BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

panduan dasar dalam melaksanakan program kerja, a. Isi program kerja PGRI dalam meningkatkan profesionalisme guruguru,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. itu pendidikan harus dibakali dan dibenahi sejak dari awal.

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

REVITALISASI KELOMPOK KERJA GURU GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU SD/MI DI KABUPATEN SELUMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tuntutan dari pascapelaksanaan In Service Learning 1, maka peserta berkeharusan menindaklanjutinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No 32 tahun

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten dan kompetitif. Untuk menghasilkan insan yang kompeten dan kompetitif, sangat diperlukan kehadiran peserta didik yang memiliki gaya belajar sesuai dengan era informasi dan era ide. Untuk memfasilitasi peserta didik dapat belajar efektif, diperlukan guru profesional yang mampu menciptakan pembelajaran sebagaimana yang dibutuhkan setiap peserta didik dan pembangunan bangsa. Untuk dapat menghasilkan guru profesional, sangat dibutuhkan sistem rekruitmen guru dan sistem rekruitmen calon guru profesional yang efektif. Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa percaya diri untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai petugas profesional. Indikasi peningkatan profesionalisme guru dalam pembelajaran dapat diwujudkan melalui pemberdayaan potensi dan prestasi guru. Seorang guru dikatakan profesional apabila kompetensinya diwujudkan dalam kinerja secara utuh, tepat dan efektif. Hal ini dikarena guru yang profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, menguasai metode yang tepat, mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan 1

2 yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Guru yang profesional juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia sebagai landasan pola pikir dan pola kerja guru dan loyalitasnya kepada profesi pendidikan yang mampu mengembangkan budaya organisasi kelas, dan iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif dan dinamis, bergairah, dialogis sehingga menyenangkan bagi peserta didik. Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan adanya kesempatan guru dalam mengikuti berbagai diklat dan pelatihan. Penerapan hasil pelatihan yang telah diperoleh guru dalam pelatihannya atau diklat-diklat diperlukan suatu wadah kelompok kerja Guru. Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah upaya meningkatkan kemampuan profesional guru khususnya dalam mengelola pembelajaran di sekolah dasar. Dengan adanya KKG, diharapkan dapat memberikan keleluasaan terhadap pengelolaan proses pembelajaran di SD. Oleh karena itu, KKG di bawah naungan gugus sekolah, perlu dikelola dengan baik. KKG harus dikembangkan terus, dilaksanakan secara berkelanjutan, dan memperhatikan kalender pendidikan, memperhatikan kebutuhan dan permasalahan lapangan. Keterpaduan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain saling menunjang sesuai tujuan dan komitmen bersama, sehingga KKG dapat berfungsi secara efektif. Upaya pemberdayaan KKG dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran di sekolah dasar akan membuka ruang kemitraan antara guru yang mengikuti KKG untuk saling belajar dan membelajarkan. Dengan demikian sesama guru, kepala sekolah, penilik sekolah, dinas pendidikan dan

3 pihak lain termasuk perguruan tinggi dapat menciptakan terobosan inovatif pengelolaan pembelajaran pada sekolah dasar yang lebih bermutu, yakni kurikulum berbasis kompetensi dan masyarakat. Kemitraan antar komponen pendidikan ini akan sangat menguntungkan dalam pembinaan profesional guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dibentuknya kelompok kerja guru adalah (1) sebagai wadah kerjasama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar; (2) untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat kompetitif di kalangan anggota gugus dalam rangka maju bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar; (3) sebagai sarana pembinaan profesional bagi guru; (4) sebagai wadah penyebaran inovasi khususnya di bidang pendidikan. Pembinaan guru melalui KKG di beberapa daerah cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru, sementara di daerah lainnya masih banyak kendala terkait dengan akses guru ke KKG. KKG belum efektif sesuai perannya, yang diakibatkan oleh: (1) kurangnya kepedulian dan tanggung jawab dalam mengelola KKG baik dari pembina teknis, pengelola, dan anggota KKG itu sendiri; (2) penyusunan program yang kurang didasarkan pada kebutuhan nyata; (3) sarana dan pembiayaan yang kurang memadai; (4) kurangnya kebersamaan antar guru; (5) frekuensi dan lamanya pertemuan tatap muka yang sangat sedikit; (6) pertemuan-pertemuan yang tidak menghasilkan sesuatu yang konkrit; serta (7) pengurus dan anggota KKG belum mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan mereka sendiri.

4 Kenyataannya KKG belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengurus dan anggotanya. Hal itu ditandai dengan (1) belum semua KKG memiliki rencana kerja yang berbasis pada analisis kebutuhan peningkatan profesionalisme; (2) program KKG yang kurang relevan dengan kebutuhan pengembangan profesionalitas guru-guru; (3) kurangnya dana pendukung operasional kegiatan KKG; (4) belum memadainya fasilitasi dari pemerintah daerah dalam menunjang kegiatan KKG; (5) Organisasi profesi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah kurang mendukung terlaksanakan kegiatan KKG; dan (6) KKG kurang diberdayakan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional, kompetensi pedagogis, dan peningkatan mutu pembelajaran. Pelaksanaan KKG tingkat Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo menunjukkan belum adanya optimalisasi pemanfaatan KKG. Guru mengikuti kegiatan KKG sebagai rutinitas dan kewajiban dari sekolah. Pembekalan yang didapat dari kegiatan KKG tidak disampaikan dalam forum-forum sekolah agar bisa digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kualitas pengajaran di kelas. Setelah kembali ke sekolah, mereka tetap menggunakan pola pembelajaran lama yang lebih berorientasi kepada guru daripada pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Guru yang seharusnya kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pengajaran, dan diharapkan mampu memenuhi keperluan pembelajaran bagi setiap peserta didik yang diasuhnya, pada kenyataannya lebih banyak

5 berperan sebagai pelaksana tugas, kurang kreatif, tidak inovatif, dan pengajaran yang dilaksanakannya kurang menyenangkan. Proses pengajaran pada umumnya masih didominasi oleh guru. Siswa masih dianggap sebagai objek yang belum memiliki pengetahuan. Siswa hanya menerima apa yang diberikan gurunya tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada dirinya. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diupayakan suatu bentuk pembenahan yang tidak hanya mampu secara materi saja, tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat formal. Penggunaan secara efektif ketrampilan-ketrampilan kooperatif menjadi semakin penting untuk mengembangkan sikap saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab. Sifat dan sikap demikian akan membentuk pribadi yang berhasil dalam menghadapi tantangan pendidikan yang lebih tinggi yang berorientasi pada kelompok. Apabila rendahnya optimalisasi pemanfaatan KKG ini tidak segera diadakan penelitian dan dibiarkan berlanjut dapat mengakibatkan menurunnya mutu pendidikan khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya Sekolah Dasar. Sekolah Dasar merupakan bagian penting yang sangat berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia. Apabila kualitas pendidikan menurun hampir dapat dipastikan akan mempengaruhi tingkat pembangunan negara. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk memperbaiki pelaksanaan KKG terutama tingkat Sekolah Dasar dengan berbagai cara, antara lain (a) Perencanaan, meliputi rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan KKG; (b) Pengorganisasian, mencakup kegiatan mengidentifikasi dan memadukan sumber-sumber yang diperlukan ke dalam kegiatan proses

6 pembelajaran pada sekolah dasar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; (c) Penggerakan merupakan bentuk kegiatan untuk mewujudkan tingkat kinerja dan partisipasi setiap pelaksana yang telibat kegiatan; (d) Pembinaan, termasuk di dalamnya pengawasan, supervisi, dan monitoring, dilakukan untuk mengetahui, menganalisis, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan; (e) Penilaian, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian informasi tentang input, proses dan output untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan; (f) Pengembangan, merupakan pelaksanaan kembali (recycling) kegiatan berdasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang telah diterapkan sebelumnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pembenahan pelaksanaan KKG yaitu dengan Revitalisasi KKG agar tercipta upaya pengembangan diri, yakni pengendalian internal dan praktik pemecahan masalah secara otonom. Dalam konsep pemberdayaan pada komunitas pendidikan hakikatnya sebagai upaya membantu komunitas pendidikan untuk menentukan eksistensi dirinya, memahami kelemahan dan kelebihannya sendiri, dan memberikan ruang untuk mengekspresikan kebebasan dalam kehidupan bersama dalam meningkatkan mutu. KKG tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo belum terlaksana secara optimal dalam perannya untuk mengembangkan mutu pendidikan yang lebih baik guna memenuhi kebutuhan peserta didik. Dengan demikian akan tercipta sistem dan model pembelajaran

7 di kelas yang dipengaruhi kurangnya rasa kerjasama dan tanggung jawab dari guru yang mengikuti KKG. Revitalisasi KKG perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja KKG di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo baik secara struktural maupun keanggotaan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana program revitalisasi Kelompok Kerja Guru, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan KKG serta implementasinya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian peningkatan mutu pendidikan dan melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan guru di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo melalui pemberian langsung/block Grand dapat mendukung proses program revitalisasi KKG. Dengan efektifnya pelaksanaan KKG diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan untuk menuju guru yang memiliki kualifikasi sertifikat profesional. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Grabag kabupaten Purworejo. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut. 1. Kurangnya partisipasi aktif dari anggota KKG di dalam mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh KKG. 2. Mengikuti kegiatan KKG hanya merupakan formalitas untuk mewakili sekolah.

8 3. Tujuan menjadi anggota dan mengikuti KKG bukan untuk menambah wawasan tetapi untuk mendapat tunjangan dari sekolah. 4. Masih minimnya tindak lanjut terhadap beberapa program yang telah dilaksanakan, setelah mengikuti KKG tidak menularkan apa yang didapat dari KKG kepada guru-guru di sekolah. 5. KKG tidak memberikan dampak yang lebih baik untuk pengajaran di kelas karena guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari masalah yang terlalu luas, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut. 1. Program Kerja KKG di wilayah Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013 2. Identifikasi permasalahan yang muncul terhadap pelaksanaan dan hasil KKG di wilayah Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013 3. Upaya revitalisasi pelaksanaan KKG di wilayah Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo agar tujuan bisa tercapai. D. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada Revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo, dijabarkan pada :

9 1. Bagaimanakah program kerja KKG di Wilayah Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah implementasi kegiatan KKG terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sekolah di wilayah Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun Pelajaran 2012/2013? E. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan program kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme guru. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan program kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di wilayah Kecamatan Grabag kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang revitaliasi kelompok kerja guru. b. Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan terutama Ilmu Manajemen yang berkonsentrasi pada manajemen pendidikan, serta dapat menambah wawasan dan informasi bagi peneliti yang tertarik mengkaji permasalahan yang sama.

10 2. Manfaat Praktis a. Untuk KKG : 1) Meningkatkan kemampuan pengurus KKG dalam merencanakan kegiatan KKG, menganalisis kebutuhan materi kegiatan/diklat, menentukan nara sumber pemateri pada kegiatan/diklat KKG, dan mengorganisir kegiatan KKG 2) Menjadi bahan masukan atau feedback (umpan-balik) bagi KKG untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas, tanggung-jawab dan fungsinya melalui kegiatan KKG sehingga menghasilkan produktifitas sekolah yang efisien dan efektif. 3) Meningkatkan kerjasama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa. b. Untuk Guru: 1) Meningkatkan kemampuan guru peserta KKG dalam menyusun rencana, melaksanakan dan menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas. 2) Meningkatkan kemampuan guru-guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. 3) Meningkatkan motivasi guru-guru untuk melakukan inovasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.