Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat

dokumen-dokumen yang mirip
Pemampatan Intraframe pada Citra Sekuensial Menggunakan Gelombang Singkat Biorthogonal

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN METODE WAVELET

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan hardware untuk pengambilan / pencuplikan citra serta

WATERMARKING PADA BEBERAPA KELUARGA WAVELET

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET

PERBANDINGAN ANTARA ALGORITMA DEKOMPOSISI STANDAR HAAR DAN ALGORITMA DEKOMPOSISI STANDAR RIYAD UNTUK PEMAMPATAN DATA CITRA

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATEMATIKA DI BALIK CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

Pengurangan Noise pada Citra Menggunakan Optimal Wavelet Selection dengan Kriteria Linear Minimum Mean Square Error (LMMSE)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Kata Kunci: wavelet packet; citra medis; kompresi; threshold; codec haar; codec biorthogonal; codec daubechies; MOS.

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian

ANALISA ENERGY COMPACTION PADA DEKOMPOSISI WAVELET

PEMAMPATAN CITRA DIGITAL ARAS KEABUAN (GRAYSCALE) DENGAN METODE KOMBINASI PENYANDIAN MODIFIED EMBEDDED ZEROTREE WAVELET (MEZW) DAN HUFFMAN

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. penting di abad ini. Seiring dengan perkembangan aktifitas manusia yang semakin

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

IMPLEMENTASI TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES PADA KOMPRESI CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Kompresi Citra Berwarna Menggunakan Transformasi Wavelet

BAB III PENGOLAHAN DATA

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

Pengenalan Citra Sidik Jari Berbasis Transformasi Wavelet dan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment

Pengembangan Aplikasi Presensi Sidik Jari dengan menggunakan Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Perbandingan Kompresi Haar Wavelet Transform dengan Embedded Zerotree Wavelet pada Citra

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemampatan Citra Pemampatan Citra versus Pengkodean Citra

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN KOMPRESI UNTUK PENGAMANAN DATA PENGIRIMAN SURAT ELEKTRONIK

IMAGE ENHANCEMENT MENGGGUNAKAN METODE LINEAR FILTERING DAN STATIONARY WAVELET TRANSFORM

KOMPRESI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET

ANALISIS REDUKSI DATA CITRA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

KOMPRESI DATA CITRA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DIDUKUNG KUANTISASI ADAPTIF DAN HUFFMAN CODING

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PERBANDINGAN KINERJA TEKNIK KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN METODE JPEG DAN WAVELET MULTI VARIABLE SKRIPSI

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TRANSFORMASI BALIK CITRA IRIS MENGGUNAKAN WAVELET HAAR BERDASARKAN FAKTOR RETENSI KOEFISIEN WAVELET

ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. dalam storage lebih sedikit. Dalam hal ini dirasakan sangat penting. untuk mengurangi penggunaan memori.

BAB II Tinjauan Pustaka

ANALISIS MULTI WAVELET PADA KOMPRESI SUARA. Disusun Oleh: Immanuel Silalahi. Nrp :

Pengenalan Citra Porno Berbasis Kandungan Informasi Citra (Image Content)

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET

IDENTIFIKASI CITRA SIDIKJARI MENGGUNAKAN ALIHRAGAM WAVELET DAN JARAK EUCLIDEAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TEK IK PEMBUKTIA KEPEMILIKA CITRA DIGITAL DE GA WATERMARKI G PADA DOMAI WAVELET

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini berdampak pada perkembangan ilmu

Analisis Wavelet 2D untuk Citra Photo

ABSTRAK. Kata kunci : Watermarking, SVD, DCT, LPSNR. Universitas Kristen Maranatha

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL

BAB I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Kohonen Self Organized Map Dalam Kuantisasi Vektor Pada Kompresi Citra Bitmap 24 Bit

Transkripsi:

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat Albertus Joko Santoso Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta albjoko@mail.uajy.ac.id Gede Bayu Suparta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Gadjah Mada gb_suparta@yahoo.com Lukito Edi Nugroho Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada lukito@mti.ugm.ac.id Risanuri Hidayat Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada risanuri@te.ugm.ac.id Abstrak Data citra merupakan kombinasi informasi dan redudansi, bagian informasi adalah bagian data yang dipertahankan keberadaannya karena mengandung makna dan peruntukan data. Sedangkan bagian redudansi merupakan bagian data yang dapat direduksi, dimampatkan, atau dihilangkan. Permasalahan yang muncul adalah berkenaan dengan sifat data citra yang menghabiskan banyak memori. Dalam penelitian ini digunakan 31 fungsi gelombangsingkat, gelombang-singkat ini kemudian dicoba digunakan untuk pemampatan citra uji. Hasil pemampatan dari tiap-tiap gelombang-singkat kemudian dibandingkan dengan menggunakan beberapa parameter, yaitu PSNR (Peak Signal to Noise Ratio), dan rasio kompresi. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, dari 31 fungsi gelombang-singkat terhadap PSNR yang diuji ternyata gelombang-singkat yang mempunyai PSNR tertinggi adalah thogonal 2.4. Sedangkan dari hasil uji 31 fungsi gelombang-singkat terhadap rasio kompresi ternyata gelombang-singkat yang mempunyai rasio kompresi tertinggi adalah Haar. Kata Kunci: citra, pemampatan, gelombang-singkat, PSNR, rasio kompresi 1. PENDAHULUAN Kebutuhan ruang penyimpanan di masa sekarang meningkat dengan pesat. Semakin banyak hal yang dirasakan berharga dan penting sehingga perlu disimpan. Misalnya, arsip mahasiswa, data-data penduduk, dan lainnya. Hal ini juga dirasakan di dunia komputer. Data-data yang semula diolah secara manual dan masih dalam bentuk fisik kertas mulai beralih ke penggunaan komputer sehingga bentuknya menjadi berkas. Berkas-berkas ini selanjutnya semakin bertambah dan dalam jangka waktu tertentu sudah berukuran besar sehingga berakibat ke ruang penyimpan. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan suatu cara untuk memampatkan berkas tersebut sehingga kapasitas tempat penyimpanan yang diperlukan akan menjadi lebih kecil. Jika sewaktu-waktu data tersebut diperlukan, baru dikembalikan lagi ke berkas aslinya. Meskipun, sekarang ini harga storage (penyimpan) juga semakin murah dan ukurannya yang semakin besar tetapi bagaimanapun akan tetap lebih efektif jika ukuran berkas bisa diperkecil karena dapat menghemat pemakaian storage. Bukti lain dari pentingnya pemampatan berkas adalah pada saat transmisi jaringan, dimana berkas yang akan ditransmisikan berukuran besar misalnya, video akan lebih menghemat penggunaan bandwidth jaringan jika berkas video tersebut sudah dimampatkan. Pada dasarnya informasi dapat berupa teks dan gambar (citra), dengan informasi tersebut diharapkan akan diperoleh suatu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan didunia ini. Citra adalah penterjemahan data-data dalam bentuk gambar yang dapat merepresentasikan data-data tersebut. Data citra merupakan kombinasi informasi dan redudansi, bagian informasi adalah bagian data yang dipertahankan keberadaannya karena mengandung makna dan peruntukan data. Sedangkan bagian redudansi merupakan bagian data yang dapat direduksi, dimampatkan, atau dihilangkan. Permasalahan yang muncul adalah berkenaan dengan sifat data citra yang menghabiskan banyak memori. Banyaknya memori yang dihabiskan oleh gambar-gambar ini mengakibatkan kemampuan penyimpanan data citra menjadi berkurang. Dalam telekomunikasi pentransmisian data citra membutuhkan saluran transmisi yang mempunyai lebarbidang (bandwidth) yang besar. Dalam dunia komputer dan internet, pemampatan berkas digunakan dalam berbagai keperluan, jika ingin mencadangkan data, tidak perlu menyalin semua berkas aslinya, dengan memampatkan (mengecilkan ukurannya) berkas tersebut terlebih dahulu, maka kapasitas tempat

penyimpanan yang diperlukan akan menjadi lebih kecil. Jika sewaktu-waktu data tersebut diperlukan, baru dikembalikan lagi ke berkas aslinya. Tujuan penulisan paper ini adalah membandingkan 31 fungsi gelombang-singkat (wavelet) untuk pemampatan citra grayscale dan warna sehingga bermanfaat untuk menghemat ruang penyimpanan, menghemat waktu akses CPU (Central Processing Unit), dan apabila menggunakan jaringan komputer, data yang sudah dimampatkan tidak memerlukan waktu yang lama, sehingga dapat menghemat waktu pengirimannya. Parameter-parameter yang digunakan untuk pembanding fungsi-fungsi gelombang-singkat adalah PSNR (Peak Signal to Noise Ratio), MSE (Mean Square Error), dan rasio kompresi.. Adapun fungsi Gelombang- Singkat yang diuji adalah : a. Keluarga Daubechies (Haar (db 1), db 2, db 3, db 4, db 5) b. Keluarga Coiflets (coif 1, coif 2, coif 3, coif 4, coif 5) c. Keluarga Symlets (sym 2, sym 3, sym 4, sym 5, sym 6, sym 7, sym 8) d. thogonal (bior 1.3, bior 1.5, bior 2.2, bior 2.4, bior 2.6, bior 2.8, bior 3.1, bior 3.3, bior 3.5, bior 3.7, bior 3.9, bior 4.4, bior 5.5, bior 6.8). 2. LANDASAN TEORI Gelombang-singkat adalah suatu fungsi matematika yang membagi data menjadi beberapa komponen yang frekuensinya berbeda, kemudian mempelajari setiap komponen dengan resolusi yang cocok untuk setiap ukuran [1]. Gelombang-singkat merupakan suatu bentuk gelombang yang secara efektif memiliki batas durasi nilai rerata nol. Aplikasi yang telah berhasil diwujudkan dengan memanfaatkan gelombang-singkat diantaranya kompresi data citra, watermarking, deteksi tepi, sistem radar, dan penyandian sidik jari. Salah satu alasan mengapa alihragam gelombangsingkat menjadi begitu penting dalam berbagai bidang adalah karena sifat-sifat berikut: a. Waktu kompleksitasnya bersifat linear. Alihragam gelombang-singkat dapat dilakukan dengan sempurna dengan waktu yang bersifat linear. b. Koefisien-koefisien gelombang-singkat bersifat jarang. Secara praktis, koefisien-koefisien gelombang-singkat kebanyakan bernilai kecil. Kondisi ini sangat memberikan keuntungan terutama dalam bidang kompresi data. c. Gelombang-singkat dapat beradaptasi pada berbagai jenis fungsi, seperti fungsi tidak kontinyu, dan fungsi yang didefinisikan pada domain yang dibatasi. Tujuan pemampatan citra adalah mengurangi kapasitas penyimpanan tanpa menghilangkan kualitas citra secara signifikan. Ciri dari suatu citra ialah adanya korelasi yang erat antara suatu piksel dengan piksel lainnya. Pemampatan data citra dapat dilakukan dengan alihragam gelombang-singkat (wavelet). Stollnitz mengatakan bahwa salah satu sifat dari gelombang-singkat adalah kejarangan [2]. Pada kenyataannya, banyak koefisien dalam representasi gelombang-singkat yang nilainya nol atau sangat kecil. Sifat inilah yang memberikan peluang untuk melakukan pemampatan data citra. Sifat utama dari alihragam gelombang-singkat dalam pemampatan citra diam adalah terjadinya distorsi minimum pada citra terekonstruksi meskipun dilakukan penghilangan koefisien-koefisien alihragam yang mendekati nol. Padahal alihragam gelombang-singkat atas citra akan menghasilkan banyak subbidang citra yang mempunyai magnitude sangat kecil. Penetapan threshold non negatif, elemen-elemen subbidang citra bernilai sangat kecil dapat dinolkan sehingga dapat menghasilkan matriks sangat jarang. Adanya matriks sangat jarang akan memudahkan untuk ditransmisikan dan disimpan, bahkan citra hasil rekonstruksi dengan thresholding (kuantisasi) ini dapat memberikan hasil yang dapat diterima secara visual mata. Saat ini aplikasi wavelet sedang mendapat banyak perhatian di dunia penelitian, salah satunya adalah untuk menganalisis citra. Sebagai teknik analisis sinyal diskret 2- dimensi, misalnya citra, wavelet mendekomposisi sinyal menjadi sinyal rata-rata, detil vertikal, horisontal dan diagonal pada beberapa level yang diinginkan. Atau, wavelet mendekomposisi sinyal asli menjadi sinyal-sinyal pada beberapa band frekuensi (dinamakan analisis multi-resolusi). Analisis dapat dilakukan dengan Discrete Transform [3] atau teknik dekomposisi standard dan non-standard dengan wavelet Haar [4] dan [5]. Penciri (signature) citra yang dibangkitkan dengan wavelet diambil dari koefisien wavelet pada level tertentu (misalnya 3, 4 atau 5) dan dapat berukuran jauh lebih kecil dari citra asli. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian dengan kaji pustaka dan eksperimen. Kaji pustaka mencari beberapa fungsi gelombang-singkat (wavelet) yang sudah ada dan teori pengolahan citra, serta penulisan source code. Sedangkan kaji eksperimen dilakukan untuk menguji fungsi gelombangsingkat (wavelet) yang cocok atau sesuai untuk pemampatan citra satelit dan menguji beberapa citra satelit. Penelitian ini menggunakan input berupa citra warna dengan ukuran 512 x 512. Dalam paper ini akan disajikan beberapa hasil prototipe progam yang disusun dengan menggunakan bantuan program MATLAB. Selain itu akan disajikan pula hasil ujicoba kompresi dengan menggunakan beberapa jenis wavelet dan pengaruhnya terhadap nilai paramater PSNR (Peak Signal to Noise Ratio), rasio kompresi (%). 4. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan input berupa citra warna 24 bit dengan ukuran 512x512. Citra yang diuji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Hasil kompresi dari tiap-tiap gelombang-singkat kemudian dibandingkan dengan menggunakan beberapa parameter, yaitu PSNR (Peak Signal to Noise Ratio), dan rasio kompresi. 4.1. Histogram Histogram citra adalah grafik yang menggambarkan penyebaran nilai-nilai piksel dari suatu citra [6]. Histogram juga dapat menunjukkan tentang kecerahan dan kontras dari sebuah citra. Oleh karena itu histogram dapat menjadi alat bantu pada pengolahan citra baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Histogram dari citra leher (2a), citra clown (2b), dan lena (2c) dapat dilihat pada gambar 2. (a) (a) (b) (b) (c) Gambar 1. Citra warna yang digunakan untuk uji coba (a) buah.bmp, (b) teko..bmp, (c) airplane..bmp Dalam penelitian ini digunakan beberapa fungsi gelombang-singkat (31 fungsi), gelombang-singkat ini kemudian dicoba digunakan untuk mengkompresi citra uji. (c) Gambar 2. Histogram Citra uji (a) buah.bmp, (b) teko..bmp, (c) airplane..bmp

4.2. Pengaruh Gelombang-singkat terhadap PSNR PSNR merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi kualitas citra. Parameter PSNR sering dipakai sebagai tingkat kemiripan antara citra terekonstruksi dengan citra asli. PSNR yang lebih besar akan menghasilkan kualitas citra yang lebih baik. Dari gambar 4 dan tabel 2 terlihat bahwa gelombang-singkat Coiflet 3 menghasilkan nilai PSNR tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan gelombang-singkat Coiflet 5 yang menghasilkan nilai PSNR terendah. vs PSNR (Warna) 35 3 25 2 15 1 vs PSNR (Warna) 3 25 2 15 1 5 Sym 2 Sym 3 Sym 4 Sym 5 Sym 6 Sym 7 Sym 8 5 Haar Daub 2 Daub 3 Daub 4 Daub 5 Gambar 3. Gelombang-singkat terhadap PSNR (Daubechies) Tabel 1. PSNR untuk Gelombang-singkat (Keluarga Daubechies) Haar 37.8133 36.2 31.44 Daub 2 249.5 254. 252.3167 Daub 3 227.32 232.533 229. Daub 4 241.9567 246.67 244.54 Daub 5 238.1467 242.7 24.78 Pada gambar 3 dan tabel 1 terlihat bahwa gelombang-singkat Haar menghasilkan nilai PSNR tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan yang menghasilkan nilai PSNR terendah adalah Daubechies 3. Gambar 5. Gelombang-singkat terhadap PSNR (Symlet) Tabel 3. PSNR untuk Gelombang-singkat (Keluarga Symlet) Sym 2 249.5 254. 252.3167 Sym 3 227.32 232.533 229. Sym 4 251.4333 257.3467 254.7767 Sym 5 26.7133 266.76 264.9 Sym 6 247.3567 253.1733 25.6 Sym 7 248.5133 254.8833 252.1367 Sym 8 259.1 263.6 261.6933 Dari gambar 5 dan tabel 3 dapat dilihat bahwa gelombangsingkat Symlet 5 menghasilkan nilai PSNR tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan yang menghasilkan nilai PSNR terendah adalah Symlet 3. 3 25 2 15 1 5 vs PSNR (Warna) Coif 1 Coif 2 Coif 3 Coif 4 Coif 5 Gambar 4. Gelombang-singkat terhadap PSNR (Coiflet) Tabel 2. PSNR untuk Gelombang-singkat (Keluarga Coiflet) Coif 1 246.1533 252.167 249.38 Coif 2 223.8333 228.88 226.633 Coif 3 251.8233 257.5267 254.43 Coif 4 218.29 224.6733 221.367 Coif 5 171.3 177.9167 174.55 35 3 25 2 15 1 5 1.3 1.5 2.2 2.4 vs PSNR (Warna) 2.6 2.8 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 4.4 5.5 6.8 Gambar 6. Gelombang-singkat terhadap PSNR (thogonal)

Tabel 4. PSNR untuk Gelombang-singkat (Keluarga thogonal) 1.3 37.68 35.14 31.4967 1.5 37.5 35.2333 31.34 2.2 35.6233 33.2633 2.5267 2.4 311.72 39.2333 35.49 2.6 311.64 37.2867 35.4567 2.8 37.9133 36.3467 31.49 3.1 32.5767 3.8667 296.2767 3.3 37.5333 35.3 31.27 3.5 37.1967 34.59 31.333 3.7 36.36 34.1467 3.533 3.9 36.9 32.9367 2.7967 4.4 244.6133 249.6333 247.4 5.5 242.5 246.8133 244.73 6.8 258.5533 263.7433 261.3633 Pada gambar 6 dan tabel 4 terlihat bahwa gelombang-singkat thogonal 2.4 menghasilkan nilai PSNR tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan thogonal 5.5 menghasilkan nilai PSNR terendah. 4.3. Pengaruh Gelombang-singkat terhadap Rasio Kompresi Rasio kompresi digunakan untuk mengukur kemampuan pemampatan data, yaitu dengan membandingkan ukuran citra yang dimampatkan dengan ukuran citra asli. Semakin besar rasio kompresinya berarti semakin baik fungsi gelombang-singkatnya..4.3.2.1 98.9 vs Rasio Kompresi (Warna) Haar Daub 2 Daub 3 Daub 4 Daub 5 Gambar 7. Gelombang-singkat terhadap Rasio Kompresi (Daubechies) Tabel 5. Rasio Kompresi untuk Gelombang-singkat (Keluarga Daubechies) Haar.312.316.313 Daub 2.237.237.237 Daub 3.156.157.156 Daub 4.75.75.75 Daub 5 98.987 98.988 98.987 Pada gambar 7 dan tabel 5 terlihat bahwa gelombang-singkat Haar menghasilkan nilai rasio kompresi tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan yang menghasilkan nilai rasio kompresi terendah adalah Daubechies 5..4.2 98.6 98.4 98.2 98 97.8 97.6 97.4 vs Rasio Kompresi (Warna) Coif 1 Coif 2 Coif 3 Coif 4 Coif 5 Gambar 8. Gelombang-singkat terhadap Rasio Kompresi (Coiflet) Tabel 6. Rasio Kompresi untuk Gelombang-singkat (Keluarga Coiflet) Coif 1.156.156.156 Coif 2 98.92 98.92 98.92 Coif 3 98.682 98.682 98.682 Coif 4 98.41 98.41 98.41 Coif 5 98.13 98.13 98.13 Dari gambar 8 dan tabel 6 terlihat bahwa gelombang-singkat Coiflet 1 menghasilkan nilai rasio kompresi tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan Coiflet 5 yang menghasilkan nilai rasio kompresi terendah..3.2.1 98.9 98.7 98.6 98.5 98.4 vs Rasio Kompresi (Warna) Sym 2 Sym 3 Sym 4 Sym 5 Sym 6 Sym 7 Sym 8 Gambar 9. Gelombang-singkat terhadap Rasio Kompresi (Symlet) Tabel 7. Rasio Kompresi untuk Gelombang-singkat (Keluarga Symlet) Sym 2.237.237.237 Sym 3.156.157.156 Sym 4.75.75.75 Sym 5 98.987 98.987 98.987 Sym 6 98.92 98.93 98.92 Sym 7 12 13 12 Sym 8 98.723 98.723 98.723

Pada gambar 9 dan tabel 7 terlihat bahwa gelombang-singkat Symlet 2 menghasilkan nilai rasio kompresi tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan yang menghasilkan nilai rasio kompresi terendah adalah Symlet 8.4.2 98.6 98.4 98.2 1.3 vs Rasio Kompresi (Warna) 1.5 2.2 2.4 2.6 2.8 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 4.4 5.5 6.8 Gambar 1. Gelombang-singkat terhadap Rasio Kompresi (thogonal) Tabel 8. Rasio Kompresi untuk Gelombang-singkat (Keluarga thogonal) 1.3.156.156.156 1.5 98.987 98.987 98.988 2.2.156.156.156 2.4 98.987 98.987 98.987 2.6 12 12 12 2.8 98.682 98.682 98.682 3.1.237.237.237 3.3.75.75.75 3.5 98.92 98.93 98.93 3.7 98.723 98.724 98.723 3.9 98.591 98.591 98.591 4.4 98.987 98.987 98.987 5.5 98.92 98.92 98.92 6.8 98.682 98.682 98.682 Pada gambar 1 dan tabel 8 terlihat bahwa gelombang-singkat thogonal 3.1 menghasilkan nilai rasio kompresi tertinggi untuk semua citra uji, sedangkan biorthogonal 3.9 yang menghasilkan nilai PSNR terendah. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan untuk citra uji berwarna, dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari 31 fungsi gelombang-singkat terhadap PSNR yang diuji ternyata gelombang-singkat yang mempunyai PSNR tertinggi adalah thogonal 2.4. Sedangkan untuk nilai PSNR tertinggi pada setiap keluarga gelombang-singkat ialah: a. Untuk keluarga Daubechies adalah Haar b. Untuk keluarga Coiflet adalah Coiflet 3 c. Untuk keluarga Symlet adalah Symlet 5 d. Untuk thogonal adalah thogonal 2.4. 2. Dari hasil uji 31 fungsi gelombang-singkat terhadap Rasio Kompresi ternyata gelombang-singkat yang mempunyai Rasio Kompresi tertinggi adalah Haar. Untuk rasio kompresi tertinggi pada setiap keluarga gelombangsingkat yaitu: a. Untuk keluarga Daubechies adalah Haar b. Untuk keluarga Coiflet adalah Coiflet 1 c. Untuk keluarga Symlet adalah Symlet 2 d. Untuk thogonal adalah thogonal 3.1. DAFTAR PUSTAKA [1] Mubarak, Riyad, 23, Pemampatan Data Citra Dengan Menggunakan Transform Gelombang-Singkat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. [2] Stollnitz, E.J, DeRose, T.D., dan Salesin, D.H., 16, s For Computer Graphics: Theory And Applications, Morgan Kaufman Publisher, USA, San Fransisco. [3] Mallat, S, 19, A Tour Of Signal Processing, Academic Press, USA [4] Chakrabarti,K., Garofalakis, M., Rastogi, R., Shim, K., 2, Approximate Query Processing Using, Proceedings of the 26 th VLDB Coference, Cairo, Egypt. [5] Natsev, A., Rastogi, R., Shim, K., 19, Walrus: A Similarity Retrieval Algorithm For Image Databases, Duke University and Bell Laboratories, USA [6] Munir, R. 24, Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Penerbit Informatika, Bandung