BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN GEDUNG APARTEMEN MALIOBORO CITY YOGYAKARTA (TOWER B) terpisah dari kesatuan dengan keseluruhan struktur dengan dilatasi.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

UJI KONSOLIDASI CONSTANT RATE OF STRAIN DENGAN BACK PRESSURE PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BATUNUNGGAL (BANDUNG SELATAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung


PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.2 ANALISA TOPOGRAFI

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

PENGARUH DRYING TERHADAP KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG HALUS JENUH

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk,

METODE PEKERJAAN BORE PILE

d. Apa Yang Jawaban : pembebanan keamanan. KEPADATAN Φ( o ) Dr (%) RELATIF TANAH

[BAB II DATA PROYEK] Proyek pembangunan Gedung KCU BCA Bintaro Tangerang Selatan 2015 BAB II DATA PROYEK. Gambar 2.1 Peta Lokasi Pekerjaan II 1

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

TUGAS AKHIR ANALISA PEMILIHAN DESAIN PONDASI PADA TANAH EKSPANSIF UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK DI CIBITUNG

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

BAB III METODOLOGI 3.2. Metode Pengumpulan Data Data Primer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE

BAB I PENDAHULUAN. pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK (GEOTECHNICAL INVESTIGATION)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

Transkripsi:

BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : 1. Diskusi di lapangan (dengan pembimbing, pelaksana, mandor dan pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan, 2. Mengamati secara langsung proses di lapangan, 3. Membandingkan antara teori yang diterima di bangku kuliah dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap pelaksanaan pekerjaan ada bagian-bagian yang saling berkaitan sehingga harus dikerjakan secara berurutan, akan tetapi selain itu ada pula yang dapat dimulai pada waktu bersamaan. Karena itu waktu pelaksanaan, rangkaian pelaksanaan, dan waktu/durasi harus diatur sedemikian rupa agar proyek dapat selesai dengan waktu yang ditetapkan. Pengamatan yang kami lakukan terfokus pada pekerjaan struktur bawah. 5.2 Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan pengukuran merupakan awal dari pekerjaan pembangunan. Hampir semua pekerjaan membutuhkan data dari seorang surveyor, sehingga diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam pengukuran. Pekerjaan pengukuran meliputi : V 1

5.2.1 Marking ROW Pekerjaan marking ini bertujuan untuk menentukan batas area kerja proyek, sehingga tim teknik bisa mendesain gambar kerja yang akan di proses. 5.2.2 Poligon Pengukuran poligon merupakan metode pemetaan tanah untuk menentukan posisi horizontal dan titik titik koordinat. Karena pengukuran ini digunakan dalam pengukuran jalan, maka pengukuran yang di gunakan ialah poligon terbuka. Dimana tidak terdapat sudut dalam dalam pengukuran dan pengukuran titik akhir tidak akan bertemu dengan titik awal. Tujuan dari dilakukannya pengukuran ini ialah untuk mendapatkan data data lapangan berupa koordinat horizontal (x,y) 5.2.3 Marking / Stake Out Titik Pancang Marking / stake out titik pancang merupaka pengukuran yang bertujuan untuk menentukan titik titik koordinat pancang di lapangan. Jarak penentuan titik-titik di lapangan mengikuti dari gambar teknik yang telah di buat. 5.2.4 Marking Land of Concred Setelah pekerjaan pancang dan galiaan footing selesai di lakukan, maka tahap selanjutnya pengukuran Land Of Concred (LC). Pengukuran ini bertujuan untuk menentukan batas batas LC. V - 2

5.2.5 Marking / Stake Out Pile Cap pengukuran pile cap ini bertujuan untuk menandakan batas-batas ruang pile cap yang berpatokan dari gambar teknik. Tujuan lain dari pengukuran ini ialah untuk memastikan peletakan pile cap sesuai dengan gambar yang telah di buat. 5.2.6 Marking Top Cor Pengukuran top cor bertujuan untuk menandakan batas atas pengecoran. Dengan adanya pengukuran ini, penggunaan besi lebih efisien, karena besi di rakit sesuai dengan hasil pengukuran tersebut, lalu dari pengukuran ini volume beton yang di butuhkan akan diketahui, dan pengukuran tersebut mengacu dari gambar teknik yang telah di setujui. 5.2.7 Marking Dimensi Bottom Kolom Pengukuran ini bertujuan untuk menandakan letak kolom dan batas selimut beton untuk pengecoran kolom. Karena dengan pengukuran ini kita bisa mengetahui kebutuhan akan besi dan beton. Dan ini juga mengacu pada gambar teknik yang telah di setujui. 5.3 Pembebasan Lahan Pembebasan lahan merupakan pekerjaan yang di lakukan setelah melakukan marking row dan pemetaan dengan metode poligon sebagai penentu setiap titik koordinat yang akan di bangun. V - 3

5.4 Test Pit Setelah pekerjaan marking pile cap selesai di lakukan, maka selanjutnya dilakukan test pit. Guna dilakukannya test pit yaitu untuk mengetahui utilitas yang terdapat di area yang akan di bangun. 5.5 Test Penyelidikan Tanah Lokasi penyelidikan tanah ini terletak di titik yang sudah di tentukan di sepanjang proyek Becakayu. Ada pun maksud dan tujuan dari penyelidikan tanah ini ialah untuk mendapatkan data mengenai keadaan tanah subsurface, baik Engineering maupun Index Propertiesnya sebagai input data guna menganalisa daya dukung tanah setempat dan menentukan jenis pondasi yang sesuai baik dari segi teknis, ekonomis maupun keamanannya. 5.5.1 Pekerjaan Lapangan 1) Deep boring Meliputi 5 (lima) titik deep boring mencapai elevasi sampai 30,00 m yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bor mesin type standar soil test berikut pengambilan 10 (sepuluh) tabung undistrub samples. Tujuan dilaksanakannya penyelidikan bor dalam ini untuk mengetahui keadaan tanah dasar setempat mulai dari permukaan tanah sampai kedalaman tanah yang dikehendaki serta untuk mengetahui kedalaman dan ketebalan lapisan tanah kerasnya, V - 4

sehingga sistem pondasi yang sesuai dapat ditentukan, baik ditinjau dari segi ekonomis, konstruktif dan keamananya. 2) Standart Penetration Test (SPT) SPT dilakukan di lubang bor pada interval 2,00 m, penumbuk seberat 140 lbs dijatuhkan dari ketinggian 30 inci secara semi otomatis. Setiap SPT dilaksanakan 3 kali 15 cm penetrasi dimana 15 cm penetrasi pertama tidak dihitung. Dari hasil test SPT tersebut dinyatakan dengan SPT N yang mana dapat diketahui kondisi lapisan tanah tersebut yang kemudian hasilnya dipersembahkan dalam bentuk Boring Log (Terlampiri). 5.5.2 Pekerjaan Laboratorium Percobaan di laboratorium terhadap contoh tanah asli untuk mendapatkan parameter parameter tanah yang terdiri dari : 1) Index Properties a. Specific Gravity (Gs), Water Content (Wn), Void Ratio (e) dan Unit Weight (γn) yang dilakukan terhadap contoh tanah asli tak terganggu. Berdasarkan data ini dapat diketahui tanah tersebut organis, unorganis atau mengandung mineral berat. V - 5

b. Atterberg Limit Atterberg limit meliputi liquid limit/batas cair (LL) dan Plastic Limit/batas plastis (PL) dilakukan terhadap undistrubed samples. Test ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai sifat sifat tanah berbutir halus, termasuk sifat plastis dan pemampatannya. Hasil dari pada test ini dapat diplotkan pada Casagrande Plasticity Chart untuk penentuan klasifikasi tanah tersebut. c. Grainsize Analysis Salah satu data yang diperlukan untuk menentukan klasifikasi tanah adalah persentasi dari butir butir tanah. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan analisa tapis. Yang disebut Grainsize Distribution Curve yang berdasarkan Mit Classification. 2) Engineering Properties a. Direct Shear Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan sifat sifat tanah terhadap kekuatan geser berdasarkan data kohesi (c) dan sudut geser dalam (ø) yang berguna dalam analisa perhitungan daya dukung tanah setempat. V - 6

b. Unconfined Compression Test Dari percobaan Unconfined Compression Test didapat parameter qu kekuatan tanah terhadap tekanan bebas serta kesensitifan tanah tersebut yang merupakan perbandingan kekuatan tanah undisturbed dengan kekuatan tanah remoulded. c. Consolidation Test (CT) Dari percobaan CT didapat parameter parameter koeficient pemampatan (settlement) tanah dasar tersebut. Percobaaan yang telah dilakukan baik di lapangan maupun di laboratorium semuanya mengikuti peraturan peraturan dan ketentuan ketentuan yang berlaku di Indonesia dalam hal ini ASTM. 5.6 Perencanaan Desain Perencanaan desain ini dilakukan oleh tim teknik. Setelah tim teknik memiliki data dari surveyor, data test pit, dan data penyelidikan tanah. Maka tim teknik segera mendesain shopdrawing (pondasi, pile cap, kolom) yang akan di pakai untuk di terapkan di lapangan. Setelah shopdrawing selesai dibuat, maka shopdrawing harus di serahkan ke kepala teknik dan konsultan perencana guna mendapatkan persetujuan atas shopdrawing yang telah di desain. Dengan arti shopdrawing sudah memenuhi syarat dari data yang di miliki. V - 7

5.7 Pekerjaan Pancang/Bor Pile Pekerjaan pancang/bor pile ini dilakukan oleh subkon yang telah di tunjuk oleh PT. Waskita Karya Tbk untuk pelaksanaan dalam mengerjakan pondasi sistem pancang/bor pile. Untuk bisa melaksanakan pekerjaan pancang/bor pile, subkon harus menunggu data & shopdrawing dari teknik. Setelah memiliki data dan shopdrawing, subkon akan melakukan pekerjaan pancang/borpile. Pada umumnya desain pondasi yang di keluarkan dari tim teknik menggunakan pondasi jenis pancang. Namun sepenuhnya tidak bisa di terapkan di lapangan, karena melihat kondisi di lingkungan sekitar. Jika kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan pancang, maka akan dilakukan pekerjaan bor. Tapi jika kondisi memungkinkan untuk dilakukannya pekerjaan pancang, maka pekerjaan pancang yang akan di laksana kan. Jika ada kelebihan tiang pancang yang pada saat kegiatan pemancangan, maka kelebihan tersebut di buang dengan cara di bobok menggunakan hammer. Gambar 5.7 Pekerjaan Pancang (Spon Pile) V - 8

Gambar 5.7 Pekerjaan Bor Pile 5.8 Pekerjaan Galian Footing Setelah pekerjaan pancang/bor maka dilakukan galian di area pemancangan sedalam 2,5 meter. Setelah melakukan penggalian, tiang pancang yang berada di galian tanah di hancurkan lagi dengan ketinggian tiang pancang (utuh dengan beton) sepanjang 20 cm dan besi dari tiang pancang di biarkan utuh sepanjang 1 meter. Karena besi-besi yang terdapat pada tiang pancang tersebut akan di satukan dengan rakitan besi pile cap. V - 9

Gambar 5.8 Galian Footing 5.9 Pembesian Isian Pancang dan Cor Setelah melakukan pembobokan pada tiang pancang dan di sisakan 20 cm, maka selanjutnya tiang pancang di isi besi sepanjang ± 1M lalu di cor guna menutup lubang yang terdapat pada spon pile, karena desain spon pile precast terdapat rongga di tengahnya, tujuannya di tutupnya lubang yang terdapat pada spon pile dengan cara pengecoran ialah untuk mencegah remuknya/hancurnya ujung spon pile yang bersentuhan langsung dengan pile cap saat menerima beban dari atas. 5.10 Pengecoran Land of Concret (LC) Setelah pembesian dan pengecoran pada rongga spon pile, maka pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran LC. Pengecoran LC ini memiliki jarak 110 dari spon pile terluar dan memiliki tebal 10 cm. Tujuannya adalah sebagai alas dari pile cap. Pada pengecoran yang di gunakan untuk lokasi PEB menggunakan beton K-500, sedangkan untuk lokasi PEB menggunakan beton K-350. V - 10

110 cm Batas dari Land of Concred Land of Concred (LC) 110 cm Tiang Pancang (Spon Pile) Gambar 5.10 Land of Concred 5.11 Pembesian dan Pengecoran Pile Cap Setelah pengecoran LC selesai di lakukan, maka tahap selanjutnya melakukan perakitan besi untuk pembuatan pile cap. Pile cap memiliki lebar 10 cm lebih pendek dari LC. Dengan tinggi 250 cm. Pada pengecoran yang di gunakan untuk lokasi PEB menggunakan beton K-500, sedangkan untuk lokasi PEB menggunakan beton K-350. Batas dari Land of Concred 110 cm 100 cm Batas dari Pile Cap 110 cm Pile Cap 100 cm Tiang Pancang (Spon Pile) Gambar 5.11 Pile Cap V - 11

Gambar 5.11.1 Pembesian & Pengecoran Pile Cap 5.12 Pembesian dan Pengecoran Kolom Pembesian dan pengecoran baru dapat di laksanakan setelah beton pada pile cap mengering sempurna, setelah beton pada pile cap kering, maka tahapan selanjutnya adalah perakitan tulangan kolom, untuk dimensi kolom yang di gunakan bervariasi, tergantung seberapa jauh bentang antar kolom berikutnya, desain kolom di lapangan mengikuti gambar teknik dan spesifikasi yang telah di buat. Pada pengecoran yang di gunakan untuk lokasi PEB menggunakan beton K- 500, sedangkan untuk lokasi PEB menggunakan beton K-350. V - 12

Gambar 5.12 Pembesian & Pengecoran Kolom V - 13