi Muatan untuk Meningkatkan Kinerja Operasional Kapal : Studi Kasus Cement Bag

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIDOARJO DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA

Transkripsi:

UJIAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN BIDANG STUDI TRANSPORTASI LAUT DAN LOGISTIK MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur) Oleh Wahyu Putra Gantara 4104 100 061 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kondisi daerah Pantai Selatan Jawa Timur yang kurang berkembang. Sarana transportasi yang kurang memadai PERUMUSAN MASALAH Penentuan sektor unggulan di tiap tiap kabupaten Jawa Timur Selatan Penentuan dimensi panjang dermaga optimal di daerah Pantai Selatan Jawa Timur BATASAN MASALAH Penelitian tidak menghitung infrastruktur. Penelitian tidak menyusun RTRW. Daerah untuk perhitungan adalah 8 kabupaten di Jawa Timur Selatan yaitu Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, jember dan Banyuwangi Istilah ekspor yang digunakan dalam tugas akhir ini bukan berarti harus menjual ke luar negeri melainkan ke luar daerah.

TUJUAN PENELITIAN 1.Mengetahui sektor potensial di tiap kabupaten 2.Menentukan dimensi panjang dermaga optimal di daerah Pantai Selatan Jawa Timur MANFAAT PENELITIAN 1. Mengetahui sektor unggulan di tiap tiap kabupaten Jawa Timur Selatan yang berpotensi 2. Memberi sebuah gambaran dimensi panjang dermaga yang ideal di daerah Pantai Selatan Jawa Timur

TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan wilayah merupakan kenaikan seluruh nilai tambah atau output perkapita dalam jangka panjang yang terjadi diseluruh suatu wilayah

Teori Pertumbuhan Wilayah Teori Penjelasan Ekonomi Klasik Teori Neoklasik Schumpeter Harrod Domar Teori Basis Ekspor Tersedianya fasilitas pendukung pada industri suatu wilayah sehingga tercapai penghematan eksternal. melihatnya dari sisi supply, jangka pajang, ekonomi selalu dalam keadaan full employment. Memandang bahwa jumlah output (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian ditentukan oleh ketersediaan dan jumlah faktor produksi (modal dan tenaga kerja) yang digunakan. Wiraswasta sebagai inovasi untuk mengadakan kombinasi baru bagi faktor produksi Pertumbuhan ekonomi mau berkembang dengan mantap {Steady Growth) tidak hanya melihat dari sisi permintaan dan penawaran saja, tetapi dari keduanya baik permintaan dan penawaran harus berinteraksi. Dari sisi penawaran akan terbentuk pertumbuhan dengan adanya pembentukan modal. Sektor produksi atau jenis pekerjaan yang terdapat di dalam suatu wilayah terdiri atas sektor basis dan nonbasis.

Teori Basis Ekonomi Location Quotient Sumber : (Azis, 1993) Teori Basis Ekspor Sumber : (Idham, 2001) Metode Shift Share : 1. Differential shift : D j = Y ijt (Y it / Y o ) Y ijo 2. Proportional shift : P j = ((Y it / Y io ) (Y t / Y o ))Y ijo 3. Regional share : N ij = Y ijo (Y t / Y o ) Y ijo

BOR Perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu periode (bulan / tahun) yang dinyatakan dalam persentase

Panjang Dermaga

METODOLOGI PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah Survey data dan lapangan Studi Literatur Teori Pengembangan Wilayah Teori Basis Ekspor Differential Shift Perhitungan LQ PDRB Analisa Shift Share Proportionally Shift Regional Share Potensi sektor potensial PELABUHAN Panjang Dermaga Draft pelabuhan BOR GT, DWT. LOA Jumlah Kunjungan Kapal Kecepatan B / M Biaya Pelabuhan PELAYARAN Jarak dan waktu tempuh Biaya kapal è TC = f{fc,vc} TC = FC + VC Biaya transportasi ècij = f {Rij,t} Cij = Rij * t Kinerja pelabuhan Tidak BOR > 70% Ya

Location Quotient Analisa dan Pembahasan LQ Kabupaten Pacitan : LQ = (467.056,47/41.354.488.14) /(1.090.116,15/218.452.389.09) = 2.26 LQ rata rata pertahun: (2.26 + 2.27 + 2.26 + 2.24 + 2.23 + 2.24) / 6 = 2.25

Perhitungan Nilai LQ Rata - rata

Perhitungan Nilai Ekspor Sektor Basis perhitungan sektor pertanian di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : Nilai LQ pada tahun 2002 = 2.61 NTB tahun 2002 = 316.384,57 Maka, nilai = [(2.61 1) / 2.61] x 316.384,57 = 195334.33 Nilai rata-rata sektor pertanian dari tahun 2002 2007 adalah : (195334.33 + 196158.92 + 197539.05 + 197851.92 + 198652.40 + 198880.30) / 6 = 197402.82

Perhitungan Nilai Ekspor Sektor Basis (dalam Juta Rp)

Metode Shift Share : 1. Differential shift : D j = Y ijt (Y it / Y o )Y ijo Perhitungan D-Shift sektor pertanian Kabupaten Pacitan : Y ijt = 476.660,53 Y ijo = 467.056,47 Y it = 42.143.437,26 Y o = 41.354.488,14 Sehingga untuk nilai D j = 476.660,53 [(42.143.437,26 / 41.354.488,14) x 467.056,47] = 693.71 Nilai rata rata dari periode 2002 2003 sampai periode 2006 2007 adalah : (693.71 + (-535.22) + (-4389.67) + (-2911.36) + (2337.57)) / 5 = - 960.99

Hasil perhitungan D-Shift (D j ) atau Differential Shift Rata - Rata

2. Proportional shift : P j = ((Y it / Y io ) (Y t / Y o ))Y ijo Perhitungan P-Shift sektor pertanian Kabupaten Pacitan : Y it = 42.143.437,26 Y io = 41.354.488,14 Y t = 228.884.458,54 Y o = 218.452.389,09 Y ijo = 467.056,47 Sehingga untuk nilai P j = [(42.143.437,26 / 41.354.488,14 )- (228.884.458,54/ 218.452.389,09)] x 467.056,47 = -133393.67 Nilai rata rata dari periode 2002 2003 sampai periode 2006 2007 adalah : (-133393.67 + (-9325.20) + (-7906.17) + (-3912.98) + (- 8500.28)) / 5 = - 8607.66

Hasil perhitungan P-Shift (P j ) atau Proportionality Shift Rata - Rata

3. Regional share : N ij = Y ijo (Y t / Y o ) Y ijo Maka besarnya nilai Nij sektor pertanian Kabupaten pacitan periode 2002 2003 adalah sebagai berikut : N ij = 467.056,47 (228.884.458,54 / 218.452.389,09) 467.056,47 = 22.304,22 Nilai rata rata sektor pertanian dari periode 2002 2003 sampai periode 2006 2007 adalah : (22.304,22 + 22.762,65 + 23.378,79 + 23.908,05 + 24.723,87) / 5 = 23.415,48

Hasil Perhitungan Regional Share (N ij ) Rata - Rata

Nilai Perhitungan Besar PDRB Nilai perhitungan besar PDRB G ij = 476.660,53 467.056,47 = 9.604,06 Nilai rata rata dari periode 2002 2003 sampai periode 2006 2007 adalah : ( 9.604,06 + 12.902,23 + 11.082,95 + 17.083,71 +18.561,16) / 5 = 13.846,82

Hasil Perhitungan Pertumbuhan Aktual ( Gij ) Rata - Rata

Tipe Tipologi Sektor Berdasarkan Analisis LQ, D-Shift dan P-Shift

Hasil Analisis Tipologi Sektor Berdasarkan Analisis LQ, D-Shift dan P-Shift Kabupaten Pacitan Klasifikasi Sektor Berdasarkan Analisa LQ dan D-Shift

Klasifikasi Sektor Berdasarkan Analisis LQ dan R- Share Regional Share Klasifikasi Sektor Berdasarkan Analisa LQ dan R - Share

Analisa Location Quotient dan Regional Share

Pemilihan Sektor Potensial di Kabupaten di Pacitan Sektor Potensial Kabupaten Pacitan Berdasarkan Location Quotient, Differential Shift dan Proportional Shift

Sektor potensial Kabupaten Pacitan Berdasarkan Analisa Location Quotient dan Regional Share Dari analisis yaitu LQ kombinasi D-Shift, P-Shift dan R-Share di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Pacitan terdapat 5 sektor potensial yaitu : Sektor Pertambangan Sektor Konstruksi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Sektor Jasa jasa Sektor Pertanian

Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Wangi

Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tanjung Wangi

Data Rata-rata Muatan per kapal B/M Pelabuhan Tanjung Wangi per tahun

Perhitungan DWT Untuk memperoleh perhitungan DWT yaitu dengan cara perkalian antara total rata rata muatan perkapal 1,239.30 ton dikalikan dengan 0.8 sehingga diperoleh hasil DWT = 991.44 ton. Selanjutnya dicari kapal pembanding yang memiliki harga DWTnya 20% lebih kecil sampai 30% lebih besar dan diperoleh hasil data kapal pembanding

Data Kapal Pembanding

Total Biaya Pelabuhan Pemilihan Armada

Total Biaya Pelabuhan

Total Biaya Transportasi

Batasan Panjang Kapal Terhadap Panjang Dermaga

Batasan Sarat Kapal Terhadap Kedalaman Pelabuhan

Biaya Angkut per Ton Minimum

Perhitungan BOR

Perhitungan Panjang Dermaga Ldermaga = ( 1007 + 5 ) x 3835.2/ (85.57% x 24 x 330) = 573 m

Kesimpulan Dari analisa yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sektor unggulan di tiap kabupaten Jawa Timur Selatan berdasarkan analisa Location Quotient dan Shift Share adalah : Kabupaten Pacitan adalah Sektor Konstruksi, Pertambangan, Jasajasa, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Pertanian. Kabupaten Trenggalek adalah Sektor Pertambangan, Pertanian dan Jasa-jasa. Kabupaten Tulungagung adalah Sektor Pertambangan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Pertanian dan Jasa.

Kabupaten Blitar adalah Sektor Pertambangan, Jasa-jasa, Pertanian dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Kabupaten Malang adalah Sektor Pertambangan, Pertanian dan Jasajasa. Kabupaten Lumajang adalah Sektor Pertambangan, Pertanian, Jasajasa dan Konstruksi. Kabupaten Jember adalah Sektor Pertanian, Jasa-jasa, Pertambangan dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Kabupaten Banyuwangi adalah Pertanian, Pertambangan dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. 2. Armada kapal yang digunakan adalah kapal dengan DWT 1050 ton dengan biaya transportasi distribusi muatan ekspor dari Pelabuhan Tanjung Wangi ke Benoa yang paling minimum adalah Rp 16.350.021 dengan biaya angkut per ton yang paling minimum sebesar Rp 15.571. 3. Panjang dermaga yang dibutuhkan dengan BOR sebesar 85.57% dengan menggunakan data kapal pembanding adalah 573 m

Saran Menyiapkan konsep perencanaan dalam upaya persiapan pengelolaan sektor sektor potensial di tiap kabupaten untuk dikembangkan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat segera tercipta di Jawa Timur Selatan

Terima Kasih