BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

Asuransi syariah: usaha saling melindungi & tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dlm bentuk aset dan/atau tabarru (hibah)

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 58/DSN-MUI/V/2007 Tentang HAWALAH BIL UJRAH

Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

Konversi Akad Murabahah

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kontemporer disebut al- uqud al-murakkabah (multiakad). Multiakad

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya.

banyak-banyak agar kamu beruntung.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

KATA PENGANTAR. Skripsi ini dengan judul Kontribusi Pemikiran Adiwarman Karim Terhadap

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Tujuan utama

BAB II LANDASAN TEORI PEAKSANAAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN AKAD RAHN

ANALISIS KESESUAIAN AKUNTANSI TRANSAKSI GADAI EMAS SYARIAH DALAM PERSPEKTIF PSAK PADA HADITS IMAM BUKHARI DAN MUSLIM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. ikut islam disebut seorang muslim. Islam sebagai agama Allah yang telah. individu-sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 2, No. 2, Desember 2013 Hal. 1-20

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (QS. At-Taubah (9) : 34) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membeli makanan dari orang yahudi dengan cara pembayaran di belakang, dan Beliau gadaikan baju besinya (sebagai jaminan). (HR. Bukhari : 2092) 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari lembaga keuangan konvensional. Lembaga keuangan syariah (LKS) merupakan lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah Islam berdasarkan Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW. Pada perjalanannya, sistem lembaga keuangan berbasis syariah semakin dikenal masyarakat. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya lembaga keuangan baik bank maupun non-bank yang menerapkan konsep syariah. Lembaga keuangan islam ini terdiri dari perbankan (yang terdiri dari bank umum syariah dan bank perkreditan rakyat syariah) dan lembaga keuangan non-bank salah satunya adalah Pegadaian Syariah. Sejarah juga mencatat, Nabi Muhammad SAW pernah melakukan gadai. Ummul Mukminin Aisyah RA bercerita Rasulullah SAW pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan berutang, lalu menyerahkan baju besi sebagai aggunan. Cerita Aisyah ini dibukukan dalam kitab hadits Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dan menjadi dalil tentang gadai. 1

2 Hadits Aisyah RA yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi: Khadhatsanaa quthaibato khadhatsanaa jareeroon AAnaamasi aan ibrooheema aan alaswadhi anaaesata rodhiya Allahu aanhaa qolath astaroo rosulullallahi shollallahu Aalaihi wasallama menyahoodiyyiin thoaaman warohanaho diraaho. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: Rasulullah saw pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan menggadaikan (menjaminkan) baju besi Beliau. (HR Al-Bukhari:2330). Seperti yang kita ketahui banyak munculnya lembaga baik bank maupun non-bank yang menerapkan konsep syariah, karena sistem lembaga keuangan berbentuk syariah semakin hari semakin dikenal masyarakat. Kemunculan lembaga keuangan syariah janganlah hanya karena faktor kepentingan agama, akan tetapi memang harus benar-benar dikarenakan faktor permintaan dan keyakinan masyarakat dalam menjalankan perekonomian secara halal. Tumpuan dan harapan akan kebangkitan perekonomian Indonesia semakin menguat karena munculnya sistem ekonomi syariah. Perekonomian Islam sudah tumbuh dengan positif dan diterima masyarakat dengan baik, kaum muslim di Indonesia perlu juga bersikap kritis dalam melihat perkembangan pesat ekonomi syariah tersebut. Pegadaian Syariah pada saat ini memiliki cukup banyak nasabah, hampir di setiap daerah. Hal itu karena Pegadaian Syariah tidak memerlukan proses yang cukup rumit dan tidak memakan waktu yang lama, sehingga dapat menarik minat dari nasabah.

3 Kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya lembaga keuangan syariah seperti Pegadaian Syariah, karena Pegadaian Syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif sarana pendanaan yang sangat mudah dan bertentangan antara bunga bank dan riba. Sebagaimana fiman Allah SWT, yang berbunyi : Ya ayyuha allatheena amanoo ittaqoo Allaha watharoo ma baqiya mina alrriba in kuntum mumineena. (QS. Al-Baqarah: 278) Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang yang beriman. Lembaga keuangan yang menganut sistem syariah tidak serta merta hanya berorientasi pada keuntungan materi dari masyarakat Islam sendiri, tanpa memberi manfaat, kontribusi, dan dampak positif terhadap usaha peningkatan kesejahteraan umat secara menyeluruh di semua aspek dan lini kehidupan. Peran Pegadaian Syariah sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan permasalahan ekonomi umat. Oleh karena itu, Pegadaian Syariah harus selalu meningkatkan pelayanan dan produk sehingga kepuasan nasabah terpenuhi. Upaya dalam meningkatkan kepuasan pelanggan salah satunya adalah dengan adanya produk pembiayaan gadai emas yang berbasis syariah. Pegadaian merupakan lembaga keuangan dimana dalam setiap aktivitasnya tidak akan lepas dari proses pencatatan akuntansi. Penerapan pada akuntansi syariah tentu sangat berbeda dengan penerapan yang terdapat pada akuntansi konvensional. Perbedaannya adalah, pada akuntansi syariah tidak mengandung maysir, gharar, dan

4 riba sedangkan dalam akuntansi konvensional masih memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda. Dan juga pada akuntansi konvensional masih terdapat tambahan sejumlah uang yang harus dibayar saat membayar utang yang disebut sebagai sewa modal atau bunga, besarnya bunga dibebankan dari besar kecilnya dana pinjaman. Di Indonesia ada beberapa macam panduan dalam melakukan pembiayaan gadai emas syariah yang mengacu pada Al-qur an dan Hadits dan itu semua ada didalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Fatwa DSN-MUI) No.26/DSNMUI/ III/2002. Pembiayaan gadai emas syariah memerlukan perlakuan akuntansi yang tepat, namun tidak ada peraturan akuntansi yang mengatur secara khusus tentang gadai emas. Aturan akuntansi dalam gadai emas syariah masih terpecah-pecah, tetapi terdapat akad pendamping yaitu akad Ijarah dalam PSAK 107 dan akad Qardh dalam PSAK no.59, serta dalam PAPSI tahun 2013 sebagai pedoman dasar dalam penulisan transaksi akuntansi gadai emas syariah. Peraturan perlakuan akuntansi gadai yang masih terpecah-pecah memungkinkan terjadinya kecurangan dalam perlakuan akuntansinya. Walaupun lembaga-lembaga keuangan syariah telah menjamur di Indonesia, sebagian masyarakat masih ada yang berasumsi bahwa lembaga keuangan syariah hanyalah sebuah label yang digunakan untuk menarik simpati masyarakat muslim di Pegadaian Syariah. Masyarakat berpendapat bahwa Pegadaian Syariah merupakan lembaga keuangan non bank dengan menggunakan istilah Islam. Itulah bentuk sikap ketidakpercayaan masyarakat tentang adanya lembaga keuangan syariah.

5 Adanya fakta yang terjadi bahwa perlakuan akuntansi dalam praktek-praktek pengukuran serta pembiayaan gadai emas belum sepenuhnya bernuansa syariah. Hal ini seperti ditemukan pada kurang lebih ada dua praktek pelaksanaan mengenai pengukuran serta pembiayaan gadai emas pada pegadaian syariah antara lain : Pertama, produk gadai emas syariah berupa fasilitas pembiayaan dengan cara memberikan utang (qardh) kepada nasabah dengan jaminan emas (perhiasan/lantakan) dalam sebuah akad gadai (rahn). Pegadaian syariah selanjutnya mengambil upah (ujrah/fee) atas jasa penyimpanan atau penitipan yang dilakukannya atas emas tersebut berdasarkan akad ijarah (jasa). Jadi, gadai emas merupakan akad rangkap (uqud murakkabah, multi-akad), yaitu gabungan akad rahn dan ijarah. Oleh karena itu akad rangkap tidak boleh menurut syara, mengingat terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas ud RA, yang menyatakan bahwa : Nabi SAW melarang dua kesepakatan dalam satu kesepakatan (shafqatain fi shafqatin) (HR Ahmad, Al-Musnad I:398). Sedangkan Imam Syaukani dalam Nailul Authar mengomentari hadits Ahmad tersebut yang menyatakan bahwa : Para periwayat hadits ini adalah orang-orang kepercayaan (rijaluhutsiqat). Menurut Imam Taqiyuddin an-nabhani hadits ini melarang adanya dua akad dalam satu akad, misalnya menggabungkan dua akad jual beli menjadi satu akad, atau menggabungkan akad jual-beli dengan akad ijarah. (Al-Syakhshiyah Al-Islamiyah II:308).

6 Memang sebagian ulama telah membolehkan akad rangkap. namun perlu disampaikan, ulama yang membolehkan pun, telah mengharamkan penggabungan akad tabarru yang bersifat non komersial ( seperti qardh atau rahn) dengan akad yang komersial (seperti ijarah). (Ibnu Taimiyah, Majmu al-fatawa 29:62; Fahad Hasun, Al-Ijarah al Muntahiyah bi At-Tamlik:24). Kedua, dalam gadai emas pegadaian menerapkan sistem gadai berbiaya flat dimana tarif biaya sudah ditentukan oleh pihak pegadaian yaitu sebesar biaya pada 10 hari pertama masa gadai. Dengan kata lain, jumlah atau nominal yang harus dibayarkan mulai dari hari pertama proses gadai hingga hari ke-10 dikenakan biaya yang sama. Tetapi jika pembayaran biaya gadai telah melewati masa tersebut biaya gadainya akan bertambah hingga sampai nasabah melunasi hutangnya kepada pegadaian. Hal ini terlihat adanya tambahan yang dikehendaki oleh yang berpiutang saat melakukan perjanjian sewaktu akad dengan kata lain mengambil manfaat atas pemberian hutang. Tambahan ini tidak halal atas yang berpiutang untuk mengambilnya. Walaupun tambahan atau manfaat tersebut disebut ujrah atas jasa penitipan, namun hakikatnya hanya rekayasa hukum (hilah) untuk menutupi riba, yaitu pengambilan manfaat dari pemberian utang, baik berupa tambahan (ziyadah), hadiah, atau manfaat lainnya. Padahal manfaat-manfaat ini jelas merupakan riba yang haram hukumnya. Dari Anas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Jika seseorang memberi pinjaman (qardh), janganlah dia mengambil hadiah.

7 (HR Bukhari, dalam kitabnya At-Tarikh Al-Kabir). (Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Syakhshiyah Al-Islamiyah, II:341). Imam Ibnul Mundzir menyebutkan adanya ijma ulama bahwa setiap tambahan atau hadiah yang disyaratkan oleh pihak yang memberikan pinjaman, maka tambahan itu adalah riba (Al-Ijma':39). Dari gambaran praktek diatas perlakuan akuntansi dalam pengukuran serta pembiayaan gadai emas terlihat ada beberapa perbedaan, terutama dalam hal pengukuran atas akad ijarah (jasa) dan akad rahn (gadai) yang dilakukan antara pihak Pegadaian Syariah dan nasabah dan juga pembiayaan atas biaya penitipan yang dilakukan pada awal akad, Jadi ada beberapa prosedur dalam pegadaian syariah yang belum sepenuhnya memenuhi syariat islam. Hal ini jelas menyalahi aturan hukum Islam. Prinsip-prinsip syariah yang menjadi dasar rujukan dalam operasional di Pegadaian Syariah belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh sebagian besar pengelola Pegadaian Syariah sendiri, inilah yang menyebabkan banyak penyimpangan dalam perlakuan akuntansi dalam pengukuran serta pembiayaan gadai emas yang sering mengundang kritik. Kemungkinan terjadinya penyimpangan dikhawatirkan berdampak buruk di masyarakat. Hal ini terjadi hampir di semua lembaga keuangan syariah, termasuk di Pegadaian Syariah Surabaya, namun hal ini tidak menjamin keakuratan nilai syariah yang dijalankan, karena dalam praktiknya dikhawatirkan penyimpangan selalu terjadi pada setiap manusia.

8 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dan juga adanya fenomena-fenomena penyimpangan yang terjadi, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengukuran dan pembiayaan gadai emas syariah menurut syariat islam yang benar, sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KESESUAIAN AKUNTANSI TRANSAKSI GADAI EMAS SYARIAH DALAM PERSPEKTIF PSAK PADA HADITS IMAM BUKHARI dan MUSLIM. STUDI KASUS PRAKTIK GADAI EMAS DI PEGADAIAN SYARIAH SURABAYA). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kesesuaian akuntansi transaksi gadai emas syariah dalam perspektif PSAK pada Hadits Imam Bukhari dan Muslim di Pegadaian Syariah Surabaya. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis kesesuaian akuntansi transaksi gadai emas syariah dalam perspektif PSAK pada Hadits Imam Bukhari dan Muslim di Pegadaian Syariah Surabaya. 1.4 Manfaat Penilitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan wacana dan pandangan tentang praktik sistem produk gadai emas syariah di kota Surabaya yang dikhawatirkan melenceng dari ketetapan syariat islam menurut Hadits Imam Bukhari dan Muslim. Di sisi lain manfaat penelitian ini sebagai berikut:

9 1. Kontribusi praktis Dapat memberikan masukan yang berarti bagi pihak yang terkait dan dapat memberikan wawasan dan wacana baru tentang penerapan optimalisasi sistem pengukuran dan pembiayaan jasa penitipan gadai emas. 2. Kontribusi teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pemikiran dan pengetahuan tentang bagaimana kesesuaian akuntansi transaksi gadai emas dalam perspektif PSAK pada Hadits Imam Bukhari dan Muslim. 3. Kontribusi Kebijakan Setelah mengetahui praktik yang benar, maka diharapkan kepada semua khusunya pada Dewan Peraturan Standar Akuntansi yang mengatur secara khusus praktik akuntansi dalam lembaga keuangan baik konvensional ataupun syariah yang mengatur perekonomian agar dapat memberikan kebijakan untuk memperbaiki standart yang sudah berjalan dan dapat membandingkan kebenaran secara detail antara PSAK (akad yang digunakan dan prosedur yang diterapkan) pada penilaian hadits Imam Bukhari dan Muslim yang tentunya berdasarkan Al-qur an dan Hadits, serta tidak hanya memberikan aturan khusus mengenai akad dalam pegadaian tetapi juga dapat memonitoring atau memberikan pengawasan khusus jika terjadi penyelewengan pada aturan yang suda dibuat. Serta diharapkan kepada pihak manajemen di Pegadaian Syariah dapat mengambil kebijakan untuk segera memperbaiki atau merubah yang mendasarkan sesuai dengan syariat islam.

10 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada pembahasan mengenai kesesuaian akuntansi transaksi gadai emas dalam perspektif PSAK pada Hadits Imam Bukhari dan Muslim. yang diterapkan oleh Pegadaian Syariah Cabang Blauran di Jl. Blauran No. 74 Surabaya Jawa Timur.