BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. upaya memperbaiki taraf hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

Perbedaan Kualitas Tidur Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga dengan Lansia di PSTW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu proses penuaan. Proses penuaan (aging. proses) adalah norma (Suling dan Palenkahu, 2002). Proses

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas semakin meningkat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002 mengatakan, populasi penduduk Indonesia yang lanjut usia (lansia) sebanyak 17.767.709 jiwa atau 7,79% dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut relatif masih sama sampai dengan tahun 2005, yakni mencapai 17,78 juta jiwa atau 7,9% dibandingkan jumlah penduduk Indonesia (BKKBN, 2006). Pada tahun 2010 mendatang, jumlah lansia diprediksi mencapai menjadi 23.992.552 jiwa atau 9,77% dan prediksi tahun 2020 mencapai 28.822.879 jiwa atau 11,34%. Jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia di atas 10 persen ada di provinsi D.I. Yogyakarta (14,02 persen), Jawa Tengah (10,99 persen), Jawa Timur (10,92 persen) dan Bali (10,79 persen) (Komnas lansia, 2009). Oleh karena itu keberadaan lansia tidak bisa dikesampingkan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Kepedulian akan kesejahteraan lansia tertuang dalam UU No 13/Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah diantaranya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 1

2 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia (Depkes, 2012). Orang yang berusia lanjut akan menjadi sangat rentan terhadap gangguan kesehatan, termasuk depresi yang disebabkan oleh stres dalam menghadapi perubahan-perubahan kehidupan. Perubahan psikologis pada lansia meliputi dimensia, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.. Pada lansia yang telah lama mengalami menderita sakit sering mengalami tekanan jiwa (depresi) (Maryam, dkk, 2008). Perubahan dalam kehidupan yang lain seperti kehilangan pasangan merupakan masalah umum pada masa dewasa tua. Sebagian besar wanita menjadi janda pada usia 60 tahun-an karena suami mereka biasanya lebih tua dan juga memiliki harapan hidup lebih pendek 7 tahun daripada wanita. Masa janda tersebut dapat memperberat depresi bagi wanita lansia yang mengandalkan pasangannya untuk membantu membuat keputusan financial atau memelihara kelangsungan rumah tangga (Maryam, 2008). Karena perubahan yang dialami lansia, sering keberadaan lansia dipersepsikan negatif oleh masyarakat luas. Kaum lansia sering dianggap tidak berdaya, sakit-sakitan, tidak produktif, dan sering dikucilkan di pantipanti jompo hingga mereka merasa menjadi orang yang terlantar (Bandiyah, 2009). Akibatnya, lansia hidup dalam keterasingan dan merasa kesepian yang akhirnya dapat menyebabkan depresi serta menurunnya daya tahan tubuh

3 dengan segala manifestasi penyakit yang dapat ditimbulkannya (Nawawi, 2009). Di dalam kehidupan, setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain, serta perlunya komunikasi dengan anggota masyarakat untuk mendapatkan kondisi kehidupan bersama yang harmonis. Hubungan yang paling utama dalam hidup manusia adalah saling mengasihi dan toleransi antarsesama. Terutama untuk usia tengah baya, keterlibatannya di dalam kegiatan masyarakat membuat mereka merasa berguna. Para lansia tidak merasa minder dengan usia mereka yang tidak muda lagi (Nawawi, 2009). Menurut Bandiyah (2009) ada enam dimensi hidup sehat bagi lansia yaitu salah satunya adalah dimensi sosial berupa kebutuhan untuk memiliki hubungan yang sehat dalam komunikasi positif, melalui beragam kegiatan, rekreasi bersama, serta kompetisi. Menurut Kuntjoro (2002), manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain, Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai. Farida (2012) menyatakan dalam penelitiannya bahwa semakin baik dukungan sosial akan menurunkan tingkat kecemasan lansia. Purnomo (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perubahan psikososial dengan depresi pada lanjut usia. Kusumadana (2012) dengan hasil yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

4 antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi penderita kusta pada lansia. Penelitian lain oleh Rahayu (2004) menyatakan bahwa lansia yang tidak dikunjungi anggota keluarga kebanyakan mengalami stres berat. Lansia yang tidak dikunjungi oleh anggota keluarga mereka merasa kesepian karena kurang diperhatikan oleh anggota keluarganya, mereka berfikir bahwa mereka sudah tidak dianggap keluarga. Hasil wawancara dengan 2 orang petugas PSTW pada bulan November 2012 mengatakan bahwa beberapa lansia di panti mengalami gangguan penurunan fungsi fisik dan kehilangan dari anggota keluarga, hal inilah yang menyebabkan depresi pada lansia. lansia merasa ingin pulang dan bertemu dengan keluarga terutama pada penderita dimensia. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 10 orang lansia, 5 dari mereka - menengok tetapi di panti banyak teman yang menemani. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lansia di PSTW. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan a hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

5 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Yogyakarta 2. Tujuan Khusus 1) Untuk mendeskripsikan dukungan sosial pada lansia 2) Untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Yogyakarta Dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan dapat meningkatkan pemahaman serta pengetahuan tentang kebutuhan lansia akan dukungan sosial sehingga lebih memberikan dukungan atau support pada lansia yang mengalami depresi. 2. Bagi Keperawatan Dapat diterapkan dalam bidang keperawatan dan sebagai acuan untuk perawat dalam merawat lansia.

6 3. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan mendapat pengalaman melakukan penelitian tentang hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di PSTW. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian lanjutan yang berkaitan dengan dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lansia. E. PENELITIAN TERKAIT Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah: 1. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Yogyakarta oleh Farida (2012). Jenis penelitian ini adalah non experimental yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan sosial yang dirasakan lansia sebagian besar kurang (43,8%) sedangkan tingkat kecemasan lansia di PSTW Budhi Luhur adalah sedang (65,8%) dan berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa ada hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan. Tanda negatif berarti semakin baik dukungan sosial akan menurunkan tingkat kecemasan lansia. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel terikatnya tingkat kecemasan dan jenis penelitiannya deskriptif analitik sedangkan

7 persamaannya variabel bebasnya dukungan sosial dan subjek penelitiannya lansia. 2. Hubungan Antara Perubahan Psikososial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Di Kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul oleh Purnomo (2008). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar lanjut usia mengalami perubahan psikososial kecil yaitu sebanyak 35 responden (63,63%), untuk depresi sebanyak 27 responden (52,94%) tidak mengalami depresi dan 9 responden (17,65%) mengalami depresi. Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perubahan psikososial dengan depresi pada lanjut usia di Kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel bebasnya perubahan psikososial dan tempat penelitiannya Di Kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul sedangkan persamaannya variabel terikatnya depresi pada lansia, jenis penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. 3. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Depresi Penderita Kusta pada Lansia di Desa karang Wilayah kerja Puskesmas kunduran Kabupaten Blora oleh Kusumadana (2012). Penelitian ini termasuk penelitian non experimental-correlation studi menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil data menunjukan bahwa dari 30 responden yang mendapat dukungan keluarga cukup sebanyak 21 (70%) responden,sedangkan 9 (30%) responden mendapat dukungan

8 keluarga dalam kategori kurang. Tingkat depresi dari semua responden rata-rata dalam tingkat depresi berat sebanyak 17 (56,7%) responden, 11 (36,7%) responden depresi sedang, sedangkan 2 (6,7%) responden normal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi penderita kusta pada lansia. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel bebas, variabel terikat dan tempat penelitian sedangkan persamaannya pada subjek dalam penelitian dan jenis penelitiannya non experimental-korelasional dengan pendekatan cross sectional. 4. Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Keluarga dengan Stres Pada Lansia di PSTW Unit Budi Luhur Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta oleh Puji (2010). Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar lansia tidak pernah dikunjungi sebanyak 17 responden (56,67%), untuk stres sebanyak 16 responden(53,33%) stres berat, dan 4 responden (13,33%) mengalami stress ringan. Hasil uji statistik menunjukan bahwa kenaikan frekuensi kunjungan keluarga diikuti oleh penurunan tingkat stres. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel bebas, variabel terikat dan jenis penelitian sedangkan persamaannya pada subjek penelitian, tempat penelitian dan pendekatan cross sectional